Anda di halaman 1dari 59

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMK Negeri 1 Airkumbang


Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas/Semester : XII Akuntasi, TKJ dan TBSM / Ganjil

Materi Pokok : Pelindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat untuk menjamin
keadilan dan kedamaian
Alokasi Waktu : 2x 45 menit (1 Kali Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
• KI-1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
• KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional”.
• KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
• KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
1.2 Menjalankan perilaku orang • Menjalankan perilaku orang beriman dalam praktik pelindungan
beriman dalam praktik dan penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan kedamaian
pelindungan dan penegakan
hukum untuk menjamin
keadilan dan kedamaian
2.2 Berperilaku jujur dalam praktik • Berperilaku jujur dalam praktik perlindungan dan penegakan
perlindungan dan penegakan hukum di tengah masyarakat
hukum di tengah masyarakat
3.2 Mengevaluasi praktik • Mengidentifikasi dari berbagai sumber tentang pelindungan dan
perlindungan dan penegakan penegakan hukum dalam masyarakat untuk menjamin keadilan
hukum untuk menjamin dan kedamaian
keadilan dan kedamaian • Menganalisis data dari berbagai sumber dengan penuh disiplin
tentang pelindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat
untuk menjamin keadilan dan kedamaian
• Mengevaluasi dan menyimpulkan tentang pelindungan dan
penegakan hukum dalam masyarakat untuk menjamin keadilan
dan kedamaian.
4.2 Mendemonstrasikan hasil • Menyajikan hasil evaluasi secara disiplin tentang pelindungan
evaluasi praktik perlindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat untuk menjamin
dan penegakan hukum untuk keadilan dan kedamaian
menjamin keadilan dan • Mendemonstrasikan hasil evaluasi praktik perlindungan dan
kedamaian penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan kedamaian

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
• Mengidentifikasi dari berbagai sumber tentang pelindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat untuk menjamin keadilan dan kedamaian
• Mengidentifikasi dengan menggunakan high-order-thinking skills (HOTS) tentang pelindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat untuk menjamin keadilan dan
kedamaian
• Menganalisis data dari berbagai sumber dengan penuh disiplin tentang pelindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat untuk menjamin keadilan dan kedamaian
• Mengevaluasi dan menyimpulkan tentangpelindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat untuk menjamin keadilan dan kedamaian.
• Menyajikan hasil evaluasi secara disiplin tentang pelindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat untuk menjamin keadilan dan kedamaian
• Mendemonstrasikan hasil evaluasi praktik perlindungan dan penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan kedamaian

D. Materi pembelajaran
Pelindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat untuk menjamin keadilan dan kedamaian
1. Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum
- 1. Hakikat Hukum
a. Pengertian Hukum
b. Sifat dan Unsur Hukum
c. Ciri dan Tujuan Hukum
2. Pentingnya perlindungan dan penegakkan hukum di Indonesia

Materi Reguler Materi Remedial Materi Pengayaan


1. Hakikat Perlindungan dan 1. Hakikat Perlindungan dan Indonesia merupakan
Penegakkan Hukum Penegakkan Hukum negara hokum
- 1. Hakikat Hukum - 1. Hakikat Hukum
a. Pengertian Hukum a. Pengertian Hukum
b. Sifat dan Unsur b. Sifat dan Unsur
Hukum Hukum
c. Ciri dan Tujuan c. Ciri dan Tujuan
Hukum Hukum
2. Pentingnya perlindungan dan 2. Pentingnya perlindungan dan
penegakkan hokum di penegakkan hokum di
Indonesia Indonesia

E. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Model Pembelajaran : Discovery learning, Problem Based Learning (PBL)
3) Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran

F. Media Pembelajaran
Media :
➢ Worksheet atau lembar kerja (siswa)
➢ lembar penilaian
➢ Cetak: bahan ajar (modul yang telah dibuat guru )
➢ Video tentang perlindungan dan penegakkan hokum
https://www.youtube.com/watch?v=CNSvcWWeZ4A
G. Sumber Belajar
➢ Buku penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XII, Kemendikbud, tahun 2013 revisi 2018
➢ Susilo , Budi Aji (2011). Penegakkan Hukum Yang Berkeadilan dalam Perspektif Filsafat Hermeunutika Hukum: Suatu Alternatif Solusi terhadap Problematika Penegakkan
Hukum di Indonesia. Volume XVI No. 4 Tahun 2011 Edisi September. https://ejournal.uwks.ac.id/myfiles/201209442514478516/2.pdf di akses pada tanggal 19 Juni 2021.
➢ Moho , Hasaziduhu (2019).Penegakkan Hukum di Indonesia Menurut Aspek Kepastian Hukum, Keadilan,dan Kemanfaatan. Jurnal Warta Edisi : 59.
https://media.neliti.com/media/publications/290621-penegakan-hukum-di-indonesia-menurut-asp-6a62615e.pdf . Diakses pada tanggal 19 Juni 2021.

H. Kegiatan Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Guru :
Orientasi
❖ Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
❖ Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
❖ Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
❖ Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
❖ Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
❖ Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
❖ Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
❖ Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
➢ Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum
❖ Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
❖ Mengajukan pertanyaan kepada peserta didik tentang pengertian hukum.
Pemberian Acuan
1 . Pertemuan Pertama
❖ Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
❖ Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
❖ Pembagian kelompok belajar
❖ Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 65 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada
pemberian topik materi Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum dengan cara :
rangsangan) ❖ Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
❖ Mengamati
➢ Lembar kerja materi Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum.
➢ Pemberian contoh-contoh materi Hakikat Perlindungan dan Penegakkan
Hukum untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
❖ Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi
dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang
berhubungan dengan Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum.
❖ Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Hakikat Perlindungan
dan Penegakkan Hukum.
❖ Mendengar
Pemberian materi Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum oleh guru.
❖ Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran
mengenai materi :
➢ Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari
informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
(pertanyaan/ mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
1 . Pertemuan Pertama
identifikasi melalui kegiatan belajar, contohnya :
masalah) ❖ Mengajukan pertanyaan tentang materi :
➢ Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang
hayat.
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan
(pengumpulan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
data) ❖ Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Hakikat Perlindungan dan Penegakkan
Hukum yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang
disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
❖ Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca
berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang materi Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum yang
sedang dipelajari.
❖ Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari
kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan
dengan materi Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum yang sedang
dipelajari.
❖ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Hakikat Perlindungan dan
Penegakkan Hukum yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
❖ Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas tugaskelompok dalam
1 . Pertemuan Pertama
lkpd mengenai materi Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum.
❖ Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Hakikat Perlindungan dan
Penegakkan Hukum yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang
rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

❖ Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi
dengan rasa percaya diri Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum sesuai
dengan pemahamannya.
❖ Saling tukar informasi tentang materi :
➢ Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi
kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan
cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat
orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING
processing (BERPIKIR KRITIK)
(pengolahan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan
Data) dengan cara :
❖ Berdiskusi tentang data dari Materi :
➢ Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum
❖ Mengolah informasi dari materi Hakikat Perlindungan dan Penegakkan
Hukum yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau
pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang
sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
❖ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Hakikat
Perlindungan dan Penegakkan Hukum.
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
1 . Pertemuan Pertama
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
❖ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur,
teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi
:
➢ Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas
jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
kesimpulan) ❖ Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Hakikat Perlindungan dan
Penegakkan Hukum berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.
❖ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :
➢ Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum
❖ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi
Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum dan ditanggapi oleh kelompok
yang mempresentasikan.

