Anda di halaman 1dari 20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengalaman Lapangan Industri (PLI)
a. Definisi PLI
Pengalaman Lapangan Industri merupakan salah satu Mata Kuliah
Keahlian (MKK) di luar kampus yang menuntut mahasiswa untuk dapat
memperhatikan dan melihat bukti nyata penerapan ilmu pengetahuan
yang diperoleh di bangku perkuliahan pada dunia konstruksi di
lapangan. Sementara itu, menurut Panduan Pengalaman Lapangan
Industri Jurusan Teknik Sipil FT UNP (2014), “PLI merupakan suatu
kegiatan intra kurikuler dalam kelompok mata kuliah Keahlian (MKK)
jenjang pendidikan D3 dan SI pada semua jurusan di Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang”. Sedangkan menurut Astuti (2016)
“Pengalaman Lapangan industri adalah suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan keahlian, dimana mahasiswa yang telah menempuh
pendidikan secara teori di kampus kemudian melakukan pelatihan di
dunia kerja”.
Berdasarkan pendapat dan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa PLI adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus dipenuhi
oleh mahasiswa sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studinya,
dengan tujuan untuk melihat secara nyata penerapan teori-teori dan
pengetahuan yang dipelajari di bangku perkuliahan terhadap kondisi
nyata di lapangan.
b. Syarat-Syarat PLI
Sebelum melaksanakan PLI tentu seorang mahasiswa terlebih
dahulu harus memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan.
Berdasarkan panduan Pengalaman Lapangan Industri Jurusan Teknik
Sipil FT UNP (2014), ada beberapa syarat yang harus dipenuhi setiap
mahasiswa sebelum melaksanakan PLI, yaitu:

7
8

1) Minimal telah lulus mata kuliah sebanyak 80%, yaitu 80% x 144 sks
= 115 sks, dan lulus mata kuliah berikut ini:
a) Objek PLI Bangunan Gedung: Analisis Struktur, Manajamen
Proyek, dan Kuantiti Surveying.
b) Objek PLI Bangunan Transportasi: Konstruksi Perkerasan Jalan
Raya, Manajemen Proyek dan Kuantiti Surveying.
c) Objek PLI Bangunan Air: Hidrolika, Manajemen Proyek dan
Kuantiti Surveying.
2) Terdaftar sebagai mahasiswa FT di kantor registrasi UNP.
3) Telah mencapai IP komulatif minimal 2,00.
4) Telah mengikuti kegiatan pembengkalan PLI yang diselenggarakan
oleh Unit Hubungan Industri (UHI) FT UNP dan Jurusan.
5) Tidak sedang mengikuti kuliah di UNP selama melaksanakan PLI.
c. Tujuan PLI
Tujuan merupakan suatu hasil capaian yang diharapkan pada akhir
proses suatu kegiatan. Berdasarkan panduan Pengalaman Lapangan
Industri Jurusan Teknik Sipil FT UNP (2014) ada beberapa tujuan dari
pelaksanaan PLI, yaitu:
1) Tujuan Umum
PLI bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap mahasiswa di bidang teknologi/kejuruan melalui
keterlibatan lansung dalam berbagai kegiatan di industri konstruksi.
2) Tujuan Khusus
Prodi S1 Pendidikan Teknik Bangunan (PTB) yaitu:
a) Setelah melaksanakan PLI mahasiswa diharapkan memperoleh
pengetahuan dan pengalaman sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas di industri konstruksi.
b) Melalui PLI tersebut dapat dijadikan sebagai dasar
pengembangan materi ajar.
Sementara itu menurut Sugiharto di dalam Astuti (2016: 13), tujuan
PLI dapat dijabarkan menjadi tiga poin inti sebagai berikut:
9

1) Pemenuhan kompetensi sesuai tuntutan kurikulum.


