Anda di halaman 1dari 23

Nama : SITI LESTARI

No absen : 16

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMK MITRA KARYA MANDIRI


Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/ Semester : XII/1
Materi Pokok/Tema : Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia

Alokasi Waktu : 2 pertemuan (4 JP)

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

5. Kompetensi Dasar, Nilai Karakter, dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Nilai Karakter Indikator Pencapaian
Kompetensi
1.2 Menjalankan perilaku  Religius 1.2.1. Menunjukkan sikap
orang beriman dalam  Integritas beriman dalam praktik
praktik pelindungan dan  Nasionalis perlindungan dan
penegakan hukum untuk penegakan hukum untuk
menjamin keadilan dan menjamin keadilan dan
kedamaian kedamaian
1.2.2 Menjalankan perilaku
beriman dalam praktik
perlindungan dan
penegakan hukum untuk
menjamin keadilan dan
kedamaian.
2.2 Berperilaku jujur dalam 2.2.1. Memiliki sikap
praktik perlindungan dan jujur dalam praktik
penegakan hukum di perlindungan dan
tengah masyarakat penegakan hukum di
tengah masyarakat.

2.2.2. Menjalankan
perilaku jujur dalam praktik
perlindungan dan
penegakan hukum ditengah
masyarakat.
3.2 Mengevaluasi praktik 3.2.1. Menjelaskan konsep
perlindungan dan perlindungan dan
penegakan hukum untuk penegakan hukum.
menjamin keadilan dan
kedamaian 3.2.2. Menjelaskan
pentingnya perlindungan
dan penegakan hukum.

3.2.3. Menjelaskan
hubungan perlindungan dan
penegakan hukum dengan
keadilan dan kedamaian

3.2.4. Menjelaskan peran


kepolisian dalam menjamin
keadilan dan kedamaian.

3.2.5. Menguraikan peran


kejaksaan dalam menjamin
keadilan dankedamaian.
3.2.6. Menjelaskan peran
hakim dalam menjamin
keadilan dankedamaian.

3.2.7. Menuraikan peran


advokat dalam menjamin
keadilan dan kedamaian.

3.2.8. Menguraikan peran


Komisi Pemberantasan
Korupsi dalam menjamin
keadilan dankedamaian.

3.2.9. Mengidentifikasi
Berbagai kasus pelanggaran
hukum di Indonesia

3.2.10. Mengevaluasi
berbagai kasus pelanggaran
hukum dimasyarakat.

3.2.11 Mengidentifikasi
macam-macam sanksi atas
pelanggaran hukum.

3.2.12 Mengidentifikasi
bentuk partisipasi
masyarakat dalam
perlindungan dan
penegakan hukum.

3.2.13 Menganalisis
alternatif penyelesaian
kasus pelanggaran hukum
yang terjadi di masyarakat
3.2.14 Merumuskan
kebijakan kasus alternative
kebijakan khusus untuk
mengatasi kasus
pelanggaran hukum

4.2 Mendemonstrasikan
hasil evaluasi praktik 4.2.1. Menyajikan hasil
perlindungan dan analisis tentang
penegakan hukum untuk perlindungan dan
menjamin keadilan dan penegakan hukum untuk
kedamaian menjamin keadilan dan
kedamaian.

4.2.2. Mendemonstrasikan
hasil evaluasi praktik
perlindungan dan
penegakan hukum untuk
menjamin keadilan dan
kedamaian.

6. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 4
1.2.2.1 Melalui kegiatan pembelajaran Problem Based Learning, siswa diharapkan
mampu menunjukkan sikap orang beriman dalam praktik perlindungan dan
penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan kedamaian dengan sungguh-
sungguh
1.2.2.2 Melalui kegiatan pembelajaran Problem Based Learning, siswa diharapkan
mampu menjalankan perilaku orang beriman dalam praktik perlindungan dan
penegakan hukum untuk menjamin keadilan dan kedamaian dengan tulus
2.2.1.1 Melalui kegiatan pembelajaran Problem Based Learning siswa diharapkan
memiliki sikap jujur dalam praktik perlindungan dan penegakan hukum di
tengah masyarakat dengan tulus.
2.2.2.1 Melalui kegiatan pembelajaran Problem Based Learning, siswa diharapkan
mampu menjalankan sikap tanggung jawab dalam praktik perlindungan dan
penegakan hukum ditengah masyarakat. dengan bersungguh-sungguh.
3.2.8.1 Melalui kegiatan pembelajaran Problem Based Learning, siswa diharapkan
mampu mengidentifikasi berbagai kasus pelanggaran hukum di Indonesia
dengan tepat
3.2.9.1 Melalui kegiatan pembelajaran Problem Based Learning, siswa diharapkan
mampu mengevaluasi berbagai kasus pelanggaran hukum dimasyarakat
dengan benar.
4.2.6.1 Melalui diskusi kelompok, siswa diharapkan mampu menyaji dalam bentuk
tulisan mengenai evaluasi kasus pelanggaran hukum di Indonesia dengan
penuh kreatifitas.

7. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Regular
Pertemuan IV

a. Dinamika Pelanggaran Hukum

b. Contoh kasus pelanggaran hukum:

- Kasus Korupsi E Ktp


- Kasus Hambalang
- Kasus Konsultan Bangkrut Cetak Uang Palsu
- Kasus ABK Diringkus Karena Menjual Ganja
2. Materi Pembelajaran Pengayaan
Membaca artikel di surat kabar tentang upaya pemerintah atas penyelesaian kasus
pelanggaran hukum, kemudian membuat resume dari artikel tersebut.
3. Materi Pembelajaran Remidial
Membuat kliping tentang contoh-contoh kasus pelanggaran hukum dari internet atau
surat kabar sepanjang tahun 2017-2018

8. Metode Pembelajaran
Pertemuan IV
Pembelajaran Scientific dengan model pembelajaran Problem Based Learning dan
metode ceramah, diskusi, presentasi dan Tanya jawab

9. Media, Alat dan Bahan


1. Media
a. Video tentang kasus Hambalang
b. Video tentang Kasus E Ktp
c. Artikel tentang kasus Konsultan Bangkrut Cetak Uang Palsu
d. Artikel tentang kasus Diringkus Karena Menjual Ganja
e. Power point tentang Dinamika Pelanggaran Hukum di Indonesia
2. Alat
a. Laptop
b. LCD Proyektor
c. White Board
d. Spidol
3. Bahan
Kertas HVS

10. Sumber Belajar


1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Buku SiswaPendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan Kelas XII Edisi Revisi 2018. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Hal 33-68
2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

4. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
No Kegiatan Waktu
1 Pendahuluan 10 Menit
1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis siswa untuk mengikuti
pembelajaran dengan berdoa, mengecek kehadiran siswa, kebersihan
dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
2. Guru memberi motivasi dengan membimbing siswa menyanyikan
lagu Maju Tak Gentar
3. Guru melakukan apersepsi dengan menyampaikan makna lagu Maju
Tak Gentar dan mengaitkannya dengan garis besar materi tentang
berbagai kasus pelanggaran hukum dan penegakan hukum di
Indonesia
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai tentang mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai
kasus pelanggaran hukum di masyarakat
5. Guru menyampaikan garis besar materi dan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan oleh siswa
2 Inti 65 Menit
Model Problem Based Learning
Langkah-langkah pembelajaran:
1. Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok
2. Guru meminta siswa membaca Buku Teks PPKn Kelas XII Bab 2,
Subbab C tentang dinamika pelanggaran hukum, mencatat hal-hal
penting dan guru menambahkan penjelasan terkait dengan wacana
tersebut dengan berbagai fakta baru yang berhubungan dengan
dinamika pelanggaran hukum.
3. Guru menyajikan 4 contoh kasus pelanggaran hukum di Indonesia dan
masing-masing kelompok mendapat 1 contoh kasus
4. Setiap kelompok diminta untuk mengidentifikasi kasus pelanggaran
hukum di Indonesia tersebut dan menjawab pertanyaan:
- Factor penyebab terjadinya kasus tersebut
- Jenis pelanggaran hukum yang dilakukan
- Ketentuan perundangan-undangan yang dilanggar
- Sangsi yang kemungkinan akan diterima
5. Siswa mencari informasi lanjutan dengan membaca sumber lain yang
relevan baik dari internet; web, maupun media sosial lainnya untuk
menjawab pertanyaan yang telah disusun dan mengumpulkan informasi
untuk menganalisis kasus pelanggaran hukum
6. Kelompok berdiskusi untuk mengevaluasi dan mengembangkan solusi
atau tindakan strategis agar kasus tersebut tidak terulang lagi
7. Selanjutnya guru meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi mereka. Kelompok lain diminta menanggapi presentasi
8. Guru melakukan klarifikasi terhadap hasil presentasi masing-masing
kelompok
9. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran terkait
identifikasi dan evaluasi kasus pelanggaran hukum di Indonesia
3 Penutup 15 Menit
1. Guru melakukan refleksi dengan siswa atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan tindakan yang
akan dilakukan terkait dengan identifikasi dan evaluasi kasus
pelanggaran hukum di Indonesia
2. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil
diskusi kelompok.
3. Guru melakukan tes tertulis sesuai indikator pencapaian kompetensi.
4. Guru menjelaskan garis besar materi pertemuan berikutnya
5. Guru bersama siswa mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan doa