❖ Bertanya atas presentasi tentang materi Hakikat Perlindungan dan Penegakkan


Hukum yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)
❖ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
➢ Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum
❖ Menjawab pertanyaan tentang materi Hakikat Perlindungan dan Penegakkan
Hukum yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang
1 . Pertemuan Pertama
telah disediakan.
❖ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Hakikat Perlindungan dan
Penegakkan Hukum yang akan selesai dipelajari
❖ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Hakikat Perlindungan dan
Penegakkan Hukum yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada
lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme,
disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
❖ Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Hakikat Perlindungan dan
Penegakkan Hukum yang baru dilakukan.
❖ Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum yang baru diselesaikan.
❖ Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
❖ Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum.
❖ Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
❖ Guru membuat kesimpulan bersama siswa tentang materi pembelajaran

Sidomulyo, Juni 2021


Kepala SMK Negeri 1 Airkumbang Guru matapelajaran PPKN

Dra. Srimaryatun Anja Natalia Putri, S.Pd


NIP.196603181994112001 NIP.198808192019032007
I. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan
langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
Aspek Perilaku yang Dinilai Jumla Skor Kode
No Nama Siswa
BS JJ TJ DS h Skor Sikap Nilai
1 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar
penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format
penilaian :
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak Sko Sik Nil
r ap ai
Selama diskusi, saya ikut serta
1 50
mengusulkan ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan 50
kesempatan untuk berbicara. 250 62,50 C
Saya ikut serta dalam membuat
3 kesimpulan hasil diskusi 50
kelompok.
4 ... 100

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan

- Penilaian Teman Sebaya


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian,
membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian teman sebaya :

Nama yang diamati : ...


Pengamat : ...

Jumlah Skor Kode


No Pernyataan Ya Tidak Sko Sik Nil
r ap ai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
Memberikan solusi terhadap
2 100
permasalahan.
Memaksakan pendapat sendiri 450 90,00 SB
3 100
kepada anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 ... 50

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

- Penilaian Jurnal (Lihat lampiran)

b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
Skala Jumla
Skor Kode
h
No Aspek yang Dinilai 10 Sik Nil
25 50 75 Sko
0 ap ai
r
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur

- Penugasan (Lihat Lampiran)


Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk mendapatkan penilaian.

c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

- Penilaian Proyek (Lihat Lampiran)


- Penilaian Produk (Lihat Lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll

Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4

2. Instrumen Penilaian (terlampir)


a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan Ketiga
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :
1. Jelaskan tentang pelindungan hukum!
2. Jelaskan tentang penegakan hokum!
3. Jelaskan tentang keadilan dan kedamaian!

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..

No Nama Peserta Didik Nilai Ulangan Indikator yang Belum Dikuasai Bentuk Tindakan Remedial Nilai Setelah Remedial Keterangan
1
2
3
4
5
6
dst

b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku tentang pelindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat untuk menjamin keadilan dan kedamaian yang relevan.
2) Mencari informasi secara online tentang pelindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat untuk menjamin keadilan dan kedamaian
3) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang pelindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat untuk menjamin keadilan dan kedamaian
4) Mengamati langsung tentang pelindungan dan penegakan hukum dalam masyarakat untuk menjamin keadilan dan kedamaian

Sidomulyo, Juni 2021


Kepala SMK Negeri 1 Airkumbang Guru matapelajaran PPKN

Dra. Srimaryatun Anja Natalia Putri, S.Pd NIP.196603181994112001 NIP.198808192019032007


KISI – KISI SOAL

Satuan Pendidikan : SMK Negeri Air Kumbang Kelas/ Semester : XII/ Gazal

Kompetensi Keahlian : Semua Kompetensi Keahlian Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Mata Pelajaran : PPKn Tahun Pelajaran : 2020 / 2021

Materi yang di Ujikan Kelas/ Indikator Soal Level Bentuk Soal Nomor
KD/IPK Kognitif
Semester Soal
3.2. Mengevaluasi praktik - Perlindungan dan XI/Gazal 1. Diberikan pernyataan perlindungan dan C4 Essay 1-4
perlindungan dan penegakan penegakkan hokum penegakkan hokum,Peserta dididik dapat
hukum untuk menjamin menganalisis pengertian perlindungan dan
keadilan dan kedamaian penegakkan hokum.

• 3,2,1 Mengidentifikasi dari 2. Diberikan pernyataan tentang hokum , Peserta


berbagai sumber tentang didik dapat menganalisis pengertian
pelindungan dan penegakan supremasi hokum
hukum dalam masyarakat untuk
menjamin keadilan dan -pentingnya perlindungan
kedamaian dan penegakkan hukum 3. Diberikan pernyataan tentang perlindungan
hukum, peserta didik dapat menganalisis C4
pentingnya perlindungan dan penegakkan
hokum.

4. Dberikan pernyataan tentang perlindungan


hokum . peserta didik dapat mendeskripsikan
contoh kepatuhan masyarakat terhadap
hukum

C4

C4
Kartu Soal 1

Kartu Soal
Satuan Pendidikan : SMK Negeri Air Kumbang Kelas / Semester : XI / Gazal
Komp. Keahlian : Semua Jurusn Bentuk Soal : Essay
Mata Pelajaran : PPKn Tahun Pelajaran : 2020/2021

Kompetensi Dasar :3.1. Menganalisis perlindungan dan penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan
kedamaian

Materi : Perlindungan dan Penegakkan Hukum


Level Kognitif : C2

Perlindungan hukum merupakan upaya pemberian perlindungan kepada subjek hukum oleh aparat penegak hukum melalui penetapan suatu peraturan tertulis ataupun tidak tertulis,
sehingga subjek hukum tersebut dapat merasakan keadilan, ketenteraman, kepastian, dan sebagainya.

Soal :
Mengapa perlindungan hukum tidak akan terwujud apabila penegakan hukum tidak dilaksanakan
Kunci Jawaban:
Perlindungan hukum tidak akan terwujud apabila tidak disertai dengan penegakan hukum karena Penegakan hukum merupakan upaya untuk melaksanan ketentuan hukum yang
berlaku oleh aparat penegak hukum bersama masyarakat untuk mewujudkan supremasi hukum, menegakkan keadilan dan mewujudkan perdamaian dalam kehidupan masyarakat
Bobot Soal : 1

Pedoman Penskoran :

Kriteria Jawaban Skor Keterangan


1. Jawaban Benar 1 N = Jumlah benar x4 = 25
2. Jawaban Salah 0
Kartu Soal 2

Kartu Soal
Satuan Pendidikan : SMK Negeri Air Kumbang Kelas / Semester : XI / Gazal
Komp. Keahlian : Semua Jurusn Bentuk Soal : Essay
Mata Pelajaran : PPKn Tahun Pelajaran : 2020/2021

Kompetensi Dasar :3.1. Menganalisis perlindungan dan penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan
kedamaian

Materi : Perlindungan dan Penegakkan Hukum


Level Kognitif : C2

Soal :
1. Sebagai negara hukum, Indonesia wajib melaksanakan proses perlindungan dan penegakan hukum. Negara wajib melindungi warga negaranya dari berbagai macam
ketidakadilan, ketidaknyamanan dan penyimpangan hukum lainnya. ,menurut pendapatmu apa yang dimaksud supremasi hokum?
Kunci Jawaban:
Supremasi hukum bermakna bahwa hukum mempunyai kekuasaan mutlak dalam mengatur pergaulan manusia dalam berbagai macam kehidupan. Dengan kata lain, semua
tindakan warga negara maupun pemerintahanselalu berlandaskan pada hukum yang berlaku. Tegaknya supremasi hukum tidak akan terwujud apabila aturan-
aturan yang berlaku tidak ditegakkan baik oleh masyarakat maupun aparat penegak hukum
Bobot Soal : 1

