Full
Full
SKRIPSI
Oleh :
Ella Puspitasari
NIM : 108114031
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
Ella Puspitasari
NIM : 108114031
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persetujuan Pembimbing
Ella Puspitasari
NIM : 108114031
Pembimbing
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Oleh :
Ella Puspitasari
NIM : 108114031
Mengetahui,
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Pengkhotbah 3 : 11a)
Albert Einstein
Ella Puspitasari
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
Ella Puspitasari
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Ella Puspitasari
Nomor Mahasiswa : 108114031
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya
ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
(Ella Puspitasari)
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, kasih, rahmat, dan
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Optimasi Parafin Cair sebagai Emolien dan
Gliserin sebagai Humektan dalam Krim Sunscreen Ekstrak Daun Jambu Biji
menyelesaikan skripsi ini. Namun, oleh bantuan dan dukungan dari banyak pihak,
maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin
1. Kedua Orang tua dan Ko Welly yang telah memberikan kasih sayang,
menempuh perkuliahan.
3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
meluangkan waktu untuk menguji, serta saran dan kritik yang diberikan.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Bapak Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt., selaku dosen penguji yang
telah meluangkan waktunya untuk menguji, sekaligus saran dan kritik yang
diberikan.
7. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Apt., Ph.D., selaku dosen pembimbing akademik
8. Pak Musrifin, Pak Wagiran, Mas Bimo, dan laboran-laboran lain atas bantuan
9. Sahabat-sahabatku Callista, Kak Ve, Ita, Ci Cici, Ria, Meta, Gita, Irza, dan
selama ini.
10. Sahabat-sahabatku satu perjuangan Rani dan Daniel atas dukungan, diskusi,
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
dimiliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari semua pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan.
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kulit ........................................................................................................ 5
1. Epidermis ............................................................................................ 5
2. Dermis ................................................................................................ 6
D. Maserasi ................................................................................................. 9
E. Sunscreen .............................................................................................. 10
G. Krim ..................................................................................................... 12
2. Gliserin ............................................................................................. 13
3. Span 80 ............................................................................................. 14
5. Karbopol ........................................................................................... 16
6. Triethanolamine ................................................................................ 17
7. Nipagin ............................................................................................. 17
1. Viskositas .......................................................................................... 18
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L. Hipotesis ............................................................................................... 21
2. Penetapan SPF Ekstrak Daun Jambu Biji dan Jumlah Ekstrak yang
5. Uji pH ............................................................................................... 30
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Viskositas .......................................................................................... 43
A. Kesimpulan .......................................................................................... 49
B. Saran ..................................................................................................... 49
LAMPIRAN .................................................................................................... 54
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel III. Level tinggi dan rendah parafin cair dan gliserin .......................... 27
Tabel VI. Formula rancangan desain faktorial parafin cair dan gliserin ..... 29
Tabel VII. Hasil uji sifat fisik dan stabilitas krim ......................................... 40
Tabel IX. Nilai efek parafin cair dan gliserin serta interaksinya terhadap
Tabel XII. Nilai efek parafin cair dan gliserin serta interaksinya terhadap
Tabel XIII. Signifikansi efek dengan uji ANOVA daya sebar ....................... 46
Tabel XV. Nilai efek parafin cair dan gliserin serta interaksinya terhadap
Tabel XVI. Signifikansi efek dengan uji ANOVA pergeseran viskositas ...... 47
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 10. Grafik penentuan level parafin cair berdasarkan respon viskositas
....................................................................................................... 37
Gambar 11. Grafik penentuan level parafin cair berdasarkan respon daya sebar
....................................................................................................... 37
Gambar 12. Grafik penentuan level gliserin berdasarkan respon viskositas ... 38
Gambar 13. Grafik penentuan level gliserin berdasarkan respon daya sebar .. 38
Gambar 14. Counter plot viskositas krim ekstrak daun jambu biji ................. 48
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
3.1.0 ............................................................................................ 60
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Kata kunci : Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.), krim, parafin cair,
gliserin, efek, desain faktorial.
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Keywords : Leaf extracts of guava (Psidium guajava L.), cream, liquid paraffin,
glycerin, effect, factorial design.
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
matahari sangat tinggi. Penyinaran sinar matahari yang berlebih pada kulit dapat
fisiologis tersebut adalah UV-A dan sinar tampak dari matahari (Tranggono dan
tropis, salah satunya Indonesia. Menurut Indriani (2006), daun jambu biji
(Psidium guajava L.) terbukti mengandung flavonoid, tanin, fenolat, dan minyak
atsiri. Kuersetin merupakan salah satu jenis flavonoid dalam daun jambu biji. Hal
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Sediaan topikal yang digunakan dalam penelitian ini adalah krim, karena
dimana cukup untuk mengalami kontak yang lebih lama di kulit. Tipe emulsi krim
yang cocok diaplikasikan untuk sediaan sunscreen adalah tipe W/O atau air dalam
minyak karena tidak mudah tercuci air sehingga tidak mudah hilang dari lapisan
dilakukan saat matahari terik dimana suhu lingkungan panas sehingga bisa
Sifat fisis dan stabilitas krim bisa dipengaruhi oleh emolien dan humektan
yang umumnya harus ada dalam krim sunscreen sehingga perlu dilakukan
optimasi formula. Pada penelitian ini dilakukan optimasi emolien berupa parafin
cair dan humektan berupa gliserin. Emolien adalah bahan yang dipakai untuk
menutup permukaan lapisan korneum sehingga dapat menahan air pada lapisan
menarik air ke dalam kulit. Viskositas krim merupakan faktor yang penting dalam
sediaan krim karena jika terlalu kental akan sukar dituang dari kemasan dan sukar
dioleskan pada permukaan kulit. Sedangkan jika viskositas krim terlalu encer
maka bentuk kontak krim dengan kulit akan singkat. Maka dari itu, dalam
penelitian ini dilakukan optimasi parafin cair sebagai emolien dan gliserin sebagai
humektan sehingga nantinya dihasilkan krim yang stabil selama penyimpanan dan
acceptable.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
kedua faktor secara simultan dan tidak membuat salah satu faktor konstan
dan James, 1996). Desain faktorial bertujuan untuk mengetahui faktor yang paling
dominan berpengaruh terhadap sifat fisik dan stabilitas krim. Nantinya diharapkan
area optimum dari komposisi parafin cair dan gliserin dalam pembuatan krim
1. Perumusan Masalah
fisik dan stabilitas krim sunscreen ekstrak daun jambu biji di antara
b. Adakah area optimum komposisi parafin cair dan gliserin pada counter
jambu biji ?