5. Penilaian, Pembelajaran Remidial dan Pengkayaan


1. Teknik penilaian
a. Sikap spiritual
Jurnal penilaian sikap spiritual (instrumen terlampir)
b. Sikap social
Jurnal penilaian sikap sosial (instrumen terlampir)
c. Pengetahuan
Tes tertulis pilihan ganda dan uraian (instrumen penilaian terlampir)
d. Keterampilan
Penilaian kinerja (instrumen penilaian terlampir)
2. Pembelajaran Remedial
a. Remidial
Remedial dilaksanakan untuk peserta didik yang belum memahami materi
identifikasi dan evaluasi kasus pelanggaran hukum di Indonesia. Kegiatan
remedial dilakukan dengan mengulang materi pembelajaran apabila peserta didik
yang sudah tuntas di bawah 75%. Sedangkan apabila peserta didik yang sudah
tuntas lebih dari 75% maka kegiatan remedial dapat dilakukan antara lain sebagai
berikut.
1) Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang
belum tuntas
2). Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas Membaca
artikel di surat kabar tentang upaya pemerintah atas penyelesaian kasus
pelanggaran hukum, kemudian membuat resume dari artikel tersebut.
Perlu diperhatikan bahwa materi yang diulang atau dites kembali adalah materi
pokok atau keterampilan yang berdasarkan analisis belum dikuasai oleh peserta
didik. Kegiatan remedial bagi kompetensi sikap dilakukan dalam bentuk
pembinaan secara holistis, yang melibatkan guru bimbingan konseling dan orang
tua.
3. Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah
menguasai materi mengidentifikasi dan mengevaluasi kasus pelanggaran hukum di
Indonesia. Bentuk pengayaan dapat dilakukan dengan antara lain sebagai berikut.
a. Guru memberikan tugas mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok dari
berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting. Selanjutnya menyajikan dalam
bentuk laporan tertulis atau membacakan di depan kelas tentang membuat
kliping tentang contoh-contoh kasus pelanggaran hukum dari internet atau surat
kabar sepanjang tahun 2017-2018
b. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan
pembelajaran tutor sebaya.
..............., .......................
Mengetahui Guru Kelas/Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah,

_________________ SITI LESTARI

LAMPIRAN 1

1. Penilaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial


Metode Penilaian: Pengamatan sikap spiritual dan sosial

Jurnal Perkembangan Sikap

Kelas : ……..............…….

Semester : ……..............…….

No Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap

2. Penilaian Pengetahuan

No Teknik Bentuk Instrumen Contoh Butir Waktu Keterangan


Instrumen Pelaksanaan
1. Tertulis Pertanyaan Terlampir Setelah Penilaian
berbentuk pilihan pembelajaran usai pencapaian
ganda dan uraian pembelajaran
KISI-KISI DAN SOAL