Penguasaan kompetensi dengan pembelajaran di perguruan
tinggi sangat ditentukan oleh fasilitas pembelajaran yang tersedia.
Jika ketersediaan fasilitas di perguruan tinggi terbatas, maka perlu
merancang pembelajaran kompetensi di luar kampus (dunia kerja
mitra). Keterlaksanaan pembelajaran kompetensi tersebut bukan
diserahkan sepenuhnya ke dunia Kerja, tetapi di perguruan tinggi
perlu memberi arahan tentang apa yang seharusnya dibelajarkan
kepada mahasiswa.
2) Implementasi kompetensi ke dalam dunia kerja.
Kemampuan-kemampuan yang sudah dimiliki mahasiswa,
melalui latihan dan praktik di kampus perlu diimplementasikan
secara nyata sehingga tumbuh kesadaran bahwa apa yang sudah
dimilikinya berguna bagi dirinya dan orang lain. Dengan begitu
mahasiswa akan lebih percaya diri karena orang lain dapat
memahami apa yang dipahaminya dan pengetahuannya diterima oleh
masyarakat.
3) Penumbuhan etos kerja/pengalaman kerja.
Pengalaman berinteraksi dengan lingkungan dunia kerja dan
terlibat langsung di dalamnya, diharapkan dapat membangun sikap
kerja dan kepribadian yang utuh sebagai pekerja.
Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa PLI dilaksanakan
dengan tujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian
profesional yaitu memiliki pengetahuan, keterampilan dan etos kerja
yang sesuai dengan dunia kerja. Mahasiswa yang melakukan PLI
tersebut diharapkan dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh di perguruan tinggi dan dapat mempelajari dunia
industri/usaha. Sehingga tidak menutup kemungkinan dengan
kemampuan yang dimikinya untuk lebih mengembangkan diri.
10

d. Manfaat PLI
Astuti (2016: 14) mengemukakan berbagai manfaat PLI atau
Praktik Kerja Industri antara lain:
1) Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilan-
keterampilan manajemen dalam situasi lapangan yang aktual. Hal ini
penting dalam rangka belajar menerapkan teori, konsep atau prinsip
yang telah dipelajari sebelumnya.
2) Memberikan pengalaman-pengalaman praktis kepada siswa sehingga
hasil penelitian bertambah luas.
3) Siswa berkesempatan memecahkan masalah manajemen di
lingkungan lapangan dengan mendayagunakan kemampuannya.
4) Mendekatkan dan menjembatani penyiapan siswa untuk terjun ke
bidang tugasnya setelah menempuh program pelatihan praktik kerja
industri.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sangat
besar manfaat dari pelaksanaan PLI, terutama bagi mahasiswa.
Pelaksanaan PLI dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang
dunia industri konstruksi dan bisa menjembataninya untuk bekerja di
bidang konstruksi setelah lulus nantinya. Oleh karena itu, pelaksanaan
PLI perlu menjadi salah satu kegiatan penting yang harus diperhatikan
dan ditingkatkan pengawasannya oleh pihak kampus. Agar pelaksanaan
PLI ini dapat berjalan dengan baik dan benar-benar bermanfaat bagi
mahasiswa yang melaksanakannya.
e. Minat Profesi Jasa Konstruksi/ Teknik Sipil Setelah PLI
Efendi (2013), mengemukakan “teknik sipil (civil engineering)
adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana merancang,
membangun, renovasi tidak hanya gedung dan infastruktur, tetapi juga
mencakup lingkungan untuk kebaikan hidup manusia, maka dari itu
ilmu ini disebut dengan sipil/civil”. Teknik sipil terbagi atas beberapa
peminatan yaitu: Struktur, Geoteknik, Manajemen Rekayasa
Konstruksi, Hidrologi, Teknik Lingkungan, dan Transportasi. Profesi
11

