Anda di halaman 1dari 4

BAHASA SUNDA KELAS IV

Pangajaran 3
Mikanyaah Papada Mahluk (menyayangi sesama makhluk)

Terjemahan dongeng halaman 30 – 32

1. Maca Dongeng (membaca dongeng)


Dongeng pertama

NU NYAAH KA SATO
(MENYAYANGI HEWAN)

Haji Soleh adalah orang kaya. Banyak sawahnya, luas kebunnya. Sudah banyak hewan
peliharaannya, seperti domba dan kerbau. Bahkan ayam dan bebek sampai ratusan
jumlahnya. Ada yang khusus mengurusnya. Dari mulai memberi makan, menggembala, dan
mengambil telurnya.
Haji Soleh memiliki kuda tunggang, namanya Si Senang. Awalnya kuda itu milik pa
Salia. Waktu kudanya masih kecil tidak terurus oleh pa Salia. Bahkan sangat
menghawatirkan kondisinya. Kurus dan sakit. Oleh Haji Soleh, kudanya dibeli. Kemudian
diurus dengan sangat telaten. Penyakitnya diobatin. Setiap hari disediakan rumput hijau.
Sampai lama-lama anak kuda tersebut sembuh. Badannya berisi sehat, serta bulunya
bersih dan mengkilap. Ketika sudah besar, kemudian dilatih, sampai menjadi kuda
tunggang yang sangat mengerti. Larinya kencang. Tenaganya kuat.
Suatu hari, Haji Soleh pergi ke Cidadap untuk menagih. Berangkatnya menunggangi
Si Senang. Menagihnya mendapatkan hasil. Pa Soleh pulang membawa uang banyak. Tetapi
karena banyak yang ditagih, pa Soleh pulang kesorean. Menjelang magrib pa Soleh masih
ada diperjalanan.
Ketika melewati jalan sunyi, tiba tiba ada orang menghalangi. Pa Soleh sudah punya
firasat, pastinya begal yang punya niat buruk. Sambil memegang kendali Si Senang. Orang
itu terlihat menakutkan. Rambut gondrong. Wajahnya berkumis dan berjenggot. Matanya
merah melotot. Tangan kanannya memegang golok.
“Serahkan uangmu! Awas, jangan coba-coba kabur!” ucapnya.
Haji Soleh sudah berpikiran akan menyerahkan uangnya. Karena melawanpun sudah
tidak akan berhasil, karena tidak membawa senjata apapun. “Tidak apa apa saya rugi, asal
badan selamat”. Begitu pikirnya.
Tapi Si Senang seperti mengerti, tuannya sedang mendapat musibah. Kudanya
meringkik sambil bergerak-gerak tidak bisa diam. Hanya selangkah mengambil ancang-
ancang, Si Senang kemudian menubruk begal tersebut. Menerjang dengan kaki depannya.
Si Begal menangkis menggunakan goloknya. Bres! Goloknya mengenai kaki Si Senang.
Tetapi kaki Si Senang dengan cepatnya nendang dada Si Begal. Jebrod, gubrag! Si Begal
terjatuh.
Setelah itu, langsung Si Senang lari sekencang-kencangnya. Darahnya bercucuran
dari kakinya tidak dirasakan. Tidak berapa lama sampai di rumah. Haji Soleh selamat
baik baik saja. Tetapi ternyata kudanya terluka parah. Haji Soleh segera mencuci luka
Si Senang dengan air hangat. Kemudian diobati menggunakan dedaunan yang ditumbuk.
Haji Soleh semakin menyayangi Si Senang, merasa berhutang budi nyawanya sudah
diselamatkan.

(Dikutip dari Dongeng-dongeng Nenek, dikumpulakan oleh Ki Umbara)


2. Ngapalkeun Harti Kecap

No Kecap (kata) Harti kecap (arti kata) Arti dalam Bahasa Indonesia
1 Ingon-ongon Rupa-rupa sato nu diingu Macam-macam hewan yang
dipelihara
2 Belo Anak kuda Anak kuda
3 Lingsig Ngeusi, teu kuru, tanda sehat Berisi, tidak kurus, tanda sehat
4 Luis Beresih Bersih
5 Leucir Lucir Mengkilap
6 Dibalajar Dilatih Dilatih
7 Iceus Ngarti Mengerti
8 Narajang Ngarontok kalawan maksud Menerjang lawan
mergasa lawan
9 dipopok Ubar sarupa poko Diobati dengan cara ditempelkan
10 ngarieus Ngalembutkeun barang (biasana Melembutkan barang (biasanya
ubar) dina batu obat) di batu / menumbuk
TUGAS BAHASA SUNDA
(Buku paket halaman 36-37)

Pancen 1

Pek jawab pananya di handap!

(Silahkan jawab pertanyaan di bawah ini!)

1. Dari siapa Haji Soleh mendapatkan kuda tunggang?

2. Bagaimana keadaan kuda tunggang pada saat dibeli oleh Haji Soleh?

3. Oleh Haji Soleh, kuda tersebut diberi nama siapa?

4. Bagaimana kuda itu setelah diurus oleh Haji Soleh?

5. Haji Soleh dan kuda tunggangannya sempat mengalami apa? Coba jelaksan lagi!

Anda mungkin juga menyukai