Mata Pelajaran : PPKn

Kompetensi Dasar : 3.2 Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia

Pertemuan ke 4

Bentuk No
KD IPK Materi Pokok Indikator Soal Butir Soal Kunci Jawaban Skor
Soal Soal
3.2 3.2.10. 1. Dinamika 1. Menjelaskan arti Uraian 1 1. Banyak peristiwa 1. Pelanggaran hukum 20: menulis jawaban
Mengevalu Mengidentifikasi Pelanggaran pembunuhan dan juga merupakan dengan tepat
asi praktik Berbagai kasus
perlindungan
Hukum perampokan yang terjadi di pengingkaran terhadap 5: jawaban kurang tepat
perlindunga pelanggaran Hukum
n dan hukum di suatu daerah. Juga berita di kewajiban-kewajiban
penegakan Indonesia televisi seorang pejabat yang telah ditetapkan
hukum negara ditangkap karena oleh peraturan atau
untuk 3.2.10. melakukan korupsi. Nah, hukum yang berlaku,
menjamin Mengevaluasi
keadilan
pembunuhan, perampokan, misalnya kasus
berbagai kasus dan korupsi merupakan pembunuhan
dan
pelanggaran
kedamaian sebagian contoh dari merupakan
hukum
pelanggaran hukum. Apa pengingkaran terhadap
dimasyarakat.
sebenarnya pelanggaran kewajiban untuk
hukum itu? menghormati hak
hidup orang lain.

2. Menguraikan uraian 2 2. Pelanggaran hukum 2. Ketidakpatuhan 30: menulis jawaban


factor penyebab merupakan bentuk terhadap hukum dapat dengan tepat
ketidakpatuhan terhadap disebabkan oleh dua 15 : jawaban hanya 1
ketidakpatuhan
hal, yaitu: 5 : jawaban kurang tepat
pada hukum hukum. Ketidakpatuhan
terhadap hukum disebabkan a. pelanggaran hukum
beberapa factor, jelaskan oleh si pelanggar
factor-faktor tersebut sudah dianggap
sebagai kebiasaan;
Bentuk No
KD IPK Materi Pokok Indikator Soal Butir Soal Kunci Jawaban Skor
Soal Soal
b. hukum yang berlaku
sudah tidak sesuai lagi
dengan tuntutan
kehidupan.

3. Sebagai seorang pelajar, 3. Dalam lingkungan 50: menyebutkan 5 faktor


tugas utama Anda adalah sekolah, di antaranya: 40: menyebutkan 4 faktor
3.Memberi contoh belajar giat dan taat pada 1) menyontek ketika 30: menyebutkan 3 faktor
perilaku yang aturan sekolah. Berikan ulangan; 20: menyebutkan 2 faktor
bertentangan beberapa contoh perilaku 2) datang ke sekolah 10: menyebutkan 1 faktor
dengan aturan di yang bertentangan dengan terlambat; 5 : jawaban kurang tepat
lingkungan sekolah aturan di lingkungan 3) bolos mengikuti
sekolah ! pelajaran;
4) tidak memperhatikan
penjelasan guru; dan
5) berpakaian tidak rapi
dan tidak sesuai
dengan yang
ditentukan sekolah.
Pedoman Penskoran :

- Soal nomor 1 skor maksimal 20


- Soal nomor 2 skor maksimal 30
- Soal nomor 3 skor maksimal 50
- JADI SKOR MAKSIMAL 100
a. Penilaian Ketrampilan
a. Penilaian Kinerja

Lembar Penilaian Keterampilan (Presentasi)


No. Nama Siswa Kemampuan Kemampuan Kemampuan Jumlah nilai
presentasi (1-4) bertanya (1-4) menjawab (1-4)
1.
2.
3.
4.
5.

Keterangan : 1) Nilai terentang antara 1 – 4


1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
2) Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh x 100
Nilai Maksimal
Pedoman Penskoran

No Aspek Penskoran

1 Kemampuan Skor 4 apabila dapat menyajikan dengan benar, jelas, dan

Presentasi sistematis.
Skor 3 apabila benar, jelas, namun belum sistematis.
Skor 2 apabila benar, tapi belum jelas, dan belum sistematis.
Skor 1 apabila belum benar, belum jelas, dan belum
sistematis
2. Kemampuan Skor 4 apabila selalu bertanya.
Bertanya Skor 3 apabila sering bertanya.
Skor 2 apabila kadang-kadang bertanya.
Skor 1 apabila tidak pernah bertanya
3. Kemampuan Skor 4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan jelas.
Menjawab/ Skor 3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan tidak
Argumentasi jelas.
Skor 2 apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan
tidak jelas.
Skor 1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional,
dan tidak jelas

Lembar Penilaian Keterampilan (Diskusi)


No Nama Kemampuan Berargu Memberi Apresiasi Jumlah
. Siswa Bertanya (1-4) mentasi Masukan(1-4) (1-4) nilai
(1-4)

1.

