Anda di halaman 1dari 30

UKL/UPL

PEMBANGUNAN STASIUN MRT LEBAK BULUS

PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN KHAS


PERKERETAAPIAN

Ajeng Rizka (180512001002)


Andrian Naufal (180512001036)
Bagas Setiawan (1805120001015)
Dea Fitri (180512001043)
Dede Melisa (180512001010)
Fatia Rizkiani (180512001044)
Ilham Saifulloh Pangestu (180512001003)
Jaka Perdana Sutawijaya Putra (180512001018)
Mayrio Putra Situmorang (180512001040)
Mangara Uli (180512001055)
Nurul Ulfiah (180512001042)
Pasca widyatama (180512001029)
Rista Lorena Tobing (1805120010..)
Saiful Nur Ikhsan (180512001030)

JANUARI
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kegiaatan yang berjudul :
“RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN STASIUN MRT LEBAK BULUS”

Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu
persyaratan untuk nilai Ujian Akhir Semester Ganjil pada bidang studi Railway and The
Natural Environment, di Program Studi Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan kekhasan
Perkeretaapian Institut Transportasi dan Logistik Trisakti.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Pembangunan Stasiun Lebak Bulus bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis
menyadari di dalam laporan ini tidak luput dari segala keterbatasan pengetahuan maupun
kematangan berfikir, sebab itu saya menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis berharap dan berterima kasih bagi semua pihak untuk memberikan kritik
dan saran yang bersifat membangun, sehingga kelak dapat menjadi pedoman bagi penulis
untuk menyusun karya ilimiah lainnya.

Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat memberikan masukan positif bagi kita
semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullohi Wabarokatuh

Jakarta, 12 Januari 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

UKL/UPL PEMBANGUNAN STASIUN MRT LEBAK BULUS....................................................1


KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Identitas Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan...................................................1
BAB II USAHA ATAU KEGIATAN YANG AKAN DAN/ATAU SUDAH DILAKUKAN..........2
2.1 Latar Belakang.....................................................................................................................2
2.2 Tujuan Kunjungan Industri.....................................................................................................2
2.3 Deskripsi dan Fitur Stasiun......................................................................................................3
2.4 Aspek Kependudukan...............................................................................................................5
2.5 Rencana Kegiatan yang Menimbulkan Dampak Lingkungan...............................................7
BAB III RONA LINGKUNGAN........................................................................................................9
BAB IV UPAYA PENGELOLAAN DAN UPAYA PEMANTAUAN............................................12
BAB V DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Identitas Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan

a. Nama Usaha dan/atau Kegiatan : Pembangunan Stasiun MRT Lebak Bulus


b. Alamat Usaha dan/atau Kegiatan : Jl. R.A.Kartini, Pd. Pinang, Kec. Kby. Lama,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12310
c. Nomor Telepon : (021) 3906454
d. Nomor Fax :
e. Email :
f. Nama Penanggung Jawab Kegiatan : Ir. Tunjung Inderawan
g. Jabatan Penanggung Jawab : Direktur Jenderal Perkeretaapian
h. Instansi yang Membina Kegiatan :

1.2 Perizinan yang Dimiliki


a. Izin usaha dan/atau kegiatan :
b. Izin Perlindungan dan Pengelolaan :
Lingkungan Hidup (PPLH)
Muatan informasi meliputi jenis izin, lembaga penerbit izin, lingkup izin, masa berlaku
izin, dan persyaratan yang tersurat dalam izin (apabila ada).
1.3 Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Berjalan
a. Nama Usaha dan/atau Kegiatan :
b. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan :
(Lampirkan peta yang sesuai dengan kaidah kartografi dan.atau ilustrasi lokasi dengan
skala yang memadai).
c. Mulai beroperasi : ______/______/______

1
BAB II
USAHA ATAU KEGIATAN YANG AKAN DAN/ATAU SUDAH
DILAKUKAN

2.1 Latar Belakang

Kegiatan usaha yang tidak wajib AMdal, lebih lanjut diwajibkan memiliki atau
mengisi Formulir UKL-UPL.

Menurut ketentuan Pasal 34 Ayat (1) UUPPLH Setiap usaha dan/atau kegiatan yang
tidak termasuk dalam kriteria wajib amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1)
wajib memiliki UKL-UPL.

