NIM : 180512001015
Kelas : RIL A
a. Putar atau setting saklar clamp meter ke posisi ampere meter yang
biasanya ditulis dengan huruf A dengan gelombang sinus di atasnya.
b. Tekan trigger untuk membuka rahang penjepit clamo meter yang ada di
bagian tengah rahang penjepit lalu lepaskan trigger clamp meter.
c. Jika kable listrik belum dialiri listrik, maka hubungkan kabel tersebut atau
nyalakan perangkat yang ingin diukur arus listriknya.
d. Baca nilai ampere yang ada di layar clamp meter.
Thermometer Inframerah
A. Fungsi Thermometer Inframerah
Sinar inframerah pada termometer berfungsi seperti cahaya tampak—dapat
difokuskan, dipantulkan, atau diserap. Sinar inframerah menembus lensa
termometer untuk memfokuskan sinarnya dari objek ke detektor yang
disebut thermopile. Thermopile menyerap radiasi inframerah dan
mengubahnya menjadi panas yang diubah menjadi listrik. Energi listrik inilah
yang diukur oleh termometer dan menunjukkan besaran suhu yang
ditampilkan di layar termometer tembak.
Untuk mengukur suhu manusia, tetapi juga oleh para pemadam kebakaran
untuk mencari titik panas yang menjadi pusat api, serta untuk mengontrol
temperatur mesin di pabrik. Sejatinya, termometer inframerah hanya mampu
mengukur suhu permukaan, bukan suhu internal.
B. Cara Pengukuran
Termometer inframerah yang tersedia di pasaran umumnya untuk mendeteksi
temperatur gendang telinga (termometer telinga) atau temperatur dahi
(termometer dahi). Termometer dahi lebih cocok untuk skrining gejala demam
COVID-19 karena hanya perlu “ditembak” ke arah dahi tanpa perlu
kontak/bersentuhan langsung dengan kulit. Termometer ini mendeteksi
temperatur arteri temporal pada dahi untuk mengestimasi suhu tubuh
seseorang. Hal yang perlu diperhatikan adalah akurasi pengukuran temperatur
bergantung pada jarak dan sudut alat thermogun terhadap objek yang diukur.
Maka dari itu, jangan heran jika hasil pengukuran bisa berubah-ubah.
Hi Pot Tester
A. Fungsi Hi Pot Tester, untuk mengetahui jika terdapat kebocoran arus pada saat
test tegangan tersebut.
B. Cara Pengukuran
Lepaskan semua peralatan yang dapat rusak dengan uji HV
Amankan daerah benda uji untuk safety dan pastikan wilayah pengujian
bersih.
Lakukan test Tahanan Isolasi selama 1 menit per titik uji sebelum uji HV.
Setelah selesai, discharge tegangan sisa ke titik grounding.
Lakukan DC / AC HV test. Naikkan tegangan perlahan-lahan. Pantau
Kebocoran pada interval sampai nilai uji nominal tercapai.
Tegangan Nominal DC Hi-pot adalah 3 x Un (Phasa ke Netral), durasi 10
menit per titik uji. Mengacu pada IEC-60298, IEC-60694.
Tegangan Nominal untuk AC tes Hi-pot adalah 80% dari nilai tegangan
pada objek, durasi 10 menit per titik uji. (IEC 62271-200: 2003.)
Catat nilai kebocoran arus setiap 1 menit.
Setelah 10 menit, kurangi tegangan rendah perlahan sampai nol dan
kemudian matikan tes HV.
Discharge tegangan sisa ke titik grounding.
Phase Squence Meter
A. Fungsi Phase Squence Meter, Alat untuk menguji atau mengecek
kinerja phase sequence.
B. Cara pengukuran Urutan Fasa dengan Phase Squence Meter :
Dalam sistem 3 fasa, terkadang kita perlu merangkai jaringan sesuai
urutan fasa nya.
Urutan fasa yang tidak tepat akan menyebabkan kegagalan sinkronisasi
terutama pada UPS dan sinkronisasi Genset.
Cara menggunakan Phase sequence hanya dengan meng-koneksi-kan
probe nya ke setiap fasa.
Jika lingkaran fasa berputar sesuai dengan arah yg benar, maka urutan fasa
sudah sesuai.
Jika lingkaran fasa berputar ke arah yg salah, artinya ada fasa yg keliru.
Tinggal cabut dan tukar untuk kemudian diuji lagi.
Multimeter
A. Fungsi Multimeter
Sebuah alat pengukur yang digunakan untuuk mengetahui ukuran tegangan
listrik, resistansi, dan arus listrik. Dalam perkembangannya, dapat digunakan
untuk mengukur temperatur, frekuensi, dan lainnya.