2. Keaslian Penelitian
Humektan dalam Krim Sunscreen Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava
3. Manfaat Penelitian
desain faktorial dalam mengamati efek parafin cair dan gliserin terhadap
viskositas, daya sebar, dan kestabilan krim ekstrak daun jambu biji.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Membuat krim dari bahan alam yaitu ekstrak daun jambu biji (Psidium
guajava L.), dengan parafin cair sebagai emolien dan gliserin sebagai
humektan.
2. Tujuan khusus
fisik dan stabilitas krim sunscreen ekstrak daun jambu biji di antara
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Kulit
Kulit adalah lapisan terluar dari tubuh. Kulit memiliki 2 lapisan yaitu :
1. Epidermis yang merupakan lapisan teratas dan tersusun dari jaringan epitel
b. Stratum lusidium. Bagian yang terdiri dari sel-sel gepeng mati atau hampir
mati, jernih, tembus cahaya, dan berketebalan empat sampai tujuh sel.
pembentukan keratin (keras dan anti air) dan terdiri tiga sampai lima sel.
d. Stratum spinosum. Bagian yang terdiri dari sel tanduk yang merupakan
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
maka warna kulit makin gelap. Melanin diproduksi oleh suatu organel
2013).
2. Dermis yang merupakan lapisan jaringan ikat bagian bawah dan mengikat
asam lemak, dan seramida, dimana berfungsi melindungi dari paparan materi
tidak larut air. Kandungan tersebut juga berfungsi menjaga kelembaban kulit atau
B. Sinar Ultraviolet
berkisar antara 300-400 nm, dimana dibagi menjadi 2 yaitu UV-A pada 320-400
nm dan UV-B pada 290-320 nm. Ada juga UV-C yang memiliki panjang
dini, sampai kanker. UV-B dapat menyebabkan eritema, yaitu efek kemerahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
dari sunburn akibat energi panas sinar matahari. Efek UV-A lebih banyak
Jambu biji (Psidium guajava Linn.) adalah tanaman yang termasuk dalam
berbuah sepanjang tahun. Batang jambu biji berkayu keras dan berwarna cokelat
atau cokelat keabu-abuan. Bunga jambu biji berwarna putih, kelopak dan mahkota
bunga masing-masing berjumlah lima dengan benang dan tangkai sari berwarna
putih. Buah jambu biji berwarna hijau sampai kuning muda, berbentuk bulat atau
bulat lonjong, dan warna daging buahnya ada yang merah dan putih. Daun jambu
biji berwarna hijau tua sampai hijau berbelang kuning, berbentuk bulat langsing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
sampai oval, degan permukaan yang halus biasa sampai mengkilap. Helai daun
memiliki panjang 5-15 cm dengan lebar 3-6 cm dan panjang tangkai sekitar 3-7
mm (Parimin, 2005).
antrakuinon, tanin, flavonoid, dan alkaloid. Salah satu senyawa flavonoid dari
khas dari tanaman maupun daun jambu biji adalah guaijaverin, sedangkan
kandungan sunscreen terbanyak dari daun jambu biji adalah kuersetin (Fahlman,
2010; Okunrobo, Imafidon, Alabi, 2010; Sohafy, Metwalli, Harraz, Omar, 2009).
oleh ketoprofen dan pencegahan efek buruk UV pada sistem biologis dengan
dimiliki kuersetin. Kuersetin terbukti stabil dan photoproduct dari kuersetin tidak
toksik. Kuersetin terdekomposisi pada suhu >3170 C. Kuersetin larut dalam etanol
fungsi pada kuersetin akan bereaksi dengan radikal bebas dimana akan
D. Maserasi
ekstraksi yang paling umum dilakukan adalah maserasi. Maserasi adalah ekstraksi
pada temperatur ruangan. Saat direndam maka dinding dan membran sel pecah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
karena adanya perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel, lalu metabolit
Keuntungan maserasi yaitu jumlah sampel yang dibutuhkan sedikit (List dan
Schmidt, 1989).
E. Sunscreen
terpenetrasi pada kulit. Di dalam produk sunscreen, umumnya terdiri dari dua
atau lebih senyawa sunscreen agar lebih luas spektrum absorpsi dari energi UV
(Stanfield, 2003).
yaitu produk dapat hilang saat pemakai berkeringat atau berenang dan
penggunaan dalam jumlah yang tepat oleh pemakai. Penggunaan dalam jumlah
ketahanan produk akan air yang dikenal dengan istilah “water resistant”
(Stanfield, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
terhadap eritema atau sunburn. Nilai SPF didapat dari Ratio Minimal Erythema
Dose (MED) dari kulit yang terlindungi sunscreen dengan MED tanpa sunscreen.
MED merupakan dosis paling kecil agar energi UV dapat menghasilkan eritema
yang tampak pada sisi yang terpapar. Di pasaran, rentang SPF bisa dari 2-60,
tetapi menurut FDA Sunscreen Monograph batasnya hanya 30. SPF 2 dapat
sebelumnya sudah dilakukan oleh Sayre et al. (1979) dan didapat nilai perkalian
antara spektrum efek eritremal dengan intensitas spektrum sinar yang konstan.
