Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH OBAT TRADISIONAL

“OHT – TOLAK ANGIN”

Disusun Oleh :
Yuni Astuti 09023056
Gina Aldi Permana 09023057
Endang Megawati 09023058
Fatimah Faris 09023060
Onyz Sasmita 09023061
Nuroh Asfamufita 09023062
Amelia 09023063
Hikmah Dinamica 09023064
Noverda Ayuchecaria 09023065
Anna Khumaira Sari 09023066

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2011
KATA PENGANTAR

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 1


Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “OHT TOLAK ANGIN” yang merupakan
tugas dari mata kuliah OBAT TRADISIONAL oleh Ibu Zaenab. M.Si., Apt.
Makalah ini berisikan tentang informasi obat herbal terstandar Tolak Angin yang
akan membahas komposisi, khasiat, pembahasan komponen tanaman yang terkandung
dalam tolak angin serta mekanisme farmakologinya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Yogyakarta, Desember 2011

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 2


Judul .................................................................................................................................1
Kata pengantar ..................................................................................................................2
Daftar Isi ...........................................................................................................................3

BAB I LATAR BELAKANG .......................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 6


1. Deskripsi OHT Tolak Angin .................................................................................. 6
2. Spesifikasi Tanaman Komposisi Tolak Angin ...................................................... 7
3. Kandungan Kimia dan Khasiat ..............................................................................29
4. Farmakologi ...........................................................................................................35
5. Kemasan ................................................................................................................39

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 46


1. Kesimpulan ............................................................................................................ 46
2. Saran ...................................................................................................................... 46

Daftar Pustaka .................................................................................................................. 47

BAB I
LATAR BELAKANG

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 3


Sesungguhnya Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya alam
yang melimpah, namun masih belum bisa dioptimalkan oleh masyarakat
Indonesia. Padahal apabila ditelaah lebih lanjut, kekayaan alam tersebut bisa
memberikan nilai lebih untuk masyarakat sendiri. Seperti kekayaan flora yang
bisa dimanfaatkan untuk pembuatan obat-obatan tradisional
Obat tradisional merupakan warisan nenek moyang yang telah
dikembangkan sejak dahulu kala. Sumber obat tradisional terutama berasal
dari bahan alam baik tumbuhan, hewan ataupun bahan-bahan mineral. Saat ini
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman obat yang
potensial, dimana hasil alam yang paling banyak digunakan sebagai bahan
obat adalah tumbuhan, yang telah digunakan dalam kurun waktu cukup lama
(Djauhariyah, 2004).
Penelitian dan pengembangan tumbuhan obat baik di dalam maupun di
luar negeri sekarang ini berkembang cukup pesat, terutama dalam bidang
farmakologi dan fitokimia. Hasil penelitian tersebut tentunya lebih
memantapkan para pengguna tumbuhan obat akan khasiat maupun
kegunaannya
Memang belum banyak dibuktikan secara ilmiah tentang kasiat
tanaman-tanaman tersebut, namun sebagai salah satu alternatif pengobatan
penyakit,tanaman tersebut sudah digunakan secara turun temurun untuk proses
penyembuhan terhadap penyakit. Selain itu, obat tradisional juga memberikan
efek samping minimal karena dibuat dari bahan alami. Namun, karena
perkembangan jaman, obat-obat tradisional telah tergeser oleh munculnya
obat-obatan modern, tetapi justru masyarakat sekarang lebih memilih untuk
menggunakan obat modern yang memiliki efek samping tinggi. hal, ini
dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap obat-obatan.
Oleh karena itu, dibutuhkanlah suatu sarana yang dapat
mengintegrasikan informasi-informasi mengenai obat-obatan tersebut.
Sehingga pembuatan situs obat tradisional merupakan salah satu solusi untuk
permasalaahan tersebut. Dengan adanya situs obat tradisional ini, masyarakat
dapat dengan cepat, praktis, dan mudah untuk mencari dan mendapatkan obat-
obatan yang benar-benar dibutuhkan dengan kasiat yang tak kalah dengan obat
modern.
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 4
WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk obat
herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan
penyakit, terutama untuk kronis, penyakit degeneratif dan kanker. Hal ini
menunjukan dukungan WHO untuk “back to nature” yang dalam hal yang
lebih menguntungkan. Untuk meningkatkan keselektifan pengobatan dan
mengurangi pengaruh musim dan tempat asal tanaman terhadap efek, serta
lebih dalam memudahkan standarisasi bahan obat maka zat aktif diekstraksi
lalu dimurnikan sampai diperoleh zat murni.
Di Indonesia dari tahun ke tahun terjadi peningkatan produksi obat
tradisional. Menurut data Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM),
sampai tahun 2007 terdapat 1.012 industri obat tradisional yang memiliki izin
usaha industri yang terdiri dari 105 industri berskala besar dan 907 industri
berskala kecil. Karena banyaknya variasi sediaan bahan alam, maka untuk
memudahkan pengawasan dan perizinan, maka badan POM mengelompokan
dalam sediaan jamu, sediaan herbal terstandar dan sediaan fitofarmaka.
Persyaratan ketiga sediaan berbeda yaitu untuk jamu pemakaiannya
secara empirik berdasarkan pengalaman, sediaan herbal terstandar bahan
bakunya harus distandarisasi dan sudah diuji farmakologi secara
eksperimental, sedangkan sediaan fitofarmaka sama dengan obat modern
bahan bakunya harus distandarisasi dan harus melalui uji klinik.

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 5


BAB II
PEMBAHASAN

1. DESKRIPSI OHT TOLAK ANGIN

Tolak Angin

  
Komposisi :
Oryza sativa, Foeniculi Fructus, Isorae Fructus, Caryophylli Folium, Zingiberis
Rhizoma, Bahan-bahan lain.

Kegunaan :
Mengobati masuk angin karena kehujanan, kurang tidur, atau terlalu lelah. Gejala
gejalanya seperti : mual, perut kembung/sakit (mules), pusing, lesu, demam, pilek, badan
terasa dingin, mata berair. Menjaga stamina/kondisi tubuh di saat-saat bekerja
keras/lembur dan melakukan perjalanan jauh. Terutama petugas jaga malam dan pekerja
berat.
Cara pemakaian :
½ gelas) air hangat. Dapat1 bungkus diseduh dengan 100 cc ( ditambahkan air
jeruk nipis bila suka dan madu kembang Sido Muncul. Diminum 2 kali sehari @ 1
bungkus sampai sembuh. Untuk pencegahan : 1 bungkus sehari atau 2-3 hari 1 bungkus.
Kemasan :
10 Sachet Serbuk
12 Sachet @ 15 ml
10 cacth cover @ 2 kaplet

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 6


Untuk Pria dan Wanita.

2. SPESIFIKASI TANAMAN KOMPOSISI TOLAK ANGIN


(Pembahasan fisik, Botanical dan Kimia)

A. Zingiberis Rhizoma (JAHE)


Indonesia : Jahe
Inggris : Ginger
Melayu : Helia, halia, aliya
Vietnam : Cay gung
Thailand : Khing
Pilipina : Luya, laya, giya
Cina : Jiang
Jepang : Shouga

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus: Zingiber
Spesies: Zingiber officinale Rosc.

a. Botani
1. Obat Spesies: Zingiber officinale Roscoe

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 7


2. Nama-nama umum: Jahe, Jahe Afrika, Jahe Hitam, Cochin jahe, gan jiang, Gegibre.
Ingwer, jahe Jamaika, Ras ginger
3. Botani Keluarga: Zingiberanceae, Jahe erat berhubungan dengan kunyit dan kapulaga.
4. Tanaman diskripsi: jahe memiliki 2-3 kaki dengan rumput seperti daun. Akar bawah
tanah (rimpang) yang digunakan untuk tujuan kuliner dan obat-obatan.
5. Dimana tumbuh: pada iklim tropis, Asia, Afrika, India, Jamaika, Meksiko, dan Hawaii.

b. Biokimia
1. Jahe: Pendukung Kimia berpotensi aktif
2. Senyawa fenolik: shogaols dan gingerols
3. Seisquiterpen: bisapolene, zingiberene, zingiberol, sesquiphellandrene, curcurmene
4. Lain-Lain: 6-dehydrogingerdione, galanolactone, asam gingesulfonic, zingerone,
geraniol, neral, monoacyldigalactosylglycerols, gingerglycolipids.

c. Morfologi
Di dunia terdapat 47 genera dan 1400 spesies yang tersebar luas di daerah tropika dan
subtropika. Tanaman jahe merupakan terna tahunan, berbatang semu dengan tinggi antara 30-
75 cm. Berdaun sempit memanjang menyerupai pita dengan panjang 15-23 cm, lebar lebih
kurang 2.5 cm, tersusun teratur dua baris berseling. Tanaman jahe hidup merumpun, beranak-
pinak, menghasilkan rimpang dan berbunga berupa mali yang tersembul pada permukaan
tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur dengan panjang lebih kurang 25 cm. Mahkota bunga
berbentuk tabung dengan helaian agak sempit, tajam, berwarna kuning kehijauan. Bibir
mahkota bunga berwarna ungu gelap, berbintik-bintik putih kekuning-kuningan. Kepala sari
berwarna ungu dan mempunyai dua tangkai putik.
Rimpang jahe memiliki bentuk yang bervariasi mulai dari agak pipih sampai gemuk
(bulat-panjang0 dengan warna putih kekuning-kuningan hingga kemerah-merahan.
Tanaman jahe terdiri atas akar, rimpang, batang, daun, dan bunga.
1. Perakaran tanaman jahe merupakan akar tunggal yang semakin membesar seiring dengan
umurnya, hingga membentuk rimpang serta tunas-tunas yang akan tumbuh menjadi
tanaman baru. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga
kemerahan dengan bau menyengat.
2. Batang tanaman jahe merupakan batang semu yang tumbuh tegak lures. Batang ini terdiri
atas seludang-seludang dan pelepah daun yang menutup batang. Bagian luar batang liein