Pedoman Penskoran :
Kriteria Jawaban Skor Keterangan
1. Jawaban Benar 1 N = Jumlah benar x4 = 25
2. Jawaban Salah 0

KARTU SOAL
Kartu Soal 3

Kartu Soal
Satuan Pendidikan : SMK Negeri Air Kumbang Kelas / Semester : XI / Gazal
Komp. Keahlian : Semua Jurusn Bentuk Soal : Essay
Mata Pelajaran : PPKn Tahun Pelajaran : 2020/2021

Kompetensi Dasar :3.1. Menganalisis perlindungan dan penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan
kedamaian

Materi : Perlindungan dan Penegakkan Hukum


Level Kognitif : C2

3. Perlindungan hukum merupakan upaya pemberian perlindungan kepada subjek hukum oleh aparat penegak hukum melalui penetapan suatu peraturan tertulis ataupun tidak tertulis,
sehingga subjek hukum tersebut dapat merasakan keadilan, ketenteraman, kepastian, dan sebagainya.
Mengapa perlindungan hukum tidak akan terwujud apabila penegakan hukum tidak dilaksanakan
Kunci Jawaban:
Perlindungan hukum tidak akan terwujud apabila tidak disertai dengan penegakan hukum karena Penegakan hukum merupakan upaya untuk melaksanan ketentuan hukum yang
berlaku oleh aparat penegak hukum bersama masyarakat untuk mewujudkan supremasi hukum, menegakkan keadilan dan mewujudkan perdamaian dalam kehidupan masyarakat
Bobot Soal : 1

Pedoman Penskoran :

Kriteria Jawaban Skor Keterangan


1. Jawaban Benar 1 N = Jumlah benar x4 = 25
2. Jawaban Salah 0
Kartu Soal 4

Kartu Soal
Satuan Pendidikan : SMK Negeri Air Kumbang Kelas / Semester : XI / Gazal
Komp. Keahlian : Semua Jurusn Bentuk Soal : Essay
Mata Pelajaran : PPKn Tahun Pelajaran : 2020/2021

Kompetensi Dasar :3.1. Menganalisis perlindungan dan penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan
kedamaian

Materi : Perlindungan dan Penegakkan Hukum


Level Kognitif : C4
4.. Deskripsikan Contoh prilaku yang mencerminkan kepatuhan hukum dalam ruang lingkup masyarakat!

Kunci Jawaban:
Perlindungan hukum tidak akan terwujud apabila tidak disertai dengan penegakan hukum karena Penegakan hukum merupakan upaya untuk melaksanan ketentuan hukum yang
berlaku oleh aparat penegak hukum bersama masyarakat untuk mewujudkan supremasi hukum, menegakkan keadilan dan mewujudkan perdamaian dalam kehidupan masyarakat.
Ccontoh yang mencerminkan kepatuhan masyarakat terhadap hokum adalah mematuhi semua peraturan pemerintah dan tidak main hakim sendiri.
Bobot Soal : 1

Pedoman Penskoran :

Kriteria Jawaban Skor Keterangan


1. Jawaban Benar 1 N = Jumlah benar x4 = 25
2. Jawaban Salah 0
KISI – KISI SOAL PENILAIANAKHIR SEMESTER
Satuan Pendidikan : SMK Negeri Air Kumbang Kelas/ Semester : XI/ Gazal

Kompetensi Keahlian : Semua Kompetensi Keahlian Bentuk Soal : essay

Mata Pelajaran : PPKn Tahun Pelajaran : 20202021

Materi yang di Ujikan Kelas/ Indikator Soal Level Bentuk Soal Nomor
KD/IPK Kognitif
Semester Soal

3.1 3.1. - Hak Asasi Manusia XI/Gazal 5. Diberikan pernyataan hakikat hak asasi C2 Pilihan Ganda 1-5
- Ciri-ciri hak asasi manusia ,Peserta didik dapat menentukan ciri-
manusia ciri hak asasi manusia
- Macam-macam Hak 6. Diberikan pernyataan hakikat hak asasi
Asasi Manusia manusia, Peserta didik dapat menentukan
pengertian hak asasi manusia menurut salah
satu pakar

7. Diberikan pernyataan tentang kewajiban


manusia, peserta didik dapat menentukan
C1
8. Dberikan pernyataan tentang warga Negara
Indonesia , Peserta didik dapat membedakan
antara warga Negara Indonesia dengan warga
Negara Asing

C1
C4
Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD)
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan(PPKn)

Pelindungan dan Penegakan Hukum dalam


Masyarakat Untuk Menjamin
Keadilan dan Kedamaian

NAMA/KELAS :________________
NAMA KELOMPOK :_______________
NAMA ANGGOTA : _______________
A PETUNJUK BELAJAR

PETUNjUK UntUK PESerta Didik


1. Berdo’alah sebelum mengerjakan LKPD
2. Bacalah petunjuk penggunaan sebelum menjawab LKPD.
3. Kerjakan kegiatan secara berkelompok
4. Gunakan sumber buku PPKN yang relevan atau situs internet dalam mengerjakan
LKPD
5. Kerjakan seluruh kegiatan dengan runtut.
6. Jawablah pertanyaan yang ada dalam LKPD melalui diskusi kelompok sesuai
dengan hasil kegiatan dan studi pustaka.
7. Jika ada yang kurang jelas silahkan bertanya pada guru.

Kompetensi Dasar

3.2 Mengevaluasi praktik perlindungan dan penegakan hukum untuk


menjamin keadilan dan kedamaian

4.2 Mendemonstrasikan hasil evaluasi praktik perlindungan dan


penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan kedamaian

Indikator Pencapaian Kompetensi

• Mengidentifikasi dari berbagai sumber tentang pelindungan dan

penegakan hukum dalam masyarakat untuk menjamin keadilan

dan kedamaian

• Mengidentifikasi dengan menggunakan high-order-thinking

skills(HOTS) tentang pelindungan dan penegakan hukum dalam

masyarakat untuk menjamin keadilan dan kedamaian


KEGIATAN 1

Berhubungan dengan Perlindungan dan Penegakkan hukum.

1. Perhatikan Gambar Berikut ini! Analisislah bagaimana penegakan hukum menurut gambar
dibawah ini!

Gambar 1: Hukum,Demokrasi dan Kekuasaan


TUGAS KELOMPOK

Kasus-kasus Perlindungan dan Penegakan


1. Hukum

Kelompok dibagi menjadi 2 untuk kemudian berdiskusi mengenai kasus


perlindungan dan penegakan hukum

Mari mencari Informasi :


Coba tiap- tiap kelompok mencari informasi mengenai kasus tindak pidana
korupsi di Negara Indonesia, untuk kemudian analisis kasus tersebut dan sudah
tahap mana penyelesaiannya
…………………………………………………………………………………
………………
…………………………………………………………………………………
………………
…………………………………………………………………………………
………………
…………………………………………………………………………………
………………
………………………………………………………………………………..........

Pemecahan Masalah
Berdasarkan pengamatan dan hasil diskusi yang telah dilakukan, tuliskan kesimpulan
dari penyelesaian permasalahan tersebut. Dapatkah kamu menyimpulkan tentang bagaimana
perlindungan dan penegakan hukum di Indnonesia
.............................................................................................................................................
......................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................