Lalu dikembangkan lagi oleh Mansur, Breder, Mansur, Azulay (1986) dan didapat
Rumus Mansur :
……………………………...……..…… (1)
A = serapan ekstrak
G. Krim
Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat yang dapat berupa emulsi
dari satu atau lebih bahan obat yang larut atau terdispersi dalam basis yang sesuai
dan mengandung air tidak kurang dari 60%. Stabilitas krim dapat rusak jika terjadi
penambahan salah satu fase dengan berlebihan. Terdapat 2 tipe krim yaitu tipe
O/W atau minyak dalam air yang dapat tercuci air dan tipe W/O atau air dalam
dimana salah satu memiliki fase dispersi lebih banyak. Koalesen adalah
Dan inversi adalah berubahnya sistem emulsi W/O menjadi O/W atau sebaliknya
(Aulton, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
H. Bahan Formulasi
1. Parafin cair
minyak kental yang transparan, tidak berwarna, dan tidak mempunyai rasa.
Parafin cair memilik titik didih >3600C dan larut dalam aseton, benzena,
kloroform, karbon disulfida eter, petroleum eter, sehingga praktis tidak larut
vehicle, pelarut, dan vaccine adjuvant. Penggunaan parafin cair pada emulsi
topikal yaitu 1,0-32,0%. Viskositasnya sebesar 110-230 mPa s pada 200C dan
2009).
parafin cair. Rantai panjang parafin cair dapat membentuk jaringan lunak tiga
2. Gliserin
higroskopis kental, jernih, meemiliki rasa manis, tidak berwarna, dan berbau.
Gliserin memiliki titik didih 2900C, titik lebur 17,80C, dan viskositasnya
dalam konsentrasi 83% w/w sebesar 111,0 mPa s pada 200C. Kelarutannya
yaitu larut air, metanol, etanol, sehingga praktis tidak larut minyak dan
3. Span 80
antara berbagai fase. Salah satu tipe surfaktan adalah surfaktan non-ionik
1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
dari sorbitol dan asam lemak anhidrat berupa cairan kental kuning dengan
berat molekul 429 g/mol. Span 80 memiliki nilai keasaman <8, berat jenis
1,01 g/cm3, nilai HLB 4,3, nilai hidroksil 193-209, nilai saponifikasi 149-
160, dan viskositas 970-1080 mPa s pada 250C. Span 80 dapat berfungsi
yang stabil ketika digunakan sendiri pada konsentrasi 1-15% (Rowe et al.,
2009).
4. Asam stearat
Asam stearat adalah campuran dari asam stearat dan asam palmitat
berupa padatan putih berkilau. Asam stearat memiliki nilai keasaman 195-
212, titik lebur 69-700C, dan nilai saponifikasi 200-220. Kelarutannya yaitu
larut dalam benzena, kloroform, eter, etanol 95%, heksana, sehingga praktis
tidak larut air. Asam stearat dapat berfungsi sebagai agen pengemulsi,
lubrikan kapsul, dan solubilizing agent. Asam stearat yang digunakan dalam
konsistensi yang creamy. Penggunaan asam stearat pada krim yaitu sebesar 1-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
5. Karbopol
dengan bobot molekul besar dimana berikatan silang dengan alil sukrosa atau
alil eter dari pentaeritritol. Bentuknya yaitu bubuk putih higroskopis, asam,
dan sedikit berbau. Karbopol 940 memiliki pH 2,5-4,0 dan viskositas 40000-
60000 mPa s (0,5% w/v) dalam air. Karbopol dapat digunakan sebagai bahan
inkompatibel dengan fenol, polimer kationik, asam kuat, dan elektrolit kuat.
6. Triethanolamine
terdiri dari kelompok hidroksi berupa cairan kental bening higroskopis tak
berwarna sampai kuning pucat dan sedikit berbau amonia. TEA dapt
dalam larutan 0,1 N, titik didih 3350C, viskositas 590 mPa s pada 300C dan
Inkompatibilitas TEA yaitu dengan tionil klorida dan asam mineral (Rowe et
al., 2009).
7. Nipagin
bahan pengawet berupa bubuk putih tak berbau. Nipagin bekerja efektif pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
pH 4-8 dan lebih aktif mencegah jamur daripada bakteri. Nipagin lebih
mencegah bakteri Gram positif daripada Gram negatif. Nipagin larut dalam
aseton, etanol (1 dalam 1,4), gliserin (1 dalam 200), dan air (1 dalam 910).
1. Viskositas
Pengolahan bahan menurut tipe aliran dan deformasinya dibagi menjadi dua
yaitu sistem Newton dan sistem Non-Newton. Semakin besar viskositas maka
daya sebar akan menurun tetapi waktu retensi pada tempat aplikasi
meningkat. Hubungan viskositas dan stabilitas emulsi sampai saat ini sudah
2. Daya Sebar
sebar dapat menentukan kemudahan penggunaan dan pelepasan zat aktif. Uji
daya sebar yang paling sering dan mudah dilakukan adalah metode plat
J. Desain Faktorial
memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih
variabel bebas. Nantinya akan diperoleh persamaan matematika dan respon harus
dimana dapat mengurangi jumlah penelitian jika tiap faktor diuji terpisah. Desain
faktorial berfungsi untuk mengetahui interaksi antar faktor dan mengetahui faktor
yang dominan berpengaruh secara signifikan terhadap respon tertentu dimana efek
dari faktor berbeda. Uji statistik two-way ANOVA dapat digunakan untuk melihat
faktor yang paling dominan. Tahap awal dalam desain faktorial yaitu menentukan
faktor, level, dan respon yang bisa dihitung kuantitatif. Desain faktorial yang
paling sederhana terdiri dari dua faktor dan dua level yaitu tinggi dan rendah
K. Landasan Teori
kerusakan oleh lingkungan. Salah satu penyebab kerusakan kulit oleh lingkungan
yang paling sering dialami adalah radiasi sinar UV. Daun jambu biji mengandung
kuersetin yang diketahui dapat menyerap radiasi sinar UV, maka dapat berfungsi
sebagai sunscreen. Selain itu, daun jambu biji juga mengandung banyak
Salah satu produk sunscreen yang paling sering digunakan adalah krim.