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 8


dan mengilap, serta mengan-dung banyak air. Batang jahe merupakan batang semu
dengan tinggi 30 hingga 100 cm
3. Daun tanaman jahe berbentuk lonjong dan lancip menyerupai rumput-rumputan besar.
Ukuran panjang daun sekitar 5 — 25 cm dan lebar 0,8 — 2,5 cm. Bagian ujung daun agak
tumpul dengan panjang lidah 0,3 — 0,6 cm. Bila daun mati, pangkal daun tetap hidup
dalam tanah. Tangkai daun berbulu halus.
4. Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5
cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah.
5. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik
berjumlah dua.
6. Jika cukup tersedia air, bagian pangkal daun ini akan ditumbuhi tunas dan menjadi
rimpang yang baru.

d. Syarat Pertumbuhan
1. Iklim
a. Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara
2.500-4.000 mm/tahun.
b. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan
sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka
sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari.
c. Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35°C.
2. Media Tanam
a. Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur
dan banyak mengandung humus.
b. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan
tanah laterik.
c. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4.
Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.
3. Ketinggian Tempat
a. Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-
2.000 m dpl..
b. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 - 600 m dpl.

e. Panen
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 9
1. Ciri dan Umur Panen : Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jahe itu
sendiri. Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan, maka tanaman jahe sudah bisa
ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara mematahkan sebagian rimpang dan
sisanya dibiarkan sampai tua. Apabila jahe untuk dipasarkan maka jahe dipanen setelah
cukup tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-
ciri warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua mengering.
Misal tanaman jahe gajah akan mengering pada umur 8 bulan dan akan berlangsung
selama 15 hari atau lebih.
2. Cara Panen : Cara panen yang baik, tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan
alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe terluka. Selanjutnya
tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada rimpang dibersihkan dan bila perlu
dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama 1
minggu. Tempat penyimpanan harus terbuka, tidak lembab dan penumpukannya jangan
terlalu tinggi melainkan agak disebar.
3. Periode Panen. : Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan, yaitu
diantara bulan Juni – Agustus. Saat panen biasanya ditandai dengan mengeringnya
bagian atas tanah. Namun demikian apabila tidak sempat dipanen pada musim kemarau
tahun pertama ini sebaiknya dilakukan pada musim kemarau tahun berikutnya.
Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan
kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar
airnya.
4. Perkiraan Hasil Panen : Produksi rimpang segar untuk klon jahe gajah berkisar antara
15-25 ton/hektar, sedangkan untuk klon jahe emprit atau jahe sunti berkisar antara 10-15
ton/hektar.

B. PADI (Oryza Sativa)


Nama Umum
Indonesia : Padi, pari (Jawa), pare (Sunda)
Inggris : Rice
Pilipina : Palai
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 10
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus: Oryza
 Spesies: Oryza sativa L.

a. Botani
Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan
(taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophytae dengan subdivisio
Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae, termasuk ordo Poales dengan
famili Graminae serta genus Oryza Linn dan dengan nama spesies Oryza sativa L. Terdapat
25 spesies Oryza, yang dikenal adalah Oryza sativa dengan dua subspesies yaitu indica (padi
bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu
1. Padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi
2. Padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan.

Akar tanaman padi memiliki sistem perakaran serabut. Ada dua macam akar yaitu :
A. Akar seminal yang tumbuh dari akar primer radikula sewaktu berkecambah dan bersifat
sementara
B. Akar adventif sekunder yang bercabang dan tumbuh dari buku batang muda bagian
bawah. Akar adventif tersebut menggantikan akar seminal. Akar ini disebut
adventif/buku, karena tumbuh dari bagian tanaman yang bukan embrio atau karena
munculnya bukan dari akar yang telah tumbuh sebelumnya (Suharno, 2005).

Batang terdiri atas beberapa ruas yang dibatasi oleh buku, dan tunas (anakan) tumbuh
pada buku. Jumlah buku sama dengan jumlah daun ditambah dua yakni satu buku untuk
tumbuhnya koleoptil dan yang satu lagi buku terakhir yang menjadi dasar malai. Ruas yang
terpanjang adalah ruas yang teratas dan panjangnya berangsur menurun sampai ke ruas yang
terbawah dekat permukaan tanah (Tobing, dkk, 1995). Anakan muncul pada batang utama
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 11
dalam urutan yang bergantian. Anakan primer tumbuh dari buku terbawah dan memunculkan
anakan sekunder. Anakan sekunder ini pada gilirannya akan menghasilkan anakan tersier
(Suharno, 2005).
Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang seling
terdapat satu daun pada tiap buku. Tiap daun terdiri atas :
1. Helaian daun yang menempel pada buku melalui pelepah daun
2. Pelepah daun yang membungkus ruas di atasnya dan kadang-kadang pelepah daun dan
helaian daun ruas berikutnya
3. Telinga daun (auricle) pada dua sisi pangkal helaian daun
4. Lidah daun (ligula) yaitu struktur segitiga tipis tepat di atas telinga daun
5. Daaun bendera adalah daun teratas dibawah malai (Suharno, 2005)

Bunga padi secara keseluruhan disebut malai. Malai terdiri dari 8–10 buku yang
menghasilkan cabang–cabang primer selanjutnya menghasilkan cabang–cabang sekunder.
Dari buku pangkal malai pada umumnya akan muncul hanya satu cabang primer, tetapi dalam
keadaan tertentu buku tersebut dapat menghasilkan 2–3 cabang primer (Tobing, dkk, 1995).
Lemma yaitu bagian bunga floret yang berurat lima dan keras yang sebagian menutupi palea.
Ia memiliki suatu ekor. Palea yaitu bagian floret yang berurat tiga yang keras dan sangat pas
dengan lemma. Bunga terdiri dari 6 benang sari dan sebuah putik. Enam benang sari tersusun
dari dua kelompok kepala sari yang tumbuh pada tangkai benang sari (Suharno, 2005).
Butir biji adalah bakal buah yang matang, dengan lemma, palea, lemma steril, dan
ekor gabah (kalau ada) yang menempel sangat kuat. Butir biji padi tanpa sekam (kariopsis)
disebut beras. Buah padi adalah sebuah kariopsis, yaitu biji tunggal yang bersatu dengan kulit
bakal buah yang matang (kulit ari), yang membentuk sebuah butir seperti biji. Komponen
utama butir biji adalah sekam, kulit beras, endosperm, dan embrio (Suharno, 2005).

b. Morfologi
1. Akar
Berdasarkan literature Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air
dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman
padi dapat dibedakan atas:
a. Radikula
Akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang sedang
berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami pertumbuhan kea rah
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 12
bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas
sehingga terbentuk batang dan daun.
b. Akar Serabut (Akar Adventif)
Setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan tumbuh.
c. Akar Rambut
Merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut. Akar ini
merupakan saluranpada kulit akar yang berada di luar, dan ini penting dalam pengisapan air
maupun zat-zat makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek, sedangkan bentuk dan
panjangnya sma dengan akar serabut.

d. Akar Tajuk (Crown Roots)


Adalah akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar tajuk iini dibedakan lagi
berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam.
Apabila kandungan udara di dalam tanah rendah, maka akar-akar dangkal mudah
berkembang.

2. Batang
Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari
beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong
itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat
pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang
dari pada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah
yang membalut ruas sampai buku bagian atas. Tepat pada buku bagia atas ujung dari daun
pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah)
daun, dan bagian yang terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian
auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang
paling atas dari batang disebut daun bendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi
ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi.
Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu batang
tunggal/ batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah
kanan dan sukma 2, 4, 6 sbelah kiri. Dari tiap-tiap sukma ini akan timbul tunas yang disebut
tunas orde pertama.

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 13


Tunas orde pertama tumbuhnya didahului oleh tunas yang tumbuh dari sukma
pertama, kemudian diikuti oleh sukma kedua, disusul oleh tunas yang timbul dari sukma
ketigadan seterusnya smapai kepada pembentukan tunas terakhir yang keenam pada batang
tunggal. Tunas-tunas yang timbul dari tunas orde pertama disebut tunas orde kedua. Biasanya
dari tunas-tunas orde pertama ini menghasilkan tunas-tunas orde kedua, ialah tunas orde
pertama yang terbawah sekali pada batang tunggal/ utama. Pembentukan tunas dari orde
ketiga pada umumnya tidak terjdi, oleh karena tunas-tunas dari orde ketiga tidak mempunyai
ruang hidup dalam kesesakan dengan tunas-tunas dari orde pertama dan kedua.

