Disusun Oleh :
Yuni Astuti 09023056
Gina Aldi Permana 09023057
Endang Megawati 09023058
Fatimah Faris 09023060
Onyz Sasmita 09023061
Nuroh Asfamufita 09023062
Amelia 09023063
Hikmah Dinamica 09023064
Noverda Ayuchecaria 09023065
Anna Khumaira Sari 09023066
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “OHT TOLAK ANGIN” yang merupakan
tugas dari mata kuliah OBAT TRADISIONAL oleh Ibu Zaenab. M.Si., Apt.
Makalah ini berisikan tentang informasi obat herbal terstandar Tolak Angin yang
akan membahas komposisi, khasiat, pembahasan komponen tanaman yang terkandung
dalam tolak angin serta mekanisme farmakologinya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I
LATAR BELAKANG
Tolak Angin
Komposisi :
Oryza sativa, Foeniculi Fructus, Isorae Fructus, Caryophylli Folium, Zingiberis
Rhizoma, Bahan-bahan lain.
Kegunaan :
Mengobati masuk angin karena kehujanan, kurang tidur, atau terlalu lelah. Gejala
gejalanya seperti : mual, perut kembung/sakit (mules), pusing, lesu, demam, pilek, badan
terasa dingin, mata berair. Menjaga stamina/kondisi tubuh di saat-saat bekerja
keras/lembur dan melakukan perjalanan jauh. Terutama petugas jaga malam dan pekerja
berat.
Cara pemakaian :
½ gelas) air hangat. Dapat1 bungkus diseduh dengan 100 cc ( ditambahkan air
jeruk nipis bila suka dan madu kembang Sido Muncul. Diminum 2 kali sehari @ 1
bungkus sampai sembuh. Untuk pencegahan : 1 bungkus sehari atau 2-3 hari 1 bungkus.
Kemasan :
10 Sachet Serbuk
12 Sachet @ 15 ml
10 cacth cover @ 2 kaplet
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus: Zingiber
Spesies: Zingiber officinale Rosc.
a. Botani
1. Obat Spesies: Zingiber officinale Roscoe
b. Biokimia
1. Jahe: Pendukung Kimia berpotensi aktif
2. Senyawa fenolik: shogaols dan gingerols
3. Seisquiterpen: bisapolene, zingiberene, zingiberol, sesquiphellandrene, curcurmene
4. Lain-Lain: 6-dehydrogingerdione, galanolactone, asam gingesulfonic, zingerone,
geraniol, neral, monoacyldigalactosylglycerols, gingerglycolipids.
c. Morfologi
Di dunia terdapat 47 genera dan 1400 spesies yang tersebar luas di daerah tropika dan
subtropika. Tanaman jahe merupakan terna tahunan, berbatang semu dengan tinggi antara 30-
75 cm. Berdaun sempit memanjang menyerupai pita dengan panjang 15-23 cm, lebar lebih
kurang 2.5 cm, tersusun teratur dua baris berseling. Tanaman jahe hidup merumpun, beranak-
pinak, menghasilkan rimpang dan berbunga berupa mali yang tersembul pada permukaan
tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur dengan panjang lebih kurang 25 cm. Mahkota bunga
berbentuk tabung dengan helaian agak sempit, tajam, berwarna kuning kehijauan. Bibir
mahkota bunga berwarna ungu gelap, berbintik-bintik putih kekuning-kuningan. Kepala sari
berwarna ungu dan mempunyai dua tangkai putik.
Rimpang jahe memiliki bentuk yang bervariasi mulai dari agak pipih sampai gemuk
(bulat-panjang0 dengan warna putih kekuning-kuningan hingga kemerah-merahan.
Tanaman jahe terdiri atas akar, rimpang, batang, daun, dan bunga.
1. Perakaran tanaman jahe merupakan akar tunggal yang semakin membesar seiring dengan
umurnya, hingga membentuk rimpang serta tunas-tunas yang akan tumbuh menjadi
tanaman baru. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga
kemerahan dengan bau menyengat.
2. Batang tanaman jahe merupakan batang semu yang tumbuh tegak lures. Batang ini terdiri
atas seludang-seludang dan pelepah daun yang menutup batang. Bagian luar batang liein
d. Syarat Pertumbuhan
1. Iklim
a. Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara
2.500-4.000 mm/tahun.
b. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan
sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka
sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari.
c. Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35°C.
2. Media Tanam
a. Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur
dan banyak mengandung humus.
b. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan
tanah laterik.
c. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4.
Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.
3. Ketinggian Tempat
a. Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-
2.000 m dpl..
b. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 - 600 m dpl.
e. Panen
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 9
1. Ciri dan Umur Panen : Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jahe itu
sendiri. Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan, maka tanaman jahe sudah bisa
ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara mematahkan sebagian rimpang dan
sisanya dibiarkan sampai tua. Apabila jahe untuk dipasarkan maka jahe dipanen setelah
cukup tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-
ciri warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua mengering.
Misal tanaman jahe gajah akan mengering pada umur 8 bulan dan akan berlangsung
selama 15 hari atau lebih.
2. Cara Panen : Cara panen yang baik, tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan
alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe terluka. Selanjutnya
tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada rimpang dibersihkan dan bila perlu
dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama 1
minggu. Tempat penyimpanan harus terbuka, tidak lembab dan penumpukannya jangan
terlalu tinggi melainkan agak disebar.