Krim merupakan sediaan semisolid yang terdiri dari dua fase tak bercampur dan
emulsi W/O, dimana fase dalam air dan fase luarnya minyak sehingga tahan air.
Dalam membuat formulasi suatu krim, parameter yang dilihat adalah viskositas
dan daya sebar. Krim yang memiliki kekentalan tinggi menyebabkan waktu
tahanan pada kulit lebih lama sedangkan daya sebarnya menurun. Sifat fisis dan
kestabilan krim yang baik dapat dihasilkan melalui variasi kombinasi emolien dan
humektan. Selain itu, humektan dapat menjaga kandungan air dan kelembaban
kulit. Emolien dapat menutup permukaan lapisan korneum kulit sehingga dapat
menahan air dan menjaga kelembaban kulit. Gliserin adalah salah satu contoh
terhadap viskositas dan daya sebar krim yang dapat dievaluasi menggunakan
desain faktorial 2 level dan 2 faktor. Analisis signifikansi efek gliserin dan parafin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
L. Hipotesis
Variasi jumlah parafin cair, gliserin, serta interaksi antara parafin cair dan
gliserin memberikan efek yang signifikan terhadap daya sebar, viskositas, dan
pergeseran viskositas krim sunscreen ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium
guajava L.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
BAB III
METODE PENELITIAN
menggunakan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level yang bersifat
eksploratif, yaitu mencari komposisi optimum antara parafin cair sebagai emolien
dan gliserin sebagai humektan dalam formula krim W/O ekstrak daun jambu biji
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
sebagai emolien dan gliserin sebagai humektan dalam formula krim ekstrak
daun jambu biji (Psidium guajava L.), pada level rendah dan level tinggi.
2. Variabel tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisis krim meliputi
daya sebar dan viskositas serta stabilitas krim setelah penyimpanan berupa
pergeseran viskositas.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah alat dan bahan
lama waktu pencampuran, letak krim saat pengukuran daya sebar, lama
pemanasan preparasi bahan, suhu, dan kelembaban udara ruang saat pembuatan
C. Definisi Operasional
1. Krim adalah sediaan berbentuk setengah padat dimana mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi yaitu ekstrak daun jambu biji di
dalam bahan dasar yang sesuai untuk sediaan sunscreen yaitu tipe emulsi
W/O.
2. Ekstrak daun jambu biji adalah cairan hasil ekstraksi terutama kuersetin dan
4. Faktor adalah besaran yang berpengaruh terhadap respon, dalam penelitian ini
5. Level adalah tetapan untuk faktor, dalam penelitian ini terdapat 2 level yaitu
level tinggi dan level rendah yang sebelumnya sudah didapat dari hasil
orientasi. Level rendah parafin cair adalah 5 g dan level tinggi 8 g. Level
6. Emolien adalah bahan yang digunakan untuk pelembab dimana akan menutup
permukaan lapisan korneum kulit sehingga dapat menahan atau menjaga air
pada lapisan korneum kulit, dalam penelitian ini digunakan parafin cair.
gliserin.
8. Respon adalah besaran yang dapat diamati dan dikuantifikasikan dari hasil
percobaan, dalam penelitian ini respon yaitu sifat fisik berupa viskositas dan
9. Daya sebar adalah kemampuan penyebaran krim pada kulit dimana ujinya
aplikasi.
10. Viskositas adalah tahanan krim sunscreen ekstrak daun jambu biji yang
daun jambu biji selama penyimpanan dan dikatakan stabil jika selama 30 hari
pergeserannya <10%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
12. Efek adalah perubahan yang muncul akibat variasi faktor dan level.
13. Desain faktorial adalah teknik yang memberikan model hubungan antara satu
atau lebih variabel bebas dengan variabel respon dimana variabel bebasnya
14. Counter plot adalah hasil uji berupa grafik berdasarkan uji viskositas, daya
15. Counter plot superimposed adalah daerah pertemuan yang memuat semua
arsiran pada counter plot dimana diprediksi sebagai daerah optimum dari
16. Area optimum adalah daerah yang menunjukkan krim memenuhi standar-
standar yang diinginkan yaitu viskositas 170-240 dPa s, daya sebar 4-6 cm,
2011).
D. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan meliputi etanol 70% dan p.a., ekstrak daun jambu
biji (Psidium guajava L.), asam stearat (kualitas farmasetis), span 80 (kualitas
E. Alat Penelitian
Toledo AB204 dan Mettler Toledo PC16, cawan porselin, waterbath, stopwatch,
termometer, indikator pH, alat pengukur daya sebar, mistar, viscotester seri VT 04
Daun jambu biji segar yang sudah dicuci bersih dikeringkan dalam oven
selama 3,5 jam pada suhu 600C selanjutnya serbuk simpilia dibuat dengan
mesin penggiling. Serbuk simplisia daun jambu biji sebanyak 160 g diekstrak
dengan sesekali dikocok dan dua kali remaserasi. Ekstrak yang didapat
bobotnya tetap.