seorang Civil Engineer ini mencakup perancang/ pelaksana


pembangunan/ pemeliharaan prasarana jalan, jembatan, terowongan,
gedung, bandar udara, lalu lintas (darat, laut, udara), sistem jaringan
kanal, drainase, irigasi, perumahan, gedung, dan minimalisasi kerugian
gempa.
Keluasan cabang dari Teknik Sipil ini membuatnya sangat fleksibel
di dalam dunia kerja. Profesi yang didapat dari seorang ahli bidang ini
antara lain: perancang/pelaksana pembangunan/pemeliharaan prasarana
jalan, jembatan , terowongan, gedung, Bandar udara, lalu lintas (darat,
laut, udara), sistem jaringan kanal, drainase, irigasi, perumahan,
gedung, minimalisasi kerugian gempa, perlindungan lingkungan,
penyediaan air bersih, konsep financial dari proyek dan manajemen
proyek. Semua aspek kehidupan tercakup dalam muatan ilmu teknik
Teknik Sipil.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan minat profesi
teknik sipil adalah suatu ketertarikan dan kesenangan di dalam diri
seorang individu untuk menggeluti pekerjaan di bidang teknik sipil atau
jasa konstruksi tanpa ada paksaan dari orang lain dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup di masa yang akan datang. Rasa
ketertarikan mahasiswa terhadap pekerjaan di bidang jasa konstruksi
meningkat setelah selesai melaksanakan PLI. Hal ini mungkin
disebabkan oleh kegiatan, ilmu pengetahuan, dan pengalaman yang
mereka peroleh dilapangan pada saat melaksanakan PLI.
Rasa senang dan tertarik akan pekerjaan di bidang jasa konstruksi
membuat mereka memperoleh nilai yang memuaskan setelah selesai
PLI. Semua mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
angkatan 2014 yang telah selesai melaksanakan PLI memperoleh nilai
yang bagus dan memuaskan. Untuk itu nilai mahasiswa angkatan
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan 2014 yang telah selesai
melaksanakan PLI dapat dilihat pada Tabel 2 disamping ini.
12

Tabel 2. Nilai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan


Angkatan 2014 yang Telah Selesai Melaksanakan PLI

No Nilai Indeks Jumlah Persentase


1 A 4,00 27 60 %
2 A- 3,60 18 40 %
3 B+ 3,30 0 0,0%
4 B 3,00 0 0,0%
5 B- 2,60 0 0,0%
6 C+ 2,30 0 0,0%
7 C 2,00 0 0,0%
8 C- 1,60 0 0,0%
9 D 1,30 0 0,0%
10 E 1,00 0 0,0%
Total 45 100%
Sumber: Koordinator PLI Jurusan Teknik Sipil
f. Indikator Pelaksanaan PLI
PLI adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil oleh
mahasiswa fakultas teknik untuk menyelesaikan studinya dengan cara
terlibat pada dunia industri secara lansung. Tujuan PLI pada dasarnya
adalah untuk meningkatkan wawasan mahasiswa terhadap dunia
industri, menerapkan keterampilan yang dia miliki di bangku
perkuliahan, serta mengetahui bagaimana kondisi nyata dunia kerja
yang sebenarnya. Oleh karena itu, berdasarkan tujuan dan manfaat yang
dijelaskan oleh beberapa sumber di atas maka pelaksanaan PLI dapat
dibagi menjadi beberapa indikator antara lain:
1) Pengetahuan mengenai bidang jasa konstruksi
Seorang mahasiswa yang tertarik akan pekerjaan di bidang jasa
konstruksi tentu akan memiliki berbagai cara untuk mendapatkan
informasi dan pengetahuan mengenai bidang jasa konstruksi.
Pengetahuan mengenai bidang jasa konstruksi ini dapat diperoleh
dari berbagai sumber seperti artikel, berita , majalah dan seminar
yang bertemakan bidang jasa konstruksi serta pada saat PLI
mahasiswa dapat menggali informasi tentang bidang jasa konstruksi
dari berbagai sumber di lapangan. Informasi tentang jasa konstruksi
13