Pasal 1 butir (3) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan


Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan
pemantauan terhadap Usaha dan/ atau Kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan Usaha dan/ atau Kegiatan.

Pedoman UKL-UPL ada di Kepmen LH No. 86 Tahun 2002. Upaya Pengelolaan


Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) adalah
pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting
terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Kriteria Wajib UKL-UPL:

1. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib
AMDAL

2.2 Tujuan Kunjungan Industri

1. Memberi informasi tentang pembangunan, pengelolaan dan pemantauan stasiun


MRT Lebak Bulus.
2. Memperluas pengetahuan mahasiswa/i dalam lingkungan dunia kerja
3. Sebagai wujud pengaktualisasi dan studi perbandingan antara ilmu yang bersifat
teori dengan ilmu aplikasi teknologi transportasi.
4. Sebagai tindak lanjut pembelajaran teori yang selama ini dipelajari di kelas.
5. Untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Railway and Natural Enviroment.

2
2.3 Deskripsi dan Fitur Stasiun

Stasiun MRT Lebak Bulus (atau Stasiun MRT Lebak Bulus Grab sebagai pemenang
hak penamaan, LBB) adalah sebuah stasiun moda raya terpadu yang menjadi terminus selatan
dari Jalur Utara-Selatan MRT Jakarta. Stasiun ini terletak di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta
Selatan dan hanya memiliki dua jalur kereta api, keduanya merupakan sepur lurus. Lokasi
stasiun ini berada tidak jauh dari Terminal Lebak Bulus. Pengguna MRT Jakarta juga dapat
melanjutkan perjalanan dengan layanan Koridor 8 Transjakarta melalui Halte Lebak Bulus.
Di sebelah selatan stasiun ini terdapat Dipo MRT Lebak Bulus sebagai tempat perawatan
sarana kereta MRT Jakarta, yang terletak di atas lahan bekas Stadion Lebak Bulus.

Stasiun layang pertama di ujung selatan Jakarta ini memiliki desain yang dekat
dengan elemen alam dengan nuansa warna didominasi hijau dan gradasinya. Bentuk
konstruksi ramping sehingga mudah membaur dengan lingkungan di sekitarnya.

3
Memiliki panjang sekitar 200 meter dan lebar 33,8 meter, stasiun akan terintegrasi
Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang menghubungkan area pemukiman di sekitar
Depo. Area peron penumpang terletak di ketinggian 12,45 meter dari permukaan jalan dan
atap stasiun sekitar 20,9 meter dari permukaan jalan.

Untuk kemudahan akses masuk dan keluar stasiun, penumpang dapat menggunakan
lima unit tangga, dua unit lift, dan dua unit eskalator dari permukaan jalan ke area concourse.
Stasiun juga telah dirancang untuk penambahan satu unit eskalator.
Dari area concourse menuju area peron, penumpang dapat menggunakan enam unit
tangga, dua unit eskalator, dan dua unit lift. Nantinya, akan ada penambahan dua unit
eskalator. Akan tersedia lima unit toilet yang diperuntukkan bagi penumpang pria, wanita,
penyandang disabilitas, dan staf stasiun, termasuk satu unit ruang menyusui. Panel atap
stasiun menggunakan zinc alumunium. Stasiun akan menggunakan Platform Screen Door
(PSD) tipe half height. Di stasiun ini juga akan dilengkapi dengan area khusus untuk
menurunkan calon pengguna MRT yang datang dengan menggunakan kendaraan bermotor
roda empat dan roda dua.
Eksterior:

 Pintu masuk dengan eskalator dan berpenutup untuk menghindari terik matahari dan
hujan.
 Dinding terbuat dari panel-panel aluminum berukuran sama yang juga difungsikan
sebagai penutup ruang mekanis.
 Atap stasiun mengadopsi sistem ventilasi alamiah yang memungkinkan keluar-masuk
udara dengan leluasa.
Interior:

 Lantai dan langit-langit stasiun bercorak kotak-kotak, gradasi warna hitam, abu-abu
tua hingga abu-abu terang, menyiratkan dinamika pergerakan pengguna MRT Jakarta
yang bergerak masuk dan keluar stasiun.

