Anda di halaman 1dari 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

OPTIMASI PARAFIN CAIR SEBAGAI EMOLIEN DAN GLISERIN


SEBAGAI HUMEKTAN DALAM KRIM SUNSCREEN EKSTRAK DAUN
JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) MENGGUNAKAN APLIKASI DESAIN
FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Ella Puspitasari
NIM : 108114031

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

OPTIMASI PARAFIN CAIR SEBAGAI EMOLIEN DAN GLISERIN


SEBAGAI HUMEKTAN DALAM KRIM SUNSCREEN EKSTRAK DAUN
JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) MENGGUNAKAN APLIKASI DESAIN
FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Ella Puspitasari
NIM : 108114031

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Persetujuan Pembimbing

OPTIMASI PARAFIN CAIR SEBAGAI EMOLIEN DAN GLISERIN


SEBAGAI HUMEKTAN DALAM KRIM SUNSCREEN EKSTRAK DAUN
JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) MENGGUNAKAN APLIKASI DESAIN
FAKTORIAL

Skripsi yang diajukan oleh :

Ella Puspitasari
NIM : 108114031

telah disetujui oleh

Pembimbing

Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt. tanggal ………………..….

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengesahan Skripsi Berjudul

OPTIMASI PARAFIN CAIR SEBAGAI EMOLIEN DAN GLISERIN


SEBAGAI HUMEKTAN DALAM KRIM SUNSCREEN EKSTRAK DAUN
JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) MENGGUNAKAN APLIKASI DESAIN
FAKTORIAL

Oleh :
Ella Puspitasari
NIM : 108114031

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi


Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal : ……………………….

Mengetahui,
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,

Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt.

Panitia Penguji Tanda tangan

1. Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt. ……………………

2. Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt. ……………………

3. Yohanes Dwiatmaka, M.Si. ……………………

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ia membuat segala sesuatu indah pada


waktunya, bahkan Ia memberikan
kekekalan dalam hati mereka.

(Pengkhotbah 3 : 11a)

Nalar hanya akan membawa anda dari A


menuju B, namun imajinasi mampu membawa
anda dari A ke manapun.

Albert Einstein

Jangan terlalu terlena akan pujian, karena


sesungguhnya pujian itu adalah racun bagi
dirimu sendiri.

Ella Puspitasari

Karya yang tak sempurna ini kupersembahkan kepada :


“Jesus Christ”
Papa dan Mama tercinta
Ko Welly, Ci Lenny, dan adikku Selly
Teman-teman Angkatan 2010
iv serta Almamaterku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Juli 2014


Penulis,

Ella Puspitasari

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Ella Puspitasari
Nomor Mahasiswa : 108114031
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

OPTIMASI PARAFIN CAIR SEBAGAI EMOLIEN DAN GLISERIN


SEBAGAI HUMEKTAN DALAM KRIM SUNSCREEN EKSTRAK DAUN
JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) MENGGUNAKAN APLIKASI DESAIN
FAKTORIAL

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya
ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 14 Agustus 2014
Yang menyatakan

(Ella Puspitasari)

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, kasih, rahmat, dan

penyertaan-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Optimasi Parafin Cair sebagai Emolien dan

Gliserin sebagai Humektan dalam Krim Sunscreen Ekstrak Daun Jambu Biji

(Psidium guajava L.) Menggunakan Aplikasi Desain Faktorial” dengan baik.

Penulis mengalami banyaknya kesulitan dan hambatan selama

menyelesaikan skripsi ini. Namun, oleh bantuan dan dukungan dari banyak pihak,

maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua Orang tua dan Ko Welly yang telah memberikan kasih sayang,

semangat, dukungan, dan perjuangan untuk membiayai selama penulis

menempuh perkuliahan.

2. Ci Lenny dan Selly, keluarga yang senantiasa mendoakan serta memberikan

dukungan dan semangat kepada penulis.

3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt., selaku pembimbing, atas

perhatian, bimbingan, arahan, semangat, dan dukungan yang diberikan

selama penyusunan proposal, penelitian, dan penyusunan skripsi.

5. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen penguji yang telah

meluangkan waktu untuk menguji, serta saran dan kritik yang diberikan.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Bapak Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt., selaku dosen penguji yang

telah meluangkan waktunya untuk menguji, sekaligus saran dan kritik yang

diberikan.

7. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Apt., Ph.D., selaku dosen pembimbing akademik

atas segala perhatian yang diberikan kepada penulis.

8. Pak Musrifin, Pak Wagiran, Mas Bimo, dan laboran-laboran lain atas bantuan

yang diberikan selama penelitian dan menempuh perkuliahan.

9. Sahabat-sahabatku Callista, Kak Ve, Ita, Ci Cici, Ria, Meta, Gita, Irza, dan

Lintang sahabat berbagi cerita yang menguatkan, menghibur, dan mendukung

selama ini.

10. Sahabat-sahabatku satu perjuangan Rani dan Daniel atas dukungan, diskusi,

dan bantuan selama ini, serta kesediaan untuk direpotkan.

11. Semua teman-teman angkatan 2010, khususnya kelas FST A atas

kebersamaan, semangat, dukungan, keceriaan selama ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis menyadari masih adanya kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini mengingat keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang

dimiliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun

dari semua pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan

ilmu pengetahuan.

Penulis

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vi

PRAKATA ...................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv

INTISARI ....................................................................................................... xvi

ABSTRACT ................................................................................................... xvii

BAB I. PENGANTAR ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1. Perumusan Masalah ............................................................................ 3

2. Keaslian Penelitian ............................................................................. 3

3. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

B. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

1. Tujuan Umum ..................................................................................... 4

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Tujuan Khusus .................................................................................... 4

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ............................................................... 5