Simpulan

.............................................................................................................................................
......................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................
Latihan Soal
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. hukum adalah segala peraturan yang bersifat memamksa untuk dipatuhi,agar
terciptanya keadilan dan kedamaian . ,menurut pendapatmu apa yang dimaksud
dengan perlindungan dan penegakan hukum!
2. Sebagai negara hukum, Indonesia wajib melaksanakan proses perlindungan dan penegakan
hukum. Negara wajib melindungi warga negaranya dari berbagai macam ketidakadilan,
ketidaknyamanan dan penyimpangan hukum lainnya. ,menurut pendapatmu apa yang dimaksud
supremasi hokum?
3. Perlindungan hukum merupakan upaya pemberian perlindungan kepada subjek hukum oleh
aparat penegak hukum melalui penetapan suatu peraturan tertulis ataupun tidak tertulis,
sehingga subjek hukum tersebut dapat merasakan keadilan, ketenteraman, kepastian, dan
sebagainya.
4. Deskripsikan Contoh prilaku yang mencerminkan kepatuhan hukum dalam ruang
lingkup masyarakat!
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM DI
INDONESIA

Oleh : Anja Natalia Putri, S.Pd

PPG Angkatan 2 2 UMN Al-Walsyah Medan

TA.2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT ,yang telah melimpahkan rahmat, dan karunia-Nya,
sehingga Bahan Ajar Kasus-kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga
Negara dapat terselesaikan.

Bahan Ajar ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan
dalam Kurikulum 2013, ini berbasis Aktivitas. Peserta didik diajak berani untuk mencari
sumber belajar lain yang relevan dan tersedia serta terbentang luas disekitarnya, sehingga
peserta didik menjadi bagian dalam kegiatan pembelajaran. Penyusun menyakini bahwa
dalam pembuatan Bahan Kasus-kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga
Negara ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna penyempurnaan Bahan ajar ini dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian bahan
ajar:

Sidomulyo, Juni 2021

i
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN MODUL

2. Kerjakan setiap tugas diskusi


1.Bacalah dan pahami materi yang ada
terhadap materi yang di bahas dalam
Pada modul
setiap kegiatan belajar.

3. Jika belum menguasai level materi yang di harapkan,


ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau
bertanyalah kepada guru.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................................ i

Langkah – langkah Penggunaan Modul …………………………………………………………………………………….. ii

Daftar Isi ...................................................................................................................................... iii

Daftar Gambar ............................................................................................................................. iv

Bab 2
Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia ...................................................................... 1
A. Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum .......................................................................... 1
B. Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian.............................. 4
C. Dinamika Pelanggaran Hukum .................................................................................................. 9

PENUTUP
Rangkuman................................................................................................................................. 14
Uji Kompetensi Bab 2 ................................................................................................................. 15
Daftar Pustaka ........................................................................................................................... 16

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Contoh tindakan terhadap pelaku pelanggaran aturan ………………………………………... 1

Gambar 2.3 Anggota kepolisian sedang melakukan pemeriksaan tempat kejadian perkara......... 4

Gambar 2.4 Gedung Kejaksaan Agung Republik Indonesia ……………………………………………............. 6

Gambar 2.5 Gedung pengadilan sebagai salah satu tempat bagi setiap warga negara untuk mencari
keadilan …………………………………………………………………………………………………………………………………... 7

Gambar 2.7 Gedung KPK ............................................................................................................. 9

Gambar 2.8 Para pelajar yang bolos sekolah ditertibkan oleh aparat penegak hukum.................. 11

iv
BAB
2 Perlindungan Hukum dan Penegakam Hukum di Indonesia

A. Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum


1. Konsep Perlindungan dan Penegakan Hukum
Bayangkan apa yang akan terjadi apabila di keluarga tidak ada aturan, di sekolah tidak
ada tata tertib, di lingkungan masyarakat tidak ada norma-norma sosial, di negara tidak
ada undang-undang. Atau, apa yang akan terjadi apabila setiap pelanggaran dibiarkan
begitu saja, pelakunya tidak diberikan teguran atau sanksi lainnya? Amatilah Gambar 2.2.

Sumber: www.merdeka.com
Gambar 2.2 Contoh tindakan terhadap pelaku pelanggaran aturan

Gambar 2.2 merupakan dampak dari tidak dipatuhinya hukum. Ketika hukum tidak dipatuhi
atau dilaksanakan, akan terjadi adalah kekacauan di semua bidang kehidupan. Setiap orang akan
berbuat seenaknya atau menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, sehingga keamanan,
ketenteraman, dan ketertiban sulit terwujud. Nah, supaya hal-hal yang dikemukakan tadi tidak terjadi,
harus diupayakan dilakukannya proses perlindungan dan penegakan hukum.

Apa sebenarnya perlindungan hukum itu? Menurut Andi Hamzah, perlindungan hukum
dimaknai sebagai daya upaya yang dilakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga
pemerintah dan swasta yang bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan
kesejahteraan hidup sesuai dengan hak-hak asasi yang ada. Makna tersebut tidak terlepas dari fungsi
hukum itu sendiri, yaitu untuk melindungi kepentingan manusia. Dengan kata lain hukum
memberikan perlindungan kepada manusia dalam memenuhi berbagai macam kepentingannya,
dengan syarat manusia juga harus melindungi kepentingan orang lain.

Simanjuntak mengartikan perlindungan hukum sebagai segala upaya pemerintah untuk


menjamin adanya kepastian hukum serta memberi perlindungan kepada warganya agar hak-haknya
sebagai seorang warga negara tidak dilanggar, dan bagi yang melanggarnya akan dapat dikenakan
sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Dengan demikian, suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai
perlindungan hukum apabila mengandung unsurunsur sebagai berikut.

a. Adanya perlindungan dari pemerintah kepada warganya.

b. Jaminan kepastian hukum.

c. Berkaitan dengan hak-hak warga negara.

d. Adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya.

1
Pada hakikatnya, setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum. Oleh karena
itu, terdapat banyak macam perlindungan hukum. Dari sekian banyak jenis dan macam perlindungan
hukum, terdapat beberapadi antaranya yang cukup populer dan telah akrab di telinga Anda, seperti
perlindungan hukum terhadap konsumen.

Perlindungan hukum terhadap konsumen diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun


1999 tentang Perlindungan Konsumen. UU ini mengatur segala hal yang menjadi hak dan kewajiban
antara produsen dan konsumen. Perlindungan hukum di Indonesia diberikan juga kepada hak atas
kekayaan intelektual (HaKI). Pengaturan mengenai hak atas kekayaan intelektual meliputi, hak cipta
dan hak atas kekayaan industri. Pengaturan mengenai hak atas kekayaan intelektual tersebut telah
dituangkan dalam sejumlah peraturan perundang-undangan, seperti Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2014 tentang Hak Cipta, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, UndangUndang
Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan
Varietas Tanaman, dan lain sebagainya.

Perlindungan hukum diberikan juga kepada tersangka sebagai pihak yang diduga telah
melakukan pelanggaran hukum. Perlindungan hukum terhadap tersangka diberikan berkaitan dengan
hak-hak tersangka yang harus dipenuhi agar sesuai dengan prosedur pemeriksaan sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.

Hukum dapat secara efektif menjalankan fungsinya untuk melindungi kepentingan manusia,
apabila ditegakkan. Dengan kata lain, perlindungan hukum dapat terwujud apabila proses penegakan
hukum dilaksanakan. Proses penegakan hukum merupakan salah satu upaya untuk menjadikan hukum
sebagai pedoman dalam setiap perilaku masyarakat maupun aparat atau lembaga penegak hukum.
Dengan kata lain, penegakan hukum merupakan upaya untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan
hukum dalam berbagai macam bidang kehidupan.