2. Penetapan SPF ekstrak daun jambu biji dan jumlah ekstrak yang
Dua ratus lima puluh mg ekstrak ditimbang dan masukkan dalam labu
ukur add volume sampai 25 ml dengan etanol p.a. sehingga didapat 10000
g/ml ekstrak (larutan induk). Satu ml larutan induk diambil dan add volume
sampai 10 ml dengan etanol p.a. dalam labu ukur sehingga didapat 1000
add volume sampai 10 ml dengan etanol p.a. dalam labu ukur sehingga
290-320 nm. Nilai serapan dicatat setiap interval 5 nm. Selanjutnya, nilai
………………..…............................. (1)
A = serapan ekstrak
Lalu, ditentukan ekstrak yang perlu dimasukkan dalam formula krim agar
3. Pembuatan krim
a. Formula
Tabel III. Level tinggi dan rendah parafin cair dan gliserin
Fase minyak
Emulsi utama W/O 80
Fase air luar
Tagat S2 1
W/O/W
Karbopol 940 0,057
Emulsi ganda
Trietanolamine 0,04
add aquadest sampai 100
Bahan Formulasi
Fase minyak
Span 80 5g
Asam stearat 8,5 g
Parafin cair 8g
Pewangi 5 tetes
Fase air
W/O
Ekstrak cair daun jambu biji 0,60 g
Gliserin 9g
Trietanolamine 5 tetes
Nipagin 0,10 g
Karbopol 0,4 g
Aquadest 61 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Tabel VI. Formula rancangan desain faktorial parafin cair dan gliserin
Formulasi
Bahan
1 a b ab
Fase minyak
Span 80 5g 5g 5g 5g
Asam stearat 8,5 g 8,5 g 8,5 g 8,5 g
Parafin cair 5g 8g 5g 8g
Pewangi 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes
1. Preparasi
Krim yang sudah jadi diambil 1 g lalu ditambah 5 tetes metilen biru
yang sebelumnya sudah diencerkan dengan aquadest 1:7 dan diaduk. Lalu
dilakukan pengamatan kualitatif, untuk tipe emulsi W/O maka krim tidak akan
5. Uji pH
setelah sediaan krim sunscreen daun jambu biji dibuat. Nilai pH yang
dalam wadah dan dipasang pada portable viscotester dengan rotor nomer 2.
viskositas. Uji ini dilakukan 2 kali yaitu hari ke-2 setelah krim selesai
dibuat dan yang kedua setelah disimpan selama 30 hari. Data pada hari ke-2
dapat digunakan pula untuk viskositas dan viskositas awal untuk pergeseran
viskositas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
b. Uji daya sebar. Uji daya sebar krim dilakukan hari ke-2 setelah pembuatan
double plate. Diatas krim diletakkan horizontal double plate lain dan
penyebarannya.
G. Analisis Hasil
Data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa uji sifat fisik meliputi
daya sebar dan viskositas serta stabilitas krim berupa pergeseran viskositas. Efek
parafin cair, gliserin, dan interaksinya dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas
krim sunscreen ekstrak daun jambu biji dapat dihitung dengan metode desain
faktorial.
value). Apabila nilai p kurang dari 0,05 maka faktor dan interaksi berpengaruh
BAB IV
yang dipilih utuh, segar, dan hijau untuk menghindari rusak atau berkurangnya
kandungan kimia. Kondisi tanaman saat pengambilan yaitu tanaman sedang tidak
berbunga maupun berbuah, pengambilan dilakukan pada tanaman yang sama agar
daun. Dari hasil sortasi basah didapatkan daun sebanyak 340 g. Daun yang sudah
bersih dioven 600C selama 3,5 jam karena dirasa kering selama waktu tersebut.
sunscreen dan antioksidan dalam daun jambu biji. Zat antioksidan dan sunscreen
dapat terdegradasi oleh sinar matahari sehingga dapat berkurang khasiatnya. Hasil
sortasi kering sebanyak 185 g. Daun yang sudah kering diserbuk sampai halus
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
agar luas permukaannya lebih besar saat ekstraksi sehingga penarikan zat yang
diinginkan dari serbuk simplisia daun jambu biji lebih efektif. Serbuk yang
Serbuk daun jambu biji yang sudah ada dimaserasi dengan etanol 70%.
Menurut Daud, Sadiyah, Rismawati (2011), ekstraksi daun jambu biji dengan
soxhlet dengan etanol 70%. Etanol juga dapat berfungsi sebagai disinfektan,
dimana membunuh kontaminan yang ada pada simplisia seperti jamur atau
kandungan etanol dalam ekstrak. Suhu pemekatan yang digunakan pada rentang
70-800C karena titik didih etanol sebesar 78,370C. Hasil pemekatan berupa cairan
nilai SPF dari ekstrak daun jambu biji pada penelitian ini menggunakan
Nilai SPF yang didapat yaitu sebesar 1,0718. Banyak ekstrak yang
yaitu 200 g/100 ml dengan nilai SPF 1,0718. Maka digunakan rumus
perbandingan SPF 30 dibagi SPF 1,0718 dikali dengan 200 g/100 ml sehingga
dari formula krim W/O/W dalam penelitian Vlaia et al. (2009). Krim W/O/W
tidak sesuai digunakan sebagai sunscreen karena cenderung membawa bahan aktif
menuju sistemik, padahal sunscreen bekerja pada lapisan kulit. Krim W/O lebih
sesuai untuk sunscreen karena tidak mudah terbilas oleh air selain itu lebih
terdiri dari fase minyak dan air. Fase minyak terdiri span 80 sebagai surfaktan tipe
emulsi W/O, asam stearat sebagai agen pengemulsi, parafin cair sebagai emolien.