4
 Sebuah lantai concourse disediakan khusus untuk area fasilitas umum dan retail.
Fasum meliputi toilet untuk pria/wanita/difabel, ruang menyusui, lift bagi difabel.
Area retail akan mewadahi atm center, toko serba ada, dan lain-lain.
 Area menunggu kereta bagi penumpang dibuat nyaman dan aman, dibatasi pagar
akrilik berpintu otomatis (platform security door/PSD). Lampu-lampu penanda
terletak tepat di muka PSD sehingga mudah dilihat.

Peta Alokasi

Integrasi Antarmoda
Metromini : B85, S72
KWK : S03, S04, S08, S11, S12, S17
2.4 Aspek Kependudukan

Lebak bulus adalah kelurahan di kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan yang memiliki
luas wilayah 4,11 km2. Kelurahan Lebak Bulus memiliki 9 RW, 79 RT dan 12.915 kepala

5
keluarga dengan total penduduk sebanyak 41.775 jiwa (2018) yang terbagi dari 20.367 laki-
laki dan 21.408 perempuan dengan seks rasio 95.
Pada Kelurahan Lebak Bulus terdapat berbagai sarana publik seperti Terminal Lebak Bulus,
Stadion Lebak Blus, Hotel, Pusat Perbelanjaan, Perumahan dan beberapa pusat sarana
peribadatan. Sehingga tingkat kepadatan penduduk di Kelurahan Lebak bulus mencapai
10.164 jiwa/km2(2018).
Batas batas dari Kelurahan Lebak Bulus :
1. Sebelah Utara : Wilayah Kelurahan Pondok Pinang
2. Sebelah Barat : Wilayah Kota Tanggerang Selatan
3. Sebelah Timur : Wilayah Kelurahan Pondok Labu
4. Sebelah Selatan : Wilayah Kota Depok
     
No. Kelurahan Jumlah (Jiwa) 
(1) (2) (3)
1. Gandaria Selatan 24.640
2. Cipete Selatan 31.257
3. Cilandak Barat 59.258
4. Pondok Labu 48.456
5. Lebak Bulus 39.937
Jumlah
  203.548

Jumlah Penduduk menurut Kelurahan


 

No. Kelurahan Laki-laki erempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Gandaria Selatan 12.497 12.423 24.920
2 Cipete Selatan 15.457 15.204 30.661
3 Cilandak Barat 29.128 28.866 57.994
4 Pondok Labu 25.173 25.336 50.509
5 Lebak Bulus 20.358 20.210 40.568
  Jumlah/Total  102.613 102.039 204.652

 Jumlah Kepala Keluarga (KK), RT dan RW menurut Kelurahan


 

Data Penduduk per Kelurahan menurut Jenis Kelamin

6
Kelurahan  Kepala Keluarga (KK) RW RT
(1) (2) (3) (4)
1. Gandaria Selatan 8.884 7 75
2. Cipete Selatan 9.940 7 75
3. Cilandak Barat 19.160 13 144
4. Pondok Labu 15.549 10 98
5. Lebak Bulus 12.654 9 79

Jumlah  66.187 46 471

2.5 Rencana Kegiatan yang Menimbulkan Dampak Lingkungan

Tahap Pra Konstruksi :


1. Keresahan Pemilik/Pengguna Lahan Dan Bangunan.
2. Terganggunya Kegiatan Usaha Ekonomi.
3. Hilangnya Mata pencaharian dan Menurunnya Pendapatan.
4. Munculnya Konflik Sosial.
5. Perubahan Persepsi Masyarakat.
6. Menimbulkan kemacetan di wilayah proyek pembangunan.
- Survei dan Sosialisasi Kegiatan Pada tahap pra-konstruksi, kegiatan yang dilakukan
adalah survei lapangan yang meliputi survei topografi, survei geologi, survei kualitas
udara, survei kebisingan dan getaran, survey hidrologi, dan pengadaan tanah. Kegiatan
ini potensial menimbulkan dampak keresahan masyarakat dan persepsi masyarakat
umum (kecemburuan sosial). 31
- Kegiatan Pengadaan Tanah ( Pembebasan Lahan) Untuk pembangunan MRT Jakarta
diperlukan pengadaan tanah seluas ± 9,44 Ha. Di lahan yang diperlukan untuk proyek
terdapat ± 64 unit bangunan. Pembongkaran bangunan yang terkena pembebasan
lahan/pengadaan tanah dilakukan setelah serah terima ganti rugi atau kompensasi.
Kegiatan ini potensial menimbulkan dampak keresahan masyarakat dan konflik sosial.