A. Kulit ........................................................................................................ 5

1. Epidermis ............................................................................................ 5

2. Dermis ................................................................................................ 6

B. Sinar Ultraviolet ..................................................................................... 6

C. Daun Jambu Biji ..................................................................................... 7

D. Maserasi ................................................................................................. 9

E. Sunscreen .............................................................................................. 10

F. Sun Protection Factor ........................................................................... 11

G. Krim ..................................................................................................... 12

H. Bahan Formulasi .................................................................................. 13

1. Parafin Cair ....................................................................................... 13

2. Gliserin ............................................................................................. 13

3. Span 80 ............................................................................................. 14

4. Asam Sterat ....................................................................................... 15

5. Karbopol ........................................................................................... 16

6. Triethanolamine ................................................................................ 17

7. Nipagin ............................................................................................. 17

I. Uji Sifat Fisik Krim ............................................................................... 18

1. Viskositas .......................................................................................... 18

2. Daya Sebar ........................................................................................ 18

J. Desain Faktorial ..................................................................................... 19

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

K. Landasan Teori ..................................................................................... 20

L. Hipotesis ............................................................................................... 21

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 22

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 22

B. Variabel Penelitian ............................................................................... 22

1. Variabel Bebas .................................................................................. 22

2. Variabel Tergantung ......................................................................... 22

3. Variabel Pengacau Terkendali .......................................................... 23

4. Variabel Pengacau Tak Terkendali ................................................... 23

C. Definisi Operasional ............................................................................. 23

D. Bahan Penelitian ................................................................................... 25

E. Alat Penelitian ...................................................................................... 25

F. Tata Cara Penelitian .............................................................................. 26

1. Pembuatan Ekstrak Cair Daun Jambu Biji ....................................... 26

2. Penetapan SPF Ekstrak Daun Jambu Biji dan Jumlah Ekstrak yang

Diperlukan untuk Mencapai SPF 30 ................................................ 26

3. Pembuatan Krim ............................................................................... 27

4. Uji Kualitatif Krim Tipe W/O .......................................................... 30

5. Uji pH ............................................................................................... 30

6. Uji Viskositas, Daya Sebar, dan Pergeseran Viskositas ................... 30

G. Analisis Hasil ....................................................................................... 31

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 32

A. Ekstraksi Daun Jambu Biji ................................................................... 32

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Penetapan SPF Ekstrak Daun Jambu Biji ............................................. 33

C. Formulasi Krim Sunscreen Ekstrak Daun Jambu Biji .......................... 34

D. Uji Organoleptis, Kualitatif Krim Tipe W/O, dan Uji pH ................... 36

E. Penentuan Level Parafin Cair dan Gliserin .......................................... 36

1. Penentuan Level Parafin Cair ........................................................... 37

2. Penentuan Level Gliserin .................................................................. 38

F. Uji Sifat Fisik Sediaan Krim Sunscreen ............................................... 39

G. Uji Stabilitas Fisik Sediaan Krim Sunscreen ...................................... 41

H. Pengaruh Gliserin dan Parafin Cair terhadap Viskositas, Daya Sebar,

dan Pergeseran Viskositas .................................................................... 42

1. Viskositas .......................................................................................... 43

2. Daya Sebar ........................................................................................ 45

3. Pergeseran Viskositas ....................................................................... 46

I. Optimasi Formula .................................................................................. 47

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 49

A. Kesimpulan .......................................................................................... 49

B. Saran ..................................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 50

LAMPIRAN .................................................................................................... 54

BIOGRAFI PENULIS .................................................................................... 71

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I. Nilai EE x I pada  290-320 nm .................................................. 11

Tabel II. Rancangan desain faktorial parafin cair dan gliserin..................... 27

Tabel III. Level tinggi dan rendah parafin cair dan gliserin .......................... 27

Tabel IV. Formula standar ........................................................................... 28

Tabel V. Formula modifikasi ...................................................................... 27

Tabel VI. Formula rancangan desain faktorial parafin cair dan gliserin ..... 29

Tabel VII. Hasil uji sifat fisik dan stabilitas krim ......................................... 40

Tabel VIII. Uji Shapiro-wilk viskositas .......................................................... 43

Tabel IX. Nilai efek parafin cair dan gliserin serta interaksinya terhadap

respon viskositas ......................................................................... 44

Tabel X. Signifikansi efek dengan uji ANOVA viskositas ........................ 44

Tabel XI. Uji Shapiro-wilk daya sebar ........................................................ 45

Tabel XII. Nilai efek parafin cair dan gliserin serta interaksinya terhadap

respon daya sebar.......................................................................... 45

Tabel XIII. Signifikansi efek dengan uji ANOVA daya sebar ....................... 46

Tabel XIV. Uji Shapiro-wilk pergeseran viskositas ....................................... 46

Tabel XV. Nilai efek parafin cair dan gliserin serta interaksinya terhadap

respon pergeseran viskositas ....................................................... 47

Tabel XVI. Signifikansi efek dengan uji ANOVA pergeseran viskositas ...... 47

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Daun dan buah jambu biji .............................................................. 7

Gambar 2. Struktur molekul guaijaverin ......................................................... 8

Gambar 3. Struktur molekul kuersetin ............................................................ 8

Gambar 4. Struktur molekul gliserin ............................................................. 13

Gambar 5. Struktur molekul span 80 ............................................................. 14

Gambar 6. Struktur molekul asam stearat ..................................................... 15

Gambar 7. Unit monomer asam akrilat polimer karbopol ............................. 16

Gambar 8. Struktur molekul triethanolamine ............................................... 17

Gambar 9. Struktur molekul nipagin ............................................................. 17

Gambar 10. Grafik penentuan level parafin cair berdasarkan respon viskositas

....................................................................................................... 37

Gambar 11. Grafik penentuan level parafin cair berdasarkan respon daya sebar

....................................................................................................... 37

Gambar 12. Grafik penentuan level gliserin berdasarkan respon viskositas ... 38

Gambar 13. Grafik penentuan level gliserin berdasarkan respon daya sebar .. 38

Gambar 14. Counter plot viskositas krim ekstrak daun jambu biji ................. 48

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Determinasi Tumbuhan ............................................................ 54

Lampiran 2. Penetapan Nilai SPF .................................................................. 55

Lampiran 3. Orientasi Level Kedua Faktor Penelitian ................................... 56

Lampiran 4. Hasil Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Krim ................................... 58

Lampiran 5. Analisis Statistika Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Menggunakan R-

3.1.0 ............................................................................................ 60

Lampiran 6. Dokumentasi .............................................................................. 68

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INTISARI

Penggunaan sunscreen bersifat wajib di negara beriklim tropis seperti


Indonesia. Salah satu senyawa alami berkhasiat sebagai sunscreen adalah
kuersetin dalam daun jambu biji. Maka pada penelitian ini krim sunscreen dibuat
dari ekstrak daun jambu biji. Krim sunscreen dikatakan baik apabila efektif dan
nyaman diaplikasikan. Beberapa parameternya adalah sifat dan stabilitas fisik
sediaan. Parameter sifat fisik adalah viskositas dan daya sebar, dan parameter
stabilitas fisik adalah pergeseran viskositas.
Penelitian ini bertujuan mengetahui efek parafin cair sebagai emolien,
gliserin sebagai humektan, dan interaksinya terhadap respon yaitu viskositas,
pergeseran viskositas, dan daya sebar krim sunscreen ekstrak daun jambu biji.
Penelitian ini menggunakan desain faktorial dua faktor yaitu parafin cair dan
gliserin serta dua level yaitu level tinggi-rendah. Analisis data statistik
menggunakan two-way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% untuk
mengetahui signifikansi (p<0,05) setiap faktor dan interaksinya dalam
memberikan efek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu biji memiliki
nilai SPF sebesar 1,0178. Parafin cair, gliserin, dan interaksinya memberikan
respon signifikan terhadap viskositas, nilai efek terbesar ditunjukkan oleh parafin
cair. Parafin cair memberikan respon signifikan terhadap daya sebar, sedangkan
gliserin dan interaksi keduanya tidak signifikan. Maka pada penelitian ini tidak
didapatkan area optimum. Pada pergeseran viskositas, parafin cair, gliserin, dan
interaksinya tidak memberikan respon signifikan.