Fase air terdiri dari dari ekstrak cair daun jambu biji sebagai agen sunscreen,
formula krim Vlaia et al. (2009) juga mengacu dari rentang umum yang
jenis emulsi W/O yang memiliki HLB rendah berkisar 4-6 (Griffin, 1949). Bagian
hidrokarbon molekul span akan berada dalam globul minyak dan radikal sorbitan
akan berada pada fase air. Asam stearat selain sebagai agen pengemulsi juga
membantu membentuk penampilan krim yang bagus yaitu kaku dan mengkilap.
Parafin cair sebagai emolien akan menutup permukaan lapisan korneum sehingga
humektan akan menjaga kandungan air di kulit dengan menarik air ke dalam kulit.
rantai polimernya membentuk struktur random coil jika berada di dalam air
Selain itu pada pH netral, pada karbopol akan terjadi proses saling tolak menolak
oleh ion pada gugus karboksilat sehingga polimer menjadi kaku dan viskositas
energi yang membantu pendispersian yang lebih baik dari satu fase ke fase
lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
berbau harum dari pewangi. Pembuktian bahwa krim yang dihasilkan memiliki
metilen biru. Dalam metode ini sediaan dilarutkan dalam air, jika larut maka
termasuk tipe O/W dan jika tidak larut termasuk tipe W/O. Metilen biru sifatnya
larut air dan ditambahkan untuk mempermudah pengamatan kelarutan. Hasil uji
tipe krim yaitu krim tidak larut dengan air maka termasuk tipe W/O.
Selain itu diuji juga pH krim. Seluruh formula dalam sediaan krim pada
universal. Pengujian ini juga dapat digunakan sebagai parameter kenyamanan dan
Pada penelitian ini dilakukan optimasi parafin cair sebagai emolien dan
gliserin sebagai humektan. Parafin cair dapat digunakan sebagai emolien jika
digunakan sebesar 1-32% dan gliserin dapat digunakan sebagai humektan jika
digunakan sebesar <30% (Rowe et al., 2009). Penentuan level diperkirakan dari
sisa jumlah keseluruhan bahan-bahan formulasi selain parafin cair dan gliserin
agar persentase aquadest di atas 60% dimana syarat sediaan krim sendiri. Hasil
Dari grafik 10 dan 11, dipilih level rendah 5 g dan level tingginya 8 g.
Level tersebut dipilih karena antara 5-8 g memiliki respon daya sebar yaitu 4-
Dari gambar 12 dan 13, dipilih level rendah 6 g dan level tingginya 9
g. Level tersebut dipilih karena antara 6-9 g memiliki respon daya sebar yaitu
Krim harus memenuhi kriteria yang baik agar mudah diterima dan
digunakan masyarakat. Parameter yang dapat digunakan yaitu daya sebar dan
jam karena setelah rentang waktu tersebut sistem emulsi sudah terbebas dari
pengaruh gaya geser dan energi yang diakibatkan selama proses pembuatan, hal
ketika sediaan menyebar dengan baik saat dioleskan tanpa tekanan terlalu kuat.
Daya sebar yang diinginkan yaitu 4-6 cm. Daya sebar pada umumnya berbanding
terbalik dengan viskositas, sehingga daya sebar akan meningkat jika viskositas
mengalir, dimana semakin besar tahanan maka viskositas juga makin tinggi
kemudahan krim saat dituang dari kemasan maupun saat proses filling.
dari pengaruh gaya geser dan energi yang ada sesudah pembuatan dimana
Pergeseran
Formula Viskositas (dPa s) Daya sebar (cm)
viskositas (%)
1 24013,23 4,370,15 8,474,64
a 2205,00 4,700,10 7,582,64
b 2455,00 4,400,10 7,434,08
ab 19010,00 4,530,25 9,667,59
yang terendah adalah formula ab. Seiring dengan peningkatan penggunaan parafin
cair, baik pada level rendah maupun tinggi gliserin cenderung menurunkan respon
cenderung meningkatkan viskositas dan pada level tinggi parafin cair cenderung
menurunkan viskositas. Untuk daya sebar, daya sebar terbesar adalah formula a
parafin cair, baik pada level rendah maupun tinggi gliserin cenderung menaikkan
respon daya sebar krim. Sementara, peningkatan penggunaan gliserin, pada level
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
rendah parafin cair cenderung meningkatkan viskositas dan pada level tinggi
Dari hasil di tabel VII, hampir semua formula masuk dalam rentang
viskositas dan daya sebar yang diharapkan kecuali viskositas formula b. Tetapi,
jika nilai SD atau standar deviasinya dilihat maka yang semua formulanya masuk
rentang yang diinginkan hanya daya sebar, untuk viskositas hanya formula a dan
ab. Hal tersebut memperlihatkan bahwa hanya formula a dan ab yang memenuhi
sesuai kriteria dan menjamin kualitas serta kemurniannya. Stabilitas fisik dapat
dilihat dari perubahan viskositas, warna, bau, pH, ukuran droplet, tekstur,
pemisahan, dan sifat alir selama proses penyimpanan. Pada penelitian ini yang
menunjukkan tidak adanya pemisahan fase. Hal ini menunjukkan bahwa krim
stabil. Dari tabel VII juga pergeseran viskositas semua formula memenuhi kriteria
peningkatan penggunaan parafin cair, pada level rendah gliserin akan menurunkan
viskositas dan pada level tinggi parafin cair cenderung meningkatkan viskositas.