3. Periode Panen. : Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan, yaitu
diantara bulan Juni – Agustus. Saat panen biasanya ditandai dengan mengeringnya
bagian atas tanah. Namun demikian apabila tidak sempat dipanen pada musim kemarau
tahun pertama ini sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya.
Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan
kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar
airnya.
4. Perkiraan Hasil Panen : Produksi rimpang segar untuk klon jahe gajah berkisar antara
15-25 ton/hektar, sedangkan untuk klon jahe emprit atau jahe sunti berkisar antara 10-15
ton/hektar.
a. Botani
Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan
(taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophytae dengan subdivisio
Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae, termasuk ordo Poales dengan
famili Graminae serta genus Oryza Linn dan dengan nama spesies Oryza sativa L. Terdapat
25 spesies Oryza, yang dikenal adalah Oryza sativa dengan dua subspesies yaitu indica (padi
bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu
1. Padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi
2. Padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan.
Akar tanaman padi memiliki sistem perakaran serabut. Ada dua macam akar yaitu :
A. Akar seminal yang tumbuh dari akar primer radikula sewaktu berkecambah dan bersifat
sementara
B. Akar adventif sekunder yang bercabang dan tumbuh dari buku batang muda bagian
bawah. Akar adventif tersebut menggantikan akar seminal. Akar ini disebut
adventif/buku, karena tumbuh dari bagian tanaman yang bukan embrio atau karena
munculnya bukan dari akar yang telah tumbuh sebelumnya (Suharno, 2005).
Batang terdiri atas beberapa ruas yang dibatasi oleh buku, dan tunas (anakan) tumbuh
pada buku. Jumlah buku sama dengan jumlah daun ditambah dua yakni satu buku untuk
tumbuhnya koleoptil dan yang satu lagi buku terakhir yang menjadi dasar malai. Ruas yang
terpanjang adalah ruas yang teratas dan panjangnya berangsur menurun sampai ke ruas yang
terbawah dekat permukaan tanah (Tobing, dkk, 1995). Anakan muncul pada batang utama
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 11
dalam urutan yang bergantian. Anakan primer tumbuh dari buku terbawah dan memunculkan
anakan sekunder. Anakan sekunder ini pada gilirannya akan menghasilkan anakan tersier
(Suharno, 2005).
Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang seling
terdapat satu daun pada tiap buku. Tiap daun terdiri atas :
1. Helaian daun yang menempel pada buku melalui pelepah daun
2. Pelepah daun yang membungkus ruas di atasnya dan kadang-kadang pelepah daun dan
helaian daun ruas berikutnya
3. Telinga daun (auricle) pada dua sisi pangkal helaian daun
4. Lidah daun (ligula) yaitu struktur segitiga tipis tepat di atas telinga daun
5. Daaun bendera adalah daun teratas dibawah malai (Suharno, 2005)
Bunga padi secara keseluruhan disebut malai. Malai terdiri dari 8–10 buku yang
menghasilkan cabang–cabang primer selanjutnya menghasilkan cabang–cabang sekunder.
Dari buku pangkal malai pada umumnya akan muncul hanya satu cabang primer, tetapi dalam
keadaan tertentu buku tersebut dapat menghasilkan 2–3 cabang primer (Tobing, dkk, 1995).
Lemma yaitu bagian bunga floret yang berurat lima dan keras yang sebagian menutupi palea.
Ia memiliki suatu ekor. Palea yaitu bagian floret yang berurat tiga yang keras dan sangat pas
dengan lemma. Bunga terdiri dari 6 benang sari dan sebuah putik. Enam benang sari tersusun
dari dua kelompok kepala sari yang tumbuh pada tangkai benang sari (Suharno, 2005).
Butir biji adalah bakal buah yang matang, dengan lemma, palea, lemma steril, dan
ekor gabah (kalau ada) yang menempel sangat kuat. Butir biji padi tanpa sekam (kariopsis)
disebut beras. Buah padi adalah sebuah kariopsis, yaitu biji tunggal yang bersatu dengan kulit
bakal buah yang matang (kulit ari), yang membentuk sebuah butir seperti biji. Komponen
utama butir biji adalah sekam, kulit beras, endosperm, dan embrio (Suharno, 2005).
b. Morfologi
1. Akar
Berdasarkan literature Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air
dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman
padi dapat dibedakan atas:
a. Radikula
Akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang sedang
berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami pertumbuhan kea rah
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 12
bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas
sehingga terbentuk batang dan daun.
b. Akar Serabut (Akar Adventif)
Setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan tumbuh.
c. Akar Rambut
Merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut. Akar ini
merupakan saluranpada kulit akar yang berada di luar, dan ini penting dalam pengisapan air
maupun zat-zat makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek, sedangkan bentuk dan
panjangnya sma dengan akar serabut.
2. Batang
Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari
beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong
itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat
pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang
dari pada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah
yang membalut ruas sampai buku bagian atas. Tepat pada buku bagia atas ujung dari daun
pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah)
daun, dan bagian yang terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian
auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang
paling atas dari batang disebut daun bendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi
ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi.
Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu batang
tunggal/ batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah
kanan dan sukma 2, 4, 6 sbelah kiri. Dari tiap-tiap sukma ini akan timbul tunas yang disebut
tunas orde pertama.