seperti struktur organisasi proyek, gaji supervisor, peluang kerja di


dunia industri serta hal-hal lain yang sangat erat hubungannya
dengan konstruksi tentu bisa diketahui lebih dalam pada saat PLI.
Pengetahuan inilah yang nantinya akan mendorong seorang
mahasiswa untuk memilih bekerja di bidang jasa konstruksi setelah
lulus nantinya.
2) Sikap di lingkungan kerja
Setelah selesai melaksanakan PLI seorang mahasiswa tentu
telah memiliki sikap yang baik terhadap dunia kerja di bidang jasa
konstruksi. Sikap cepat tanggap dalam menyelesaikan masalah,
profesionalisme dan tanggung jawab terhadap kerja, senang
berinteraksi dengan lingkungan baru dan rasa kekeluargaan yang
diperlihatkan sesama karyawan pada saat PLI menjadi sesuatu hal
yang menarik untuk dijalani di masa yang akan datang. Serta jiwa
lapangan yang dimiliki membuat seorang mahasiswa memiliki
dorongan kuat untuk bekerja di bidang jasa konstruksi.
3) Keterampilan di bidang jasa konstruksi
Keterampilan yang diasah di bangku perkulihan diterapkan di
lapangan pada saat PLI. Semakin seringnya mahasiswa mengasah
keterampilan yang dimiliki tentu akan menjadi aset yang berharga
di masa yang akan datang. Terampilnya mahasiswa menggunakan
aplikasi di bidang jasa konstruksi seperti: AutoCAD dan SketchUp
pada saat PLI menjadi modal penting untuk memilih bekerja di
bidang jasa konstruksi setelah lulus nantinya. Selain bisa di jadikan
modal, keterampilan itu juga menjadi faktor penentu seorang
mahasiswa itu memiliki peluang yang besar untuk diterima bekerja
di bidang jasa konstruksi.
4) Interaksi dengan lingkungan kerja
Seringnya berinteraksi dengan karyawan pada saat PLI
membuat mahasiswa tertarik akan pekerjaan di bidang jasa
konstruksi. Interaksi yang harmonis antara sesama karyawan serta
14

kerja sam tim yang solid menjadi hal penting yang perlu ada di
dalam diri masing-masing pekerja di bidang jasa konstruksi. Hal
inilah yang membuat mahasiswa menjadi semakin tertarik untuk
bisa bekerja di bidang jasa konstruksi.
5) Ketertarikan di bidang jasa konstruksi
Seiring dengan meningkatnya pengetahuan mahasiswa
mengenai jasa konstruksi pada saat PLI menjadikan mahasiswa
semakin merasa tergiur dan tertarik akan pekerjaan di bidang jasa
konstruksi. Rasa ketertarikan itu di perlihatkan dengan rasa senang
terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh supervisor pada saat PLI ,
baik itu tugas yang berhubungan dengan gambar konstruksi serta
tugas di lapangan. Kesenangan itulah yang nanti menjadi titik awal
seorang mahasiswa memilih untuk bekerja dan berprestasi di bidang
jasa konstruksi.
2. Minat
a. Definisi Minat
Menurut Crow and Crow dalam Djaali (2011: 121) “minat adalah
suatu hal yang berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong
seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda,
kegiatan, pengalaman yang diransang oleh kegiatan itu sendiri”. Minat
dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa
seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Sedangkan
Slameto (2010: 180), menyatakan bahwa “minat adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat
adalah suatu kecenderungan dalam diri seseorang untuk tertarik
terhadap suatu hal atau aktifitas yang diwujudkan dengan rasa lebih
suka tanpa adanya paksaan dari orang lain tetapi muncul dari diri
sendiri.
15

b. Unsur-Unsur Minat
Menurut Sukardi dalam Auzan (2016) seseorang dikatakan
berminat terhadap sesuatu apabila individu itu memiliki beberapa unsur
antara lain:
1) Perhatian
Seseorang dikatakan berminat apabila memiliki perhatian yang
tinggi terhadap hal yang diminatinya. Rasa perhatian yang tinggi itu
akan diwujudkan melalui pengembangan wawasan dan kreativitas
yang dia miliki. Menurut Slameto (1995: 105) “perhatian adalah
kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan
pemilihan ransangan yang datang dari lingkungannya”.
2) Kesenangan
Rasa senang terhadap suatu objek baik itu orang maupun benda
tentu akan menimbulkan minat pada diri seseorang. Orang yang
merasa tertarik pada suatu objek maka akan timbul keinginan yang
dikehendaki agar objek tersebut menjadi miliknya.
3) Kemauan
Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada
suatu tujuan yang dikehendaki akal dan pikiran. Dorongan ini akan
melahirkan timbulnya suatu perhatian terhadap suatu objek.
Sehingga pada akhirnya akan muncul minat individu yang
bersangkutan.
Menurut Abd. Rachman Abror (1993: 112) dalam Kurniasari
(2016) minat mengandung unsur-unsur berikut:
1) Kognisi (Mengenal)
Minat mengandung unsur kognisi artinya minat itu didahului
dengan perkenalan terlebih dahulu dengan objek yang diminati, yang
ditunjukkan dengan mencari pengetahuan dan informasi mengenai
objek yang dituju.
2) Emosi (Perasaan)
16