Tahap Konstruksi :
1. Meningkatnya pencemaran udara dan kebisingan
2. Gangguan dan kemacetan lalu lintas
3. Timbulnya getaran dan kerusakan bangunan sekitar
4. Meningkatnya air larian dan potensi banjir

7
5. Tergangguya kegiatan ekonomi masyarakat
6. Peningkatan kesempatan kerja dan berusaha
7. Timbulnya Kecemburuan Sosial
Tahap Pasca Konstruksi :
1. Meningkatnya kebisingan dan
2. Meningkatnya kesempatan kerja dan berusaha

- Tingkat kebisingan di Lebak Bulus yaitu Hasil pengukuran tingkat kebisingan baik
pengukuran yang dilakukan pada saat AMDAL 2005 maupun saat ini, nilai tingkat
kebisingan telah melewati baku mutu yang ditetapkan dalam Keputusan Gubernur DKI
Jakarta No. 551/2001.

Dampak Pembangunan stasiun Lebak bulus


Pembangunan stasiun MRT lebak bulus akan dibangun di atas dengan luas bangunan
4.000m2. Dengan panjang lintasan di mulai dari KM 0-250, di Jl. Pasar Jum’at. Tipologi
penggunaan/peruntukan lahan di sepanjang ruas jalan tersebut merupakan daerah terbangun
yang didominasi oleh kegiatan perdagangan/bisnis dan jasa.
Dengan mempertimbangkan kondisi tipologi lingkungan serta karakteristik kegiatan
pembangunan stasiun Lebak bulua, baik pada tahap pra konstruksi, diperkirakan dapat
menimbulkan berbagai dampak besar dan penting yang memerlukan langkah mitigasi secara
tepat dan memadai.

8
BAB III
RONA LINGKUNGAN

9
10
Titik Koordinat Lebak Bulus : 6.2893°S 106.7746°E

11
BAB IV
UPAYA PENGELOLAAN DAN UPAYA PEMANTAUAN

 TAHAP PRAKONSTRUKSI
1. Persepsi Masyarakat
a. Sumber Dampak
Kegiatan survey dan pengurusan perizinan

b. Jenis Dampak
Timbulnya persepsi masyarakat tentang keberadaan kegiatan

c. Besaran Dampak
Besaran dampak yang ditimbulkannya adalah sedang

d. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar
 Sosialisasi kepada masyarakat sekitar tapak proyek tentang rencana
kegiatan dengan melibatkan Lurah, Camat, tokoh masyarakat dan
masyarakat yang diperkirakan akan terkena dampak yang ditimbulkan
secara detail, praktis, sederhana, dan jelas.
 Mengakomodasi aspirasi dan harapan masyarakat terkait dengan
rencana kegiatan.

e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pemukiman sekitar proyek

f. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Minimal sekali selama kegiatan prakonstruksi berlangsung

g. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Data persepsi masyarakat dikumpulkan dengan cara observasi dan wawancara
dengan menggunakan kuisioner

h. Institusi Pengelolaan dan Pemantuan Lingkungan Hidup


Pelaksana : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Stasiun MRT
Lebak Bulus
Pengawas dan Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur

12
Matriks Rencana Kegiatan Pembangunan Stasiun MRT Lebak Bulus

UPAYA PENGELOLAAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN HIDUP


INSTITU
SI
PENGEL
SUMBER JENIS BESARAN PERIOD OLA
NO. LOKASI PERIODE BENTUK LOKASI E DAN
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
BENTUK PENGEL PENGEL UPAYA PEMANT PEMANT PEMANT
UPAYA OLAAN OLAAN PEMANTAU AUAN AUAN AUAN
PENGELOL LINGKU LINGKU AN LINGKU LINGKU LINGKU
AAN NGAN NGAN LINGKUNG NGAN NGAN NGAN
HIDUP HIDUP HIDUP AN HIDUP HIDUP HIDUP HIDUP
TAHAPAN PRA
I KONSTRUKSI                
1 Kegiatan Perubahan Melakukan Pelaksanaa Pengelolaa Data persepsi Pemukima Selama Instansi
survey, Persepsi sosialisasi n n masyarakat n sekitar tahap Pelaksana:
perizinan, dan Masyarakat a. Intensitas tentang pengelolaa lingkungan dikumpulkan Stasiun operasiona PT. MRT
penyusunan keluhan dan informasi n dilakukan dengan cara Lebak l JAKART
serta protes rencana keresahan selama observasi dan Bulus berlangsun A
sosialisasi masyarakat kegiatan masyrakat berlangsun wawancara g dengan Instansi
rencana pembangunan akan gnya menggunakan frekuensi Pengawas:
kegiatan Stasiun dilakukan kegiatan kuesioner pemantaua BLH DKI
b. Sikap setuju Lebak Bulus di sekitar pra Data persepsi n 6 bulan JAKART
dan tidak setuju pemukima konstruksi masyarakat sekali A, Dinas
terhadap rencana n Stasiun dan dianalisis PSDA dan
kegiatan Lebak berlanjut secara Dinkes
pembangunan Bulus pada tahap deskriptif DKI
Stasiun Lebak konstruksi kualitatif JAKART
Bulus (Minimal A
sekali) Instansi
Penerima

13
Laporan:
BLH DKI
JAKART
A,
DPKLPLH
II TAHAPAN KONSTRUKSI                
1 Penurunan Kondisi Emisi udara dari Tapak Data kualitas Pemukima Selama Instansi
kualitas udara konsentrasi peralatan dan proyek udara n sekitar tahap Pelaksana:
parameter kendaraan sebagai dikumpulkan Stasiun konstruksi PT. MRT
kualitas angkut untuk sumber dengan Lebak berlangsun JAKART
udara kegiatan dampak sampling dan Bulus g dengan A
pematangan Di jalan analisis frekuensi Instansi
lahan, mobilisasi angkut laboratorium. pemantaua Pengawas:
peralatan dan yang Selanjutnya n satu BLH DKI
material, menuju data-data bulan JAKART
konstruksi fisik / lokasi tersebut sekali A, Dinas
bangunan, dan a.Pembuatan kegiatan dibandingkan PSDA dan
demobilisasi pagar Di mesin- dengan baku Dinkes
peralatan pembatas di mesin mutu kualitas DKI
sekitar lokasi peralatan udara ambien JAKART
kegiatan dan a.Sebelum menurut PP RI A, LSM
untuk kendaraan kegiatan No 41 Tahun DKI
mengurangi angkut konstruksi 1999. JAKART
persebaran berlangsun A
debu g Instansi
b.Memasang b.Selama Penerima
plat kendaraan Laporan:
penghalang angkut BLH DKI
pada digunakan JAKART
kendaraan

14
angkut untuk
mengurangi
persebaran
debu
c.Perawatan
mesin-mesin c.Selama
peralatan peralatan
berat dan dan
kendaraan kendaraan
angkut untuk angkut
mengurangi digunakan
emisi udara
d.Kendaraan
pengangkut
material A,
ditutup DPKLPLH
dengan terpal DKI
d.Penyiram
e.Penyiraman JAKART
an air
air di musim A, Dinkes
minimal
kemarau DKI
sehari dua
secara Jakarta
kali pada
berkala untuk
saat musim
mengurangi
kemarau
persebaran
debu
f.Pembersiha
n ceceran
material