Penegakan hukum merupakan syarat terwujudnya perlindungan hukum. Kepentingan setiap


orang akan terlindungi apabila hukum yang mengaturnya dilaksanakan baik oleh masyarakat ataupun
aparat penegak hukum. Misalnya, perlindungan hukum konsumen akan terwujud apabila undang-
undang perlindungan konsumen dilaksanakan, hak cipta yang dimiliki oleh seseorang juga akan
terlindungi apabila ketentuan mengenai hak cipta juga dilaksanakan. Begitu pula dengan kehidupan di
sekolah, keluarga dan masyarakat akan tertib, aman dan tenteram apabila norma-norma berlaku di
lingkungan tersebut dilaksanakan.

2. Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum

Sebagai negara hukum, Indonesia wajib melaksanakan proses perlindungan dan penegakan hukum.
Negara wajib melindungi warga negaranya dari berbagai macam ketidakadilan, ketidaknyamanan dan
penyimpangan hukum lainnya. Selain itu, negara mempunyai kekuasaan untuk memaksa seluruh
warga negaranya untuk melaksanakan semua ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan karena dapat mewujudkan hal-hal
berikut ini.

a. Tegaknya supremasi hukum Supremasi hukum bermakna bahwa hukum mempunyai


kekuasaan mutlak dalam mengatur pergaulan manusia dalam berbagai macam kehidupan. Dengan
kata lain, semua tindakan warga negara maupun pemerintahanselalu berlandaskan pada hukum yang
berlaku. Tegaknya supremasi hukum tidak akan terwujud apabila aturan-aturan yang berlaku tidak
ditegakkan baik oleh masyarakat maupun aparat penegak hukum.

b. Tegaknya keadilan Tujuan utama hukum adalah mewujudkan keadilan bagi setiap warga
negara. Setiap warga negara dapat menikmati haknya dan melaksanakan kewajibannya merupakan
wujud dari keadilan tersebut. Hal itu dapat terwujud apabila aturan-aturan ditegakkan.

2
c. Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan di masyarakat Kehidupan yang diwarnai
suasana yang damai merupakan harapan setiap orang. Perdamaian akan terwujud apabila setiap orang
merasa dilindungi dalam segala bidang kehidupan. Hal itu akan terwujud apabila aturanaturan yang
berlaku dilaksanakan.

Menurut Soerjono Soekanto, keberhasilan proses perlindungan dan penegakan hukum


tidaklah semata-mata menyangkut ditegakkannya hukum yang berlaku, akan tetapi sangat bergantung
pada beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.

a. Hukumnya. Dalam hal ini yang dimaksud adalah undang-undang yang dibuat tidak boleh
bertentangan dengan ideologi negara. Selain itu, penyusunan undangundang dibuat haruslah menurut
ketentuan yang mengatur kewenangan pembuatan undangundang sebagaimana diatur dalam konstitusi
negara. Selanjutnya, undang-undang haruslah dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat
di mana undang-undang tersebut diberlakukan.

b. Penegak hukum, yakni pihak-pihak yang secara langsung terlibat dalam bidang penegakan
hukum. Penegak hukum harus menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan peranannya masing-
masing yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Menjalankan tugas tersebut dilakukan
dengan mengutamakan keadilan dan profesionalisme, sehingga menjadi panutan masyarakat serta
dipercaya oleh semua pihak termasuk semua anggota masyarakat.

c. Masyarakat, yakni masyarakat lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau diterapkan.
Maksudnya, warga masyarakat harus mengetahui dan memahami hukum yang berlaku, serta menaati
hukum yang berlaku dengan penuh kesadaran akan pentingnya dan perlunya hukum bagi kehidupan
masyarakat.

d. Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. Sarana atau fasilitas`tersebut,
mencakup tenaga manusia yang terdidik dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai,
keuangan yang cukup, dan sebagainya. Ketersediaan sarana dan fasilitas yang memadai, merupakan
suatu keharusan bagi keberhasilan penegakan hukum.

e. Kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa
manusia di dalam pergaulan hidup. Dalam hal ini, kebudayaan mencakup nilai-nilai yang mendasari
hukum yang berlaku, nilai-nilai mana merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang
dianggap baik sehingga dianut, dan apa yang dianggap buruk sehingga dihindari.

3
B. Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian

1. Peran Kepolisian Republik Indonesia (Polri)

Kepolisian Republik Indonesia atau yang sering disingkat Polri merupakan lembaga negara yang
berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri. Selain itu, dalam bidang penegakan hukum khususnya yang
berkaitan dengan penanganan tindak pidana sebagaimana yang di atur dalam KUHAP, Polri sebagai
penyidik utama yang menangani setiap kejahatan secara umum dalam rangka menciptakan keamanan
dalam negeri, Pasal 16 Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik
Indonesia, telah menetapkan kewenangan sebagai berikut.

a. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.

b. Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk
kepentingan penyidikan.

c. Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan.

d. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal
diri.

sumber: www.antarafoto.com Gambar


2.3 Anggota kepolisian sedang melakukan pemeriksaan tempat kejadian perkara

e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.

f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.

g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara.

h. Mengadakan penghentian penyidikan.

i. Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum.

4
j. Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang di tempat
pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau menangkal
orang yang disangka melakukan tindak pidana.

k. Memberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil serta
menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan kepada penuntut umum.

l. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab, yaitu tindakan penyelidikan
dan penyidikan yang dilaksanakan dengan syarat sebagai berikut:

1) tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;

2) selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut dilakukan;

3) harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya;

4) pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa; dan

5) menghormati hak asasi manusia.

2. Peran Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara,
khususnya di bidang penuntutan. Penuntutan merupakan tindakan jaksa untuk melimpahkan perkara
pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan. Pelaku
pelanggaran pidana yang akan dituntut adalah yang benar bersalah dan telah memenuhi unsur-unsur
tindak pidana yang disangkakan dengan didukung oleh barang bukti yang cukup dan didukung oleh
minimal 2 (dua) orang saksi. Keberadaan Kejaksaan Republik Indonesia diatur dalam Undang-
Undang RI Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.

Berdasarkan undangundang tersebut, kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum
dituntut untuk lebih berperan dalam menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum,
penegakan hak asasi manusia, serta pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Kejaksaan RI sebagai lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan
harus melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya secara merdeka, terlepas dari pengaruh
kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya.

Adapun yang menjadi tugas dan wewenang Kejaksaan dikelompokkan menjadi tiga bidang,
berikut.

a. Di Bidang Pidana
1) Melakukan penuntutan.
2) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.
3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat.
4) Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang.
5) Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan
penyidik.

5
Sumber:www.kompas.com
Gambar 2.4 Gedung Kejaksaan Agung Republik Indonesia

b. Di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara Kejaksaan, dengan kuasa khusus, dapat bertindak, baik
di dalam maupun di luar pengadilan, untuk dan atas nama negara atau pemerintah.

c. Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum


1) Peningkatan kesadaran hukum masyarakat.
2) Pengamanan kebijakan penegakan hukum.
3) Pengawasan peredaran barang cetakan.
4) Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara.
5) Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama.
6) Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

3. Peran Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman

Di Indonesia, perwujudan kekuasaan kehakiman diatur sepenuhnya dalam Undang-Undang


RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, yang merupakan penyempurnaan dari
Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman. Berdasarkan undang-
undang tersebut, kekuasaan kehakiman di Indonesia dilakukan oleh Mahkamah Agung. Badan
peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung meliputi badan peradilan yang berada di
lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara,
serta oleh sebuah Mahkamah

Konstitusi. Lembaga-lembaga tersebut berperan sebagai penegak keadilan, dan dibersihkan


dari setiap intervensi baik dari lembaga legislatif, eksekutif maupun lembaga lainnya. Kekuasaan
kehakiman yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga tersebut dilaksanakan oleh hakim.

Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
mengadili. Mengadili merupakan serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan
memutuskan perkara hukum berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak di sebuah sidang
pengadilan berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Dalam upaya menegakkan hukum dan
keadilan serta kebenaran, hakim diberi kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan.
Dengan kata lain, hakim tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan-kekuasaan lain dalam memutuskan
perkara. Apabila hakim mendapatkan pengaruh dari pihak lain dalam memutuskan perkara, cenderung

6
keputusan hakim itu tidak adil, yang pada akhirnya akan meresahkan masyarakat, serta wibawa
hukum dan hakim akan pudar.

Menurut ketentuan Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan


Kehakiman, hakim berdasarkan jenis lembaga peradilannya dapat diklasifi kasikan menjadi tiga
kelompok berikut:

a. Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut dengan Hakim Agung.

b. Hakim pada badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung, yaitu dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan hakim pada pengadilan khusus yang berada
dalam lingkungan peradilan tersebut.

c. Hakim pada Mahkamah Konstitusi yang disebut dengan Hakim Konstitusi.

Setiap hakim melaksanakan proses peradilan yang dilaksanakan di sebuah tempat yang
dinamakan pengadilan. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara konsep peradilan pengadilan.
Peradilan menunjuk pada proses mengadili perkara sesuai dengan kategori perkara yang diselesaikan.
Pengadilan menunjuk pada tempat untuk mengadili perkara atau tempat untuk melaksanakan proses
peradilan guna menegakkan hukum.

Sumber: www.primaironline.com
Gambar 2.5 Gedung pengadilan sebagai salah satu tempat bagi setiap warga negara untuk mencari
keadilan.

Pengadilan secara umum mempunyai tugas untuk mengadili perkara menurut hukum dengan tidak
membeda-bedakan orang. Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan
memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang. Pengadilan
wajib memeriksa dan mengadili setiap perkara peradilan yang masuk.

4. Peran Advokat dalam Penegakan Hukum


Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar
pengadilan. Jasa hukum yang diberikan berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum,
menjalankan kuasa, mewakili, membela, mendampingi, dan melakukan tindakan hukum. Melalui jasa
hukum yang diberikan, advokat menjalankan tugas profesi demi tegaknya keadilan berdasarkan
hukum untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan, termasuk usaha memberdayakan masyarakat
dalam menyadari hak-hak fundamental mereka di depan hukum.

Keberadaan advokat sebagai salah satu penegak hukum diatur dalam Undang-Undang RI
Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Melalui UU ini, setiap orang yang memenuhi persyaratan

7
dapat menjadi seorang advokat. Adapun persyaratan untuk menjadi advokat di Indonesia diatur dalam
Pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, yaitu:

a. warga NRI;
b. bertempat tinggal di Indonesia;
c. tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara;
d. berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun;
e. berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum;
f. lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat;
g. magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus-menerus pada kantor advokat;
h. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan
pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; serta i. berperilaku baik, jujur, bertanggung
jawab, adil, dan mempunyai integritas yang tinggi.

Adapun tugas dari advokat secara khusus adalah membuat dan mengajukan gugatan, jawaban,
tangkisan, sangkalan, memberi pembuktian, mendesak segera disidangkan atau diputuskan
perkaranya, dan sebagainya. Di samping itu, pengacara bertugas membantu hakim dalam mencari
kebenaran dan tidak boleh memutarbalikkan peristiwa demi kepentingan kliennya agar kliennya
menang dan bebas. Oleh karena itu, sesuai Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2003, seorang
advokat mempunyai hak dan kewajiban yang dilindungi undang-undang. Adapun yang menjadi hak
advokat adalah sebagai berikut.

a. Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela perkara yang
menjadi tanggung jawabnya di dalam sidang pengadilan dengan tetap berpegang pada kode etik
profesi dan peraturan perundangundangan.

b. Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang menjadi
tanggung jawabnya dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang-
undangan.

c. Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas
profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan klien dalam sidang pengadilan.

d. Advokat berhak memperoleh informasi, data, dan dokumen lainnya, baik dari instansi
pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan dengan kepentingan tersebut yang diperlukan untuk
pembelaan kepentingan kliennya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

e. Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk perlindungan atas
berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaan dan perlindungan terhadap penyadapan
atas komunikasi elektronik advokat.

f. Advokat tidak dapat diidentikkan dengan kliennya dalam membela perkara klien oleh pihak
yang berwenang dan/atau masyarakat.

Kewajiban yang harus dipatuhi oleh seorang advokat di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membedakan perlakuan terhadap


klien berdasarkan jenis kelamin, agama, politik, keturunan, ras, atau latar belakang sosial dan budaya.

b. Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari kliennya
karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.

c. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan tugas dan
martabat profesinya.

8
d. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian sedemikian rupa
sehingga merugikan profesi advokat atau mengurangi kebebasan dan kemerdekaan dalam
menjalankan tugas profesinya.

e. Advokat yang menjadi pejabat negara tidak melaksanakan tugas profesi advokat selama
memangku jabatan.

5. Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)


Komisi Pemberantasan Korupsi disingkat KPK adalah sebuah komisi yang dibentuk pada
tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang RI No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi. Tujuan dibentuknya KPK adalah untuk mengatasi, menanggulangi dan
memberantas korupsi. Untuk mencapai tujuan tersebut, KPK mempunyai tugas sebagai berikut.

a. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana


korupsi.

b. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana


korupsi.

c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi.

d. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi

e. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Sumber:.www.indonesiamedia.com
Gambar 2.7 Gedung KPK
Selain memiliki tugas tersebut, komisi ini memiliki beberapa wewenang sebagai berikut.

1) Mengoordinasi penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi.

2) Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi.

3) Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi terkait.

4) Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan tindakan korupsi.

5) Meminta laporan instansi terkait pencegahan tindak pidana korupsi.

9
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya itu, KPK perpedoman pada asas sebagai berikut.

1) Kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan menjalankan tugas dan
wewenang KPK.

2) Keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi
yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kinerja KPK dalam menjalankan tugas dan
fungsinya.

3) Akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan KPK
harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4) Kepentingan umum, yakni asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang
aspiratif, akomodatif, dan selektif.

5) Proporsionalitas, yakni asas yang mengutamakan keseimbangan antara tugas, wewenang, tanggung
jawab, dan kewajiban KPK.

C. Dinamika Pelanggaran Hukum


1. Berbagai Kasus Pelanggaran Hukum

Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan melawan hukum, yaitu tindakan seseorang yang
tidak sesuai atau bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku. Dengan kata lain, pelanggaran
hukum merupakan pengingkaran terhadap kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan oleh peraturan
atau hukum yang berlaku, misalnya kasus pembunuhan merupakan pengingkaran terhadap kewajiban
untuk menghormati hak hidup orang lain.

Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap hukum. Ketidakpatuhan terhadap


hukum dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:

a. pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan;

b. hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.

Saat ini, kita sering melihat berbagai pelanggaran hukum terjadi di negara ini. Hampir setiap hari, kita
mendapatkan informasi mengenai terjadinya tindakan melawan hukum baik yang dilakukan oleh
masyarakat ataupun oleh aparat penegak hukum sendiri.

Berikut ini contoh perilaku yang bertentangan dengan aturan yang dilakukan di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.

a. Dalam lingkungan keluarga, di antaranya:


1) mengabaikan perintah orang tua;
2) mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar;
3) ibadah tidak tepat waktu; 4) menonton tayangan yang tidak boleh ditonton oleh anak-anak;
5) nonton tv sampai larut malam; dan
6) bangun kesiangan.

b. Dalam lingkungan sekolah, di antaranya


1) menyontek ketika ulangan;
2) datang ke sekolah terlambat;
3) bolos mengikuti pelajaran;
4) tidak memperhatikan penjelasan guru; dan
5) berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan sekolah.

