MASA PANDEMI
Disusun oleh :
Nama : Fita Fatmawati
Nim :13211180013
Prodi : Ilmu Gizi
Fakultas : Ilmu Kesehatan
B. Rumusan masalah
“Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan asupan nutrisi pada penderita
Hipertesi di masa pandemi didesa Sidamulya”
C. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat
pengetahuan dan asupan nutrisi pada penderita hipetensi dimasa pandemic didesa Sidamulya
kec. Wanasari, kab. Brebes.
D. Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pada pra-lansia di Desa Sidamulya kec. Wanasari.
2. Mengidentifikasi jenis makan pada pra-lansia di Desa Sidamulya kec. Wanasari.
3. Mengidentifikasi frekuensi makan pada pra-lansia di Desa Sidamulya kec. Wanasari.
4. Mengidentifikasi kejadian hipertensi pada pra-lansia di Desa Sidamulya kec. Wanasari.
5. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian hipertensi pada pra-lansia
di Desa Sidamulya kec. Wanasari.
6. Menganalisis hubungan jenis makan dengan kejadian hipertensi pada pra-lansia di Desa
Sidamulya kec. Wanasari.
E. Manfaat penelitian
1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi dunia ilmu kesehatan terutama bagi promosi
kesehatan dimana ilmu didalamnya yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan
waktu.
2. Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu kesehatan dan sebagai pijakan dan referensi
pada penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan peningkatan ilmu
kesehatan dilain waktu sesuai perkembangan jaman.
F. Praktis
1. Memberikan pengetahuan dan informasi mengenai hubungan tingkat pengetahuan dan
pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia
2. Bagi institusi pendidikan Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai bahan acuan
materi yang layak diinformasikan kepada lansia penderita hipertensi dan sebagai bahan
referensi dalam pengembangan penelitian berikutnya.
3. Bagi instansi kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
acuan atau materi promosi kesehatan khususnya pada lansia penderita hipertensi.
4. Bagi masyarakat Sebagai sarana pembelajaran dan informasi agar masyarakat mengetahui
pencegahan dan pengobatan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan
konsisten diatas 140/90 mmHg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi
akibat anteriore-anteriole berkontriksi yang membuat darah sulit mengalir dan
meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Tekanan darah ditentukan oleh
jumlah darah yang dipompa jantung dan resistensi terhadap aliran darah di arteri.
Hipertensi dapat menyebabkan jaringan kolagen fibrosa menggantikan jaringan
elastik dari arteria. Hal ini yang membuat dinding arteri menjadi kurang elastik
dan meningkatkan perlawanan terhadap sirkulasi darah. Semakin sempit
pembuluh darah, makin banyak darah yang dipompa jantung sehingga semakin
tinggi tahanan terhadap aliran darah.
Pembuluh darah arteri merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari
jantung menuju ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Otot dinding arteriol dapat
berkontruksi atau berdilasi. Normalnya dinding arteriol dalam keadaan kontruksi
sebagian. Dilatasi dan kontriksi pembuluh darah dikendalikan oleh system saraf
simpatik dan sistem renin-angiotensin.
Hipertensi tidak akan terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui proses yang
cukup lama. Untuk menentukan terjadi atau tidaknya hipertensi diperlukan
setidaknya pengukuran tekanan darah pada waktu yang berbeda yaitu selama
interval 2-8 pekan angka tekanan darah tetap tinggi, maka dapat dicurigai sebagai
hipertensi.
2. Klasifikasi Hipertensi
Hipeertensi dibagi menjadi dua berdasarkan penyebabnya yaitu hipertensi
esensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi esensisal
merupakan peningkatan tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya dan
90% dari seluruh kasus hipertensi mengalami hipertensi esensial. Beberapa factor
diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial yaitu factor yang
tidak dapat dikontrol antara lain faktor kekturunan, jnis kelamin, ras dan usia,
serta factor yang dapat dikontrol antara lain kurangnya aktifitas fisik, konsumsi
alcohol, merokok, konsumsi gula yang tinggi, konsumsi makanan instan,
makanan berlemak dan tinggi natrium serta stress yang berkepanjangan.
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal didefinisikan sebagai peningkatan
tekana darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelum penyakit ginjal atau
gangguan tiroid. Sekitar 10% dari seluruh kasus hipertensi mengalami hipertensi
sekunder. Fakto pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain penggunaan
kontrasepsi oral, coarctation aorta, neurogenic (tumor otak, ensefalitis, gangguan
psikiatris), kehamilan dan luka bakar.