Kata kunci : Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.), krim, parafin cair,
gliserin, efek, desain faktorial.

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Application of sunscreen is required in tropical countries such as


Indonesia. One of the natural compounds that efficacious as sunscreen is quercetin
in guava leaves. Hence in this study, sunscreen cream made with guava leaf
extract. Sunscreen cream can be said proper if it can be effective and comfortable
when applied. Some parameters of proper cream are physical properties and
physical stability. Parameter of physical properties are viscosity and spreadability,
and parameter of physical stability is viscosity shift.
This study aims to determine the effect of liquid paraffin as an emollient,
glycerin as a humectant, and its interaction to response, that is viscosity, viscosity
shift, and spreadability in sunscreen cream of leaf extracts of guava. This study
using a factorial design of two factors, that is liquid paraffin and glycerin and two
levels that is high-low. Data were analyzed using two-way ANOVA and statistical
analysis performed at 95% confidence interval to determine the significance
(p<0.05) of each factor and their interaction influence the effect.
The results showed that leaf extracts of guava has an SPF value for 1,0178.
Liquid paraffin, glycerin, and their interactions provide a significant response to
the viscosity, the value of the largest effects shown by liquid paraffin. Liquid
paraffin gives a significant response to the spreadability, while glycerin and their
interaction was not significant. Hence in this study does not obtain the optimum
area. In viscosity shift, liquid paraffin, glycerin, and their interaction did not give
a significant response.

Keywords : Leaf extracts of guava (Psidium guajava L.), cream, liquid paraffin,
glycerin, effect, factorial design.

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Indonesia termasuk negara yang beriklim tropis, dimana intensitas sinar

matahari sangat tinggi. Penyinaran sinar matahari yang berlebih pada kulit dapat

menimbulkan dampak negatif yaitu eritema, pencoklatan kulit (tanning) akibat

melanogenesis, sampai kanker kulit. Sinar UV yang menyebabkan reaksi

fisiologis tersebut adalah UV-A dan sinar tampak dari matahari (Tranggono dan

Latifah, 2007). Untuk mengurangi dampak negatif sinar UV maka dapat

digunakan sunscreen, dimana sunscreen dapat memantulkan radiasi maupun

mengabsorpsinya sehingga energi radikal bebas UV melemah sebelum dapat

tembus masuk ke dalam kulit (Stanfield, 2003).

Jambu biji adalah tanaman yang banyak ditemukan di negara-negara

tropis, salah satunya Indonesia. Menurut Indriani (2006), daun jambu biji

(Psidium guajava L.) terbukti mengandung flavonoid, tanin, fenolat, dan minyak

atsiri. Kuersetin merupakan salah satu jenis flavonoid dalam daun jambu biji. Hal

ini dibuktikan oleh Tachakittirungrod, Ikegami, Okonogi (2007), dimana di

dalam ekstrak daun jambu biji mengandung antioksidan berupa kuersetin.

Kuersetin dapat menyerap UV karena pada strukturnya memiliki gugus kromofor

dan auksokrom (Choquenet, Couteau, Paparis, Coiffard, 2008).

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2

Sediaan topikal yang digunakan dalam penelitian ini adalah krim, karena

konsistensi dan kekentalannya cocok diaplikasikan pada sediaan sunscreen

dimana cukup untuk mengalami kontak yang lebih lama di kulit. Tipe emulsi krim

yang cocok diaplikasikan untuk sediaan sunscreen adalah tipe W/O atau air dalam

minyak karena tidak mudah tercuci air sehingga tidak mudah hilang dari lapisan

permukaan kulit terutama oleh keringat. Pengaplikasian sediaan sunscreen

dilakukan saat matahari terik dimana suhu lingkungan panas sehingga bisa

menyebabkan hilangnya kelembaban di kulit. Tipe krim W/O memiliki kelebihan

meningkatkan kelembaban kulit lebih baik dibanding O/W.

Sifat fisis dan stabilitas krim bisa dipengaruhi oleh emolien dan humektan

yang umumnya harus ada dalam krim sunscreen sehingga perlu dilakukan

optimasi formula. Pada penelitian ini dilakukan optimasi emolien berupa parafin

cair dan humektan berupa gliserin. Emolien adalah bahan yang dipakai untuk

menutup permukaan lapisan korneum sehingga dapat menahan air pada lapisan

korneum (Ifnudin, 2011). Sedangkan humektan adalah pelembab kulit berupa

sediaan higroskopis sehingga mampu menjaga kandungan air di kulit dengan

menarik air ke dalam kulit. Viskositas krim merupakan faktor yang penting dalam

sediaan krim karena jika terlalu kental akan sukar dituang dari kemasan dan sukar

dioleskan pada permukaan kulit. Sedangkan jika viskositas krim terlalu encer

maka bentuk kontak krim dengan kulit akan singkat. Maka dari itu, dalam

penelitian ini dilakukan optimasi parafin cair sebagai emolien dan gliserin sebagai

humektan sehingga nantinya dihasilkan krim yang stabil selama penyimpanan dan

acceptable.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3

Dalam penelitian ini, optimasi formula yang dilakukan dengan

menggunakan aplikasi desain faktorial. Aplikasi ini memungkinkan pengamatan

kedua faktor secara simultan dan tidak membuat salah satu faktor konstan

sehingga didapatkan pengaruh faktor secara simultan dan interaksinya (Armstrong

dan James, 1996). Desain faktorial bertujuan untuk mengetahui faktor yang paling

dominan berpengaruh terhadap sifat fisik dan stabilitas krim. Nantinya diharapkan

area optimum dari komposisi parafin cair dan gliserin dalam pembuatan krim

sunscreen ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.).