Dari hasil di tabel VII, semua formula masuk dalam rentang pergeseran
viskositas yang diharapkan. Tetapi, jika nilai SD atau standar deviasinya dilihat
maka tidak ada formula yang masuk rentang yang diinginkan. Hal tersebut
memperlihatkan bahwa tidak ada formula yang memenuhi semua kriteria yang
diinginkan.
faktorial dengan 2 faktor yaitu parafin cair dan gliserin, dua level yaitu rendah dan
tinggi. Desain faktorial ini bertujuan melihat pengaruh parafin cair dan gliserin,
dan atau kemungkinan adanya interaksi kedua faktor dalam penentuan sifat fisik
krim. Adanya perubahan respon akan perbedaan level dan faktor dinamakan efek.
gliserin, dan interaksinya terhadap sifat fisik krim yaitu viskositas, daya sebar,
yang perlu dipenuhi terlebih dahulu yaitu data terdistribusi normal dan kesamaan
varians antar kelompok sama. Pertama yang perlu dilakukan adalah mengetahui
Shapiro-wilk karena sampel kurang atau sama dengan 50. Untuk sampel lebih dari
null (H0) adalah “data terdistribusi normal” dan hipotesis alternatifnya (H1) adalah
“data tidak terdistribusi normal”. Pada taraf kepercayaan 95%, maka H0 diterima
dan H1 ditolak jika nilai p tidak kurang 0,05 dan sebaliknya (Istyastono, 2012).
Levene. Variansi data harus sama adalah syarat mutlak untuk 2 atau lebih
ditunjukkan jika nilai Pr(>F) lebih dari 0,05 dan sebaliknya. Persamaan desain
respon jika p<0,05 dan multiple R-squared >0,64. Dalam ANOVA, hipotesis null
(H0) adalah “data tidak berbeda” dan hipotesis alternatifnya (H1) adalah “data
berbeda”. Pada taraf kepercayaan 95%, jika nilai Pr (>F) kurang dari 0,05 maka
1. Viskositas
Formula Nilai p
1 0,3631
a 1,000
b 1,000
ab 1,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
memberikan nilai p>0,05, yang artinya data terdistribusi normal. Hasil uji
kesamaan variansi juga memberikan nilai p>0,05 yaitu 0,2579, yang artinya
Tabel IX. Nilai efek parafin cair dan gliserin serta interaksinya terhadap
respon viskositas
viskositas karena bertanda negatif namun parafin cair adalah faktor yang
Faktor Pr(>F)
Parafin cair 9,193. 10-5
Gliserin 0,043047
Interaksi 0,0099892
2. Daya Sebar
Formula Nilai p
1 0,6369
a 1,000
b 1,000
ab 0,7804
Hasil uji normalitas data untuk respon daya sebar, keempat formula
memberikan nilai p>0,05, yang artinya data terdistribusi normal. Hasil uji
kesamaan varian juga memberikan nilai p>0,05 yaitu 0,3677, yang artinya
Tabel XII. Nilai efek parafin cair dan gliserin serta interaksinya terhadap
respon daya sebar
terhadap respon daya sebar. Maka, pada penelitian ini superimposed contour
plot krim ekstrak daun jambu biji tidak didapatkan karena pada respon daya
Dari tabel XII, didapat bahwa gliserin dan interaksi parafin cair dan
gliserin menurunkan daya sebar. Namun, parafin cair merupakan faktor yang
memiliki efek paling besar dan sifatnya menaikkan respon daya sebar karena
nilainya positif.
Faktor Pr(>F)
Parafin cair 0,03842
Gliserin 0,49958
Interaksi 0,31981
3. Pergeseran Viskositas
Formula Nilai p
1 0,8324
a 0,1489
b 0,4613
ab 0,07046
Hasil uji kesamaan varian juga memberikan nilai p>0,05 yaitu 0,1911, yang
Tabel XV. Nilai efek parafin cair dan gliserin serta interaksinya terhadap
respon pergeseran viskositas
Faktor Pr(>F)
Parafin cair 0,8246
Gliserin 0,8634
Interaksi 0,6084
Pada tabel XVI, baik parafin cair, gliserin, dan interaksinya tidak
dari tabel XV, terlihat bahwa interaksi parafin cair dan gliserin merupakan
pergeseran viskositas.
I. Optimasi Formula
gliserin dimana menghasilkan krim dengan sifat fisik yang dikehendaki. Dari
masing-masing pengujian sifat fisik krim ekstrak daun jambu biji dibuat suatu
countour plot dan dipilih area yang memenuhi persyaratan sifat fisik krim. Area
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
krim yang baik pada penelitian ini yaitu viskositas yang tidak terlalu tinggi dan
daya sebar yang tidak terlalu rendah karena sulit dikeluarkan dari wadah dan
mempersulit pemerataan sediaan saat digunakan. Maka dari itu perlu dilakukan
Gambar 14. Counter plot viskositas krim ekstrak daun jambu biji
Dari hasil penelitian, diperlukan dua respon untuk membuat countour plot
superimposed yaitu respon viskositas dan daya sebar. Persamaan kedua respon
Namun pada respon daya sebar memiliki persamaan yang tidak signifikan
BAB V
A. Kesimpulan
viskositas dan daya sebar krim sunscreen ekstrak daun jambu biji.
2. Tidak ditemukan area komposisi optimum parafin cair dan gliserin dalam
3. Sediaan krim sunscreen ekstrak daun jambu biji dapat melindungi kulit
B. Saran
tinggi-rendah dengan faktor parafin cair dan gliserin yang berbeda nilai.
Herbal Indonesia edisi I dan juga dilakukan optimasi untuk suhu dan lama
pemekatan.
3. Perlu dilakukan penentuan SPF krim sunscreen ekstrak daun jambu biji
sesudah dibuat.
4. Perlu dilakukan uji safety untuk krim sunscreen ekstrak daun jambu biji.
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Aulton, M. E., 2002, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, 2nd
ed., ELBS, Churchill Livingstone, p. 189.
Bolton, S., 1997, Pharmaeutical Statistic Practical and Clinical Application, 3rd
ed., Marcel Dekker Inc., New York, pp. 324, 326-328.
Casagrande, R., Sandra, R.G., Waldiceu, A.V., Jose, R.J., Maria, J.V.F., 2006,
Evaluation of Functional Stability of Quercetin as a Raw Material and in
Different Topical Formulations by its Antilipoperoxidative Activity, AAPS
PharmSciTech, 7 (1), E64-E71.