3. Daun
Padi adi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-
beda, baik bentuk, susunan, atau bagiab-bagiannya. Cirri khas daun padi adalah adanya sisik
dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput
yang lain. Adapaun bagian-bagian daun padi adalah:
a. Helaian daun: terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang seperti
pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi yang bersangkutan.
b. Pelepah daun (upih): merupakan bagian daun yang menyelubungi batang, pelepah daun
ini erfungsi member dukungan pada bagiasn ruas yang jaringannya lunak, dan hal.
c. Lidah daun: terletak pada pebatasan antara helai daun dan upih. Panjang lidah daun
berbeda-beda, tergantung pada varietas padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang.
Fungsi lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun
(upih). Disamping itu juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air mrmudahkan
penyebaran penyakit.
4. Bunga
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai.
Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan kedua, sedangkan sumbu utama malai
adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi
yang ditanam dan cara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku yang terakhir
inilah biasanya panjang malai (rangkain bunga) diukur. Panjang mali dapat dibedakan
menjadi ukuran, yaitu mali pendek (<20 cm), malai sedang (20-30 cm), dan malai panjang
(>30 cm). Jumlah cabang pada setiap mali berkisar 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah
cabang dan yang terbanyak dapat mencapi 30 cabang. Jumlah cabang ini akan mempengaruhi
besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai biasa mencapai 120 bunga (Aak,
1992).
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 14
Bunga padi adalah bunga telanjang, artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin
dua jenis dengan bakal biah di atas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek
dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua
tangkai putik dengan 2 buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada
umumnya putih atau ungu (Departemen Pertanian, 1983)
Komponen –komponen bunga padi adalah:
a. Kepala sari
b. Tangkai sari
c. Palea (belahan yang besar)
d. Lemma (belahan yang kecil)
e. Kepala putik
f. Tangkai bunga
5. Buah
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/ gabah, sebenarnya bukan biji
melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai
penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lainnya yang membentuk sekam
atau kulit gabah (Departemen Pertanian, 1983)
Jika bunga padi telah dewasa, kedua belahan kembanh mahkota (Palea dan Lemma)
yang semula bersatu akan membuka dengan sendirinya sedemikian rupa sehingga anatara
lemma dan palea terjadi siku/ sudut sebesar 30-600. Membukanya kedua belahan kembang
mahkota itu terjadi pada umumnya pada hari-hari cerah antara 10-12, dimana suhu kira-kira
30-320 C. Di dalam dua daun mahkota palae dan lemma itu terdapat bagian dalam dari bunga
padi yang terdiru dari bakal uah (karyiopsis).
Jika buah padi telah masak, kedua belahan daun mahkota bunga itulah yang menjadi
pembungkus besarnya (sekam). Diatas karyiopsis terdapat 2 kepala putik yang dipikul oleh
masing-masing tangkainya, Lodicul yang berjumlah 2 buah, sebenarnya merupakan daun
mahkota yang telah berubah bentuk. Pada waktu padi hendak berbunga, lodicula menjadi
mengembang karena menghiasap cairan dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong
lemma dam palea terpisah dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang memanjang
keluar adri bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi. Terbukanya bunga diikuti
dengan pecahnya kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan tepung sarinya. Sesudah
tepung sarinya tertumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palae menutup kembali.
Dengan berpindahnya tepung sari dari kepala putik maka selesailah sudah proses
penyerbukan. Kemudian terjadilah pembulaian yang menghasilkan lembaga dan endosperm.
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 15
Endosperm adalah penting sebagai sumber cadangan makanan bagi tanaman yang baru
tumbuh, (Departemen Pertanaian, 1983)

c. Syarat Tumbuh
1. Iklim
Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah 23 0C.
Tanaman padi dapat tumbuh di daerah tropis/subtropics pada 45 0 LU–450 LS dengan cuaca
panas dan kelembapan tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata–rata curah hujan yang baik
adalah 200 mm/bulan atau 1500–2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau
hujan. Pada musim kemarau, produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim
hujan, walaupun air melimpah produksi dapat menurun, karena penyerbukan kurang intensif.
Tanaman padi dapat tumbuh pada daerah mulai dari dataran rendah sampai dataran
tinggi. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian tempat 0–650 m dpl dengan
temperatur 220 C–270 C sedangkan di dataran tinggi 650–1.500 m dpl dengan temperatur
190 C–230 C. Temperatur sangat mempengaruhi pengisian biji padi. Temperatur yang
rendah dan kelembaban yang tinggi pada waktu pembungaan akan mengganggu proses
pembuahan yang mengakibatkan gabah menjadi hampa. Hal ini terjadi akibat tidak
membukanya bakal biji. Temperatur yang juga rendah pada waktu bunting dapat
menyebabkan rusaknya pollen dan menunda pembukaan tepung sari (Luh, 1991).
2. Tanah
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang
kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan
air dalam jumlah yang cukup. Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah
yang memiliki lapisan keras 30 cm di bawah permukaan laut. Menghendaki tanah lumpur
yang subur dengan ketebalan 18–22 cm. Keasaman tanah yang dikehendaki tanaman padi
adalah antara pH 4,0–7, 0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanah
menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya, tanah berkapur dengan pH 8,1–8, 2 tidak merusak
tanaman padi. Karena mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang
tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral.

d. Panen
Ada tiga stadia umum proses pertumbuhan tanaman padi dari awalpenyemaian hingga
pemanenan :
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 16
1. Stadia vegetatif; dari perkecambahan sampai terbentuknya bulir. Padavarietas padi yang
berumur pendek (120 hari) stadia ini lamanya sekitar 55 hari, sedangkan pada varietas
padi berumur panjang (150 hari) lamanya sekitar 85 hari.
2. Stadia reproduktif; dari terbentuknya bulir sampai pembungaan. Pada varietas berumur
pendek lamanya sekitar 35 hari, dan pada varietas berumur panjang sekitar 35 hari juga.
3. Stadia pembentukan gabah atau biji; dari pembungaan sampai pemasakan biji. Lamanya
stadia sekitar 30 hari, baik untuk varietas padi berumur pendek maupun berumur panjang.

Apabila ketiga stadia dirinci lagi, maka akan diperoleh sembilan stadia. Masing masing stadia
mempunyai ciri dan nama tersendiri. Stadia tersebut adalah :
1. Stadia 0; dari perkecambahan sampai timbulnya daun pertama, biasanya memakan waktu
sekitar 3 hari.
2. Stadia 1; stadia bibit, stadia ini lepas dari terbentuknya duan pertama sampai terbentuk
anakan pertama, lamanya sekitar 3 minggu, atau sampai pada umur 24 hari.
3. Stadia 2; stadia anakan, ketika jumlah anakan semakin bertambah sampai batas
maksimum, lamanya sampai 2 minggu, atau saat padi berumur 40 hari.
4. Stadia 3; stadia perpanjangan batang, lamanya sekitar 10 hari, yaitu sampai terbentuknya
bulir, saat padi berumur 52 hari.
5. Stadia 4; stadia saat mulai terbentuknya bulir, lamanya sekitar 10 hari, atau sampai padi
berumur 62 hari.
6. Stadia 5; perkembangan bulir, lamanya sekitar 2 minggu, saat padi sampai berumur 72
hari. Bulir tumbuh sempurna sampai terbentuknya biji.
7. Stadia 6; pembungaan, lamanya 10 hari, saat mulai muncul bunga, polinasi, dan
fertilisasi.
8. Stadia 7; stadia biji berisi cairan menyerupai susu, bulir kelihatan berwarna hijau,
lamanya sekitar 2 minggu, yaitu padi berumur 94 hari.
9. Stadia 8; ketika biji yang lembek mulai mengeras dan berwarna kuning, sehingga seluruh
pertanaman kelihatan kekuning-kuningan. Lama stadia ini sekitar 2 minggu, saat
tanaman berumur 102 hari.
10. Stadia 9; stadia pemasakan biji, biji berukuran sempurna, keras dan berwarna kuning,
bulir mulai merunduk, lama stadia ini sekitar 2 minggu, sampai padi berumur 116 hari.
Sudarmo, 1991).

C. KAYU ULES

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 17


Klasifikasi
Nama latin: Helicteres isora Linn
Nama daerah: Jelumpang, Dlumpang, Puteran, Kayu mules, Puteran tali, Buah raja, Kayu
puter

Deskripsi tanaman: 
Merupakan tumbuhan perdu basah dan tinggi sampai 4 m.
1. Batang : Basah
2. Kulit kayu : Berserat-serat
3. Buah : Berbentuk dari 5 helai daun yang mengumpul seperti pilin. Dinding buah
berbumbung, lapisan luar tipis seperti kertas, lapisan dalam tebal dan berwarna putih. Tiap-
tiap buah mempunyai satu baris biji-biji kecil warna coklat tua dan membelit dengan panjang
5-9 cm. Bagian luar buah berwarna hijau coklat atau sawo matang , berbulu pendek, dan
ujungnya tajam.
4. Habitat : Tumbuh di daerah kering pada semak belukar, di hutan-hutan pada dataran rendah
sampai 1200 m dpl.
5. Bagian tanaman yang digunakan :  Buah, Akar, Kulit kayu
6. Kandungan kimia : Pigmen kloroplas, Pitosterol, Saponin, Gula, Flobatanin, Asam
hidroksikarboksilat
7. Khasiat : Buahnya berkhasiat sebagai antidiare, obat sakit perut, dan obat cacing.
8. Nama simplisia : Isorae Frustus, Isorae Cortex
9. Umur panen : Umur panen sangat mempengaruhi kulit kayunya, semakin tua umur tanaman
maka kulit kayunya akan semakin tebal sehingga produksi akan lebih tinggi. Umur ideal
untuk dipanen sekitar 6-12 tahun.
10. Waktu panen : Ditandai dengan warna daun yang sudah menjadi hijau tua.