3. Daun
Padi adi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-
beda, baik bentuk, susunan, atau bagiab-bagiannya. Cirri khas daun padi adalah adanya sisik
dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput
yang lain. Adapaun bagian-bagian daun padi adalah:
a. Helaian daun: terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang seperti
pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi yang bersangkutan.
b. Pelepah daun (upih): merupakan bagian daun yang menyelubungi batang, pelepah daun
ini erfungsi member dukungan pada bagiasn ruas yang jaringannya lunak, dan hal.
c. Lidah daun: terletak pada pebatasan antara helai daun dan upih. Panjang lidah daun
berbeda-beda, tergantung pada varietas padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang.
Fungsi lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun
(upih). Disamping itu juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air mrmudahkan
penyebaran penyakit.
4. Bunga
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai.
Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan kedua, sedangkan sumbu utama malai
adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi
yang ditanam dan cara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku yang terakhir
inilah biasanya panjang malai (rangkain bunga) diukur. Panjang mali dapat dibedakan
menjadi ukuran, yaitu mali pendek (<20 cm), malai sedang (20-30 cm), dan malai panjang
(>30 cm). Jumlah cabang pada setiap mali berkisar 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah
cabang dan yang terbanyak dapat mencapi 30 cabang. Jumlah cabang ini akan mempengaruhi
besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai biasa mencapai 120 bunga (Aak,
1992).
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 14
Bunga padi adalah bunga telanjang, artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin
dua jenis dengan bakal biah di atas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek
dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua
tangkai putik dengan 2 buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada
umumnya putih atau ungu (Departemen Pertanian, 1983)
Komponen –komponen bunga padi adalah:
a. Kepala sari
b. Tangkai sari
c. Palea (belahan yang besar)
d. Lemma (belahan yang kecil)
e. Kepala putik
f. Tangkai bunga
5. Buah
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/ gabah, sebenarnya bukan biji
melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai
penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lainnya yang membentuk sekam
atau kulit gabah (Departemen Pertanian, 1983)
Jika bunga padi telah dewasa, kedua belahan kembanh mahkota (Palea dan Lemma)
yang semula bersatu akan membuka dengan sendirinya sedemikian rupa sehingga anatara
lemma dan palea terjadi siku/ sudut sebesar 30-600. Membukanya kedua belahan kembang
mahkota itu terjadi pada umumnya pada hari-hari cerah antara 10-12, dimana suhu kira-kira
30-320 C. Di dalam dua daun mahkota palae dan lemma itu terdapat bagian dalam dari bunga
padi yang terdiru dari bakal uah (karyiopsis).
Jika buah padi telah masak, kedua belahan daun mahkota bunga itulah yang menjadi
pembungkus besarnya (sekam). Diatas karyiopsis terdapat 2 kepala putik yang dipikul oleh
masing-masing tangkainya, Lodicul yang berjumlah 2 buah, sebenarnya merupakan daun
mahkota yang telah berubah bentuk. Pada waktu padi hendak berbunga, lodicula menjadi
mengembang karena menghiasap cairan dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong
lemma dam palea terpisah dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang memanjang
keluar adri bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi. Terbukanya bunga diikuti
dengan pecahnya kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan tepung sarinya. Sesudah
tepung sarinya tertumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palae menutup kembali.
Dengan berpindahnya tepung sari dari kepala putik maka selesailah sudah proses
penyerbukan. Kemudian terjadilah pembulaian yang menghasilkan lembaga dan endosperm.
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 15
Endosperm adalah penting sebagai sumber cadangan makanan bagi tanaman yang baru
tumbuh, (Departemen Pertanaian, 1983)
c. Syarat Tumbuh
1. Iklim
Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah 23 0C.
Tanaman padi dapat tumbuh di daerah tropis/subtropics pada 45 0 LU–450 LS dengan cuaca
panas dan kelembapan tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata–rata curah hujan yang baik
adalah 200 mm/bulan atau 1500–2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau
hujan. Pada musim kemarau, produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim
hujan, walaupun air melimpah produksi dapat menurun, karena penyerbukan kurang intensif.
Tanaman padi dapat tumbuh pada daerah mulai dari dataran rendah sampai dataran
tinggi. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian tempat 0–650 m dpl dengan
temperatur 220 C–270 C sedangkan di dataran tinggi 650–1.500 m dpl dengan temperatur
190 C–230 C. Temperatur sangat mempengaruhi pengisian biji padi. Temperatur yang
rendah dan kelembaban yang tinggi pada waktu pembungaan akan mengganggu proses
pembuahan yang mengakibatkan gabah menjadi hampa. Hal ini terjadi akibat tidak
membukanya bakal biji. Temperatur yang juga rendah pada waktu bunting dapat
menyebabkan rusaknya pollen dan menunda pembukaan tepung sari (Luh, 1991).
2. Tanah
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang
kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan
air dalam jumlah yang cukup. Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah
yang memiliki lapisan keras 30 cm di bawah permukaan laut. Menghendaki tanah lumpur
yang subur dengan ketebalan 18–22 cm. Keasaman tanah yang dikehendaki tanaman padi
adalah antara pH 4,0–7, 0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanah
menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya, tanah berkapur dengan pH 8,1–8, 2 tidak merusak
tanaman padi. Karena mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang
tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral.
d. Panen
Ada tiga stadia umum proses pertumbuhan tanaman padi dari awalpenyemaian hingga
pemanenan :
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 16
1. Stadia vegetatif; dari perkecambahan sampai terbentuknya bulir. Padavarietas padi yang
berumur pendek (120 hari) stadia ini lamanya sekitar 55 hari, sedangkan pada varietas
padi berumur panjang (150 hari) lamanya sekitar 85 hari.