1. Perumusan Masalah

a. Manakah faktor yang lebih dominan dalam mempengaruhi respon sifat

fisik dan stabilitas krim sunscreen ekstrak daun jambu biji di antara

parafin cair, gliserin, dan interaksinya ?

b. Adakah area optimum komposisi parafin cair dan gliserin pada counter

plot superimposed dalam pencampuran krim sunscreen ekstrak daun

jambu biji ?

2. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan penulis, penelitian

tentang Optimasi Parafin Cair sebagai Emolien dan Gliserin sebagai

Humektan dalam Krim Sunscreen Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava

L.) Menggunakan Aplikasi Desain Faktorial belum pernah dilakukan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoretis. Menambah informasi mengenai bentuk sediaan krim

yang berasal dari bahan alam dengan menggunakan gliserin sebagai

humektan dan parafin cair sebagai emolien.

b. Manfaat metodologis. Memberikan informasi mengenai penggunaan

desain faktorial dalam mengamati efek parafin cair dan gliserin terhadap

viskositas, daya sebar, dan kestabilan krim ekstrak daun jambu biji.

c. Manfaat praktis. Menghasilkan sediaan krim ekstrak daun jambu biji

sebagai sunscreen sehingga pengembangan bahan alam dalam sediaan

formulasi krim dapat ditingkatkan.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Membuat krim dari bahan alam yaitu ekstrak daun jambu biji (Psidium

guajava L.), dengan parafin cair sebagai emolien dan gliserin sebagai

humektan.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui faktor yang lebih dominan dalam mempengaruhi respon sifat

fisik dan stabilitas krim sunscreen ekstrak daun jambu biji di antara

parafin cair, gliserin, dan interaksinya.

b. Mengetahui area optimum komposisi parafin cair dan gliserin pada

counter plot superimposed dalam pencampuran krim sunscreen ekstrak

daun jambu biji.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Kulit

Kulit adalah lapisan terluar dari tubuh. Kulit memiliki 2 lapisan yaitu :

1. Epidermis yang merupakan lapisan teratas dan tersusun dari jaringan epitel

skuamosa bertingkat yang mengalami keratinasi. Dapat digolongkan menjadi

lima lagi dari yang terluar, yaitu :

a. Stratum korneum. Bagian yang memiliki 25-30 lapisan yang terkeratinasi

dan bentuknya semakin gepeng makin mendekati permukaan luar kulit.

Lapisan ini mengalami deskuamasi yaitu pergantian ulang lapisan karena

desakan lapisan dibawahnya (lapisan basal).

b. Stratum lusidium. Bagian yang terdiri dari sel-sel gepeng mati atau hampir

mati, jernih, tembus cahaya, dan berketebalan empat sampai tujuh sel.

c. Stratum granulosum. Bagian yang berfungsi sebagai prekursor

pembentukan keratin (keras dan anti air) dan terdiri tiga sampai lima sel.

d. Stratum spinosum. Bagian yang terdiri dari sel tanduk yang merupakan

bagian penghubung intraseluler.

e. Stratum basalis. Bagian dimana merupakan lapisan yang mengalami

pembelahan sel dengan cepat dan mendorong lapisan diatasnya. Terdapat

melanosit yang berperan dalam pewarnaan kulit. Produksi melanin

meningkat jika terpapar sinar matahari (Sloane, 2004).

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6

Melanin berpengaruh pada warna kulit, semakin banyak melanin

maka warna kulit makin gelap. Melanin diproduksi oleh suatu organel

dalam lapisan basal epidermis yang disebut melanosom. Proses sintesisnya

dinamakan melanogenesis dimana asam aminotrosin dioksidasi menjadi L-

dihidroksifenilalanin lalu menjadi dopakuinon. Dopakuinon pada pH

fisiologis akan mengalami polimerisasi menjadi melanin. Melanin ada 2

macam yaitu eumelanin dan phaeomelanin (Videira, Moura, Magina,

2013).

2. Dermis yang merupakan lapisan jaringan ikat bagian bawah dan mengikat

epidermis pada struktur di bawahnya (Sloane, 2004).

Pada stratum spinosum terdapat granul lamellar yang berisi kolestrol,

asam lemak, dan seramida, dimana berfungsi melindungi dari paparan materi

tidak larut air. Kandungan tersebut juga berfungsi menjaga kelembaban kulit atau

mencegah hilangnya natural moisturizing factor (NMF) (Sloane, 2004).

B. Sinar Ultraviolet

Spektrum UV yang berasal dari matahari dan sampai ke permukaan bumi

berkisar antara 300-400 nm, dimana dibagi menjadi 2 yaitu UV-A pada 320-400

nm dan UV-B pada 290-320 nm. Ada juga UV-C yang memiliki panjang

gelombang 200-290 nm yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan tetapi sudah

tersaring oleh lapisan ozon. UV-A dapat menyebabkan melanogenesis, penuaan

dini, sampai kanker. UV-B dapat menyebabkan eritema, yaitu efek kemerahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7

dari sunburn akibat energi panas sinar matahari. Efek UV-A lebih banyak

dirasakan karena lebih banyak mencapai permukaan bumi dibanding UV-B

(Harry, 1982; Stanfield, 2003).

C. Daun Jambu Biji

Gambar 1. Daun dan buah jambu biji (Parimin, 2005)

Jambu biji (Psidium guajava Linn.) adalah tanaman yang termasuk dalam

keluarga Myrtaceae, berupa perdu bercabang banyak, dikotil, berbunga dan

berbuah sepanjang tahun. Batang jambu biji berkayu keras dan berwarna cokelat

atau cokelat keabu-abuan. Bunga jambu biji berwarna putih, kelopak dan mahkota

bunga masing-masing berjumlah lima dengan benang dan tangkai sari berwarna

putih. Buah jambu biji berwarna hijau sampai kuning muda, berbentuk bulat atau

bulat lonjong, dan warna daging buahnya ada yang merah dan putih. Daun jambu

biji berwarna hijau tua sampai hijau berbelang kuning, berbentuk bulat langsing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8

sampai oval, degan permukaan yang halus biasa sampai mengkilap. Helai daun

memiliki panjang 5-15 cm dengan lebar 3-6 cm dan panjang tangkai sekitar 3-7

mm (Parimin, 2005).