D. ADAS (Foeniculum vulgare Mill)

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 18


Berasal dari Eropa Selatan dan Asia. Namun saat ini penyebarannya sudah sangat
merata disemua kawasan dataran tinggi di Indonesia, terutama di Jawa. Masyarakat biasanya
menanam adas di pinggiran pematang ladang, bersama dengan tanaman lainnya. Sosok
tanaman adas yang daunnya sangat khas itu akan mudah dikenali di tengah-tengah tanaman
sayuran lainnya. Meskipun kalau sudah sama-sama berbunga dan berbuah, rumpun adas
tampak mirip tanaman wortel (1).
Di Indonesia, adas telah dibudidayakan dan kadang sebagai tanaman bumbu atau
tanaman obat. Tumbuhan ini dapat hidup dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di
atas permukaan laut, namun akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. Karena manfaatnya,
tumbuhan ini banyak pula ditanam di Indonesia, India, Argentina, Eropa, dan Jepang (2).
Sinonim
Sumatra : Das pedas (Aceh), adas, adas pedas (Melayu), adeh manih (Minangkabau)
Jawa : Hades (Sunda), adas, adas londa, adas landi (Jawa), adhas (Madura)
Sulawesi : Paapang, paampas (Manado), popaas (Alfuru), denggu-denggu (Gorontalo),
papaato (Buol), Porotomu (Baree), adasa, rempasu (Makasar), adase (Bugis), kumpasi
(Sangir talaut)
Nusa Tenggara : wala wunga (Sumba)
Bali : adas (4).
Beragamnya sebutan dimasing-masing etnis ini, menandakan bahwa introduksi
tanaman adas sudah dimulai sejak adanya kontak dagang antara masyarakat nusantara dengan
Hindu dan Timur Tengah. Nama asing : phong karee, mellet karee (Thai), jintan manis
(Malaysia). Nama simplisia : Foeniculi Fructus (buah adas) (2).
Klasifikasi
Superregnum: Eukarya
Regnum: Plantae

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 19


Divisio: Magnoliophyta
Classis: Magnoliopsida
Ordo: Apiales
Familia: Apiaceae
Subfamilia: Apioideae
Tribus: Incertae sedis
Genus: Foeniculum
Species: F. vulgare
Subspecies: F. v. subsp. piperitum – F. v. subsp. vulgare – F. v. subsp. vulgare – F. v. subsp.
vulgare (3).
Tanaman dicirikan dengan bentuk herba tahunan, tingga tanaman dapat mencapai 1 – 2 m
dengan percabangan yang banyak, batang beralur. Daun berbagi menyirip, berbentuk bulat
telur sampai segi tiga dengan panjang 3 dm, bunga ber-warna kuning membentuk kumpulan
payung yang besar. Dalam satu payung besar terdapat 15 – 40 payung kecil, dengan panjang
tangkai payung 1 – 6 cm. Bunga ber-bentuk oblong dengan panjang 3,5 – 4 mm. Dalam
masing-masing biji terdapat tabung minyak yang letak-nya berselang-seling. Pada waktu
muda biji adas bewarna hijau kemudian kuning kehijauan, dan kuning kecokelatan pada saat
panen (6).

Deskripsi
1. Tanaman : Perdu, tahunan, tingi ± 2 m.
2. Batang :Berlubang, beruas, beralur, percabangan monopodial,hijau keputih-putihan.
3. Daun :Majemuk, menyiripganda, benluk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata.
panjang 30-50 cm, lebar 15-25 cm, panjang pelepah 5-7 cm, hijau muda,hijau.
4. Letak daun :berseling, majemuk menyirip ganda dua
5. Bunga :Majemuk, bentuk payung, lumbuh di ujung balang,kelopak bentuk tabung,
hijau, daun mahkota lima,kuning.
6. Batang :Bentuk lonjong, beralur, panjang 6-10 m, lebar 3-4 mm, masih muda hijau
setelah tua hijau keabuabuan.
7. Akar :Tunggang, putih.
 
Identifikasi
a. Makroskopik

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 20


Kremokarp berbentuk memanjang, ujung pipih, gundul, stilopodium pendek
bercabang dua, buah yang utuh umumnya bertangkai, warna coklat kehijauan atau coklat
kekuningan hingga coklat, panjang sampai 10 mm, lebar sampai 4mm. Merikarp mempunyai
5 rusuk primer, menonjol, warna kekuningan, permukaan bidang lekat merikarp tidak beralur.
Perikarp pada irisan melintang tampak 2 saluran tampak 2 saluran minyak pada bidang lekat
merikarp dan 4 saluran minyak pada lekukan yang terdapat diantara rusuk primer, pada tiap
rusuk terdapat satu berkas pembuluh. Embrio kecil, terletak pada ujung atas endosperm.
Endosperm berisi banyak minyak (4).
b. Mikroskopik
Epikarp terdiri dari 1 lapis sel tetrahedral atau polyhedral, kutikula tidak bergaris,
stomata bertipe anomositik (Ranucunlaceae). Mesokarp umumnya parenkimatik, di mesokarp
daerah rusuk terdapat berkas pembuluh fibrovasal dengan serabut sklerenkim bernoktah
sempit dan berlignin. Di sekitar berkas pembuluh terdapat parenkim berwarna kecoklatan
dengan diding sel berpenebalan jala dan berlignin. Saluran minyak atau vitae dengan satu
lapis epithelium berwarna coklat  endocarp terdiri dari 1 lapis sel pipih. Pada penampanag
tagensial tampak sebagai sel-sel berbentuk tersusun dalma kelompok-kelompok sel yang
berlawana arah. Kulit terdiri dari ilapis sel terentang tagensial. Endosperm terdiri dari sel-sel
parenkim bentuk polyhedral, dinding tebal tidak berlignin , berisi minyak lemak dan butir-
butir aleueron yang berisi hablur kalsium oksalat berbentuk roset (4).
Serbuk berwarna coklat kekuningan. Fragmen pengenal adalah jaringa endosperm
berdinding tebal, berisi minyak lemak dan butir-butir aleuron yang berisi hablur kalsium
oksalat berbentuk roset kecil; saluran minyak berwarna kuningan atau kecoklatan parenkim
berpenebalan jala berwarna kecoklatan, serabut bernoktah sempit; endocarp dengan
kelompok sel-sel berbentuk hampir tetrahedral tersusun berlainan arah. Tidak terdapat rambut
atau pati (4).
Kadar abu. Tidak lebih dari 12,9 %
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 2,9%.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 20,5%
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 11,8%
Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%.
Penetapan kadar. Lakukan penetapan kadar menurut cara yang tertera pada penetapan kadar
minyak atsiri.
Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik (4).
Kandungan
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 21
Adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1 – 6%, mengandung 50- 60%
anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol,
anisaldehid, asam anisat, fitoestrogen, dan 12% minyak lemak.
Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan
berkhasiat karminatif. Akar mengandung bergapten. Akar dan biji mengandung. stigmasterin
(serposterin) (5).
Tanaman Adas (Foeniculum vulgare Mill.) adalah tanaman herba tahunan dari familii
Umbelliferae dan genus Foeniculum. Tanaman ini berasal dari Eropa Selatan dan daerah
Mediterania, yang kemudian menyebar cukup luas di berbagai negara seperti Cina, Meksiko,
India, Itali, Indian, dan termasuk negara Indonesia.
1. Perakaran
Akar tanaman adas merupakan akar tunggang yang berwarna putih.
Perakaran dalam, dapat mencapai 3 meter di bawah permukaan tanah.

2. Batang
Tanaman dicirikan dengan habitus herba atau perdu tahunan, tinggi tanaman dapat
mencapai 1 - 2 m dengan percabangan monopodial, batang berlubang, beralur, beruas dan
berwarna hijau keputihan. Bila batang memar mengeluarkan bau wangi. Tanaman Adas Fase
Vegetatif Tanaman Adas Fase Generatif.
3. Daun
Letak daun berselang-seling, daun tumbuh sehingga 40 cm panjang, berbentuk pita,
dengan segmen terakhir dalam bentuk rambut, kira-kira selebar 0,5 mm (daun majemuk,
menyirip ganda, bentuk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata berseludang warna putih,
seludang berselaput, panjang 30-50 cm, lebar 15-25 cm, panjang pelepah 5-7 cm hijau muda
dan hijau).

4. Bunga
Bunga yang dihasilkan di ujung tangkai (ujung batang) adalah bunga payung
majemuk yang berdiameter 5 hingga 15cm, panjang gagang bunga 2-5 mm, kelopak bentuk
tabung hijau, daun mahkota lima,kuning). Setiap bagian umbel mempunyai 20-50 kuntum
bunga kuning yang amat kecil pada pedikel-pedikel yang pendek.

5. Biji

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 22


Buahnya adalah biji kering dengan panjang 4 - 9 mm (literatur lain 6-10 mm), lebar 3-
4 mm, masih muda berwarna biru kehijauan setelah tua hijau kecoklatan atau coklat
kekuningan sampai sepenuhnya coklat, dengan lebar separuh panjangnya, dan mempunyai
alur, bentuk lonjong, beraroma kuat dan manis. Warna buah berbeda-beda tergantung negara
asal. Biji yang dikeringkan dikenali sebagai biji adas.

C. Jenis-Jenis Adas
Berdasarkan literature yang dikeluarkan oleh Perkumpumpulan Tanaman Herbal
Amerika, genus Foeniculum mempunyai 4 subspesies yaitu :
1. Foeniculum vulgare subsp. vulgare (adas, adas manis, adas liar) Tanaman berbulu
besar dengan batang kokoh tumbuh sampai 2 m tingginya. Daun menyirip, segmen 1-
5 cm, berbentuk seperti benang berwarna hijau tua. Gagang bunga diameter 1-2 mm
melintang dan berwarna kuning cerah. Panjang buah 4 mm, bujur-bulat telur, pipih,
berwarna kehijauan atau abu-abu.
2. Foeniculum vulgare subsp. vulgare var. azoricum (adas Florence, adas umbi,
finocchio, anis) Mirip varietas dulce, tanaman memiliki daun basal lebih pendek yang
sangat bengkak pada bagian dasar, membentuk semacam umbi palsu ukuran apel
besar, sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
3. Foeniculum vulgare subsp. vulgare var. dulce (adas manis, adas Roman) Bentuk
tanaman ini jika bibit berasal benih memiliki struktur yang sama seperti Adas liar
tetapi buah umumnya lebih besar. Hal ini mudah dibedakan dari Adas liar dimana
aroma adas manis var dulce lebih kuat dan dapat dirasakan melalui daun dan buahnya.
4. Foeniculum vulgare subsp. piperitum (adas lada liar) Carosella (Var. piperatum)
merupakan tanaman lebih besar dari adas liar atau manis, dengan seludang daun
sangat panjang yang menyelimuti tangkai bunga.