2. Stadia reproduktif; dari terbentuknya bulir sampai pembungaan. Pada varietas berumur
pendek lamanya sekitar 35 hari, dan pada varietas berumur panjang sekitar 35 hari juga.
3. Stadia pembentukan gabah atau biji; dari pembungaan sampai pemasakan biji. Lamanya
stadia sekitar 30 hari, baik untuk varietas padi berumur pendek maupun berumur panjang.
Apabila ketiga stadia dirinci lagi, maka akan diperoleh sembilan stadia. Masing masing stadia
mempunyai ciri dan nama tersendiri. Stadia tersebut adalah :
1. Stadia 0; dari perkecambahan sampai timbulnya daun pertama, biasanya memakan waktu
sekitar 3 hari.
2. Stadia 1; stadia bibit, stadia ini lepas dari terbentuknya duan pertama sampai terbentuk
anakan pertama, lamanya sekitar 3 minggu, atau sampai pada umur 24 hari.
3. Stadia 2; stadia anakan, ketika jumlah anakan semakin bertambah sampai batas
maksimum, lamanya sampai 2 minggu, atau saat padi berumur 40 hari.
4. Stadia 3; stadia perpanjangan batang, lamanya sekitar 10 hari, yaitu sampai terbentuknya
bulir, saat padi berumur 52 hari.
5. Stadia 4; stadia saat mulai terbentuknya bulir, lamanya sekitar 10 hari, atau sampai padi
berumur 62 hari.
6. Stadia 5; perkembangan bulir, lamanya sekitar 2 minggu, saat padi sampai berumur 72
hari. Bulir tumbuh sempurna sampai terbentuknya biji.
7. Stadia 6; pembungaan, lamanya 10 hari, saat mulai muncul bunga, polinasi, dan
fertilisasi.
8. Stadia 7; stadia biji berisi cairan menyerupai susu, bulir kelihatan berwarna hijau,
lamanya sekitar 2 minggu, yaitu padi berumur 94 hari.
9. Stadia 8; ketika biji yang lembek mulai mengeras dan berwarna kuning, sehingga seluruh
pertanaman kelihatan kekuning-kuningan. Lama stadia ini sekitar 2 minggu, saat
tanaman berumur 102 hari.
10. Stadia 9; stadia pemasakan biji, biji berukuran sempurna, keras dan berwarna kuning,
bulir mulai merunduk, lama stadia ini sekitar 2 minggu, sampai padi berumur 116 hari.
Sudarmo, 1991).
C. KAYU ULES
Deskripsi tanaman:
Merupakan tumbuhan perdu basah dan tinggi sampai 4 m.
1. Batang : Basah
2. Kulit kayu : Berserat-serat
3. Buah : Berbentuk dari 5 helai daun yang mengumpul seperti pilin. Dinding buah
berbumbung, lapisan luar tipis seperti kertas, lapisan dalam tebal dan berwarna putih. Tiap-
tiap buah mempunyai satu baris biji-biji kecil warna coklat tua dan membelit dengan panjang
5-9 cm. Bagian luar buah berwarna hijau coklat atau sawo matang , berbulu pendek, dan
ujungnya tajam.
4. Habitat : Tumbuh di daerah kering pada semak belukar, di hutan-hutan pada dataran rendah
sampai 1200 m dpl.
5. Bagian tanaman yang digunakan : Buah, Akar, Kulit kayu
6. Kandungan kimia : Pigmen kloroplas, Pitosterol, Saponin, Gula, Flobatanin, Asam
hidroksikarboksilat
7. Khasiat : Buahnya berkhasiat sebagai antidiare, obat sakit perut, dan obat cacing.
8. Nama simplisia : Isorae Frustus, Isorae Cortex
9. Umur panen : Umur panen sangat mempengaruhi kulit kayunya, semakin tua umur tanaman
maka kulit kayunya akan semakin tebal sehingga produksi akan lebih tinggi. Umur ideal
untuk dipanen sekitar 6-12 tahun.
10. Waktu panen : Ditandai dengan warna daun yang sudah menjadi hijau tua.
Deskripsi
1. Tanaman : Perdu, tahunan, tingi ± 2 m.
2. Batang :Berlubang, beruas, beralur, percabangan monopodial,hijau keputih-putihan.
3. Daun :Majemuk, menyiripganda, benluk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata.
panjang 30-50 cm, lebar 15-25 cm, panjang pelepah 5-7 cm, hijau muda,hijau.
4. Letak daun :berseling, majemuk menyirip ganda dua
5. Bunga :Majemuk, bentuk payung, lumbuh di ujung balang,kelopak bentuk tabung,
hijau, daun mahkota lima,kuning.
6. Batang :Bentuk lonjong, beralur, panjang 6-10 m, lebar 3-4 mm, masih muda hijau
setelah tua hijau keabuabuan.
7. Akar :Tunggang, putih.
Identifikasi
a. Makroskopik
2. Batang
Tanaman dicirikan dengan habitus herba atau perdu tahunan, tinggi tanaman dapat
mencapai 1 - 2 m dengan percabangan monopodial, batang berlubang, beralur, beruas dan
berwarna hijau keputihan. Bila batang memar mengeluarkan bau wangi. Tanaman Adas Fase
Vegetatif Tanaman Adas Fase Generatif.
