UKIN
Ik;
Penyusun
Leni S.Pd
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotongroyong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktifsebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, serta bertindak
secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
Melalui tayangan power point,video dan gambar peserta didik dapat menunjukan
perilaku jujur dalam praktik perlindungan dan penegakan hukum di tengah lingkungan
sekolah dan masyarakat dengan baik.
Melalui pengamatan teks power point bersama guru, peserta didik dapat Mengevaluasi
berbagai kasus pelanggaran hukum di masyarakat dengan benar
Melalui pengamatan teks power point dan youtube bersama guru, peserta didik dapat
mengidentifikasikan macam –macam sangsi atas pelangaran hukum dengan tepat.
Setelah membaca teks power point bersama guru, peserta didik dapat
Mengidentifikasi bentuk partisipasi masyarakat dalam perlindungan dan penegakan
hukum dengan tepat.
Melalui kegiatan presentasi kelompok, peserta didik dapat menyajikan hasil evaluasi
praktek perlindungan dan penegakan hukum dalam menjamin keadilan dan kedamaian
dengan benar.
F. Sumber Belajar
Buku Guru penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas
XII, Kemendikbud, tahun 2013 revisi 2018
Buku Siswa penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas
XII, Kemendikbud, tahun 2013 revisi 2018
Modul belajar praktis Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
di Lingkungan masyarakat
Buku refensi yang relevan
Internet
Berikut link video materi pembelajaran https://youtu.be/n31RNh_hix4
G. Kegiatan Pembelajaran
Catatan :
b. Pengetahuan
Peserta didik menyusun laporan hasil telaah/analisisnya. Laporan disusun secara
individu dan menjadi tugas peserta didik dan dikumpulkan pada akhir pertemuan
ini.tugas yang diberikan adalah menguraikan materi peran lembaga penegak hukum
dalam menjamin keadilan dan kedamaian) dengan pokok pembahasan peran hakim
sebagai prlaksana kekuasaan kehakiman dan peran advokat dalam penegakan hukum,
Guru memberikan tugas diskusi kelompok mengenai pada lembar kerja peserta didik
(LKPD). (terlampir)
c. Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dengan melihat kemampuan peserta didik dalam
kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau mempertahankan
argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan masukan/saran pada saat
menyampaikan hasil telaah/analisis tentang materi peran lembaga penegak hukum
dalam menjamin keadilan dan kedamaian) dengan pokok pembahasan peran hakim
sebagai prlaksana kekuasaan kehakiman dan peran advokat dalam penegakan hukum,
H.Isnaini,Sip.Msi Leni,S.Pd
C. Dinamika Pelanggaran Hukum
1. Berbagai Kasus Pelanggaran Hukum
Anda tentunya pernah mendengar peristiwa pembunuhan dan juga
perampokan yang terjadi di suatu daerah. Anda juga tentunya pernah melihat di
televisi seorang pejabat negara ditangkap karena melakukan korupsi. Nah,
pembunuhan, perampokan, dan korupsi merupakan sebagian contoh dari pelanggaran
hukum.
Apa sebenarnya pelanggaran hukum itu?
Mengapa terjadi pelanggaran hukum?
sumber: www.kulonprogonews.wordpress.com
Gambar 2.8 Para pelajar yang bolos sekolah ditertibkan oleh aparat penegak hukum
Sumber: http://waspada.net/reports/view/659
Kasus 2
Berniat Jual Ganja, ABK Diringkus Polisi di Penjaringan
Seorang anak buah kapal (ABK) yang berinisial R berniat menjual daun ganja kering
di atas kapal ikan, sebelum berangkat naik kapal untuk menangkap ikan tuna
diringkus anggota Kepolisian Polsek Penjaringan. R diringkus di depan rumahnya di Jl
Muara Angke, RT 01/11, Pluit, Penjaringan Jakarta Utara, Kamis (24/10/2013).