Minat mengandung unsur emosi artinya setelah pengenalan maka


seseorang akan berpartisipasi kepada objek yang diminatinya. Dalam
hal ini yaitu profesi guru yang dimulai dengan timbulnya
ketertarikan dan perasaan tertentu yang biasanya merupakan
perasaan senang dan ditunjukkan dengan menaruh perhatian lebih
terhadap profesi guru.
3) Konasi (Kehendak)
Unsur konasi merupakan kelanjutan dari kedua unsur
sebelumnya yang diwujudkan dengan hasrat dalam bentuk
keiinginan, usaha dan keyakinan.
Berdasarkan pendapat mengenai unsur-unsur minat di atas dapat
disimpulkan bahwa ada beberapa unsur dalam minat seseorang. Dimana
suatu minat itu timbul apabila ada pengetahuan dan informasi tentang
apa yang diminati dan dibuktikan dengan memberikan perhatian lebih,
kesenangan, usaha, keyakinan dan kemauan untuk melakukan suatu
kegiatan dalam hal ini yang berhubungan dengan profesi guru.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Menurut Wahid dalam Auzan (2016) “faktor-faktor yang
mempengaruhi minat adalah pembawaan, suasana hati, perasaan,
keadaan lingkungan, perangsang, kemauan dan kondisi fisik”.
Sedangkan menurut Crow and Crow dalam Djaali (2011: 121) minat
berasal dari sebab akibat pengalaman seseorang, kemudian minat
tersebut berkembang dan memiliki dorongan untuk menghadapi atau
berurusan dengan suatu kegiatan tersebut. Selanjutnya Crow and Crow
dalam Auzan (2016), menyatakan bahwa timbulnya minat seseorang
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
1) Faktor pendorong dari dalam (internal)
Faktor ini merupakan rangsangan yang datang dari lingkungan
atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
seseorang dengan rasa imgin tahu untuk menghasilkan sesuatu yang
berbeda yang akan mudah menimbulkan minat, misalnya: cenderung
17

terhadap belajar, karena orang tersebut mempunyai hasrat ingin tahu


terhadap ilmu pengetahuan.
2) Faktor motif sosial
Faktor ini merupakan minat seseorang terhadap objek atau
sesuatu hal. Disamping hal yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam
diri manusia juga dipengaruhi oleh motif social. Minat dalam
mengembangkan diri dan ilmu pengetahuan dengan hasrat
memperoleh penghargaan dari keluarga maupun teman. Minsalnya,
seseorang berminat pada prestasi tinggi agar dapat status sosial yang
tinggi juga.
3) Faktor Emosi
Faktor perasaan dan emosi mempunyai pengaruh terhadap minat
seseorang pada sesuatu hal. Minsalnya: perjalanan sukses yang
dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat membangkitkan
perasaan senang dan memperoleh semangat atau kuatnya minat
dalam kegiatan tersebut.
Berdasarkan pendapat dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
timbulnya minat seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
meliputi: perasaan, motivasi, pembawaan, rasa ketertarikan, kemauan
dan keadaan lingkungan tempat dimana dia tinggal. Minat seseorang
akan berkembang dengan baik jika dia tinggal di lingkungan yang baik
dan mendukung perkembangan minat yang dia miliki.
d. Klasifikasi Minat
Nurwakhid (2007: 19) dalam Martha (2013) menyatakan minat
dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu:
1) Minat yang diekspresikan (expreseed interest). Seseorang dapat
mengungkapkan minatnya terhadap suatu hal dengan kata tertentu.
2) Minat yang diwujudkan (manifest interest). Seseorang dapat
mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata melainkan
melakukan dengan tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif
dalam suatu aktivitas tertentu.
18