3. Daun
Letak daun berselang-seling, daun tumbuh sehingga 40 cm panjang, berbentuk pita,
dengan segmen terakhir dalam bentuk rambut, kira-kira selebar 0,5 mm (daun majemuk,
menyirip ganda, bentuk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata berseludang warna putih,
seludang berselaput, panjang 30-50 cm, lebar 15-25 cm, panjang pelepah 5-7 cm hijau muda
dan hijau).
4. Bunga
Bunga yang dihasilkan di ujung tangkai (ujung batang) adalah bunga payung
majemuk yang berdiameter 5 hingga 15cm, panjang gagang bunga 2-5 mm, kelopak bentuk
tabung hijau, daun mahkota lima,kuning). Setiap bagian umbel mempunyai 20-50 kuntum
bunga kuning yang amat kecil pada pedikel-pedikel yang pendek.
5. Biji
C. Jenis-Jenis Adas
Berdasarkan literature yang dikeluarkan oleh Perkumpumpulan Tanaman Herbal
Amerika, genus Foeniculum mempunyai 4 subspesies yaitu :
1. Foeniculum vulgare subsp. vulgare (adas, adas manis, adas liar) Tanaman berbulu
besar dengan batang kokoh tumbuh sampai 2 m tingginya. Daun menyirip, segmen 1-
5 cm, berbentuk seperti benang berwarna hijau tua. Gagang bunga diameter 1-2 mm
melintang dan berwarna kuning cerah. Panjang buah 4 mm, bujur-bulat telur, pipih,
berwarna kehijauan atau abu-abu.
2. Foeniculum vulgare subsp. vulgare var. azoricum (adas Florence, adas umbi,
finocchio, anis) Mirip varietas dulce, tanaman memiliki daun basal lebih pendek yang
sangat bengkak pada bagian dasar, membentuk semacam umbi palsu ukuran apel
besar, sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
3. Foeniculum vulgare subsp. vulgare var. dulce (adas manis, adas Roman) Bentuk
tanaman ini jika bibit berasal benih memiliki struktur yang sama seperti Adas liar
tetapi buah umumnya lebih besar. Hal ini mudah dibedakan dari Adas liar dimana
aroma adas manis var dulce lebih kuat dan dapat dirasakan melalui daun dan buahnya.
4. Foeniculum vulgare subsp. piperitum (adas lada liar) Carosella (Var. piperatum)
merupakan tanaman lebih besar dari adas liar atau manis, dengan seludang daun
sangat panjang yang menyelimuti tangkai bunga.
E. CENGKEH
Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L. M. Perry Sinonim
Eugenia aromatica (L.) Baill.
Eugenia caryophyllata Thunb.
Eugenia caryophyllus (Spreng.) Bull. & Harr.
Caryophyllus aromaticus L.
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras,
cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun , tingginya dapat
mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan
cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah
patah . Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon cengkeh berbentuk kerucut . Daun
cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan
panggkalnya menyudut, rata-rata mempunyai ukuran lebar berkisar 2-3 cm dan panjang daun
tanpa tangkai berkisar 7,5 -12,5 cm. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung
ranting daun dengan tangkai pendekserta bertandan. Pada saat masih muda bunga cengkeh
berwarna keungu-unguan , kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan berubah
lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh keringakan berwarna
coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh
pertama kali berbuah pada umur 4-7 tahun. Tumbuhan cengkeh akan tumbuh dengan baik
apabila cukup air dan mendapat sinar matahari langsung.
Cengkih memiliki nama lain seperti clove tree (Inggris) dan ting hsiang (Tiongkok).
Selain Syzygium aromaticum cengkih juga sering disebut Eugenia aromatica L.
a. Morfologi
1. Daun (folium)
Daun cengkih tidak termasuk daun lengkap karena memiliki tangkai daun (petiolus),
helaian daun (lamina), namun tidak memiliki upih/pelepah daun (vagina). Daunnya berbentuk
lonjong dan berbunga pada bagian ujungnya. Termasuk daun majemuk karena dalam satu ibu
tangkai ada lebih dari satu daun.
Bangun daunnya (circumscriptio) adalah lanset (lanceolatus), ujungnya (apex) adalah
runcing (acustus) pangkalnya (basis folii) adalah meruncing (acuminatus), susunan tulang
daunnya (nervatio) adalah menyirip penninervis), tepi daunnya (margo) adalah rata (integer),
dan daging daunnya (intervenium) adalah seperti kertas, tipis tetapi cukup tegar (papyraceus).
Daun ini berwarna hijau. Ukuran daun cengkeh :
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 26
- Lebarnya berkisar 2-3 cm
- Panjang daun kira-kira 7,5 -12,5 cm.
Daun, bunga, dan tangkainya mengandung minyak cengkeh yang banyak disenangi
orang karena baunya yang khas. Selain itu minyak tersebut mempunyai sifat stimulan,
anestetik, karminatif, antiemetik, antiseptik dan antispasmodik. Bunga dan buahnya muncul
pada ujung rantingnya. Warna dari bunganya
- Keungu-unguan lalu menjadi kuning kehijau-hijauan (muda)
- Merah muda (tua)
2. Batang (Caulis)
Batang dari pohon cengkeh biasanya memiliki panjang 10-15 m. Batang berbentuk
bulat (teres), permukaan batangnya kasar biasanya memiliki cabang-cabang yang dipenuhi
banyak ranting atau dapat dikatakan lebat rantingnya. Arah tumbuh batangnya tegak lurus
(erectus) dan cara percabangan dari rantingnya dapat dikatakan monopodial karena masih
dapat dibedakan antara batang pokok dan cabangnya. Lalu arah tumbuh cabangnya adalah
condong ke atas (patens). Selain itu pohon cengkeh dapat bertahan hidup hingga puluhan
tahun. Tangkainya kira-kira1-2,5 cm (Steenis 1975).