Gambar 2. Struktur molekul guaijaverin

Daun jambu biji terbukti mengandung saponin, glikosida, terpenoid,

antrakuinon, tanin, flavonoid, dan alkaloid. Salah satu senyawa flavonoid dari

kelompok flavanol yang banyak terkandung adalah kuersetin (3’,4’-

dihidroksiflavonol) sebesar 0,181-0,393%. Di dalam daun jambu biji juga banyak

terdapat turunannya seperti avikularin, guaijaverin, isokuersetin, hiperin,

kuersitrin, kuersetin 3-0-gentiobiosida, kuersetin 4'-glukuronoida. Kandungan

khas dari tanaman maupun daun jambu biji adalah guaijaverin, sedangkan

kandungan sunscreen terbanyak dari daun jambu biji adalah kuersetin (Fahlman,

2010; Okunrobo, Imafidon, Alabi, 2010; Sohafy, Metwalli, Harraz, Omar, 2009).

Gambar 3. Struktur molekul kuersetin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9

Kuersetin dapat berfungsi sebagai sunscreen karena menyerap UV-A dan

UV-B dimana memiliki gugus hidroksil pada cincin B. Kuersetin dapat

menginduksi oksidasi lipid untuk perlindungan terhadap UV dan bekerja 2 kali

lebih efektif mencegah UV-B daripada UV-A. Penghambatan photosensitization

oleh ketoprofen dan pencegahan efek buruk UV pada sistem biologis dengan

mengurangi sekresi matriks metalloprotease 1 juga merupakan kemampuan yang

dimiliki kuersetin. Kuersetin terbukti stabil dan photoproduct dari kuersetin tidak

toksik. Kuersetin terdekomposisi pada suhu >3170 C. Kuersetin larut dalam etanol

dan aseton (Fahlman, 2009; Fahlman, 2010; ChemCAS, 2014).

Kuersetin memiliki gugus kromofor yang memiliki ikatan rangkap

terkonjugasi dan auksokrom yang memiliki pasangan elektron bebas. Gugus

fungsi pada kuersetin akan bereaksi dengan radikal bebas dimana akan

mendonorkan elektron pada cincin benzena kuersetin sehingga resonansi

meningkat sehingga radikal bebas akan netral. Gugus fungsi tersebut :

1. o-dihidroksil pada cincin benzena

2. 4-okso pada konjugasi dengan alkena 2,3

3. gugus 3- dan 5-hidroksil (Casagrande et al., 2006).

D. Maserasi

Ekstraksi merupakan proses penyarian zat dari suatu bahan. Metode

ekstraksi yang paling umum dilakukan adalah maserasi. Maserasi adalah ekstraksi

dengan merendam sampel sambil digojog konstan menggunakan pelarut organik

pada temperatur ruangan. Saat direndam maka dinding dan membran sel pecah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10

karena adanya perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel, lalu metabolit

sekunder yang terdapat pada sitoplasma terlarut dalam pelarut organik.

Keuntungan maserasi yaitu jumlah sampel yang dibutuhkan sedikit (List dan

Schmidt, 1989).

E. Sunscreen

Sunscreen adalah senyawa yang dapat menyerap (chemical) dan atau

memantulkan/menghamburkan radiasi UV (physical) dengan membentuk lapisan

buram pada permukaan kulit sehingga mengurangi perusakan UV yang

terpenetrasi pada kulit. Di dalam produk sunscreen, umumnya terdiri dari dua

atau lebih senyawa sunscreen agar lebih luas spektrum absorpsi dari energi UV

(Stanfield, 2003).

Sunscreen dibedakan menjadi 3 berdasarkan tujuan penggunaannya yaitu

sunburn (absorbsi 290-320 nm >95% UV), suntanning (absorbsi 290-320 nm

>85% UV), dan sunblock (barrier fisik) (Harry, 1982).

Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan dalam perlindungan sunscreen

yaitu produk dapat hilang saat pemakai berkeringat atau berenang dan

penggunaan dalam jumlah yang tepat oleh pemakai. Penggunaan dalam jumlah

yang tepat berhubungan dengan Sun Protection Factor (SPF), sedangkan

perhatian akan hilangnya sunscreen saat pemakaian berhubungan dengan

ketahanan produk akan air yang dikenal dengan istilah “water resistant”

(Stanfield, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11

F. Sun Protection Factor (SPF)

SPF merupakan derajat dimana produk sunscreen dapat melindungi

terhadap eritema atau sunburn. Nilai SPF didapat dari Ratio Minimal Erythema

Dose (MED) dari kulit yang terlindungi sunscreen dengan MED tanpa sunscreen.

MED merupakan dosis paling kecil agar energi UV dapat menghasilkan eritema

yang tampak pada sisi yang terpapar. Di pasaran, rentang SPF bisa dari 2-60,

tetapi menurut FDA Sunscreen Monograph batasnya hanya 30. SPF 2 dapat

mentransmisikan 50% energi sunburning, SPF 15 sebesar 6,7%, SPF 30 sebesar

3,3%, dan SPF 50 sebesar 2% (Stanfield, 2003).

Tabel I. Nilai EE x I pada  290-320 nm (Sayre, Agin, Levee, Marlowe, 1979)

Panjang gelombang (nm) EE x I


290 0,0150
295 0,0817
300 0,2874
305 0,3278
310 0,1864
315 0,0839
320 0,0180
Total 1

Perhitungan nilai SPF dengan menggunakan spektrofotometer UV

sebelumnya sudah dilakukan oleh Sayre et al. (1979) dan didapat nilai perkalian

antara spektrum efek eritremal dengan intensitas spektrum sinar yang konstan.

Lalu dikembangkan lagi oleh Mansur, Breder, Mansur, Azulay (1986) dan didapat

suatu rumus perhitungan perhitungan matematika sederhana untuk menentukan

nilai SPF (Mansur et al., 1986).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12

Rumus Mansur :

……………………………...……..…… (1)

Dimana : EE = spektrum efek eritremal

I = intensitas spektrum sinar

A = serapan ekstrak

CF = faktor koreksi (10) (Mansur et al., 1986).

G. Krim

Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat yang dapat berupa emulsi

dari satu atau lebih bahan obat yang larut atau terdispersi dalam basis yang sesuai

dan mengandung air tidak kurang dari 60%. Stabilitas krim dapat rusak jika terjadi

penambahan salah satu fase dengan berlebihan. Terdapat 2 tipe krim yaitu tipe

O/W atau minyak dalam air yang dapat tercuci air dan tipe W/O atau air dalam

minyak yang tidak tercuci air (Syamsuni, 2000).

Terdapat 3 macam ketidakstabilan pada emulsi krim yaitu creaming,

koalesen, dan inversi. Creaming merupakan pemecahan emulsi ke fase semula

dimana salah satu memiliki fase dispersi lebih banyak. Koalesen adalah

penggabungan globul-globul yang lebih besar lanjutan dari peristiwa creaming.