3) Minat yang diinvestasikan (inventoried interest). Seseorang memiliki


minat dapat diukur dengan menjawab sejumlah pertanyaan tertentu
atau pilihan untuk kelompok aktivitas tertentu.
Berdasarkan pendapat dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
minat pada dasarnya dapat dikembangkan dengan cara diekspresikan,
diwujudkan dan diinvestasikan. Pengembangan minat bertujuan agar
seseorang dapat meningkatkan kualitas belajarnya serta dimasa yang
akan datang bisa bekerja sesuai dengan bidang yang diminatinya,
sehingga mereka dapat mengembangkan dan meningkatkan kompetensi
yang dimilikinya untuk mencapai tujuan hidup yang di cita-citakan.
3. Profesi Guru
a. Definisi Profesi Guru
Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut persyaratan
khusus dan istimewa sehingga dapat meyakinkan dan memperoleh
kepercayaan pihak yang membutuhkannya. Menurut Sanusi et.al dalam
Saud (2009: 6) “profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang
menuntut keahlian (experties) dari para anggotanya”. Artinya , ia tidak
bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih dan tidak
disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Keahlian
diperoleh melalui apa yang disebut profesonalisasi, yang dilakukan baik
sebelum seseorang menjalani profesi itu (pendidikan/ latihan pra-
jabatan) maupun setelah menjalankan suatu profesi (in-service
training).
Sedangkan Soetjipto dan Raflis Kosasi dalam Sudarma (2013: 13),
mengatakan bahwa “profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang
menuntut keahlian dan etika khusus serta baku (standar) layanan”.
Suatu profesi pada umumnya berkembang dari pekerjaan biasa yang
kemudian berkembang semangkin matang. Sejalan dengan itu, Saud
(2009: 3-4), menyatakan “profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut
pendidikan tinggi (kepada pengembannya) dalam liberal arts atau
science, dan biasanya meliputi pekerjaan mental dan bukan pekerjaan
19

manual, seperti mengajar, keinsinyuran, mengarang, dan sebagainya;


terutama kedokteran, hukum dan teknologi”.
“Guru adalah sebuah profesi” (Sudarma, 2013: 27). Menurut
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1
Ayat 1 (2005: 2):
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.

Berdasarkan pendapat dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa


profesi guru adalah suatu bidang pekerjaan dalam bidang pendidikan
dimana pelakunya dituntut untuk memiliki keahlian, kemahiran,
kecakapan dan, kreativitas tinggi sehingga dapat menjadi tenaga
pendidik yang profesional. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
pasal 7 ayat (1) bahwa “profesi guru merupakan bidang pekerjaan
khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme”.
b. Syarat-Syarat dan Karakteristik Profesi Guru
Profesi guru memerlukan syarat-syarat khusus apalagi sebagai guru
yang professional yang harus menguasai seluk-beluk pendidikan dan
pembelajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan (Suprihatiningrum,
2016: 23). Untuk itu Oemar dalam Wahyudi (2018) mengemukakan
beberapa syarat-syarat untuk profesi guru yaitu:
1) Harus memiliki bakat sebagai guru.
2) Harus Memiliki Keahlian sebagai guru.
3) Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi.
4) Memiliki mental yang kuat.
5) Berbadan Sehat.
6) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.
7) Guru adalah manusia berjiwa pancasila dan,
20

8) Guru adalah seorang warga negara yang baik.


Sementara itu Jamil dalam Wahyudi (2018) mengemukakan ada
beberapa karakteristik yang harus dipenuhi untuk profesi guru yaitu
sebagai berikut:
1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.
2) Memiliki komitmen untuk menigkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia.
3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas.
4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
5) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi
kerja.
7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
8) Memiliki jaminan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.
9) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur
hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
4. Minat Profesi Guru
a. Defenisi Minat Profesi Guru
Taufik (2008: 22) dalam Alim menyatakan bahwa “minat profesi
guru adalah suatu keinginan atau ketertarikan seseorang terhadap
profesi guru yang ditunjukkan dengan adanya pemusatan pemikiran,
perasaan senang dan perhatian yang lebih terhadap profesi guru”.
Elemen minat menjadi guru bisa dimulai dari pengetahuan dan
informasi mengenai profesi guru, perasaan senang dan ketertarikan
terhadap profesi guru, serta kemauan dan hasrat menjadi guru.
Sedangkan Alim (2015), menyimpulkan “minat profesi guru adalah
suatu kesediaan jiwa atau keinginan seseorang untuk menekuni profesi
21