Satuan Polsek Penjaringan, Jakarta Utara mengamankan 500gram daun ganja dari R
(30) di dalam rumahnya.“Kita masih kembangkan kasus ini,” kata Kepala Kepolisian
Sektor Metro Penjaringan, Ajun Komisaris Besar Suyudi Ario Seto saat dikonfi
rmasi, Kamis (24/10/2013). Penangkapan ini dilakukan berdasarkan informasi dari
masyarakat. Kepada petugas R mengatakan ganja 500gram itu dibelinya dari
seseorang di kawasan Muara Baru, Penjaringan. “Tersangka mendapatkan ganja
tersebut dari seorang bandar di Muara Baru,” jelasnya.R membeli ganja dengan nilai
Rp2,5 juta dari bandar. Rencananya ganja akan dijual di atas kapal ikan. Adapun R
mengonsumsi ganja itu karena harus berada di laut mencari ikan selama dua bulan
ini. Penangkapan R berawal dari laporan masyarakat. Kepolisian kemudian melakukan
penyidikan dan menangkap tersangka di rumahnya ketika hendak melaut. Polisi
menemukan enam paket daun ganja kering dibungkus kertas koran di dalam
rumahnya. Tersangka kemudian diamankan ke Polsek Penjaringan. Sudah
sekitar dua tahun lebih tersangka mengedarkan daun ganja dan karena tersangka
pulang dua bulan sekali berlayar mencari ikan di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) jadi
susah ditangkap.Atas kasus yang menimpanya ini, tersangka dijerat pasal 111
dan Pasal 112 UU Narkotika No 35 Tahun 2009 atas kepemilikan danpenyalahgunaan
narkotika dengan ancaman hukuman penjara minimal 5 (lima) tahun dan paling lama
20 tahun atau pasal 114 tentang Pengedaran Narkoba dengan ancaman hukuman
mati.Sumber: http://news.detik.com/read/2013/10/24Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan 55Dari dua kasus di atas, lakukan analisis yang berkaitan dengan
hal-hal sebagai berikut.
a. Faktor penyebab terjadinya dua kasus tersebut.
b. Jenis pelanggaran hukum yang dilakukan.
c. Ketentuan perundang-undangan yang dilanggar.
d. Sanksi yang kemungkinan akan diterima pelaku.
e. Solusi untuk mencegah terulangnya kasus tersebut.
2. Macam-Macam Sanksi atas Pelanggaran Hukum
Pernahkah Anda melihat seorang wasit sepak bola ragu untuk memberikan kartu
peringatan kepada pemain yang melakukan pelanggaran. Apakah kartu merah yang
akan diberikan atau kartu kuning? Keragu-raguan wasit itu merupakan satu bukti
penegakan sanksi tidak tegas. Peristiwa serupa sering kali kita saksikan dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya, mengapa sopir angkutan kota tidak sungkan-
sungkan berhenti menunggu penumpang pada tempat yang jelas-jelas dilarang
berhenti? Penyebabnya karena petugas tidak tegas menindaknya. Karena peristiwa
seperti itu dibiarkan, tidak ditindak oleh petugas, lama-kelamaan dianggap
hal yang biasa. Dengan kata lain, jika suatu perbuatan dilakukan berulangulang, tidak
ada sanksi, walaupun melanggar aturan, akhirnya perbuatan itu dianggap sebagai
norma. Seperti kebiasaan sopir angkutan kota tadi, karena perbuatannya itu tidak
ada yang menindak, akhirnya menjadi hal yang biasa saja.
Hal yang sama bisa juga menimpa Anda. Misalnya, jika para siswa yang
melanggar tata tertib sekolah dibiarkan begitu saja, tanpa ada sanksi tegas, esok
lusa, pelanggaran akan menjadi hal yang biasa. Perilaku yang bertentangan
dengan hukum menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan pribadi maupun
kehidupan bermasyarakat. Ketidaknyamanan dan ketidakteraturan tentu saja
akan selalu meliputi kehidupan kita jika hukum sering dilanggar atau ditaati.
Untuk mencegah terjadinya tindakan pelanggaran terhadap norma atau hukum,
dibuatlah sanksi dalam setiap norma atau hukum tersebut.
Sanksi terhadap pelanggaran itu amat banyak ragamnya. Sifat dan jenis
sanksi dari setiap norma atau hukum berbeda satu sama lain. Akan tetapi, dari
segi tujuannya sama, yaitu untuk mewujudkan ketertiban dalam masyarakat.