2.

3.

4.

5.

Keterangan : 1) Nilai terentang antara 1 – 4


1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4= Amat Baik
2) Nilai = Jumlah nilai yang diperoleh x 100
Nilai Maksimal

Pedoman Penskoran

No Aspek Penskoran

1. Kemampuan Skor 4 apabila selalu bertanya.


Bertanya Skor 3 apabila sering bertanya.
Skor 2 apabila kadang-kadang bertanya.
Skor 1 apabila tidak pernah bertanya
2. Kemampuan Skor 4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan jelas.
Menjawab/ Skor 3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan tidak
Argumentasi jelas.
Skor 2 apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan
tidak jelas.
Skor 1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional,
dan tidak jelas

3. Kemampuan Skor 4 apabila selalu memberi masukan.


Memberi Skor 3 apabila sering memberi masukan.
Masukan Skor 2 apabila kadang-kadang memberi masukan.
Skor 1 apabila tidak pernah memberi masukan.

4. Mengapresiasi Skor 4 apabila selalu memberikan pujian.


Skor 3 apabila sering memberikan pujian.
Skor 2 apabila kadang-kadang memberi pujian.
Skor 1 apabila tidak pernah memberi pujian

Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


Pembelajaran remidial dan pengayaan diaksanakan sebagai program tindak lanjut setelah
penilaian.
a. Program Remedial
1) Program remidial hanya diberikan pada indikator yang belum tuntas.
2) Cara yang dapat ditempuh
a) Pemberian bimbingan secara khusus atau perorangan bagi siswa yang belum atau
mengalami kesulitan dalam penguasaan Indikator tententu.
b) Pemberian tugas-tugas atau perlakuan secara khusus, yang sifatnya penyederhanaan
dari pelaksanaan pembelajaran reguler
3) Teknik Pelaksanaan Penugasan/ Pembelajaran Remedial
a) Penugasan individu diakhiri denga tes (lisan/tertulis) bila jumlah siswa yang
mengikuti remedial maksimal 20%
b) Penugasan kelompok diakhiri dengan tes individual (lisan/tertulis) bila jumlah yang
mengikuti remedi lebih dari 20%. Tetapi kurang dari 50%
c) Pembelajaran ulang diakhiri dengan tes individual (tertulis) bila jumlah siswa yang
mengikuti remedi lebih dari 50%.

Contoh Program Remedial

Indikator Nomor Soal


Bentuk
Nama Nilai yang yang Nilai
No Pembelajaran Ket
Siswa Ulangan tidak dikerjakan Remidial
Remidial
dikuasai saat remidial
1

b. Pembelajaran Pengayaan
Materi program pengayaan diberikan sesuai dengan indikator yang dipelajari, bisa berupa
penguatan materi yang dipelajari maupun berupa pengembangan materi

Contoh Program Pengayaan

Nilai
No. Nama Siswa Bentuk pengayaan
Ulangan
1 Peserta didik diberikan bahan bacaan yang
relevan dengan materi seperti Dinamika
2 pelanggaran hukum dan berbagai kasus
pelanggaran hukum di Indonesia
3
LAMPIRAN 2

LEMBAR KERJA SISWA

Adiksimba(Apa, di Mana, Kapan,Siapa, Mengapa, Bagaimana)

Nama: ________ Kelas: ___ Tanggal: ________

Judul Materi/Kasus: 1. Mengidentifikasi Kasus Hambalang

2. Mengidentifikasi Kasus e KTP

(pilihlah salah satu)


Siapa? Kapan?

Topik

Apa? Di mana?