guru, dimana profesi guru ini memiliki perasaan dan kompetensi


profesional serta memerlukan keahlian khusus sebagai guru”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat
profesi guru merupakan suatu rasa ketertarikan yang muncul di dalam
diri seseorang akan pekerjaan dalam bidang pendidikan yang meliputi
kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan
menilai sehingga jika terus berkembang dapat menjadi suatu investasi
untuk masa yang akan datang.
b. Indikator Minat terhadap Profesi Guru
Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.
Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan
bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, serta
dapat juga dibuktikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas.
Berdasarkan pendapat Sukardi dan Abd. Rachman Abror pada hal 15
dapat diketahui bahwa minat profesi guru dapat timbul karena adanya
pengetahuan dan informasi mengenai profesi guru sehingga timbul
kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, dimana dalam hal
ini adalah kemauan untuk menjadi seorang guru, oleh karena itu minat
menjadi guru dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa indikator
antara lain:
1) Pengetahuan mengenai profesi guru
Seorang mahasiswa yang ingin menjadi seorang guru akan
berusaha mencari informasi dan pengetahuan mengenai profesi guru.
Pengetahuan mengenai profesi guru ini dapat diperoleh dari berbagai
sumber seperti dari artikel, berita, maupun seminar-seminar yang
saat ini marak diadakan mengenai profesi guru. Selain itu, seorang
mahasiswa calon guru yang berminat menjadi seorang guru harus
mengerti bahwa tugas seorang seorang guru tidak hanya mentransfer
ilmu semata, tetapi juga mentransfer nilai-nilai kehidupan kepada
peserta didik.
2) Rasa senang terhadap profesi guru
22

Rasa senang mahasiswa calon guru terhadap profesi guru


dilatarbelakangi oleh berbagai hal yang tidak dimiliki oleh profesi-
profesi lainnya, karena menjadi seorang guru haruslah memiliki
kewibawaan yang lebih dibanding dengan profesi lainnya. Profesi
guru merupakan profesi yang mulia karena ditangan seorang gurulah
masa depan para peserta didik dipertaruhkan, dan sebagainya.
3) Ketertarikan terhadap profesi guru
Seperti halnya rasa senang terhadap profesi guru, mahasiswa
calon guru juga memiliki alasan mengapa tertarik terhadap profesi
guru. Alasan tersebut antara lain karena adanya tantangan tersendiri
bagi seorang yang menjalankan profesi guru dari pada profesi lain,
seorang guru yang harus senantiasa memperbaharui ilmu
pengetahuannya agar selalu mengikuti perubahan atas pembaharuan
ilmu pengetahuan yang ada.
4) Perhatian terhadap profesi guru
Perhatian seorang mahasiswa calon guru terhadap profesi guru
dapat dilihat dari sikap mereka dalam menyikapi persoalan mengenai
profesi guru saat ini serta memperhatikan cara guru mengajar.
5) Keinginan menjadi guru
Keinginan seorang mahasiswa calon guru menjadi seorang guru
dipengaruhi oleh faktor internal maupun ekternal. Faktor internal
merupakan faktor yang tumbuh dari dalam diri mahasiswa itu sendiri
seperti menjadi seorang guru adalah sebuah cita-cita ketika kecil dan
diwujudkan dengan mengambil Program Studi kependidikan. Faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa itu
sendiri seperti adanya dorongan atau permintaan dari keluarga untuk
menjadi seorang guru.
6) Usaha untuk menjadi guru
Menjadi seorang guru tidak terjadi begitu saja, melainkan
memerlukan usaha. Seorang mahasiswa yang berminat menjadi
seorang guru akan melakukan berbagai usaha untuk meraihnya,
23

seperti belajar menjadi seorang guru yang sebenarnya dengan


menjadi seorang mentor di lembaga bimbingan atau privat serta
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mengenai profesi
guru dengan mendalami kompetensi-kompetensi keguruan.
7) Keyakinan terhadap profesi guru
Sebelum menjalankan profesi guru, mahasiswa calon guru harus
memiliki keyakinan terhadap profesi yang akan dijalaninya nanti.
Keyakinan mahasiswa calon guru terhadap profesi guru dapat dilihat
dari sikap mahasiswa yang akan tetap memilih profesi guru
meskipun telah diketahui bahwa seorang guru tidak boleh memiliki
rangkap jabatan.