Berikut ini sanksi dari norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Tabel 2.1
Sanksi dan Norma dalam MasyarakatNo. Norma Pengertian Contoh-Contoh Sanksi
1. Agama Petunjuk hidup yang bersumber dari Tuhan yang disampaikan melalui
utusan-utusan-Nya (Rasul/Nabi) yang berisi perintah, larangan atau anjuran-anjuran
a. beribadah
b. tidak berjudi
c. suka beramal
Tidak langsung, karena akan diperoleh setelah meninggal dunia (pahala atau dosa)
2. Kesusilaan Pedoman pergaulan
hidup yang bersumber dari hati nurani manusia tentang baikburuknya suatu
perbuatan
a. berlaku jujur
b. menghargai orang lainTidak tegas, karena hanya diri sendiri yang
merasakan(merasa bersalah, menyesal, malu, dan sebagainya)
3. Kesopanan Pedoman hidup yang timbul dari hasil pergaulan manusia di dalam
masyarakat
a. menghormati orang yang lebih tua
b. tidak berkata kasar
c. menerima dengan tangan kananTidak tegas, tetapi dapat diberikan oleh
jmasyarakat
dalam bentuk
celaan,
cemoohan atau
pengucilan
dalam pergaulan
4. Hukum Pedoman hidup yang
dibuat oleh badan
yang berwenang
yang bertujuan
untuk mengatur
manusia dalam
kehidupan berbangsa
dan bernegara
(berisi perintah dan
larangan)
a. harus tertib
b. harus sesuai
prosedur
c. dilarang
mencuri
Tegas dan nyata
serta mengikat
dan memaksa
bagi setiap
orang tanpa
kecuali
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 57
Dalam Tabel 2.1, disebutkan bahwa sanksi norma hukum adalah tegas dan
nyata. Hal tersebut mengandung pengertian sebagai berikut.
1) Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material telah diatur
dalam peraturan perundang-undangan. Misalnya, hukum pidana mengenai
sanksi diatur dalam Pasal 10 KUHP. Dalam pasal tersebut, ditegaskan
bahwa sanksi pidana berbentuk hukuman yang mencakup:
(1) Hukuman pokok, yang terdiri atas:
a) hukuman mati; dan
b) hukuman penjara yang terdiri atas hukuman seumur hidup dan
hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan
sekurang-kurangnya 1 tahun).
(2) Hukuman tambahan, yang terdiri atas:
a) pencabutan hak-hak tertentu;
b) perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu; dan
c) pengumuman keputusan hakim.
2) Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar
hukuman berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya. Contoh: Pasal 338
KUHP, menyebutkan “barang siapa sengaja merampas nyawa orang
lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama
lima belas tahun”.
Sanksi hukum diberikan oleh negara, melalui lembaga-lembaga peradilan,
Sanksi sosial diberikan oleh masyarakat, misalnya dengan cemoohan,
dikucilkan dari pergaulan, bahkan yang paling berat diusir dari lingkungan
masyarakat setempat.
Jika sanksi hukum maupun sanksi sosial tidak juga mampu mencegah
orang dari perbuatan melanggar aturan, ada satu jenis sanksi lain, yakni
sanksi psikologis. Sanksi psikologis dirasakan dalam batin kita sendiri. Jika
seseorang melakukan pelanggaran terhadap peraturan, tentu saja di dalam
batinnya ia merasa bersalah. Selama hidupnya, ia akan dibayang-bayangi oleh
kesalahannya itu. Hal ini akan sangat membebani jiwa dan pikiran kita. Sanksi
inilah yang merupakan gerbang terakhir yang dapat mencegah seseorang
melakukan pelanggaran terhadap aturan.
2. Macam-Macam Sangsi
atas pelanggaran Hukum
2. Kesusilaan
Pedoman pergaulan hidup yang bersumber dari hati nurani manusia tentang baik
buruknya suatu perbuatan
a. berlaku jujur
b. menghargai orang lain
sangsi Tidak tegas, karena hanya diri sendiri yang merasakan(merasa bersalah,
menyesal, malu, dan sebagainya)
3. Kesopanan
adalah Pedoman hidup yang timbul dari hasil pergaulan manusia di dalam
masyarakat
4. Hukum
Pedoman hidup yang dibuat oleh badan yang berwenang yang bertujuan untuk
mengatur manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (berisi perintah dan
larangan).
a. harus tertib
b. harus sesuai prosedur
c. dilarang mencuri
Tegas dan nyata serta mengikat dan memaksa bagi setiap orang tanpa kecuali
Gambar di samping merupakan
contoh prilaku yang
bertentangan dengan aturan yang
di lakukan di lingkungan apa ?
Apakah keluarga,sekolah,
masyarakat, atau bangsa dan
negara?
3. Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum
Selamat bekerja…!!!
