Anda di halaman 1dari 4

RSUD dr.

ZAINOEL ABIDIN
JL. TGK. DAUD BEUREUH NO. 108 Tranfusi Tukar

No. Dokumen Tanggal dan Nomor Revisi Jumlah Halaman


ZA.PM.05.22. 18 Agustus 2009/III 5
ANAK
Ditetapkan,
Direktur RSUD dr. Zainoel Abidin
Tanggal
PROSEDUR TETAP Ditetapkan
18 Agustus 2009
Dr. Taufik Mahdi
Pembina Tingkat I
NIP. 19611129 198709 1 001
Transfusi Tukar (TT) adalah rangkaian tindakan
mengeluarkan darah pasien dan memasukkan darah donor
PENGERTIAN untuk mengurangi kadar serum bilirubin atau kadar
hematokrit yang tinggi atau mengurangi konsentrasi toksin-
toksin dalam aliran darah pasien.
Prosedur ini sebagai panduan untuk petugas dalam
TUJUAN penanganan terhadap Transfusi Tukar dengan cara yang
benar.
SK Direktur RSUD dr. Zainoel Abidin No : 445/4240/ 2009,
KEBIJAKAN tanggal 18 Agustus 2009 tentang pemberlakuan SOP Kegiatan
Pelayanan Medis.
PROSEDUR 1. Bayi dipuasakan 3-4 jam sebelumnya, dan selang
lambung diaspirasi sebelum TT.
2. Menentukan dan memesan jumlah darah donor yang
diperlukan untuk TT : volume darah segar pada neonatus
cukup belum : 80 ml/kg, sedangkan pada BBLR/BBLSR
bias sampai 90 cc/kg.
3. Misalnya pada bayi dengan berat badannya 3 kg,
volume darah bayi tersambut 240 cc. dua kali dari
volume tersebut ditrasfusi tukar pada prosudur 2 volume
TT. Maka jumlah total yang diperlukan = 480 cc.
4. Bila tali pusar sudah mulai kering harap dikompres
terlebih dahulu 30 menit sebelum TT dengan memakai
kasa yang dibasahkan dengan CaCl 0,9 % agar lebih
lunak dan memudahkan mencari vena serta
memasangkan kateter.
5. Pada polisitemia dilakukan partiel exchange dengan
menggunakan NaCl 0,9 % atau untuk anemia yang
sangat berat dengan Packed Red Cells (PRC).