3. Akar(Radix)
Sistem akarnya tunggang, akar ini merupakan akar pokok (berasal dari akar lembaga)
yang kemudian bercabang-cabang. Bentuk akar tunggangnya termasuk berbentuk tombak
(fusiformis) pada akar tumbuh cabang yang kecil-kecil. Akar kuat sehingga bisa bertahan
sampai puluhan bahkan ratusan tahun. Akarnya biasanya mampu masuk cukup dalam ke
tanah.
4. Biji (Semen)
Pohon cengkeh mampu menghasilkan biji setelah penanaman 5 tahun. Bijinya terdiri
dari kulit (spedodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji (nukleus seminis). Walaupun
dalam jangka 20 tahun masih dapat menghasilkan biji, biji ini dapat dikatakan sudah tidak
menguntungkan. Hal ini dikarenakan kualitasnya telah menurun dan tidak dapat digunakan
lagi untuk industri, misal rokok.
5. Bunga (Flos)
Bunga cengkeh muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan tangkai
pendek dan bertandan (bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai bunga). Bunga
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 27
cengkeh termasuk bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu tangkainya selalu ditutup
bunga. Bunga terdiri dari tangkai (pedicellus), ibu tangkai (pedunculus), dan dasar bunga
(repectaculum). Bunga cengkeh adalah bunga tunggal (unisexualis) jadi masih dapat
dibedakan menjadi bunga jantan (flos masculus) dan betina (flos femineus). Dasar bunganya
(repectaculum) menjadi pendukung benang sari dan putik (andoginofor).
Bunga cengkeh ini termasuk dalam setangkup tunggal maksudnya hanya bisa dibagi
oleh satu bidang simetri menjadi 2 bagian. Warna bunganya akan berubah-ubah sesuai umur
pohonnya. Saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan , kemudian berubah
menjadi kuning kehijau-hijauan dan jika sudah tua menjadi merah muda.
6. Buah (Fructus)
Cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah
mekar berwarna merah. Buahnya termasuk buah semu karena ada bagian bunga yang ikut
ambil bagian dalam pembentukan buah.
b. Anatomi
Seperti diketahui bahwa tumbuhan cengkeh terdiri dari akar, batang , dan daun yang
tentunya pada masing-masing organ tersebut memiliki lapisannya masing masing. Pada
akarnya tersusun atas lapisan epidermis, korteks dan stele. Bagian korteksnya terdiri dari
bagain eksodermis, parenkim korteks, dan endodermis. Sedangkan berkas pengangkut ada
pada bagian stele selain berkas pengangkut stele masih mengandung selapis sel parenkim
(perisikel).
Daun dari cengkeh yang berwarna hijau tersusun atas bagian epidermis atas, mesofil
(terdiri dari jaringan tiang dan spons selau ada pada tumbuhan dikotil), jaringan pengangkut,
dan epidermis bawah.
Lalu pada batangnya yang berbentuk bulat terdiri dari epidermis, korteks , stele (ada
berkas pengangkut), dan empulur. Tipe berkas pengangkutnya adalah kolateral terbuka, jadi
antara xilem dan floem terdapat kambium yang menyebabkan tumbuhan dapat bertambah
besar.
Untuk bunganya yang tumbuh pada ujung (flos terminalis) ada 4 bagian seperti
kelopak, mahkota, benang sari, dan putik. Kelopak tersusun atas: epidermis atas, mesofil
(+klorenkim), berkas pengangkut, dan epidermis bawah. Mahkota tersusun atas epidermis
atas, mesofil, berkas pengangkut, danepidermis bawah. Benang sarinya terdiri dari epidermis,
Kandungan Nutrien
Berikut ini adalah besar kandungan nutrient pada tiap 2 gr jahe :
1. Kandungan air 1,6 gr dan Kandungan bahan kering 0,4 gr
2. Protein 0 % atau tidak mengandung protein
3. Lemak
Jahe mengandung lemak yang rendah hanya 8%,lemak tersebut berasal dari
Omega-3 fatty acids 0,7mg dan Omega-6 fatty acids. Hasil perhitungan lemak pada jahe
ini dapat dikatakan rendah karena lemak yang di butuhkan ikan antara 4 -18 % dan bahan
di katakan lemak tinggi bila mengandung lemak di atas 18%.
4. Vitamin
Jahe ini juga mengandung vit komplek B yaitu colin 0,6 mg dan asam folat 0,2
mcg ,vit C 0,1 mg, dari nilai kandungan vit tersebut jahe dapat di katakan juga rendah
vitamin karena sebenarnya ikan membutuhkan colin sebagai pakan tambahan 440 mg, 0,1
mg dan vit C 0-100 mg.