Dan inversi adalah berubahnya sistem emulsi W/O menjadi O/W atau sebaliknya

(Aulton, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13

H. Bahan Formulasi

1. Parafin cair

Parafin cair atau minyak mineral merupakan campuran cairan jernih

jenuh alifatik dan hidrokarbon siklis dari petroleum. Bentuknya cairan

minyak kental yang transparan, tidak berwarna, dan tidak mempunyai rasa.

Parafin cair memilik titik didih >3600C dan larut dalam aseton, benzena,

kloroform, karbon disulfida eter, petroleum eter, sehingga praktis tidak larut

air. Parafin cair dapat berfungsi sebagai emolien, lubrikan, oleaginous

vehicle, pelarut, dan vaccine adjuvant. Penggunaan parafin cair pada emulsi

topikal yaitu 1,0-32,0%. Viskositasnya sebesar 110-230 mPa s pada 200C dan

inkompatibel dengan agen pengoksidasi yang kuat (Rowe, Sheskey, Quinn,

2009).

Dalam krim sistem W/O, kestabilan dapat meningkat dengan tingginya

parafin cair. Rantai panjang parafin cair dapat membentuk jaringan lunak tiga

dimensi padat dimana rantai pendek parafin cair menghentikan lysosorption

(Rieger dan Rhein, 1997).

2. Gliserin

Gambar 4. Struktur molekul gliserin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14

Gliserin atau gliserol merupakan alkohol trihidrat berupa cairan

higroskopis kental, jernih, meemiliki rasa manis, tidak berwarna, dan berbau.

Gliserin memiliki titik didih 2900C, titik lebur 17,80C, dan viskositasnya

dalam konsentrasi 83% w/w sebesar 111,0 mPa s pada 200C. Kelarutannya

yaitu larut air, metanol, etanol, sehingga praktis tidak larut minyak dan

kloroform. Gliserin dapat berfungsi sebagai bahan pengawet, humektan,

kosolven, pelarut, pemanis, plasticizer, dan agen tonisitas. Gliserin dapat

digunakan sebagai humektan pada <30% dari formulasi dan inkompatibel

dengan agen pengoksidasi kuat (Rowe et al., 2009).

3. Span 80

Gambar 5. Struktur molekul span 80


(U.S. Environmental Protection Agency, 2010)

Surfaktan merupakan senyawa yang dapat mengubah antarmuka

antara berbagai fase. Salah satu tipe surfaktan adalah surfaktan non-ionik

yang tidak mempengaruhi pH sediaan. Pada pengemulsi non-ionik, karbopol

rentang konsentrasi 0,1-0,5% dapat membantu stabilitas (Rieger dan Rhein,

1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

Span 80 atau sorbitan monooleat adalah campuran dari bagian ester

dari sorbitol dan asam lemak anhidrat berupa cairan kental kuning dengan

berat molekul 429 g/mol. Span 80 memiliki nilai keasaman <8, berat jenis

1,01 g/cm3, nilai HLB 4,3, nilai hidroksil 193-209, nilai saponifikasi 149-

160, dan viskositas 970-1080 mPa s pada 250C. Span 80 dapat berfungsi

sebagai agen pendispersi, agen pengemulsi, surfaktan non-ionik, agen

pelarut, pengendap, dan pembasah. Span 80 akan menghasilkan emulsi W/O

yang stabil ketika digunakan sendiri pada konsentrasi 1-15% (Rowe et al.,

2009).

4. Asam stearat

Gambar 6. Struktur molekul asam stearat

Asam stearat adalah campuran dari asam stearat dan asam palmitat

berupa padatan putih berkilau. Asam stearat memiliki nilai keasaman 195-

212, titik lebur 69-700C, dan nilai saponifikasi 200-220. Kelarutannya yaitu

larut dalam benzena, kloroform, eter, etanol 95%, heksana, sehingga praktis

tidak larut air. Asam stearat dapat berfungsi sebagai agen pengemulsi,

lubrikan kapsul, dan solubilizing agent. Asam stearat yang digunakan dalam

sediaan topikal dinetralkan keasamannya dengan senyawa alkali atau

triethanolamine karena dapat mengiritasi selain itu juga dapat membentuk

konsistensi yang creamy. Penggunaan asam stearat pada krim yaitu sebesar 1-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

20%. Inkompatibilitas asam stearat yaitu dengan sebagian besar hidroksida

logam (Rowe et al., 2009).

5. Karbopol

Gambar 7. Unit monomer asam akrilat polimer karbopol


(Rowe et al., 2009)

Karbopol atau karbomer merupakan polimer sintetis dari asam akrilat

dengan bobot molekul besar dimana berikatan silang dengan alil sukrosa atau

alil eter dari pentaeritritol. Bentuknya yaitu bubuk putih higroskopis, asam,

dan sedikit berbau. Karbopol 940 memiliki pH 2,5-4,0 dan viskositas 40000-

60000 mPa s (0,5% w/v) dalam air. Karbopol dapat digunakan sebagai bahan

bioadhesive, agen pengemulsi, penstabil, pengendap, penstabil emulsi,

controlled-release agent, rheology modifier, dan tablet binder.

Penggunaannya sebagai agen pengemulsi yaitu 0,1-0,5%. Karbopol

inkompatibel dengan fenol, polimer kationik, asam kuat, dan elektrolit kuat.

Pengawet juga inkompatibel dengan karbopol jika diberikan dalam jumlah

besar (Rowe et al., 2009).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17

6. Triethanolamine

Gambar 8. Struktur molekul triethanolamine


(Rowe et al., 2009)

Triethanolamine (TEA) merupakan amina tersier turunan amonia

terdiri dari kelompok hidroksi berupa cairan kental bening higroskopis tak

berwarna sampai kuning pucat dan sedikit berbau amonia. TEA dapt

digunakan sebagai agen pembasa dan pengemulsi. TEA memiliki pH 10,5

dalam larutan 0,1 N, titik didih 3350C, viskositas 590 mPa s pada 300C dan

bercampur dalam air, metanol, aseton, serta karbon tetraklorida.

Inkompatibilitas TEA yaitu dengan tionil klorida dan asam mineral (Rowe et

al., 2009).

7. Nipagin

Gambar 9. Struktur molekul nipagin


(Rowe et al., 2009)

Nipagin atau etilparaben merupakan preservatif antimokrobial atau

bahan pengawet berupa bubuk putih tak berbau. Nipagin bekerja efektif pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18

pH 4-8 dan lebih aktif mencegah jamur daripada bakteri. Nipagin lebih

mencegah bakteri Gram positif daripada Gram negatif. Nipagin larut dalam

aseton, etanol (1 dalam 1,4), gliserin (1 dalam 200), dan air (1 dalam 910).