10
sumber: www.kulonprogonews.wordpress.com
Gambar 2.8 Para pelajar yang bolos sekolah ditertibkan oleh aparat penegak hukum

c. Dalam lingkungan masyarakat, di antaranya:


1) mangkir dari tugas ronda malam;
2) tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas;
3) main hakim sendiri;
4) mengonsumsi obat-obat terlarang;
5) melakukan tindakan diskriminasi kepada orang lain;
6) melakukan perjudian; dan
7) membuang sampah sembarangan.

d. Dalam lingkungan bangsa dan negara, di antaranya:


1) tidak memiliki KTP;
2) tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas;
3) melakukan tindak pidana seperti pembunuhan, perampokan, penggelapan, pengedaran uang palsu,
pembajakan karya orang lain dan sebagainya;
4) melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara;
5) tidak berpartisipasi pada kegiatan pemilihan umum; dan
6) merusak fasilitas negara dengan sengaja.

2. Macam-Macam Sanksi atas Pelanggaran Hukum

Pernahkah Anda melihat seorang wasit sepak bola ragu untuk memberikan kartu peringatan
kepada pemain yang melakukan pelanggaran. Apakah kartu merah yang akan diberikan atau kartu
kuning? Keragu-raguan wasit itu merupakan satu bukti penegakan sanksi tidak tegas.

Peristiwa serupa sering kali kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, mengapa
sopir angkutan kota tidak sungkan-sungkan berhenti menunggu penumpang pada tempat yang jelas-
jelas dilarang berhenti? Penyebabnya karena petugas tidak tegas menindaknya. Karena peristiwa
seperti itu dibiarkan, tidak ditindak oleh petugas, lama-kelamaan dianggap hal yang biasa. Dengan
kata lain, jika suatu perbuatan dilakukan berulangulang, tidak ada sanksi, walaupun melanggar aturan,
akhirnya perbuatan itu dianggap sebagai norma. Seperti kebiasaan sopir angkutan kota tadi, karena
perbuatannya itu tidak ada yang menindak, akhirnya menjadi hal yang biasa saja.

Hal yang sama bisa juga menimpa Anda. Misalnya, jika para siswa yang melanggar tata tertib
sekolah dibiarkan begitu saja, tanpa ada sanksi tegas, esok lusa, pelanggaran akan menjadi hal yang
biasa. Perilaku yang bertentangan dengan hukum menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan
pribadi maupun kehidupan bermasyarakat. Ketidaknyamanan dan ketidakteraturan tentu saja akan
selalu meliputi kehidupan kita jika hukum sering dilanggar atau ditaati. Untuk mencegah terjadinya
tindakan pelanggaran terhadap norma atau hukum, dibuatlah sanksi dalam setiap norma atau hukum
tersebut.

11
Sanksi terhadap pelanggaran itu amat banyak ragamnya. Sifat dan jenis sanksi dari setiap
norma atau hukum berbeda satu sama lain. Akan tetapi, dari segi tujuannya sama, yaitu untuk
mewujudkan ketertiban dalam masyarakat. Berikut ini sanksi dari norma-norma yang berlaku di
masyarakat.

Tabel 2.1
Sanksi dan Norma dalam Masyarakat

12
Dalam Tabel 2.1, disebutkan bahwa sanksi norma hukum adalah tegas dan nyata. Hal tersebut
mengandung pengertian sebagai berikut.

1) Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Misalnya, hukum pidana mengenai sanksi diatur dalam Pasal 10 KUHP. Dalam
pasal tersebut, ditegaskan bahwa sanksi pidana berbentuk hukuman yang mencakup:

(1) Hukuman pokok, yang terdiri atas:


a) hukuman mati; dan
b) hukuman penjara yang terdiri atas hukuman seumur hidup dan hukuman sementara waktu
(setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya 1 tahun).

(2) Hukuman tambahan, yang terdiri atas:


a) pencabutan hak-hak tertentu;
b) perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu; dan
c) pengumuman keputusan hakim.

3) Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar hukuman berdasarkan
perbuatan yang dilanggarnya. Contoh: Pasal 338 KUHP, menyebutkan “barang siapa sengaja
merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima
belas tahun”.
Sanksi hukum diberikan oleh negara, melalui lembaga-lembaga peradilan, Sanksi sosial
diberikan oleh masyarakat, misalnya dengan cemoohan, dikucilkan dari pergaulan, bahkan yang
paling berat diusir dari lingkungan masyarakat setempat.
Jika sanksi hukum maupun sanksi sosial tidak juga mampu mencegah orang dari perbuatan
melanggar aturan, ada satu jenis sanksi lain, yakni sanksi psikologis. Sanksi psikologis dirasakan
dalam batin kita sendiri. Jika seseorang melakukan pelanggaran terhadap peraturan, tentu saja di
dalam batinnya ia merasa bersalah. Selama hidupnya, ia akan dibayang-bayangi oleh kesalahannya
itu. Hal ini akan sangat membebani jiwa dan pikiran kita. Sanksi inilah yang merupakan gerbang
terakhir yang dapat mencegah seseorang melakukan pelanggaran terhadap aturan.

3. Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum


Setelah Anda menganalisis berbagai macam kasus pelanggaran hukum dan memahami sanksi
atas pelanggaran hukum yang dilakukan, tentu saja sekarang keyakinan Anda akan pentingnya
perlindungan dan penegakan hukum makin tinggi. Nah, keyakinan tersebut harus dibuktikan, salah
satunya dengan berpartisipasi dalam proses perlindungan dan penegakan hukum. Wujud dari
partisipasi tersebut adalah dengan menampilkan perilaku yang mencerminkan ketaatan atau kepatuhan
terhadap hukum.

Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep nyata dalam diri
seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan sistem hukum yang berlaku.
Tingkat kepatuhan hukum yang diperlihatkan oleh seorang warga negara, secara langsung
menunjukkan tingkat kesadaran hukum yang dimilikinya. Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa
seseorang memiliki kesadaran untuk:

a. memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku;


b. mempertahankan tertib hukum yang ada; dan c. menegakkan kepastian hukum.

Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku dapat dilihat
dari perilaku yang diperbuatnya:

a. disenangi oleh masyarakat pada umumnya;


b. tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain;
c. tidak menyinggung perasaan orang lain;
d. menciptakan keselarasan;

13
e. mencerminkan sikap sadar hukum;
f. mencerminkan kepatuhan terhadap hukum

Perilaku yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum harus kita tampilkan dalam
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara sebagai
bentuk perwujudan partisipasi Anda dalam proses penegakan dan perlindungan hukum. Berikut ini
contoh perilaku yang mencerminkan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku

14
PENUTUP

RANGKUMAN
a. Dalam Kehidupan di Lingkungan Keluarga
1) Mematuhi perintah orang tua.
2) Ibadah tepat waktu.
3) Menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu, kakak, adik dan sebagainya.
4) Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati keluarga.

b. Dalam kehidupan di Lingkungan Sekolah


1) Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya.
2) Memakai pakaian seragam yang telah ditentukan.
3) Tidak menyontek ketika ulangan.
4) Memperhatikan penjelasan guru.
5) Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang berlaku.

c. Dalam Kehidupan di Lingkungan Masyarakat


1) Melaksanakan setiap norma yang berlaku di masyarakat;
2) Bertugas ronda.
3) Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti.
4) Menghormati keberadaan tetangga disekitar rumah.
5) Tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di masyarakat seperti tawuran, judi, mabuk-
mabukkan dan sebagainya;
6) Membayar iuran warga.

d. Dalam kehidupan di Lingkungan Bangsa dan Negara.


1) Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya.
2) Memiliki KTP.
3) Memiliki SIM.
4) Ikut serta dalam kegiatan pemilihan umum.
5) Membayar pajak.
6) Membayar retribusi parkir.

1. Kata kunci Kata kunci yang harus Anda pahami dalam mempelajari materi pada bab ini adalah hukum,
perlindungan hukum, penegakan hukum, aparat penegak hukum, dan sanksi hukum.

2. Intisari Materi

a. Perlindungan hukum merupakan upaya pemberian perlindungan kepada subjek hukum oleh aparat penegak
hukum melalui penetapan suatu peraturan tertulis ataupun tidak tertulis, sehingga subjek hukum tersebut dapat
merasakan keadilan, ketenteraman, kepastian, dan sebagainya.

b. Perlindungan hukum tidak akan terwujud apabila tidak disertai dengan penegakan hukum. Penegakan hukum
merupakan upaya untuk melaksanan ketentuan hukum yang berlaku oleh aparat penegak hukum bersama
masyarakat untuk mewujudkan supremasi hukum, menegakkan keadilan dan mewujudkan perdamaian dalam
kehidupan masyarakat.

c. Lembaga yang berperan dalam proses perlindungan dan penegakan hukum di Indonesia di antaranya adalah
Kepolisian, Kejaksaan, Lembaga Peradilan (pemegang kekuasaan kehakiman) dan Advokat atau Penasihat
Hukum serta Komisi Pemberantasan Korupsi.

d. Pelanggaran hukum yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang
berlaku. Ketidakpatuhan tersebut pada akhirnya akan menyebabkan kepentingan setiap orang tidak terlindungi.

15
e. Wujud dari partisipasi masyarakat dalam proses perlindungan dan penegakan hukum di
Indonesia salah satunya adalah dengan menampilkan perilaku yang mencerminkan kepatuhan
terhadap hukum yang berlaku di berbagai lingkungan kehidupan.

Uji Kopetensi Bab 2


Jawablah soal-soal di bawah ini secara singkat, jelas, dan akurat.

1. Apa yang dimasud dengan perlindungan dan penegakan hukum?

2. Mengapa perlindungan hukum tidak akan terwujud apabila penegakan hukum tidak
dilaksanakan?

3. Mengapa perlindungan dan penegakan hukum mutlak harus dilakukan dalam sebuah negara
demokrasi?

4. Bedakan peran polisi, jaksa, hakim dan advokat serta KPK dalam proses penegakan hukum di
Indonesia!

5. Mengapa terjadi pelanggaran hukum?

6. Deskripsikan contoh-contoh perilaku yang menunjukkan ketidakpatuhan terhadap hukum di


lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan sekolah!

16
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Idrus dan Karim Suryadi. 2008. Hak Asasi Manusia (HAM). Jakarta: Universitas Terbuka.

Asshiddiqie, Jimly. (2007). Membangun Budaya Sadar Berkonstitusi untuk Mewujudkan Negara
Hukum yang Demokratis. [Online]. Tersedia: http://www.jimly.com. Html [27 September 2013] .

__________. (2008). Membangun Budaya Sadar Berkonstitusi. [Online]. Tersedia:


http://www.jimly.com. Html [27 September 2013] .

Bakry, Noor Ms. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio. Bandung: Ganesindo.

Busroh, Abu Daud. 2009. Ilmu Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Gadjong, Agussalim Andi. 2007. Pemerintahan Daerah; Kajian Politik dan Hukum. Bogor: Ghalia
Indonesia.

Kaelan. 2012. Problem Epistemologis Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara. Yogyakarta: Paradigma.

Kansil, C.S.T.1992. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Kansil, C.S.T dan Christine S.T Kansil. 2001. Ilmu Negara. Jakarta: Pradnya Paramita.

Kantaprawira, Rusadi. 2004. Sistem Politik Indonesia; Suatu Model Pengantar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 127

Komalasari, Kokom. 2008. Pendidikan Pancasila: Panduan bagi Para Politisi. Surabaya: Lentera
Cendikia.

Kusnardi, Mohammad dan Hermaily Ibrahim. (1983). Pengantar Hukum Tata Negara. Jakarta: Pusat
Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Marbun, B.N. 2010. Otonomi Daerah 1945 – 2010; Proses dan Realita. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.

Latif, Yudi. 2012. Negara Paripurna; Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Lemhanas. 1997. Wawasan Nusantara. Jakarta: Balai Pustaka.

______. 1997. Ketahanan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.

Lubis, Yusnawan. 2009. Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Tingkat Kesadaran


Berkonstitusi Warga Negara Muda. Tesis pada Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

17
Marbun, B.N. 2007. Kamus Politik. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

_________. 2010. Otonomi Daerah 1945 – 2010; Proses dan Realita. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

MPR RI. 2012. Panduan Pemasyarakatan UUD NRI Tahun 1945 Sesuai dengan Urutan Bab, Pasal dan
Ayat. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI.

_________.2012 . Bahan Tayangan Materi Sosialisasi UUD NRI Tahun 1945. Jakarta: Sekretariat
Jenderal MPR RI.

_________.2012. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Sekretariat Jenderal
MPR RI.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.

Riyanto, Astim. 2006. Negara Kesatuan; Konsep, Asas dan Aktualisasinya. Bandung: Yapemdo.

Republik Indonesia. 2002. UUD NRI Tahun 1945. Jakarta: Sinar Grafi ka.

_________. 1998. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. [Online].
Tersedia: http://www.mpr.go.id.Html [12 September 2013].

_________. 1998. Undang-Undang RI Nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan


Pendapat di Muka Umum. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id.Html [12 September 2013].

_________. 1999. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. [Online].
Tersedia: http://www.dpr.go.id.Html [12 September 2013].

_________. 1999. Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. [Online].
Tersedia: http://www.dpr.go.id.Html [12 September 2013].

_________. 2000. Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
[Online]. Tersedia: http://www.dpr. go.id.Html [12 September 2013].

_________. 2002. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian NRI . [Online].
Tersedia: http://www.dpr.go.id.Html [12 September 2013].

_________. 2003. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. [Online]. Tersedia:
http://www.dpr.go.id.Html [12 September 2013].

_________. 2003. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. [Online].
Tersedia: http://www.dpr.go.id.Html [12 September 2013].

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 129

_________. 2003. Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. [Online].
Tersedia: http://www.dpr.go.id.Html [12 September 2013]. _________. 2004. Undang-Undang RI
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara . [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id.
Html [12 September 2013].

18
_________. 2004. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah .
[Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12 September 2013].

_________. 2004. Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia .
[Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12 September 2013].

_________. 2006. Undang-Undang RI 1 Nomor 5 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
[Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12 September 2013].

_________. 2009. Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id.
Html [12 September 2013].

_________. 2009. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan


Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12 September 2013].

_________. 2009. Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.


[Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12 September 2013].

_________. 2009. Undang-Undang RI Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id.
Html [12 September 2013].

_________. 2009. Undang-Undang RI Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id.
Html [12 September 2013]. _________. 2009. Undang-Undang RI Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
[Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12 September 2013].

_________. 2011. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html
[12 September 2013].

_________. 2008. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2008 tentang Kebijakan
Umum Pertahanan Negara . [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12 September 2013].

__________. 2008. Buku Putih Pertahanan Tahun 2008. Jakarta: Departemen

19

Anda mungkin juga menyukai