5. Mineral
Calsium………………….. 0,3 mg
Magnesium………………..0,9 mg
Phosphorus………………..0,7 mg
Potassium………………....8,3 mg
Sodium………………….....0,3 mg
Volatile
(-)-zingeberene,
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 31
(+)-ar-curcumene,
(-)-β-sesquiphelandrene,
β-bisaboline,
β-pinene,
bornyl acetat,
borneol,
camphene,
β-cymene,
cineol,
cumene,
β-elemene,
farnesene,
β-phelandrene,
geraneol,
limonene,
linalool,
myrcene,
β-pinene,
sabinene.
Non Volatile
Gingerol,
shogaol,
gingediol,
gingediasetat,
Gingerdion,
Gingerenon
Sumber : WHO Monographs on selected medicinal plants Vol 1,1999
Kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman jahe terutama
golongan flavonoida, fenolik, terpenoida, dan minyak atsiri (Benjelalai, 1984). Senyawa
fenol jahe merupakan bagian dari komponen oleoresin, yang berpengaruh dalam sifat pedas
jahe (Kesumaningati, 2009), sedangkan senyawa terpenoida adalah merupakan komponen-
komponen tumbuhan yang mempunyai bau, dapat diisolasi dari bahan nabati dengan
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 32
penyulingan minyak atsiri. Monoterpenoid merupakan biosintesa senyawa terpenoida, disebut
juga senyawa “essence” dan memiliki bau spesifik. Senyawa monoterpenoid banyak
dimanfaatkan sebagai antiseptik, ekspektoran, spasmolitik, sedative, dan bahan pemberi
aroma makanan dan parfum. Menurut Nursal, 2006 senyawa-senyawa metabolit sekunder
golongan fenolik, flavanoiada, terpenoida dan minyak atsiri yang terdapat pada ekstrak jahe
diduga merupakan golongan senyawa bioaktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakeri.
2. PADI
Kandungan Kimia
Biji mengandung karbohidrat, dextrin, arabanoxylan, xylan, phytin, glutelin, enzim
(phytase, lypase, diastase), dan vitamin B. Tangkai buah, buah dan batang Oryza sativa
mengandung saponin, disamping itu tangkai buah dan batangnya juga mengandung polifenol
serta tangkai buahnya juga mengandung alkaloida.
Khasiat
a. Selaput biji (Gu ya) berkhasiat untuk mengatasi:
- lambung dan limpa lemah,
- tidak nafsu makan, gangguan pencernaan, rasa penuh di dada dan perut,
- beri-beri, serta
- tangan dan kaki rasa kesernutan, baal.
3. ADAS
Kandungan Kimia
Adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1 - 6%, mengandung 50 - 60%
anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol,
anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak. Kandungan anetol yang menyebabkan adas
mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat karminatif. Akar mengandung bergapten.
Akar dan biji mengandung stigmasterin (serposterin).
Khasiat
Buah bermanfaat untuk mengatasi :
- sakit perut (mulas), perut kembung, rasa penuh di lambung, mual,
muntah, diare,
- sakit kuning (jaundice), kurang nafsu makan,
- batuk berdahak, sesak napas (asma),
- haid: nyeri haid, haid tidak teratur,
- air susu ibu (ASI) sedikit,
- putih telur dalam kencing (proteinuria),
- susah tidur (insomnia),
- buah pelir turun (orchidoptosis),
- usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis),
- pembengkakan saluran sperma (epididimis),
- penimbunan cairan di dalam kantung buah zakar (hidrokel testis),
- mengurangi rasa sakit akibat batu dan membantu menghancurkannya,
- rematik gout, dan
- keracunan tumbuhan obat atau jamur.
Daun berkhasiat mengatasi :
- batuk,
- perut kembung, koilk,
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 34
- rasa haus, dan
- meningkatkan penglihatan
4. KAYU ULES
Kandungan kimia:
Pigmen kloroplas
Pitosterol
Saponin
Gula
Flobatanin
Asam hidroksikarboksilat tanin,
Alkaloid
Khasiat:
Stomakik
Antipiretik
5. CENGKEH
Kandungan
Bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) selain mengandung minyak atsiri, juga
mengandung senyawa kimia yang disebut eugenol, asam oleanolat, asam galotanat, fenilin,
karyofilin, resin dan gom.
4. FARMAKOLOGI
TOLAK ANGIN
a. Mengandung bahan yang dapat menurunkan demam (kayu ules, daun cengkih, daun
permen).
b. Mengandug bahan yang mencegah pusing, mual (jahe, daun permen).
c. Mengandung bahan yang mengatasi gangguan tenggorokan (adas, daun cengkih, dan
daun permen).
Khasiat
Mengobati masuk angin karena kehujanan, kurang tidur, atau terlalu lelah. Gejala-
gejalanya seperti : mual, perut kembung/sakit (mules), pusing, lesu, demam, pilek, badan
terasa dingin, mata berair.
a. Oryza Sativa (beras) berguna sebagai absorben untuk menyerap zat-zat beracun, atau
zat yang yang menyebabkan diare.
b. Foeniculli Fructus (adas) dapat meningkatkan transport mukosilier yang efektif untuk
mengatasi batuk produktif akibat masuk angin.
c. Isorae Fructus (kayu ules) mengurangi rasa nyeri (analgetik).
d. Caryophylli Folium (cengkeh) dapat menghilangkan rasa mual muntah dan mencegah
kerusakan hati akibat bahan racun tertentu (CCI4), juga penambah tenaga.
Tolak angin mengandung jahe, daun mint, kayu ules, cengkeh dan adas dapat
meningkatkan kekebelan tubuh melalui parameter kenaikan sel T yang merupakan indikator
meningkatnya daya tahan tubuh.
a. Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum
jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas.
Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1 - 3 persen. Komponen utama
minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingiberol.
b. Minyak jahe berisi gingerol yang berbau harum khas jahe, dapat mencegah mual,
karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat
menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat
mabok perjalanan.
c. Rasanya yang tajam merangsang nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu
mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung.
d. Dalam pengobatan tradisional Asia, jahe dipakai untuk mengobati selesma, batuk,
diare dan penyakit radang sendi tulang seperti artritis. Jahe juga dipakai untuk
meningkatkan pembersihan tubuh melalui keringat.
e. Menurunkan tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon
adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat
dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.
j. Jahe mengandung senyawa cineole dan arginine yang memiliki manfaat memperkuat
daya tahansperma.
Kulit otak
dan sitem Limbis
Organ Keseimbangan
(Ach histamin)
Buah adas yang diproses dengan garam berkhasiat menghangatkan ginjal, mengusir
dingin dari dalam dan meredakan nyeri.
Buah adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1-6%, mengandung 50-60%
anetol, lebih kurang 2o% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol,
anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak. Adas juga sumber vitamin A, kalsium,
fosfor, dais kalium. Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang
khas, berkhasiat karminatif, dan antispasmodik.
Efek Toksisitas
Adas sebaiknya jangan diberikan pada penderita alergi terhadap wortel, selederi,
penderita epilepsi dan anak di bawah umur. Adas aman digunakan sebagai obat dalam jang-
ka waktu yang tidak lama. Pemakai-an jangka lama dalam jumlah yang banyak akan
memberikan efek samping di antaranya, kulit menjadi sensitif terhadap cahaya matahari, di
mana kulit menjadi gelap dan sakit terbakar matahari.
Minyak atsiri cengkeh dimanfaatkan untuk mengobati rasa nyeri pada gigi. Cengkeh
memiliki sifat mampu meningkatkan produksi asam lambung, menggiatkan gerakan
peristaltik saluran pencernaan, juga mampu menjaga energi panas tubuh (yang ), maka
cengkeh hanya boleh digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan kurangnya yang dalam tubuh, seperti impotensi, muntah dan diare akibat
dinginnya lambung dan limfa, serta morning sickness.
5. KEMASAN
Menurut Tjiptono (2000) PRODUK merupakan segala sesuatu yang dapat di tawarkan
kepada seluruh pasar untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau di konsumsi
pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan secara lebih
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 40
terperinci. Konsep produk meliputi barang, kemasan, label,merek, pelayanan dan jaminan
seperti terlihat pada gambar berikut :
Barang
Merk
Label
Pelayanan
Jaminan
Dari ulasan singkat dan bagan mengenai produk atau barang jadi, satu hal penting
mengenai konsep produksi yang akan dibahas lebih lanjut yaitu KEMASAN
A. Definisi Kemasan
Menurut Kotler (1995) pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi
wadah atau bungkus sebagai sebuah produk.
Swatha mengartikan (1980) pembungkusan (packaging) adalah kegiatan-kegiatan
umum dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain pembuatan bungkus
atau kemasan suatu barang, sedangkan
Menurut Saladin (1996) kemasan adalah wadah atau bungkus. Jadi beberapa
pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan kemasan adalah suatu kegiatan merancang
dan memproduksi bungkus suatu barang yang meliputi desain bungkus dan pembuatan
bungkus produk tersebut. Menurut Saladin (1996) wadah atau bungkus terdiri atas :
1. Kemasan dasar atau primer (primary package)
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 41
Bungkus langsung dari suatu produk (direct contack)
2. Kemasan sekunder (secondary package)
Bahan yang melindungi kemasan dasar dan di buang bila produk digunakan
3. Kemasan pengiriman (shipping package)
Kemasan yang diperlukan saat penyimpanan dan pengangkutan
6. Khasiat (kegunaan)
Nomer Pendaftaran :
2. Sembilan Digit
a. digit 1,2 : bulan berakhir pendaftaran, angka, 01 Januari, 02 Feberuari
b. digit 3,4 : tahun berakhir nomor pendaftaran, ditulis dua angka
c. digit 5 : produksi ke- bulan pada digit 6,7
d. digit 8,9 : tahun produksi, dua angka
9. Kode produksi
KETERANGAN :
Definisi dan Simbol Obat Tradisional sesuai SK Kepala Badan Pengawas Obat
dan
Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.4.2411 tahun 2004
2. SARAN
Penulis menyadari makalah ini sangat banyak kekurangan sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan makalah yang akan
datang.
http://www.plantamor.com/index.php plant
http://blog.ub.ac.id/cantika/2010/05/28/jahe-yang menggiurkan/
http://rachmadrevanz.com/2011/tanaman-jahe.html
http://www.iptek.net.id/ind/warintek/
http://tanamanherbal.wordpress.com/2007/12/16/kayu-ules/
http://books.google.co.id/books kayu ules
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25711/5/Chapter%20I.pdf
http://www.lawskripsi.com/index.php
toiusd.multiply.com/journal/item/55/Foeniculum_Vulgare068114048
http://spesifikasihabbatussauda.blogspot.com/2009/09/cengkeh-syzygium-aromaticum-linn
merr.html
Van Steenis, C. G. G. J. (1975). 'Flora Untuk Sekolah Indonesia', Jakarta Pusat, PT Pradnya
Paramita, hal. 326-328.