Penelitian mengenai karakterisasi tanaman adas (Foeniculum vulgare Mill.) dilakukan


di Manoko, Jawa Barat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakter morfologi dan mutu
2 tipe adas yaitu :
1. Tipe adas asal Cepogo (Jawa Tengah). Tipe Cepogo memiliki rata-rata tinggi
tanaman, jumlah batang, jumlah tandan bunga per batang dan produksi buah kering
per rumpun yang lebih banyak dibandingkan tipe manoko yaitu berturut-turut 151.67
cm, 51.25, 29.54 cm dan 123.7 gram (data panen tahun ke-2)

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 23


2. Tipe asal Manoko (Jawa Barat). Tipe Manoko memiliki jumlah ruas, jumlah individu
bunga per tandan dan diameter tandan bunga yang lebih besar dibanding tipe Cepogo
yaitu berturut-turut 18.30, 36.59 dan 12.37 cm. Parameter yang diamati meliputi
karakter morfologi, agronomi serta mutu buah dan sifat fisika dan kimia minyaknya.
Tidak ditemukan perbedaan dalam karakter morfologi batang, daun, bunga dan buah
namun ditemukan perbedaan dalam beberapa karakter agronomi yang diamati
(Bermawi, et al., 2002).

D. Kandungan Minyak Atsiri


Penelitian mengenai kandungan minyak atsiri adas di Indonesia menyatakan biji adas
yang berasal dari Boyolali, Cipanas, dan Bintang memiliki kandungan minyak yang berbeda-
beda. Kandungan minyak tertinggi dihasilkan dari biji adas yang berasal dari daerah Bintang
yaitu sebesar 6,15%.
Bahan dasar dan fraksinasi dalam ketel penyulingan meningkatkan kandungan
minyak. Namun perlakuan tersebut memberikan efek lebih kecil terhadap karakteristik
minyak. Panen tertinggi dari produksi minyak dihasilkan sebesar 4,21 % dengan kandungan
anethol sebesar 26,17 % (Taurin, et al., 1989).
Minyak atsiri adas adalah campuran dari paling tidak satu lusin kimia yang berbeda
dan bahan utama adalah: anethole (40 - 70%), fenchone (1 - 20%) dan estragole (2 - 9%),
senyawa lainnya (pinene, chavicole, dipentena,limenene dll) yang hadir dalam konsentrasi
biasanya kurang dari 1% ( Kaur dan Aurora, 2010).
E. Syarat Tumbuh
Tanaman adas dapat tumbuh dari dataran rendah sampai dataran tinggi (10 - 1.800 m
dari pemukaan laut). Di pulau Jawa adas ditanam pada daerah dengan ketinggian 1.600 -
2.400 m dpl. Adas memerlukan cuaca sejuk dan cerah (150C - 200C) untuk menunjang
pertumbuhannya, dengan curah hujan sekitar 2500 mm/tahun. Adas banyak ditemukan di tepi
sungai, danau atau tanggul daerah pembuangan. Adas merupakan tanaman khas di palung
sungai. Adas akan tumbuh baik pada tanah berlempung, tanah yang cukup subur dan
berdrainase baik, berpasir atau liat berpasir dan berkapur dengan pH 6,5 - 8,0 (Rusmin dan
Melati, 2007).
Tanaman adas membutuhkan sinar matahari penuh, toleran terhadap kondisi tanah
yang beragam diantaranya tanah asam, tanah kering dan membutuhkan pengaturan drainase
yang baik. Derajat keasaman yang diperlukan yaitu pH 4.8 - 8.2 (Anonim3, 2011).

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 24


F. Panen dan pasca panen
Tanaman adas mulai dipanen pada umur 8 bulan setelah tanam yang ditandai dengan
warna buah hijau keabu-abuan sampai kehitaman dan cukup keras apabila dipijit. Jika bibit
tanaman berasal dari pemisahan anakan akan menghasilkan buah yang lebih cepat dibanding
dari biji. Buah adas matangnya tidak serempak, sehingga panennya membutuhkan waktu
yang cukup lama (4 bulan) dengan 15 kali pemetikan dalam interval waktu 1 – 2 minggu.
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik karangan buah yang telah masak, buah yang
masih muda ditinggalkan untuk periode panen berikutnya.
Buah hasil panen dijemur di bawah sinar matahari sampai kadar air mencapai 12 -
14%. Buah yang telah dikeringkan kemudian dibersihkan dari kotoran tanaman. Pengemasan
dilakukan dalam kantong-kantong plastik yang bersih dan disimpan dalam gudang.
Perubahan komposisi kimia minyak adas yang disebabkan oleh perlakuan penyimpanan
dengan analisis GCMS (Gas Chromatography Mass Spectrometri), pada minyak adas yang
telah disimpan selama 3 bulan menunjukkan bahwa komponen utamanya yaitu transanethol
mengalami oksidasi dan reduksi menjadi p-anisaldehid, anis keton dan senyawa benzyl
metilketon. Perubahan komposisi kimia minyak adas tersebut diperkirakan karena pengaruh
cahaya dan oksigen yang terdapat di udara. Wadah simpan yang digunakan untuk menyimpan
minyak adas tersebut adalah botol yang bening (transparan), yang sebaiknya digunakan botol
yang gelap. (Rusmin dan Melati, 2007).

E. CENGKEH
Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L. M. Perry Sinonim
Eugenia aromatica (L.) Baill.
Eugenia caryophyllata Thunb.
Eugenia caryophyllus (Spreng.) Bull. & Harr.
Caryophyllus aromaticus L.

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 25


Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus: Syzygium
Spesies: Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L. M. Perry

Tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras,
cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun , tingginya dapat
mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan
cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah
patah . Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon cengkeh berbentuk kerucut . Daun
cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan
panggkalnya menyudut, rata-rata mempunyai ukuran lebar berkisar 2-3 cm dan panjang daun
tanpa tangkai berkisar 7,5 -12,5 cm. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung
ranting daun dengan tangkai pendekserta bertandan. Pada saat masih muda bunga cengkeh
berwarna keungu-unguan , kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan berubah
lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh keringakan berwarna
coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh
pertama kali berbuah pada umur 4-7 tahun. Tumbuhan cengkeh akan tumbuh dengan baik
apabila cukup air dan mendapat sinar matahari langsung.
Cengkih memiliki nama lain seperti clove tree (Inggris) dan ting hsiang (Tiongkok).
Selain Syzygium aromaticum cengkih juga sering disebut Eugenia aromatica L.
a. Morfologi
1. Daun (folium)
Daun cengkih tidak termasuk daun lengkap karena memiliki tangkai daun (petiolus),
helaian daun (lamina), namun tidak memiliki upih/pelepah daun (vagina). Daunnya berbentuk
lonjong dan berbunga pada bagian ujungnya. Termasuk daun majemuk karena dalam satu ibu
tangkai ada lebih dari satu daun.
Bangun daunnya (circumscriptio) adalah lanset (lanceolatus), ujungnya (apex) adalah
runcing (acustus) pangkalnya (basis folii) adalah meruncing (acuminatus), susunan tulang
daunnya (nervatio) adalah menyirip penninervis), tepi daunnya (margo) adalah rata (integer),
dan daging daunnya (intervenium) adalah seperti kertas, tipis tetapi cukup tegar (papyraceus).
Daun ini berwarna hijau. Ukuran daun cengkeh :
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 26
- Lebarnya berkisar 2-3 cm
- Panjang daun kira-kira 7,5 -12,5 cm.
Daun, bunga, dan tangkainya mengandung minyak cengkeh yang banyak disenangi
orang karena baunya yang khas. Selain itu minyak tersebut mempunyai sifat stimulan,
anestetik, karminatif, antiemetik, antiseptik dan antispasmodik. Bunga dan buahnya muncul
pada ujung rantingnya. Warna dari bunganya
- Keungu-unguan lalu menjadi kuning kehijau-hijauan (muda)
- Merah muda (tua)

2. Batang (Caulis)
Batang dari pohon cengkeh biasanya memiliki panjang 10-15 m. Batang berbentuk
bulat (teres), permukaan batangnya kasar biasanya memiliki cabang-cabang yang dipenuhi
banyak ranting atau dapat dikatakan lebat rantingnya. Arah tumbuh batangnya tegak lurus
(erectus) dan cara percabangan dari rantingnya dapat dikatakan monopodial karena masih
dapat dibedakan antara batang pokok dan cabangnya. Lalu arah tumbuh cabangnya adalah
condong ke atas (patens). Selain itu pohon cengkeh dapat bertahan hidup hingga puluhan
tahun. Tangkainya kira-kira1-2,5 cm (Steenis 1975).
3. Akar(Radix)
Sistem akarnya tunggang, akar ini merupakan akar pokok (berasal dari akar lembaga)
yang kemudian bercabang-cabang. Bentuk akar tunggangnya termasuk berbentuk tombak
(fusiformis) pada akar tumbuh cabang yang kecil-kecil. Akar kuat sehingga bisa bertahan
sampai puluhan bahkan ratusan tahun. Akarnya biasanya mampu masuk cukup dalam ke
tanah.

4. Biji (Semen)
Pohon cengkeh mampu menghasilkan biji setelah penanaman 5 tahun. Bijinya terdiri
dari kulit (spedodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji (nukleus seminis). Walaupun
dalam jangka 20 tahun masih dapat menghasilkan biji, biji ini dapat dikatakan sudah tidak
menguntungkan. Hal ini dikarenakan kualitasnya telah menurun dan tidak dapat digunakan
lagi untuk industri, misal rokok.