15
a.Pembuatan
pagar Data
pembatas di kebisingan
sekitar lokasi diukur dengan
kegiatan Sound Level
untuk Meter.
mengurangi Selanjutnya
tingkat bising a.Tapak a.Sebelum dibandingkan
a.Instansi
Suara mesin- b.Perawatan proyek kegiatan dengan baku
Pelaksana:
mesin peralatan mesin-mesin sebagai konstruksi mutu tingkat
Selama PT. MRT
dan kendaraan peralatan sumber berlangsun kebisingan
Tapak tahap Jakarta
angkut untuk berat dan dampak g menurut
proyek dan konstruksi b.Instansi
kegiatan kendaraan Kepmen LH
Permukim berlangsun Pengawas:
Peningkatan Tingkat pematangan angkut untuk Nomor
2 an sekitar g dengan BLH DKI
Kebisingan Kebisingan lahan, mobilisasi mengurangi 48/MENLH/1
Stasiun frekuensi Jakarta
peralatan dan tingkat bising 1/1996 tentang
Lebak pemantaua c.Instansi
material, c.Pembatasan Baku Tingkat
Bulus n 6 bulan Penerima
konstruksi fisik / jam kerja, Kebisingan
sekali Laporan:
bangunan, dan jangan dan Permen
BLH DKI
demobilisasi bekerja pada Nakertrans
Jakarta
malam hari b.Di No. Per.
b.Selama
(maksimum mesin- 13/MEN/X/20
peralatan
jam 21.00), mesin 11 tentang
dan
kecuali untuk peralatan Nilai Ambang
kendaraan
pekerjaan dan Batas
angkut
pengecoran kendaran Kebisingan di
digunakan
yang bersifat angkut tempat kerja
menerus
3 Kesempatan Rekruitmen Jumlah tenaga a.Memberika Permukim Selama Pengumpulan Permukim Selama a.Instansi
Kerja, Peluang Tenaga kerja lokal yang n informasi an kegiatan data an sekitar tahap Pelaksana:
Berusaha, dan Kerja terserap, tentang penduduk konstruksi kesempatan Stasiun konstruksi PT. MRT
Peningkatan Konstruksi peluang kebutuhan di Sekitar berlangsun kerja, peluang Lebak berlangsun Jakarta
Pendapatan berusaha yang tenaga kerja Stasiun g berusaha, dan Bulus g dengan b.Instansi
ditimbulkan dan dan peluang Lebak pendapatan frekuensi Pengawas:
peningkatan berusaha Bulus dilakukan pemantaua BLH DKI

16
yang ada
b.Mempriorit
askan tenaga
kerja lokal
sesuai dengan
kebutuhan
dan bidang
keahlian
c.Memberika
Jakarta,
n ruang bagi
Dinas
peluang
Tenaga
berusaha di
Kerja dan
sektor dengan cara
Transmigr
informal observasi dan
pendapatan n 6 bulan asi DKI
d.Bekerjasam wawancara
masyarakat sekali Jakarta
a dengan menggunakan
c.Instansi
aparat kuesioner
Penerima
kelurahan
Laporan:
dalam
BLH DKI
rekruitmen
Jakarta
tenaga kerja
e.Membuka
layanan
pengaduan
untuk
menampung
aspirasi dan
harapan
masyarakat.
4 Gangguan Kemacetan a.Tidak terjadi a.Pembuatan Tapak Selama Pengumpulan Tapak Selama a.Instansi
Lalu-Lintas dan tundaan kemacetan rambu-rambu proyek dan kegiatan data lalu-lintas proyek dan tahap Pelaksana:
dan lalu-lintas lalu-lintas atau lalu-lintas : jalan-jalan konstruksi dilakukan Jalan konstruksi PT. MRT
Perparkiran serta nilai derajat hati-hati ada di sekitar berlangsun dengan sekitar berlangsun Jakarta
kecelakaan kejenuhan tidak proyek, stop, tapak g surveilalu- tapak g dengan b.Instansi
lalu-lintas melebihi nilai flash lamp proyek lintas. proyek frekuensi Pengawas:

17
standar yang b.Pembuatan Data lalu- pemantaua BLH DKI
ditentukan 0,85 pos jaga dan lintas n 1 bulan Jakarta,
(MKJI,1997) penyediaan dianalisis sekali LSM DKI
b.Tidak terjadi petugas lalu- dengan Jakarta
kecelakaan lintas dan membandingk c.Instansi
lalu-lintas parkir an dengan Penerima
c. Tidak terjadi c.Pengaturan standar MKJI Laporan:
kerusakan jalan lalu-lintas BLH DKI
keluar masuk Jakarta
proyek dan
perparkiran
serta
pembatasan
kecepatan 25
km/jam
d.Jam
mobilsasi
material dan
peralatan
diusakan
tidak pada
jam sibuk
(malam hari)
e.Arah masuk
keluar
kendaraan
sesuai dengan
arah
pergerakan
lalu-lintas
f.Berkoordina
si dengan
Dishubkomin
fo, dan
Polantas