B. Cara Pengukuran
Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage) dengan Multitester
1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV
2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika
ingin mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Analog
Multimeter). Catatan : Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang
diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi
untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah
pada terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-
hati agar jangan sampai terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
2. Gambarkan dan Jelaskan Bagian dari Peralatan Transmisi Listrik Aliran Atas
3. Jelaskan Kelebihan dan Kekurangan ketika menggunakan tegangan 750 VDC dengan
1500 VDC
Kelebihan tegangan 750 VDC
Yaitu konstruksi yang tidak telalu rumit, pemasangan yang mudah dan murah
dalam penggunaan biaya karena konstruksi yang sederhana dan tidak terlalu
banyak sistem proteksi pada penggunaaan tegangan 750 VDC.
Kekurangan tegangan 750 VDC
Kekurangan tegangan 750 VDC
Karena tegangan yang kecil dan kostruksi yang sederhana, naman untuk di
impementasi ke kereta, kereta hanya mampu membawa penumpang maksimal
400-700 penumpang saja dan contoh kasus LRT yang hanya bisa membawa
maksimal 700 penumpang dengan 3 rangkaian kereta, tegangan 750 VDC ini
kurang cocok untuk kereta yang memiliki jarak jelajah yang jauh. Dan tegangan
750 VDC lebih cocok untuk kereta metro dengan kapasitas yang kecil dan
konstruksi yang sederhana dengan biaya konstruksi yang murah seperti tram
(LRT).
Kelebihan tegangan 1500 VDC
Yaitu, karena tegangan yang tinggi, sarana yang menggunakan 1500 VDC
memiliki kapasitas yang besar dan memiliki jarak jelajah yang jauh, contoh kasus
seperti KRL atau MRT di perkirakan dapat mengangkut sekitar 2000 penumpang
dengan panjang rangkaian sekitar 8-10 kereta.
Kekurangan tegangan 1500 VDC
Tegangan 1500 VDC memiliki konstruksi yang rumit dan memerlukan sistem
proteksi yang rumit maka biaya yang di gunakan untuk pengadaan tegangan 1500
VDC cukup besar, tegangan 1500 VDC lebih cocok di gunakan pada kereta yang
memiliki jarak jelajah yang jauh dengan kapasitas yang besar sehingga sangat
cocok di gunakan untuk kota-kota yang memikili aktifitas perpindahan penduduk
yang padat.
4. Jelaskan Kelebihan dan Kekurangan Sistem Catenary Belanda, Sistem Catenary Perancis,
Sistem Catenary Jepang dan Rigid.
Komponen Sistem Jepang Sistem Belanda Sistem Prancis
NO KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Proses installasi lebih cepat karena Lebih efesien pada elektrifikasi DC
bagian perangkat sistemnya lebih
sedikit.
2. Waktu untuk pergantian perangkat Tidak cocok untuk kereta cepat atau yang
sistem lebih singkat. menggunakan elektrifikasi AC
3. Penggunaan Contact Wire dapat Tingkat keausan/kerusakan pada
sampai ± 35% pantograph lebih tinggi
4. Biaya pemeliharaan lebih rendah Arcing (lonjakan elektron dari
pantograph ke kawat trolley lebih tinggi
5. Jelaskan Hubungan antara Listrik Aliran Atas dengan Trafo Impedance Bound dan
Return Current
Hubungan Return Current dengan LAA
Jika rel sebagai netral atau grounding tempat kembalinya arus, tentu akan
menggangu sinyal dari track circuit. Untuk itu pada sistem LAA AC, track circuit
biasanya juga menggunakan power AC namun dengan frekuensi yang berbeda
dan relay dirancang dengan filter untuk mendeteksi frekuensi yang telah
ditentukan. Sedangkan untuk LAA DC, track circuit DC dilakukan dengan
memakai salah satu rel sebagai kutub positif track circuit dan rel satunya sebagai
kutub negatif track circuit sekaligus sebagai current return sistem LAA.
Hubungan Trafo Impedance Bound dengan LAA
Substation menerima daya yang sangat besar dari jaringan listrik PLN sebesar
20kV AC kemudian diturunkan tegangannya oleh transformator atau trafo
menjadi 1,4kV AC. setelah diturunkan dayanya, kemudian dirubah dari arus AC
(bolak-balik) menjadi arus DC (arus searah) sebesar 1500 kV DC alat ini
disebut recifier. Kemudian dilakukan penyearah untuk disalurkan arus listrik
positive (+) melalui jaringan LAA dan arus listrik negative (-) melalui rel kereta.
Pada dasarnya sistem scada terdiri dari Control Center (Master Station),
konfigurasi sistem komunikasi dan RTU (Remote Station). Variasi konfigurasi yang
digunakan bergantung pada sistem yang diperlukan, ketersediaan kanal komunikasi dan
faktor harga. Beberapa konfigurasi sistem komunikasi SCADA yang bisa digunakan
antara lain:
Under voltage
Over voltage
Over current
Arrester
Temperatur minyak
Tekanan minyak
Level minyak
Reverse current
Short circuit
Emergency
Over load
Over current
Ground voltage
Arrester
LBD (Linked Breaking Device)