Inkompatibilitas nipagin yaitu dengan surfaktan non-ionik dimana

efektifitasnya berkurang karena micelliation (Rowe et al., 2009).

I. Uji Sifat Fisik Krim

1. Viskositas

Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan

untuk mengalir, makin tinggi viskositas akan makin besar tahanannya.

Pengolahan bahan menurut tipe aliran dan deformasinya dibagi menjadi dua

yaitu sistem Newton dan sistem Non-Newton. Semakin besar viskositas maka

daya sebar akan menurun tetapi waktu retensi pada tempat aplikasi

meningkat. Hubungan viskositas dan stabilitas emulsi sampai saat ini sudah

banyak dipelajari dimana berpengaruh signifikan pada krim (Martin,

Swarbick, Cammarata, 1993; Rieger dan Rhein, 1997).

2. Daya Sebar

Daya sebar sediaan topikal berpengaruh pada sudut kontak terhadap

tempat pengaplikasian yang berhubungan dengan koefisien gesekan. Daya

sebar dapat menentukan kemudahan penggunaan dan pelepasan zat aktif. Uji

daya sebar yang paling sering dan mudah dilakukan adalah metode plat

sejajar (Garg, Aggarwal, Garg, Singla, 2002).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19

J. Desain Faktorial

Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi, suatu teknik untuk

memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih

variabel bebas. Nantinya akan diperoleh persamaan matematika dan respon harus

bisa dihitung kuantitatif. Desain faktorial banyak digunakan karena ekonomis

dimana dapat mengurangi jumlah penelitian jika tiap faktor diuji terpisah. Desain

faktorial berfungsi untuk mengetahui interaksi antar faktor dan mengetahui faktor

yang dominan berpengaruh secara signifikan terhadap respon tertentu dimana efek

dari faktor berbeda. Uji statistik two-way ANOVA dapat digunakan untuk melihat

faktor yang paling dominan. Tahap awal dalam desain faktorial yaitu menentukan

faktor, level, dan respon yang bisa dihitung kuantitatif. Desain faktorial yang

paling sederhana terdiri dari dua faktor dan dua level yaitu tinggi dan rendah

(Bolton, 1997; Muth, 1999).

Persamaan desain faktorial untuk 2 faktor dan 2 level yaitu :

y = b0 + b1(XA) + b2(XB) + b12(XA)(XB) ...................................................... (2)

Dimana : y = respon percobaan

(XA)(XB) = level faktor A dan B

b1, b2, b3 = koefisien yang dihitung dari hasil percobaan

b0 = rata-rata dari semua percobaan (Bolton, 2007).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20

K. Landasan Teori

Kulit merupakan perlindungan tubuh yang utama. Kulit dapat mengalami

kerusakan oleh lingkungan. Salah satu penyebab kerusakan kulit oleh lingkungan

yang paling sering dialami adalah radiasi sinar UV. Daun jambu biji mengandung

kuersetin yang diketahui dapat menyerap radiasi sinar UV, maka dapat berfungsi

sebagai sunscreen. Selain itu, daun jambu biji juga mengandung banyak

antioksidan lain yang bermanfaat bagi kulit.

Salah satu produk sunscreen yang paling sering digunakan adalah krim.

Krim merupakan sediaan semisolid yang terdiri dari dua fase tak bercampur dan

distabilkan dengan adanya surfaktan. Umumnya produk sunscreen mengikuti tipe

emulsi W/O, dimana fase dalam air dan fase luarnya minyak sehingga tahan air.

Dalam membuat formulasi suatu krim, parameter yang dilihat adalah viskositas

dan daya sebar. Krim yang memiliki kekentalan tinggi menyebabkan waktu

tahanan pada kulit lebih lama sedangkan daya sebarnya menurun. Sifat fisis dan

kestabilan krim yang baik dapat dihasilkan melalui variasi kombinasi emolien dan

humektan. Selain itu, humektan dapat menjaga kandungan air dan kelembaban

kulit. Emolien dapat menutup permukaan lapisan korneum kulit sehingga dapat

menahan air dan menjaga kelembaban kulit. Gliserin adalah salah satu contoh

humektan dan parafin cair adalah salah satu contoh emolien.

Variasi kombinasi gliserin dan parafin cair memungkinkan berpengaruh

terhadap viskositas dan daya sebar krim yang dapat dievaluasi menggunakan

desain faktorial 2 level dan 2 faktor. Analisis signifikansi efek gliserin dan parafin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21

cair menggunakan dengan menggunakan R-3.1.0 dengan uji two-way ANOVA

pada tingkat kepercayaan 95%.

L. Hipotesis

Variasi jumlah parafin cair, gliserin, serta interaksi antara parafin cair dan

gliserin memberikan efek yang signifikan terhadap daya sebar, viskositas, dan

pergeseran viskositas krim sunscreen ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium

guajava L.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental murni

menggunakan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level yang bersifat

eksploratif, yaitu mencari komposisi optimum antara parafin cair sebagai emolien

dan gliserin sebagai humektan dalam formula krim W/O ekstrak daun jambu biji

yang berfungsi sebagai sunscreen. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

Teknologi dan Formulasi Sediaan Farmasi, Laboratorium Farmakognosi-

Fitokimia, dan Laboratorium Kimia Analisis Instrumen Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komposisi parafin cair

sebagai emolien dan gliserin sebagai humektan dalam formula krim ekstrak

daun jambu biji (Psidium guajava L.), pada level rendah dan level tinggi.

2. Variabel tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisis krim meliputi

daya sebar dan viskositas serta stabilitas krim setelah penyimpanan berupa

pergeseran viskositas.

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23

3. Variabel pengacau terkendali

Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah alat dan bahan

yang digunakan, suhu pemanasan dan pencampuran, kecepatan putar mixer,

lama waktu pencampuran, letak krim saat pengukuran daya sebar, lama

penyimpanan, dan wadah penyimpanan.

4. Variabel pengacau tak terkendali

Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah lama

pemanasan preparasi bahan, suhu, dan kelembaban udara ruang saat pembuatan

sampai penyimpanan krim.

C. Definisi Operasional

1. Krim adalah sediaan berbentuk setengah padat dimana mengandung satu atau

lebih bahan obat terlarut atau terdispersi yaitu ekstrak daun jambu biji di

dalam bahan dasar yang sesuai untuk sediaan sunscreen yaitu tipe emulsi

W/O.

2. Ekstrak daun jambu biji adalah cairan hasil ekstraksi terutama kuersetin dan

turunannya dalam daun jambu biji dengan cara maserasi.