B. Penelitian Relevan
Berdasarkan kajian teori yang diberikan, ditemukan beberapa hasil
penelitian sebelumnya yang relevan dengan variabel penelitian ini antara lain:
1. Silfira (2018) dengan judul penelitian “Minat Menjadi Guru Mahasiswa
Prodi PKK Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pariwisata dan
Perhotelan Universitas Negeri Padang”. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi pada
penelitian ini sebanyak 268 orang, teknik pengambilan sampel yaitu
proportionate stratified random sampling dengan jumlah sampel sebanyak
68 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, teknik analisis
data menggunakan rumus persentase dan pengkategorian. Pengolahan data
menggunakan program SPSS 16.00. Hasil penelitian ini menunjukan
persentase minat menjadi guru mahasiswa Prodi PKK Konsentrasi
Pendidikan Tata Busana Jurusan IKK FPP UNP berada pada kategori
sedang, dengan tingkat ketercapaian responden sebesar 69,97%. Maknanya
adalah minat menjadi guru yang dimiliki mahasiswa Prodi PKK jurusan
IKK FPP UNP tidak terlalu tinggi dan tidak juga terlalu rendah.
2. Alim (2015) meneliti tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Profesi Guru Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan (S1)
24

Jurusan Teknik Sipil FT UNP”. Metode yang digunakan dalam penelitian


ini adalah metode deskriftif dengan pendekatan kuantitatif. Responden
pada penelitian ini adalah mahasiswa tahun masuk 2014 yang terdaftar
aktif pada semester Juli-Desember 2015yaitu sebanyak 68 orang.
Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu mengunakan kuesioner.
Teknik analisa data menggunakan analisis statistik deskriftif dengan
perhitungan persentase kemudian diterjemahkan dalam bentuk narasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan persentase masing-masing faktor yang
berpengaruh terhadap minat profesi guru yaitu emosional (17,23%),
persepsi (19,42%), motivasi (16,54%), bakat (25,41%), dan penguasaan
ilmu pengetahuan (21,40%).
3. Adlan (2014) meneliti tentang “Pengaruh Pengalaman Melaksanakan PPL
Terhadap Minat Profesi Sebagai Guru Pada Mahasiswa Pendidikan Teknik
Bangunan Universitas Pendidikan Indonesia”. Metode yang digunakan
dalam Penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan 2009 FPTK-UPI
sebanyak 41 orang. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
metode kuesioner (angket). Hasil penelitian ini menunjukkan pengalaman
melaksanakan PPL pada mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan dengan
kriteria cukup dan minat profesi sebagai guru pada mahasiswa setelah
melaksanakan PPL dengan kriteria rendah. Terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan antara pengalaman melaksanakan PPL terhadap minat
profesi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan dan besarnya
pengaruh pengalaman melaksanakan PPL terhadap minat profesi sebagai
guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan 2009 dalam kategori
cukup.
4. Zetmi (2012) meneliti tentang “Minat Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
terhadap Profesi Guru”. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu
metode deskriftif dengan pendekatan kuantitatif. Responden yang
25

digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif angkatan 2013.


Teknik analisa data menggunakan analisis statistik deskriftif dengan
perhitungan persentase kemudian diterjemahkan dalam bentuk narasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 45,7% mahasiswa tidak
berminat pada profesi guru.

C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual ini dimaksudkan untuk menjelaskankan,
memaparkan, dan menunjukkan keterkaitan antara variabel-variabel yang
diteliti. Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teori yang dipaparkan,
selanjutnya akan dirumuskan kerangka konseptual pengaruh antara masing-
masing variabel yang terlibat dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat dan mengetahui seberapa besar pengaruh pelaksanaan
Pengalaman Lapangan Industri (X) terhadap minat terhadap profesi guru (Y)
bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan. Maka kerangka
konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel (X) Variabel (Y)


Pelaksanaan PLI Minat terhadap
Profesi Guru

Gambar 1. Kerangka Konseptual

D. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2010: 110). Untuk memberikan jawaban sementara terhadap
masalah yang akan diteliti, dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan Pengalaman
Lapangan Industri terhadap minat memilih profesi guru bagi
mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan.
26

Ho : ,,Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan


Pengalaman Lapangan Industri terhadap minat memilih profesi guru
bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan.

Anda mungkin juga menyukai