Format trasfusi tukar (ml) =


Perkiraan vol darah(ml)x(hematokrit yang diinginkan-hematokrit pasien)
(70% - hematokritpasien)
6. Menentukan jumlah volume setiap aliquot (jumlah darah
yang dikeluarkan / dimasukkan kedalam samprit setiap
kali sewaktu melakukan TT). Aliquots yang biasa
digunakan dalam tranfusi tukar pada neonatus :
7. Peralatan untuk pemasangan kateter ateri vena
umbilikalis.
7.1. Sterile / disposable untuk TT.
7.2. Selang lambung 5 F / 6 F untuk mengosongkan
lambung sebelum TT.
7.3. Ca glukonat 10 % (10 mg/ml).
7.4. Heparin encer (5 U/10 ml yaitu dengan
mencampurkan 500 unit heparin (0,1 cc)
kedalaman 100 cc NaCl 0,9 %).
7.5. Three way stopcock yang 2 buah.
7.6. Semprit 5 inci / 10 ml steril, 2 buah, untuk Ca
glukonas 10 % dan heparin encer.
7.7. Kateter Umbilikalis satu buah (bila tidak ada bias
menggunakan selang lambung no 5F), sediakan
dua buah bila menggunakan tehnik isovolumetrik 2
volume exchange, atu dimasukkan ke vena dan
satu lagi ateri umbilikalis.
7.8. “Nier-Bekken” serta botol plastic bekas infuse
untu menampung darah keluar.
7.9. Infus set 2 buah.
7.10. Darah harus dihangatkan kesuhu 37°C Penggunaan
pemanas air tidak dianjurkan, sebab darah yang
terlalu hangat menjadi hemolisis.
7.11. Pada polisitemia diperlukan Larutan NaCl 0,9 %
500 cc / 5 % albumin dalam 0,9 % NaCL sebagai
pengganti cairan untuk mengobati hiperviskositas.
8. Simple 2 volume exchange transfusion.
Digunakan untuk hiperbilirubinemia yang tidak banyak
komplikasi.
8.1. Bayi diletakkan dibawah radiant warmer pada
posisi supine lengan dan tangkai diikat tapi jangan
terlalu dekat. Semua ekstremitas harus terlihat
untuk memonitor komplikasi vaskuler.
8.2. Alat monitor tanda-tanda Vital, O2 seterusnya
dipasang dan hasilnya diawasi (bayi jangan sampai
hipotermi dan sianosis). Bila perlu beri O2.
8.3. Peralatan dan obat-obatan resusitasi serta iv line
sudah siap.
8.4. Cuci tangan dan pakai gaun serta sarung tangan
steril.
8.5. Bersihkan tali pusat dan daerah perut, sekitarnya
dengan lidi kapas steril yang sudah diberi betadin
2-3 kali lalu pasang duk lubang steril.
8.6. Bila tali pusat masih segar, potong horizontal
diatas dinding perut.
8.7. Pasang kateter vena umbilikalis, difiksasi dan
kemudian pastikan posisi dengan foto polos
abdomen. sample darah 10-15 cc isovolumentric
exchange diambil, dan kateter arteri umbilicalis
harus juga dipasang dan dikomfirmasi ulang
dengan foto polos abdomen.
9. Persiapkan alat-alat.
9.1. pada tempat infus/masukan darah :
hubungkan kateter V. umbilikalis keselang imfus
yang menempel pada kantong darah dan pasang 3
way stopcock sesuai pada arahannya nampan
transfusi.
9.2. Pada tempat penarikan darah :
hubungkan three way stopcock keselang pembuluh
yang ujungnya dimasukkan keplastik bekas infus.
Orientasi stopcock untuk memasukkan dan
mengeluarkan darah harus di cek ulang dab
frekuensi siap dicatat oleh asisten.
10. Mulai bergantian memasukkan / mengeluarkan darah
sebanyak volume aliquot yang sudah ditentukan, setiap
kali diperlukan waktu kira-kira 20 detik aliquot yang
lebih kecil dan kecepatan rata-rata yang lebih lambat
mengurangi stress pada system kardiovaskuler lamanya
waktu yang direkomendasi untuk TT adalah 1 jam.
11. Irigasi kateter dan seprit untuk dibilas dengan larutan
heparin encer setiap lima menit untuk mencegah
pembekuan.
12. Goyang kantong darah donor setiap 10-15 menit untuk
mencegah pengendapan eritosit, agar kadar hemotokrit
yang dimasukkan merata.
13. Pelan-pelan masukkan 1 ml kalsium glukonat setiap
kali sesudah memasukkan 100 ml darah donor.
14. Bila hasil monitor tanda-tanda vital dan kondisi pasien
memburuk, segera hentikan TT.
15. Bila, TT sudah selesai, jahitan melingkar dengan
benang silk harus ditambahkan sekeliling vena, sisa
benang harus ditinggalkan. Untuk memudahkan TT
berikutnya vena, dengan kecepatan yang sesuai untuk
mempersiapkan bila TT perlu diulang dalam 12-24 jam.
Bila ternyata tidak diperlukan, kateter boleh dilepas.
16. Isovolumentic 2 volume exchange transfusion
Dilakukan dengan menggunakan sel-up ganda, dengan
memasukkan darah melalui vena umbilikalis dan
mengeluarkan darah melalui artikel umbilikalis.
16.1. Lakukan langkah seperti 1-6 seperti pada Simple
2 volume exchange transfusion. Sebagai
tambahan kateter arteri umbilikalis.
16.2. Sambungkan kantong darah pada selang dan
three way stopcock ke kateter vena umbilikalis.
16.3. Selang dan stopcock yang kedua dihubungkan
kateter arteri umbilikalis dan ujung lainnya
dihubungkan kantong plastic steril pembuangan
darah yang ditukar.
16.4. Bila isovolumentic exchange dilakukan karena
gagal jantung, maka tekanan vena dapat
dientukan melalui kateter vena umbilikalis, yang
harus ditetapkan diatas diafragma, pada vena
inforior.
16.5. Partial exchange transfusion
Dilakukan seperti pada 2- volume exchange
transfusion adalah untuk polisitemia dengan
menggunakan NaCL 0,9 %
16.6. Isovolumetric 2 volume exchange transfusion,
dengan menggunakan packed (PRC) Red Cellg
merupakan prosudur kasus anemia berat pada
hydops feotalis.
17. Prosudur tambahan sesudah TT :
17.1. Pemeriksaan laboratorium :
17.1.1. Pemeriksaan elektrolit termasuk
natrium, kalsium, klorida, gula darah
sewaktu dan analisa gas darah kalau
perlu.
17.1.2. Darah perifer lengkap dan hitung jenis.
17.1.3. Kultor darah direkomendasikan sesedah
TT (masih kontroversi).
17.1.4. Monitor kadar selum bilirubin
17.1.5. Dicek pada 2,4 dan 6 jam, lalu setiap 6
jam sesudah tranfusi. Suatu rebund
kadar bilirubin bias terjadi 2-4 jam
sesudah transfuse.
17.1.6. Pasien dipuasakan minimal 24 jam
untuk memonitor bayi yang mempunyai
kemungkinan ileus sesudah TT.
18.Terapi Sinar.
19. Mulai/dipasang lagi terapi sinar sesudah TT untuk
gangguan-gangguan dengan kadar bilirubin yang tinggi.
1. NICU.
UNIT TERKAIT 2. Kamar Bersalin.
3. SMF Anak Divisi Perinatologi.

Anda mungkin juga menyukai