Mengapa? Bagaimana?
Lampiran 3
MATERI PEMBELAJARAN

1. DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM DI INDONESIA


Anda tentunya pernah mendengar peristiwa pembunuhan dan juga
perampokan yang terjadi di suatu daerah. Anda juga tentunya pernah melihat di televisi
seorang pejabat negara ditangkap karena melakukan korupsi. Nah, pembunuhan,
perampokan, dan korupsi merupakan sebagian contoh dari pelanggaran hukum. Apa
sebenarnya pelanggaran hukum itu? Mengapa terjadi pelanggaran hukum? Pelanggaran
hukum disebut juga perbuatan melawan hukum, yaitu tindakan seseorang yang tidak
sesuai atau bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku. Dengan kata lain,
pelanggaran hukum merupakan pengingkaran terhadap kewajiban-kewajiban yang telah
ditetapkan oleh peraturan atau hukum yang berlaku, misalnya kasus pembunuhan
merupakan pengingkaran terhadap kewajiban untuk menghormati hak hidup orang lain.
Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap hukum.
Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:

a. pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan;


b. hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.

Saat ini, kita sering melihat berbagai pelanggaran hukum terjadi di negara ini.
Hampir setiap hari, kita mendapatkan informasi mengenai terjadinya tindakan melawan
hukum baik yang dilakukan oleh masyarakat ataupun oleh aparat penegak hukum sendiri.
Berikut ini contoh perilaku yang bertentangan dengan aturan yang dilakukan di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.

a. Dalam lingkungan keluarga, di antaranya:

1) mengabaikan perintah orang tua;

2) mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar;

3) ibadah tidak tepat waktu;

4) menonton tayangan yang tidak boleh ditonton oleh anak-anak;


5) nonton tv sampai larut malam; dan

6) bangun kesiangan.

b. Dalam lingkungan sekolah, di antaranya

1) menyontek ketika ulangan;

2) datang ke sekolah terlambat;

3) bolos mengikuti pelajaran;

4) tidak memperhatikan penjelasan guru; dan

5) berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan sekolah.

c. Dalam lingkungan masyarakat, di antaranya:

1) mangkir dari tugas ronda malam;

2) tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas;

3) main hakim sendiri;

4) mengonsumsi obat-obat terlarang;

5) melakukan tindakan diskriminasi kepada orang lain;

6) melakukan perjudian; dan

7) membuang sampah sembarangan.

d. Dalam lingkungan bangsa dan negara, di antaranya:

1) tidak memiliki KTP;

2) tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas;

3) melakukan tindak pidana seperti pembunuhan, perampokan, penggelapan,

pengedaran uang palsu, pembajakan karya orang lain dan sebagainya;

4) melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara;

5) tidak berpartisipasi pada kegiatan pemilihan umum; dan


6) merusak fasilitas negara dengan sengaja.

2. BERBAGAI KASUS PELANGGARAN HUKUM DI INDONESIA


a. Kasus 1 Konsultan Bangkrut Cetak Uang Palsu
b. Kasus 2 Berniat Jual Ganja, ABK Diringkus Polisi Di Penjaringan
c. Kasus 3 Kasus Hambalang (video terlampir)
d. Kasus 4 Kasus E KTP (Video terlampir)

KASUS 1

KONSULTAN BANGKRUT CETAK UANG PALSU

Seorang konsultan diamankan petugas Polsek Parung karena diduga membuat uang
palsu. HT (48) dan istrinya TW (39) diamankan, Rabu (19/10/2013) petang saat akan
membeli rokok menggunakan uang pecahan Rp5.000 palsu di sebuah warung rokok di
daerah Parung, Kabupaten Bogor.