Choquenet, B., Couteau, C., Paparis, E., Coiffard, L.J., 2008, Quercetin and Rutin
as Potential Sunscreen Agents: Determination of Efficacy by an In vitro
Method, J Nat Prod, 71 (6), 1117-1118.
Dahlan, M. S., 2008, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, ed. 3, Salemba
Medika, Jakarta, pp. 53,83.
Daud, M.F., Sadiyah, E.R., Rismawati, E., 2011, Pengaruh Perbesaan Metode
Ekstraksi Terhadap aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
(Psidium guajava L.) Berdaging Buah Putih, Prosiding Seminar Nasional
Penelitian dan PKM Sains, Teknologi, dan Kesehatan, Fakultas Farmasi
Universitas Islam Bandung, Bandung.
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., Singla, A. K., 2002, Spreading of Semisolid
Formulations, Pharmaceutical Technology, Technology North America, 26
(9), pp. 84-102.
Indriani, S., 2006, Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.), J.II. Pert.Indon, 11 (1), 13-17.
Istyastono, E. P., 2012, Mengenal Peranti Lunak R-2.14.0 for Windows : Aplikasi
Statistika Gratis dan Open Source, Penerbit USD, Yogyakarta, pp. 21, 34.
Lambers, H., Piessens, S., Bloem, A., Pronk, H., Finkel, P., 2006, Natural Skin
Surface pH is on Average below 5, which is Beneficial for Its Resident
Flora, International Journal Cosmet Sci., 28 (5), 357-370.
List, P.H., dan Schmidt, P.C., 1989, Phytopharmaceutical Technology, Hayden &
Son Limited, London, pp. 107-109.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Lubrizol, 2011, Very Water Resistant Sun Protective Body Cream - SPF 20,
http://www.lubrizol.com/PersonalCare/SU-0034(LA)-Very-Water-Resistant-
Sun-Protective-Body-Cream-SPF-20.pdf, diakses pada tanggal 18 Februari
2014.
Martin, A., Swarbick, J., Cammarata, A., 1993, Physical Pharmacy, 3rd ed., Lea &
Febiger, Philadelphia, pp. 522-537, 1077-1119.
Osborne, D. W., dan Amann, A. H., 1990, Topical Drug Delivery Formulations,
Marcell Dekker, New York, pp. 383-384.
Parimin, S.P., 2005, Jambu Biji : Budi Daya dan Ragam Pemanfaatannya,
Penebar Swadaya, Jakarta, pp. 11-12.
Rieger, M.M., Rhein, L.D., (Eds.), 1997, Surfactant Science Series Volume 68 :
Surfactans in Cosmetics, 2nd ed., Marcell Dekker, New York, pp. 1, 4, 19,
23, 111, 129, 137, 168, 201.
Sayre, R.M., Agin, P.P., Levee, G.J., Marlowe, E., 1979, Comparison of In vivo
and In vitro Testing of Sunscreening Formulas. Photochem. Photobiol, 29
(3), 559-566.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Sloane, E., 2004, Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, EGC, Jakarta, pp. 85-86.
Sohafy, S.M., Metwalli, A.M., Harraz, F.M., Omar, A.A., 2009, Quantification of
Flavonoids of Psidium guajava L. Preparations by Planar Chromatography
(HPTLC), Phcog Mag, 5 (17), 61-66.
Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono, S., dan Donatus, I.A., 2002, Tumbuhan
Obat II : Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan, Pusat Studi Obat
Tradisional UGM, Yogyakarta, pp. 156-161.
Syamsuni, H., 2000, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, EGC, Jakarta,
pp. 102-103.
Tranggono, R.I., dan Latifah, F., 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik, Gramedia, Jakarta, p. 30.
Vlaia, L., Vlaia, V., et al., 2009, Topical W/O/W Double Emulsions of Piroxicam
: In Vitro Drug Release Study, Pharmacia, 57 (5), 639-647.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
LAMPIRAN
b. Seri Pengenceran
Intermediet
C1 x V1 = C2 x V2
10000 g /ml x 1ml = C2 x 10 ml
C2 = 1000 g/ml
Sampel Uji
C1 x V1 = C2 x V2
1000 g /ml x 2ml = C2 x 10 ml
C2 = 200 g/ml
EE x I
(nm) Abs Sampel EE x I x A
(sudah ditentukan)
290 0,0150 0,1440 0,002160
295 0,0817 0,1270 0,010376
300 0,2874 0,1120 0,032189
305 0,3278 0,0990 0,032452
310 0,1864 0,0900 0,016776
315 0,0837 0,0780 0,006529
320 0,0180 0,0720 0,001296
0,101778
a. Daya Sebar
b. Viskositas
c. Pergeseran Viskositas
Rumus untuk menghitung pergeseran viskositas adalah b-a x 100 %
a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
1. Formula 1
2. Formula a
3. Formula b
4. Formula ab
1. Viskositas
d. Signifikansi Efek
viskositas :
2. Efek gliserin =
2. Daya Sebar
d. Signifikansi Efek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Perhitungan efek parafin cair, gliserin, dan interaksinya terkait respon daya
sebar :
2. Efek gliserin =
3. Pergeseran Viskositas
d. Signifikansi Efek
Perhitungan efek parafin cair, gliserin, dan interaksinya terkait respon daya
sebar :
2. Efek gliserin =
Lampiran 6. Dokumentasi
1. Pembuatan simplisia
3. Perbedaan warna krim basis dengan krim dengan ekstrak daun jambu
biji sesudah 1 bulan
Formula 1 Formula a
Formula b Formula ab
Formula 1 Formula a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Formula b Formula ab
Replikasi Formula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
BIOGRAFI PENULIS