18
setempat dan
izin
pengangkutan
g.Membersih
kan
sisa/ceceran
material yang
jatuh di jalan
saat
mobilisasi
berlangsung
h.Perlu
pembatasaan
angkutan
material
sesuai dengan
iijinkan
i.
Pembershan
roda
kendaraan
j.Adanya
petugas
pengatur lalu
lintas
a. Persepsi a.Menjalin Pengumpulan a.Instansi
Selama
masyarakat lebih hubungan data persepsi Pelaksana:
yang tahap
banyak yang masyarakat PT. MRT
harmonis Pemukima Selama Permukim konstruksi
Seluruh bersifat positif dilakukan Jakarta
Perubahan dengan n sekitar kegiatan an sekitar berlangsun
kegiatan b.Masyarakat dengan cara b.Instansi
5 Persepsi masyarakat Stasiun konstruksi Stasiun g dengan
pada tahap lebih banyak observasi dan Pengawas:
masyarakat sekitar Lebak berlangsun Lebak frekuensi
konstruksi yang setuju wawancara BLH DKI
Bulus g Bulus pemantaua
dengan rencana b.Memberika menggunakan Jakarta
n 6 bulan
kegiatan n informasi kuesioner, c.Instansi
sekali
Pembangunan yang jelas Data persepsi Penerima

19
Stasiun Lebak tentang masyarakat Laporan:
Bulus rencana dianalisis BLH DKI
kegiatan secara Jakarta
tahap deskriptif
konstruksi kualitatif
kepada
masyarakat
sekitar
c.Melaksanak
an
pengelolaan
lingkungan
terhadap
kualitas
udara,
kebisingan,
lalu-lintas,
perparkiran,
genangan /
run off.
d.Melaksanak
an
pengelolaan
terhadap
kesempatan
kerja dan
peluang
berusaha dan
pendapatan
masyarakat
e.Menyerap
dan
menindaklanj
uti aspirasi
dan harapan

20
masyarakat
f.Melibatkan
masyarakat
dalam
pengelolaan
lingkungan
Pengumpulan
data genangan
a.Pembuatan
air (run off)
saluran
dilakukan
a.Pematanga drainase yang a.Saluran
dengan
n lahan memadai drainase
pengamatan
sesuai dengan a.Instansi
secara
kebutuhan Pelaksana:
langsung di
PT. MRT
lapangan
Jakarta
b.Meminimal
Selama Selama b.Instansi
kan limpasan
kegiatan Tapak tahap Pengawas:
Tidak ada air hujan
konstruksi proyek dan konstruksi BLH DKI
sedimentasi dan yang dibuang
berlangsun Permukim berlangsun Jakarta,
Genangan genangan air ke saluran
6 g, an sekitar g dengan Dinas
Air / Run off yang signifikan drainase,
khususnya Stasiun frekuensi PSDA
di sekitar tapak dengan
pada Lebak pemantaua DKI
proyek menampung Data genangan
musim Bulus n 6 bulan Jakarta
b.Konstruksi dan b.Tempat air dianalisis
penghujan sekali c.Instansi
Fisik / dipergunakan penampun secara
Penerima
Bangunan untuk g air deskriptif
Laporan:
penambahan kualitatif
BLH DKI
kebutuhan air
Jakarta
pada saat
konstruksi
misal
menyiram,
dan
sebagainya

21
a. Aktivitas
domestik
para
karyawan
pengelolaa
khususnya
n
MCK di area
besaran dampak lingkungan
basecamp
menurunnya dilakukan
dikelola
kualitas sanitasi pada areal
melalui
sebagai akibat kegiatan
drainase Pengumpulan
timbulnya mobilisasi a.Instansi
kedap air dan data dan
limbah domestik alat berat Pemantaua Pelaksana:
unit septic pengamatan
dari karyawan dan n PT. MRT
Pematangan tank yang langsung di Lokasi
sebanyak 4 material, dilakukan Jakarta
Lahan, dilengkap Dilakukan lapangan sumber air
m3/hari dan oli pekerjaan 6 bulan b.Instansi
Buang Air bidang selama dengan yakni
Penurunan bekas dari tanah, sekali Pengawas:
Besar (BAB) rembesan kegiatan memantau sungai
7 Sanitasi perawatan mesin drainase selama BLH DKI
pekerja konstruksi kualitas air yang
Lingkungan sebanyak 150 b. Limbah jalan, kegiatan Jakarta
proyek, dan berlangsun permukaan/su dilalui
liter per bulan. minyak dan pekerjaan operasiona c.Instansi
genangan / g ngai yang jalur
Parameter kimia pelumas pengerasan l Penerima
run off dilalui jalur kegiatan
yang akan bekas yang jalan dan berlangsun Laporan:
pembangunan
mengalami bersumber lokasi g BLH DKI
stasiun lebak
peningkatan dari alat berat pemelihara Jakarta
bulus
adalah BOD, ditampung an jalan
COD, TSS, dan dikemas pada
detergent, secara baik sepanjang
Amonia c. pada jalur yang
kegiatan land akan
clearing dibuat
dilakukan
minyak dan
lemak serta
kaliform
III TAHAP OPERASI                