Kepada Polisi, pria mengaku hanya iseng mencetak uang palsu (upal) menggunakan
mesin printer. Dari tangan HT, Polisi menyita upal sebesar Rp2,6 juta terdiri atas
pecahan Rp20 ribu 64 lembar, Rp10 ribu 10 lembar dan Rp5 ribu sebanyak 257
lembar. “Saya cuma mencetak uang palsu pecahan Rp5 ribu, 20 ribu dan Rp10 ribu,”
kata HT kepada wartawan. Kapolsek Parung, Komisaris Maksum Rosidi menjelaskan,
HT dan istrinya diamankan setelah pihaknya mendapatkan laporan dari seorang
pedagang rokok yang mendapatkan uang palsu dari pelaku. “Kemudian, kita langsung
bergerak dan mengamankan keduanya,” ujar Maksum kepada wartawan di Mapolsek
Parung, Kamis (20/10/2013) siang. Maksum menjelaskan, pihaknya kemudian
mengembangkan kasus itu dengan mengeledah rumah pelaku dan ditemukan Rp 2,6
juta upal berbagai pecahan. HT, bapak dua anak menjelaskan, dirinya sedang dalam
kondisi bangkrut pasca tidak lagi menjadi dosen serta serta sepinya order proyek
sebagai konsultan. “Karena saya sedang jatuh, iseng-iseng saya cetak uang asli
menggunakan printer dan hasilnya cukup mirip dengan aslinya,” katanya. Untuk
mencetak uang palsu itu, dia hanya menggunakan kertas jenis HVS ukuran kuarto
atau folio. HT mengaku sengaja hanya mencetak uang pecahan Rp5 ribu, Rp10 ribu
dan Rp20 ribu karena hasil cetakannya mirip dengan aslinya. “Satu kertas bisa
mencetak enam lembar uang. Tinggal dipotong-potong pakai cutter,” katanya.
Menurutnya, aksinya ini baru dilakukan satu bulan terakhir. “Saya tidak punya niat
untuk kaya dari cetak uang palsu. Saya hanya butuh uang untuk bisa makan dan beli
rokok,” ucapnya. Kapolsek Parung, Kompol Maksum Rosidi mengungkapkan, pelaku
ditangkap berdasarkan laporan seorang pedagang rokok di pinggir jalan Parung. “Saat
beli rokok, dia meminta istrinya yang beli. Sementara dia berada di atas motor
sewaan. Polisi yang tengah mengawasi lokasi, langsung menangkap keduanya saat
Uha berteriak karena masih mengingat wajah pelaku pria,” kata Kapolsek. (wid)

Sumber: http://waspada.net/reports/view/659

KASUS 2

BERNIAT JUAL GANJA, ABK DIRINGKUS POLISI DI PENJARINGAN

Seorang anak buah kapal (ABK) yang berinisial R berniat menjual daun ganja kering
di atas kapal ikan, sebelum berangkat naik kapal untuk menangkap ikan tuna
diringkus anggota Kepolisian Polsek Penjaringan. R diringkus di depan rumahnya di
Jl Muara Angke, RT 01/11, Pluit, Penjaringan Jakarta Utara, Kamis (24/10/2013).
Satuan Polsek Penjaringan, Jakarta Utara mengamankan 500gram daun ganja dari R
(30) di dalam rumahnya. “Kita masih kembangkan kasus ini,” kata Kepala Kepolisian
Sektor Metro Penjaringan, Ajun Komisaris Besar Suyudi Ario Seto saat dikonfi rmasi,
Kamis (24/10/2013). Penangkapan ini dilakukan berdasarkan informasi dari
masyarakat. Kepada petugas R mengatakan ganja 500gram itu dibelinya dari
seseorang di kawasan Muara Baru, Penjaringan. “Tersangka mendapatkan ganja
tersebut dari seorang bandar di Muara Baru,” jelasnya. R membeli ganja dengan nilai
Rp2,5 juta dari bandar. Rencananya ganja akan dijual di atas kapal ikan. Adapun R
mengonsumsi ganja itu karena harus berada di laut mencari ikan selama dua bulan ini.
Penangkapan R berawal dari laporan masyarakat. Kepolisian kemudian melakukan
penyidikan dan menangkap tersangka di rumahnya ketika hendak melaut. Polisi
menemukan enam paket daun ganja kering dibungkus kertas koran di dalam
rumahnya. Tersangka kemudian diamankan ke Polsek Penjaringan. Sudah sekitar dua
tahun lebih tersangka mengedarkan daun ganja dan karena tersangka pulang dua
bulan sekali berlayar mencari ikan di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) jadi susah
ditangkap. Atas kasus yang menimpanya ini, tersangka dijerat pasal 111 dan Pasal
112 UU Narkotika No 35 Tahun 2009 atas kepemilikan dan penyalahgunaan
narkotika dengan ancaman hukuman penjara minimal 5 (lima) tahun dan paling lama
20 tahun atau pasal 114 tentang Pengedaran Narkoba dengan ancaman hukuman mati

Sumber: http://news.detik.com/read/2013/10/24

Anda mungkin juga menyukai