5. Bunga (Flos)
Bunga cengkeh muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan tangkai
pendek dan bertandan (bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai bunga). Bunga
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 27
cengkeh termasuk bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu tangkainya selalu ditutup
bunga. Bunga terdiri dari tangkai (pedicellus), ibu tangkai (pedunculus), dan dasar bunga
(repectaculum). Bunga cengkeh adalah bunga tunggal (unisexualis) jadi masih dapat
dibedakan menjadi bunga jantan (flos masculus) dan betina (flos femineus). Dasar bunganya
(repectaculum) menjadi pendukung benang sari dan putik (andoginofor).
Bunga cengkeh ini termasuk dalam setangkup tunggal maksudnya hanya bisa dibagi
oleh satu bidang simetri menjadi 2 bagian. Warna bunganya akan berubah-ubah sesuai umur
pohonnya. Saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan , kemudian berubah
menjadi kuning kehijau-hijauan dan jika sudah tua menjadi merah muda.

6. Buah (Fructus)
Cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah
mekar berwarna merah. Buahnya termasuk buah semu karena ada bagian bunga yang ikut
ambil bagian dalam pembentukan buah.

b. Anatomi
Seperti diketahui bahwa tumbuhan cengkeh terdiri dari akar, batang , dan daun yang
tentunya pada masing-masing organ tersebut memiliki lapisannya masing masing. Pada
akarnya tersusun atas lapisan epidermis, korteks dan stele. Bagian korteksnya terdiri dari
bagain eksodermis, parenkim korteks, dan endodermis. Sedangkan berkas pengangkut ada
pada bagian stele selain berkas pengangkut stele masih mengandung selapis sel parenkim
(perisikel).
Daun dari cengkeh yang berwarna hijau tersusun atas bagian epidermis atas, mesofil
(terdiri dari jaringan tiang dan spons selau ada pada tumbuhan dikotil), jaringan pengangkut,
dan epidermis bawah.
Lalu pada batangnya yang berbentuk bulat terdiri dari epidermis, korteks , stele (ada
berkas pengangkut), dan empulur. Tipe berkas pengangkutnya adalah kolateral terbuka, jadi
antara xilem dan floem terdapat kambium yang menyebabkan tumbuhan dapat bertambah
besar.
Untuk bunganya yang tumbuh pada ujung (flos terminalis) ada 4 bagian seperti
kelopak, mahkota, benang sari, dan putik. Kelopak tersusun atas: epidermis atas, mesofil
(+klorenkim), berkas pengangkut, dan epidermis bawah. Mahkota tersusun atas epidermis
atas, mesofil, berkas pengangkut, danepidermis bawah. Benang sarinya terdiri dari epidermis,

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 28


parenkim, berkas pengangkut, dan serbuk sari. Terakhir putik tersusun atas epidermis,
parenkim, berkas pengangkut, ovulum.
Buah cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat
sudah mekar berwarna merah. Buahnya secara umum tersusun atas bagian-bagian secara
umum pada kulit buah antara lain epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Selain itu ada
septum dan ovarium.
Pada bijinya yang sering dipakai dalam industri rokok terdiri dari kulit biji,
endosperm, dan embrio.
Pada berkas penganngkut secara lebih rinci berupa xilem dan floem. Untuk xilem, sel
ini tersusun atas trakea, trakeida, serabut xilem, dan parenkim kayu.xilem ini memiliki ciri
yang membedakan dengan floem yaitu merupakan penyusun utama sel kayu, terdiri dari sel
sklerenkimatis, dan sel mati kecuali untuk parenkim kayunya. Fungsinya untuk pengangkut
air dan mineral, penguat. Sedangkan floem terdiri dari sel tapis, sel pengiring, parenkim
floem, dan serabut floem yang berupa serabut sklerenkim. Ciri-cirinya adalah pada umumnya
berada di luar xilem, tersusun atas sel parenkim, dan merupakan sel hidup kecuali serabut
floem. Fungsinya mengangkut hasil asimilasi.

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 29


3. KANDUNGAN KIMIA DAN KHASIAT
A. JAHE

Kandungan Nutrien
Berikut ini adalah besar kandungan nutrient pada tiap 2 gr jahe :
1. Kandungan air 1,6 gr dan Kandungan bahan kering 0,4 gr
2. Protein 0 % atau tidak mengandung protein
3. Lemak
Jahe mengandung lemak yang rendah hanya 8%,lemak tersebut berasal dari
Omega-3 fatty acids 0,7mg dan Omega-6 fatty acids. Hasil perhitungan lemak pada jahe
ini dapat dikatakan rendah karena lemak yang di butuhkan ikan antara 4 -18 % dan bahan
di katakan lemak tinggi bila mengandung lemak di atas 18%.
4. Vitamin
Jahe ini juga mengandung vit komplek B yaitu colin 0,6 mg dan asam folat 0,2
mcg ,vit C 0,1 mg, dari nilai kandungan vit tersebut jahe dapat di katakan juga rendah
vitamin karena sebenarnya ikan membutuhkan colin sebagai pakan tambahan 440 mg, 0,1
mg dan vit C 0-100 mg.
5. Mineral
Calsium………………….. 0,3 mg
Magnesium………………..0,9 mg
Phosphorus………………..0,7 mg
Potassium………………....8,3 mg
Sodium………………….....0,3 mg

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 30


6. Kandungan lain yang Menyusun Jahe
Hasil penelitian jahe mengandung dua enzim pencernaan yang penting pertama,
protease yang berfungsi memecah protein dan enzim lipase yang berfungsi memecah
lemak. Selain itu jahe juga sekurangnya mengandung 19 komponen bio-aktif yang
berguna bagi tubuh. Senyawa kimia pada jahe adalah di antaranya minyak atsiri yang
terdiri dari senyawa-senyawa seskuiterpen, zingiberen, bisabolena, zingeron, oleoresin,
kamfena, limonen, borneol, sineol, sitral, zingiberal, felandren. Di samping itu, terdapat
juga sagaol, gingerol, pati, damar, asam-asam organik seperti asam malat dan asam
oksalat, Vitamin A, B (colin dan asam folat), dan C, senyawa- senyawa flavonoid,
polifenol, aseton ,methanol, cineole, dan argininin
Kandungan Kimia. Rimpang jahe mengandung 2 komponen, yaitu:
1. Volatile oil (minyak menguap)
Biasa disebut minyak atsiri merupakan komponen pemberi aroma yang khas pada
jahe, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Minyak atsiri
merupakan salah satu dari dua komponen utama minyak jahe. Jahe kering mengandung
minyak atsiri 1-3%, sedangkan jahe segar yang tidak dikuliti kandungan minyak atsiri
lebih banyak dari jahe kering. Bagian tepi dari umbi atau di bawah kulit pada jaringan
epidermis jahe mengandung lebih banyak minyak atsiri dari bagian tengah demikian pula
dengan baunya. Kandungan minyak atsiri juga ditentukan umur panen dan jenis jahe.
Pada umur panen muda, kandungan minyak atsirinya tinggi. Sedangkan pada umur tua,
kandungannyapun makin menyusut walau baunya semakin menyengat.
2. Non-volatile oil (minyak tidak menguap)
Biasa disebut oleoresin salah satu senyawa kandungan jahe yang sering diambil,
dan komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Sifat pedas tergantung dari umur panen,
semakin tua umurnya semakin terasa pedas dan pahit. Oleoresin merupakan minyak
berwarna coklat tua dan mengandung minyak atsiri 15-35% yang diekstraksi dari bubuk
jahe. Kandungan oleoresin dapat menentukan jenis jahe. Jahe rasa pedasnya tinggi,
seperti jahe emprit, mengandung oleoresin yang tinggi dan jenis jahe badak rasa pedas
kurang karena kandungan oleoresin sedikit. Jenis pelarut yang digunakan, pengulitan
serta proses pengeringan dengan sinar matahari atau dengan mesin mempengaruhi
terhadap banyaknya oleoresin yang dihasilkan.

Volatile
(-)-zingeberene,
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 31
(+)-ar-curcumene,
(-)-β-sesquiphelandrene,
β-bisaboline,
β-pinene,
bornyl acetat,
borneol,
camphene,
β-cymene,
cineol,
cumene,
β-elemene,
farnesene,
β-phelandrene,
geraneol,
limonene,
linalool,
myrcene,
β-pinene,
sabinene.

Non Volatile
Gingerol,
shogaol,
gingediol,
gingediasetat,
Gingerdion,
Gingerenon
Sumber : WHO Monographs on selected medicinal plants Vol 1,1999

Kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman jahe terutama
golongan flavonoida, fenolik, terpenoida, dan minyak atsiri (Benjelalai, 1984). Senyawa
fenol jahe merupakan bagian dari komponen oleoresin, yang berpengaruh dalam sifat pedas
jahe (Kesumaningati, 2009), sedangkan senyawa terpenoida adalah merupakan komponen-
komponen tumbuhan yang mempunyai bau, dapat diisolasi dari bahan nabati dengan
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 32
penyulingan minyak atsiri. Monoterpenoid merupakan biosintesa senyawa terpenoida, disebut
juga senyawa “essence” dan memiliki bau spesifik. Senyawa monoterpenoid banyak
dimanfaatkan sebagai antiseptik, ekspektoran, spasmolitik, sedative, dan bahan pemberi
aroma makanan dan parfum. Menurut Nursal, 2006 senyawa-senyawa metabolit sekunder
golongan fenolik, flavanoiada, terpenoida dan minyak atsiri yang terdapat pada ekstrak jahe
diduga merupakan golongan senyawa bioaktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakeri.

2. PADI

Kandungan Kimia
Biji mengandung karbohidrat, dextrin, arabanoxylan, xylan, phytin, glutelin, enzim
(phytase, lypase, diastase), dan vitamin B. Tangkai buah, buah dan batang Oryza sativa
mengandung saponin, disamping itu tangkai buah dan batangnya juga mengandung polifenol
serta tangkai buahnya juga mengandung alkaloida.