22
1 Kesempatan Jumlah a.Mempriorit Pemukima Selama Permukim Selama a.Instansi
Kerja, Peluang tenaga kerja askan tenaga n sekitar kegiatan an sekitar tahap Pelaksana:
Berusaha, lokal yang kerja lokal Stasiun operasional Pengumpulan Stasiun operasiona PT. MRT
Mata terserap, sebanyak Lebak berlangsun data Lebak l Jakarta
pencaharian peluang mungkin, Bulus g kesempatan Bulus berlangsun b.Instansi
dan berusaha a.Jumlah tenaga sesuai dengan kerja, peluang g dengan Pengawas:
Peningkatan yang kerja lokal yang bidang berusaha, dan frekuensi BLH DKI
Pendapatan ditimbulkan terserap cukup keahlian dan pendapatan pemantaua Jakarta,
(Operasional dan banyak jumlah dilakukan n 6 bulan Dinas
dan peningkatan kebutuhan dengan cara sekali Tenaga
pemeliharaan pendapatan untuk bekerja observasi dan Kerja dan
Stasiun Lebak masyarakat di Stasiun wawancara Transmigr
Bulus) Lebak Bulus menggunakan asi DKI
b.Melakukan kuesioner Jakarta
kerjasama Data c.Instansi
dengan kesempatan Penerima
b.Timbulnya kerja, peluang
peluang usaha di Aparat Laporan:
Kelurahan berusaha, dan BLH DKI
sektor informal pendapatan
cukup banyak Tegalsari dan Jakarta
instansi dianalisis
terkait dalam secara
pemilihan deskriptif
c.Adanya
tenaga kerja kualitatif
matapencaharian
bagi penduduk lokal.
lokal
d.Pendapatan
masyarakat
sekitar tapak
proyek
meningkat
e.Masyarakat
sekitar merasa
puas dengan
masalah
ketenagakerjaan

23
lokal
Data a.Instansi
kenyamanan Pelaksana:
dan estetika PT. MRT
lingkungan Jakarta
dikumpulkan b.Instansi
dengan cara Pengawas:
Melaksanaka observasi dan BLH DKI
Penurunan n pengelolaan wawancara Selama Jakarta,
Tidak terjadi
kualitas udara, lingkungan menggunakan tahap Dishubko
keluhan
kebisingan, terhadap kuesioner operasiona minfo DKI
masyarakat yang Pemukima Selama Pemukima
gangguan lalu- Intensitas kualitas l Jakarta,
cukup signifikan n sekitar kegiatan n sekitar
lintas dan keluhan dan udara, berlangsun Dinas
2 akibat kegiatan Stasiun operasional Stasiun
perparkiran, protes kebisingan, g dengan PSDA
tahap Lebak berlangsun Lebak
penurunan masyarakat lalu-lintas, frekuensi DKI
operasional Bulus g Bulus
kualitas air, perparkiran, pemantaua Jakarta,
Stasiun Lebak
timbulan genangan air, n 6 bulan Dinas
Bulus
sampah. timbulan Data data sekali Kebersiha
limbah padat. tersebut n DKI
selanjutnya Jakarta
c.Instansi
dianalisis
Penerima
secara Laporan:
deskriptif BLH DKI
kualitatif Jakarta

24
25
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

https://jakartamrt.co.id/id/stasiun/stasiun-lebak-bulus-grab. Diakses pada tanggal 20 Januari


2021
https://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_MRT_Lebak_Bulus. Diakses pada tanggal 20 Januari
2021
Referensi file dari Pak Insan. Diakses pada tanggal 20 Januari 2021

26

Anda mungkin juga menyukai