KEGIATAN PENUTUP :
Kesimpulan materi ? Sangsi hukum di berikan oleh negara melalui
lembaga peradilan Sedangkan sangsi sosial diberikan oleh masyarakat
dan sangsi psikologis dari diri sendiri.
Refleksi kegiatan pembelajaran? Apa yang menjadi kekurangan dan
masukan dalam proses pembelajaran hari ini,coba tunagkan guna untuk
perbaikan proses pemebaajaran berikut nya ?
evaluasi :
silahkan kerjakan soal di bawah ini kerjakan selembar kertas dan
setelah selesai kumpulkan…!
NAMA-NAMA KELOMPOK : 1. 4.
2. 5.
3.
KELAS/SEMESTER : XII
tengah masyarakat
3.2 Mengevaluasi praktek 3.2.8 Mengidentifikasi macam macam sanksi
perlindungan dan atas pelanggaran hukum.
penegakan hukum untuk 3.2.9 Mengidentifi kasi bentuk partisipasi
masyarakat dalam perlindungan dan
menjamin keadilan dan
penegakan hukum.
kedamaian.
3.2.10 Mengevaluasi berbagai kasus
pelanggaran hukum di masyarakat.
4.2 Mendemonstrasikanhasil evaluasi 4.2.2 Mendemonstrasikan hasil evaluasi praktik
praktik perlindungan dan perlindungan dan penegakan hukum untuk
penegakan hukum untuk menjamin menjamin keadilan dan kedamaian.
keadilan dan kedamaian.
Tujuan pembelajaran
2. Melalui pengamatan teks power point dan youtube bersama guru, peserta
dengan tepat.
3. Setelah membaca teks power point bersama guru, peserta didik dapat
4. Melalui pengamatan teks power point bersama guru, peserta didik dapat
Petunjuk Kerja
Tugas
1. Uraikan apa saja contoh kasus pelanggaran hukum,lalu apa sangsi yang di
berikan terhadap kasus pelanggaran hokum tersebut…?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
2. Bagaimana wujud partisipasi masyarakat agar kasus pelanggaran hukum itu
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Selamat bekerja…!!!
INSTRUMEN PENILAIAN
Tujuan pembelajaran
Melalui tayangan power point,video dan gambar peserta didik dapat
menunjukan perilaku jujur dalam praktik perlindungan dan penegakan hukum di
tengah lingkungan sekolah dan masyarakat dengan baik.
Melalui pengamatan teks power point bersama guru, peserta didik dapat
Mengevaluasi berbagai kasus pelanggaran hukum di masyarakat dengan benar
Melalui pengamatan teks power point dan youtube bersama guru, peserta didik
dapat mengidentifikasikan macam –macam sangsi atas pelangaran hukum
dengan tepat.
Setelah membaca teks power point bersama guru, peserta didik dapat
Mengidentifikasi bentuk partisipasi masyarakat dalam perlindungan dan
penegakan hukum dengan benar.
Melalui pengamatan teks power point bersama guru, peserta didik dapat
Mengevaluasi berbagai kasus pelanggaran hukum di masyarakat dengan benar
Melalui kegiatan presentasi kelompok, peserta didik dapat menyajikan hasil
evaluasi praktek perlindungan dan penegakan hukum dalam menjamin keadilan
dan kedamaian dengan benar.
15 10 5 0
Penilaian diskusi untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus dan predikat
berikut:
Dengan predikat:
PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 ≤ AB ≤ 100
Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79
Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69
Kurang (K) <60
Keterangan:
1. Sikap : kesopanan, kerja sama, semangat, toleransi meluruskan penyimpangan, dan
menunjukkan sikap terpuji.
2. Pendapat : rasional, teliti, jelas, relevan, sistematis dan keaktifan pendapat
3. Bahasa : Jelas,teliti,menarik dan wajar.
Skor 1, jika tidak tercermin pada aspek yang dinilai
Skor 2, jika kurang tercermin pada aspek yang dinilai
Skor 3, jika cukup baik tercermin pada aspek yang dinilai
Skor 4, jika baik tercermin pada aspek yang dinilai
Penilaian diskusi untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus dan predikat
berikut:
Dengan predikat:
PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 ≤ AB ≤ 100
Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79
Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69
Kurang (K) <60
Dengan predikat:
PREDIKAT NILAI
Sangat Baik (SB) 80 ≤ AB ≤ 100
Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79
Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69
Kurang (K) <60