Khasiat
a. Selaput biji (Gu ya) berkhasiat untuk mengatasi:
- lambung dan limpa lemah,
- tidak nafsu makan, gangguan pencernaan, rasa penuh di dada dan perut,
- beri-beri, serta
- tangan dan kaki rasa kesernutan, baal.

b. Tangkai buah (merang) berkhasiat untuk mengatasi:


- rambut kotor,
- penyubur rambut dan
- keguguran.

c. Biji (beras) berkhasiat untuk mengatasi:


- demam,
- diare,
- gondongan,
- rematik, keselco,
- radang payudara, radang kulit, dan
- bisul.
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 33
d. Akar (No tao ken) berkhasiat untuk mengatasi:
- keringat berlebiban, berkeringat spontan, dan
- filariasis.

3. ADAS
Kandungan Kimia
Adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1 - 6%, mengandung 50 - 60%
anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol,
anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak. Kandungan anetol yang menyebabkan adas
mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat karminatif. Akar mengandung bergapten.
Akar dan biji mengandung stigmasterin (serposterin).

Khasiat
Buah bermanfaat untuk mengatasi :
- sakit perut (mulas), perut kembung, rasa penuh di lambung, mual,
muntah, diare,
- sakit kuning (jaundice), kurang nafsu makan,
- batuk berdahak, sesak napas (asma),
- haid: nyeri haid, haid tidak teratur,
- air susu ibu (ASI) sedikit,
- putih telur dalam kencing (proteinuria),
- susah tidur (insomnia),
- buah pelir turun (orchidoptosis),
- usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis),
- pembengkakan saluran sperma (epididimis),
- penimbunan cairan di dalam kantung buah zakar (hidrokel testis),
- mengurangi rasa sakit akibat batu dan membantu menghancurkannya,
- rematik gout, dan
- keracunan tumbuhan obat atau jamur.
Daun berkhasiat mengatasi :
- batuk,
- perut kembung, koilk,
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 34
- rasa haus, dan
- meningkatkan penglihatan

Penyakit Yang Dapat Diobati :


Sakit perut (mulas), perut kembung, mual, muntah, ASI sedikit,; Diare, sakit kuning
(jaundice), kurang nafsu makan, batuk,; Sesak napas (Asma), nyeri haid, haid tidak tertur,
rematik goat,; Susah tidur (insomnia), buah pelir turun (orchidoptosis), kolik,; Usus turun ke
lipat paha (hernia inguinalis), batu empedu,; Pembengkakan saluran sperma (epididimis),;
Penimbunan cairan dalam kantung buah zakar (hiodrokel testis),; Keracunan tumbuhan obat
atau jamur, meningkatkan penglihatan;
Sifat Kimiawi
Buah : buah masak mengandung bau aromatik, rasa sedikit manis, pedas, hangat, masuk
meridian hati, ginjal, limpa, dan lambung.
Daun : berbau aromatik Minyak dari buah : minyak adas (fennel oil).

4. KAYU ULES
Kandungan kimia:
Pigmen kloroplas
Pitosterol
Saponin
Gula
Flobatanin
Asam hidroksikarboksilat tanin,
Alkaloid
Khasiat:
Stomakik
Antipiretik

5. CENGKEH
Kandungan
Bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) selain mengandung minyak atsiri, juga
mengandung senyawa kimia yang disebut eugenol, asam oleanolat, asam galotanat, fenilin,
karyofilin, resin dan gom.

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 35


Khasiat
Sebagai obat tradisional khasiat cengkeh adalah mengatasi sakit gigi, sinusitis, mual
dan muntah,kembung, masuk angin, sakit kepala, radang lambung, batuk, terlambat haid,
rematik, campak, dan lain-lain

4. FARMAKOLOGI

TOLAK ANGIN
a. Mengandung bahan yang dapat menurunkan demam (kayu ules, daun cengkih, daun
permen).
b. Mengandug bahan yang mencegah pusing, mual (jahe, daun permen).
c. Mengandung bahan yang mengatasi gangguan tenggorokan (adas, daun cengkih, dan
daun permen).

Khasiat

Mengobati masuk angin karena kehujanan, kurang tidur, atau terlalu lelah. Gejala-
gejalanya seperti : mual, perut kembung/sakit (mules), pusing, lesu, demam, pilek, badan
terasa dingin, mata berair.

Menjaga stamina/kondisi tubuh di saat-saat bekerja keras/lembur dan melakukan


perjalanan jauh serta mencegah mabuk perjalanan. Terutama petugas jaga malam dan pekerja
berat.

Khasiat dari segi farmakologi, secara umum adalah :

a. Oryza Sativa (beras) berguna sebagai absorben untuk menyerap zat-zat beracun, atau
zat yang yang menyebabkan diare.
b. Foeniculli Fructus (adas) dapat meningkatkan transport mukosilier yang efektif untuk
mengatasi batuk produktif akibat masuk angin.
c. Isorae Fructus (kayu ules) mengurangi rasa nyeri (analgetik).
d. Caryophylli Folium (cengkeh) dapat menghilangkan rasa mual muntah dan mencegah
kerusakan hati akibat bahan racun tertentu (CCI4), juga penambah tenaga.

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 36


Mekanisme kerja secara umum :

Tolak angin mengandung jahe, daun mint, kayu ules, cengkeh dan adas dapat
meningkatkan kekebelan tubuh melalui parameter kenaikan sel T yang merupakan indikator
meningkatnya daya tahan tubuh.

Mekamisme Kerja Tanaman Obat

1. JAHE (Zingiberis Rhizoma)

a. Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum
jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas.
Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1 - 3 persen. Komponen utama
minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingiberol.

b. Minyak jahe berisi gingerol yang berbau harum khas jahe, dapat mencegah mual,
karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat
menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat
mabok perjalanan.

c. Rasanya yang tajam merangsang nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu
mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung.

d. Dalam pengobatan tradisional Asia, jahe dipakai untuk mengobati selesma, batuk,
diare dan penyakit radang sendi tulang seperti artritis. Jahe juga dipakai untuk
meningkatkan pembersihan tubuh melalui keringat.

e. Menurunkan tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon
adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat
dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.

f. Membantu pencernaan karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease


yang berfungsi mencerna protein dan enzim lipase yang berfungsi mencerna lemak.
Kedua enzim inilah yang membantu mencerna dan menyerap pakan sehingga
meningkatkan nafsu makan.

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 37


g. Gingerol yang merupakan salah satu komponen senyawa kimia dalam jahe bersifat
antikoagulan yaitu mencegah pengggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya
pembuluh darah selain itu senyawa ini juga dapat menurunkan kadar kolesterol.

h. Jahe juga mengandung bahan antioksidan diantaranya senyawa flavonoid dan


polifenol,asam oksalat dan vit C,antioksidan ini dapat membantu menetralkan efek
merusak yang di sebabkan oleh radikal bebas dalam tubuh.

i. Melindungi system pencernaan dengan menurunkan keasaaman lambung dan


menghambat terjadinya iritasi pada saluran pencernaan hal ini karena jahe
mengandung senyawa aseton dan methanol.

j. Jahe mengandung senyawa cineole dan arginine yang memiliki manfaat memperkuat
daya tahansperma.

Mekanisme amti emetic.

Kulit otak
dan sitem Limbis

Saraf SSO di saluran


PUSAT
Lambung dan usus
MUNTAH
(Ach-5HT)

CTZ dengan reseptor


Dopamin dan 5HT3
JAHE

Organ Keseimbangan
(Ach histamin)

2. FOENICULI FRUCTUS (minyak adas)


Berkhasiat menghilangkan dingin, antiradang, antispasmodik, penghilang nyeri
(analgesik), peluruh kencing (diuretik ringan), menormalkan fungsi lambung, antibakteri,

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 38


meningkatkan napsu makan (stomakik), peluruh dahak, peluruh kentut (karminatif), dan
merangsang produksi ASI (laktagoga).

Buah adas yang diproses dengan garam berkhasiat menghangatkan ginjal, mengusir
dingin dari dalam dan meredakan nyeri.

Buah adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1-6%, mengandung 50-60%
anetol, lebih kurang 2o% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol,
anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak. Adas juga sumber vitamin A, kalsium,
fosfor, dais kalium. Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang
khas, berkhasiat karminatif, dan antispasmodik.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian :

a. Meningkatkan peristaltik saluran cerna dan merangsang pengeluaran kentut (flatus).


b. Menghilangkan dingin dan dahak.
c. Minyak adas yang mengandung anetol, fenkon, chavicol, dan anisaldehid berkhasiat
menyejukkan saluran cerna dan bekerja menyerupai perangsang napsu makan.

Efek Toksisitas

Adas sebaiknya jangan diberikan pada penderita alergi terhadap wortel, selederi,
penderita epilepsi dan anak di bawah umur. Adas aman digunakan sebagai obat dalam jang-
ka waktu yang tidak lama. Pemakai-an jangka lama dalam jumlah yang banyak akan
memberikan efek samping di antaranya, kulit menjadi sensitif terhadap cahaya matahari, di
mana kulit menjadi gelap dan sakit terbakar matahari.

3. CARYOPHYLLI FOLIUM (cengkeh)


Minyak esensial dari cengkih mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak
cengkih sering digunakan untuk menghilangkan bau napas dan untuk menghilangkan sakit
gigi. Zat yang terkandung dalam cengkih yang bernama eugenol, digunakan dokter gigi untuk
menenangkan saraf gigi.

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 39


Aroma cengkeh yang khas dihasilkan oleh senyawa eugenol, yang merupakan
senyawa utama (72-90%) penyusun minyak atsiri cengkeh. Eugenol memiliki sifat antiseptik
dan anestetik (bius).

Minyak atsiri cengkeh dimanfaatkan untuk mengobati rasa nyeri pada gigi. Cengkeh
memiliki sifat mampu meningkatkan produksi asam lambung, menggiatkan gerakan
peristaltik saluran pencernaan, juga mampu menjaga energi panas tubuh (yang ), maka
cengkeh hanya boleh digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan kurangnya yang dalam tubuh, seperti impotensi, muntah dan diare akibat
dinginnya lambung dan limfa, serta morning sickness.

4. ISORAE FRUCTUS (kayu ules)

Pigmen kloroplas, pitosterol, saponin, gula, flobatanin, asam hidroksikarboksilat


Khasiat
Stomatik,antipiretik

5. ORYZA SATIVA (Padi)


a. Selaput biji (Gu ya) berkhasiat untuk mengatasi:
Lambung dan limpa lema, tidak nafsu makan, gangguan pencernaan, rasa penuh
di dada dan perut, beri-beri, tangan dan kaki rasa kesernutan,baal.
b. Tangkai buah (merang) berkhasiat untuk mengatasi:
Rambut kotor, keguguran
c. Biji (beras) berkhasiat untuk mengatasi:
Demam, diare, gondongan, rematik, kesleo, radang payudara, radang kulit, bisul.
d. Akar (No tao ken) berkhasiat untuk mengatasi:
Keringat berlebiba, berkeringat spontan, filariasis.

5. KEMASAN

Menurut Tjiptono (2000) PRODUK merupakan segala sesuatu yang dapat di tawarkan
kepada seluruh pasar untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau di konsumsi
pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan secara lebih
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 40
terperinci. Konsep produk meliputi barang, kemasan, label,merek, pelayanan dan jaminan
seperti terlihat pada gambar berikut :

Barang

Produk Kemasan Kepuasan Pelanggan

Merk

Label

Pelayanan

Jaminan

Dari ulasan singkat dan bagan mengenai produk atau barang jadi, satu hal penting
mengenai konsep produksi yang akan dibahas lebih lanjut yaitu KEMASAN
A. Definisi Kemasan
Menurut Kotler (1995) pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi
wadah atau bungkus sebagai sebuah produk.
Swatha mengartikan (1980) pembungkusan (packaging) adalah kegiatan-kegiatan
umum dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain pembuatan bungkus
atau kemasan suatu barang, sedangkan
Menurut Saladin (1996) kemasan adalah wadah atau bungkus. Jadi beberapa
pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan kemasan adalah suatu kegiatan merancang
dan memproduksi bungkus suatu barang yang meliputi desain bungkus dan pembuatan
bungkus produk tersebut. Menurut Saladin (1996) wadah atau bungkus terdiri atas :
1. Kemasan dasar atau primer (primary package)
Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 41
Bungkus langsung dari suatu produk (direct contack)
2. Kemasan sekunder (secondary package)
Bahan yang melindungi kemasan dasar dan di buang bila produk digunakan
3. Kemasan pengiriman (shipping package)
Kemasan yang diperlukan saat penyimpanan dan pengangkutan

B. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)


BPOM Republik Indonesia No. HK.00.05.41.1384 menegaskan bahwa, seluruh
kemasan obat tradisional baik lokal, impor, berlisensi dan lain sebagainya harus memuat
Nomor Pendaftaran Obat Tradisional sebagai syarat wajib edar di samping syarat
labeling lainnya. Berikut merupakan hal-hal yang harus tercantum dalam kemasan obat
tradisional, seperti nama tradisional, logo, TR, TL, batch, exp date, brosur, dll.
1. Nama obat tradisional

Nama Obat Tradisional

2. Ukuran kemasan (berat / netto)


 12 sachet @ 15 ml
3. Nomor pendaftaran obat tradisional, seperti :
a. Depkes RI/POM RI No. TR --> 9 digit (Obat Tradisional Lokal)

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 42


b. Depkes RI/POM RI No. TL --> 9 digit (Obat Tradisional Lisensi)
c. Depkes RI/POM RI No. TI --> 9 digit (Obat Tradisonal Impor)
d. Depkes RI/POM RI No. BTR --> 9 digit (Obat Tradisional Berbatasan
Lokal) 
e. Depkes RI/POM RI No. BTL --> 9 digit (Obat Tradisional Berbatasan
Lisensi)
f. Depkes RI/POM RI No. BTI --> 9 digit (Obat Tradisional Berbatasan
Impor)
4. Nama dan alamat industri (sekurang-kurangnya nama kota diikuti kata
INDONESIA)
 Diproduksi oleh : SIDO MUNCUL, INDONESIA
5. Komposisi (nama latin bahan baku)
Dapat dilihat pada lampiran gambar berikut :

6. Khasiat (kegunaan)

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 43


7. Cara penggunaan

8. Peringatan atau Kontra Indikasi (bila ada)

Nomer Pendaftaran :

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 44


Terdiri dari 9 digit, diawali dengan
TR : Produk dalam negeri
TL : Produk Lisensi

a. digit 1,2 : tahun produk mulai terdaftar


b. digit 3 : bentuk usaha
1. Pabrik Farmasi
2. Pabrik Jamu
3. Perusahaan Jamu
c. digit 4 : bentuk sediaan
1. rajangan 6. cairan
2. serbuk 7. salep, krim
3. kapsul 8. plaster / koyok
4. pil, granul, boli 9. dupa, mangir,permen,pastiles, jenang
5. dodol, majun, tablet / kaplet
d. digit 5,6,7,8 : nomor urut jenis produk yang terdaftar
e. digit 9 : jenis / macam kemasan
1. 15 ml 2. 30 ml 3. 45 ml 4. 60 ml, dst

Nomer Kode Produksi :


1. Enam Digit

a. digit 1 : bulan berakhir pdaftaran, huruf kecil


a, menunjukkan bulan Januari
b, menunjukkan bulan Feberuari
b. digit 2 : tahun berakhir nomor pendaftaran, huruf kapital
A, menunjukkan tahun 2000
B, menunjukkan tahun 2001, dst
c. digit 3 : produk ke- , dalam bulan tsb, angka
d. digit 4 : bulan produksi, huruf kecil
e. digit 5,6 : tahun produksi

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 45


Perusahaan Jamu OT, memproduksi jamu singset, masa berlaku No. Pendaftaran
November 2004, di[produksi April 2002, ke-4 kalinya

2. Sembilan Digit
a. digit 1,2 : bulan berakhir pendaftaran, angka, 01 Januari, 02 Feberuari
b. digit 3,4 : tahun berakhir nomor pendaftaran, ditulis dua angka
c. digit 5 : produksi ke- bulan pada digit 6,7
d. digit 8,9 : tahun produksi, dua angka

9. Kode produksi

10. Tanggal kadaluwarsa

KETERANGAN :
Definisi dan Simbol Obat Tradisional sesuai SK Kepala Badan Pengawas Obat
dan 
Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.4.2411 tahun 2004

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 46


 Kelompok Jamu
 a. Jamu harus memenuhi kriteria :
     - Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
     - Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris
     - Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
 b. Jenis klaim penggunaan sesuai dengan jenis pembuktian 
     tradisional dan tingkat pembuktian umum & medium
 c. Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata-kata :
     " Secara tradisional digunakan untuk...", atau sesuai
     dengan yang disetujui pada pendaftaran
 Kelompok Obat Herbal Terstandar
 a. Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria :
     - Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan;
     - Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/pra klinik;
     - Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang 
       digunakan dalam produk jadi;
     - Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
 b. Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian
     yaitu tingkat pembuktian umum dan medium
 Fitofarmaka
 a. Harus memenuhi kriteria :
     - Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan;
     - Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik;
     - Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang
       digunakan dalam produk jadi;
     - Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
 b. Jenis klaim penggunaan sesuai tingkat pembuktian 
     medium dan tinggi

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 47


BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
1. Obat Herbal Terstandar adalah obat tradisional yang disajikan dari
ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat,
binatang, maupun mineral.
2. OHT yang kami pilih adalah Tolak Angin dengan khasiat: :
a. Mengobati masuk angin karena kehujanan, kurang tidur, atau
terlalu lelah. Gejala-gejalanya seperti : mual, perut kembung/sakit
(mules), pusing, lesu, demam, pilek, badan terasa dingin, mata
berair.
b. Menjaga stamina/kondisi tubuh di saat-saat bekerja keras/lembur
dan melakukan perjalanan jauh serta mencegah mabuk perjalanan.
Terutama petugas jaga malam dan pekerja berat.

2. SARAN
Penulis menyadari makalah ini sangat banyak kekurangan sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan makalah yang akan
datang.

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 48


DAFTAR PUSTAKA

http://www.plantamor.com/index.php plant
http://blog.ub.ac.id/cantika/2010/05/28/jahe-yang menggiurkan/
http://rachmadrevanz.com/2011/tanaman-jahe.html
http://www.iptek.net.id/ind/warintek/
http://tanamanherbal.wordpress.com/2007/12/16/kayu-ules/
http://books.google.co.id/books kayu ules
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25711/5/Chapter%20I.pdf
http://www.lawskripsi.com/index.php
toiusd.multiply.com/journal/item/55/Foeniculum_Vulgare068114048
http://spesifikasihabbatussauda.blogspot.com/2009/09/cengkeh-syzygium-aromaticum-linn
merr.html
Van Steenis, C. G. G. J. (1975). 'Flora Untuk Sekolah Indonesia', Jakarta Pusat, PT Pradnya
Paramita, hal. 326-328.

http://www.medikaholistik.com/2033/2004/11/28/medika.html. Diakses 8 Februari 2007


http://www.iptek.net.id. Diakses 6 Februari 2007.
http://www.bokormascorp.com/ind/cengkeh.htm

Kelompok OHT TOLAK ANGIN/09023058-066/OT/2011 49

Anda mungkin juga menyukai