3. Sunscreen adalah senyawa kimia yang dapat menghamburkan, memantulkan

atau menyerap radiasi UV sehingga energi UV akan melemah sebelum

terpenetrasi ke dalam kulit berupa kuersetin dan turunannya.

4. Faktor adalah besaran yang berpengaruh terhadap respon, dalam penelitian ini

digunakan 2 faktor yaitu parafin cair dan gliserin.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24

5. Level adalah tetapan untuk faktor, dalam penelitian ini terdapat 2 level yaitu

level tinggi dan level rendah yang sebelumnya sudah didapat dari hasil

orientasi. Level rendah parafin cair adalah 5 g dan level tinggi 8 g. Level

rendah gliserin adalah 6 g dan level tinggi 9 g.

6. Emolien adalah bahan yang digunakan untuk pelembab dimana akan menutup

permukaan lapisan korneum kulit sehingga dapat menahan atau menjaga air

pada lapisan korneum kulit, dalam penelitian ini digunakan parafin cair.

7. Humektan adalah bahan dengan tujuan melembabkan kulit bersifat

higroskopis sehingga mampu menjaga kandungan air di kulit dengan menarik

air ke dalam kulit. Dalam penelitian humektan yang digunakan adalah

gliserin.

8. Respon adalah besaran yang dapat diamati dan dikuantifikasikan dari hasil

percobaan, dalam penelitian ini respon yaitu sifat fisik berupa viskositas dan

daya sebar, dan stabilitas fisik berupa pergesaran viskositas krim.

9. Daya sebar adalah kemampuan penyebaran krim pada kulit dimana ujinya

untuk mengetahui kecepatan penyebaran di kulit dan kelunakannya saat

aplikasi.

10. Viskositas adalah tahanan krim sunscreen ekstrak daun jambu biji yang

diukur dengan menggunakan viscotester seri VT 04 O-Rion-Japan dan

dinyatakan dalam satuan dPa s.

11. Pergeseran viskositas adalah perubahan viskositas krim sunscreen ekstrak

daun jambu biji selama penyimpanan dan dikatakan stabil jika selama 30 hari

pergeserannya <10%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25

12. Efek adalah perubahan yang muncul akibat variasi faktor dan level.

13. Desain faktorial adalah teknik yang memberikan model hubungan antara satu

atau lebih variabel bebas dengan variabel respon dimana variabel bebasnya

berupa dua faktor yaitu parafin cair dan gliserin.

14. Counter plot adalah hasil uji berupa grafik berdasarkan uji viskositas, daya

sebar, dan pergeseran viskositas setelah penyimpanan selama 30 hari.

15. Counter plot superimposed adalah daerah pertemuan yang memuat semua

arsiran pada counter plot dimana diprediksi sebagai daerah optimum dari

variasi parafin cair dan gliserin.

16. Area optimum adalah daerah yang menunjukkan krim memenuhi standar-

standar yang diinginkan yaitu viskositas 170-240 dPa s, daya sebar 4-6 cm,

dan pergeseran viskositas <10% (Lubrizol, 2007; Elizabeth, 2011; Lubrizol,

2011).

D. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan meliputi etanol 70% dan p.a., ekstrak daun jambu

biji (Psidium guajava L.), asam stearat (kualitas farmasetis), span 80 (kualitas

farmasetis), parafin cair (kualitas farmasetis), gliserin (kualitas farmasetis),

karbopol 940 (kualitas farmasetis), triethanolamine (kualitas farmasetis), nipagin

(kualitas farmasetis), pewangi aroma kenzo bunga, dan aqua demineralisata.

E. Alat Penelitian

Alat yang digunakan meliputi seperangkat alat gelas, rotary vacuum

evaporator, penyerbuk, mixer merk SHARP EMS-51W, neraca digital Mettler


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

Toledo AB204 dan Mettler Toledo PC16, cawan porselin, waterbath, stopwatch,

termometer, indikator pH, alat pengukur daya sebar, mistar, viscotester seri VT 04

RION-Japan, spektrofotometer UV.

F. Tata Cara Penelitian

1. Pembuatan ekstrak cair daun jambu biji

Daun jambu biji segar yang sudah dicuci bersih dikeringkan dalam oven

selama 3,5 jam pada suhu 600C selanjutnya serbuk simpilia dibuat dengan

mesin penggiling. Serbuk simplisia daun jambu biji sebanyak 160 g diekstrak

dengan menggunakan 1,12 L etanol 70% dalam maserator selama 3 hari

dengan sesekali dikocok dan dua kali remaserasi. Ekstrak yang didapat

dipekatkan dengan rotary vacuum evaporator pada suhu 60-800C hingga

bobotnya tetap.

2. Penetapan SPF ekstrak daun jambu biji dan jumlah ekstrak yang

diperlukan untuk mencapai SPF 30

Dua ratus lima puluh mg ekstrak ditimbang dan masukkan dalam labu

ukur add volume sampai 25 ml dengan etanol p.a. sehingga didapat 10000

g/ml ekstrak (larutan induk). Satu ml larutan induk diambil dan add volume

sampai 10 ml dengan etanol p.a. dalam labu ukur sehingga didapat 1000

g/ml ekstrak (larutan intermediet). Dua ml larutan intermediet diambil dan

add volume sampai 10 ml dengan etanol p.a. dalam labu ukur sehingga

didapat 200 g/ml ekstrak (larutan uji).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

Larutan uji dilihat serapannya menggunakan spektrofotometer UV pada

 290-320 nm. Nilai serapan dicatat setiap interval 5 nm. Selanjutnya, nilai

SPF dihitung dengan persamaan Mansur :

………………..…............................. (1)

Dimana : EE = spektrum efek eritremal

I = intensitas spektrum sinar

A = serapan ekstrak

CF = faktor koreksi (10)

Lalu, ditentukan ekstrak yang perlu dimasukkan dalam formula krim agar

mencapai SPF 30.

3. Pembuatan krim

a. Formula

Tabel II. Rancangan desain faktorial parafin cair dan gliserin

Formula Parafin cair Gliserin


1 - -
a + -
b - +
ab + +

Tabel III. Level tinggi dan rendah parafin cair dan gliserin

Formula Parafin cair (g) Gliserin (g)


1 5 6
a 8 6
b 5 9
ab 8 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28

Tabel IV. Formula standar (Vlaia et al., 2009)

Bahan Formulasi (%)


Piroksikam 1,0
Fase minyak
Span 80 3,2
Parafin cair 16
W/O
Emulsi utama Fase air dalam
Magnesium sulfat hidrat 0,56
add aquadest sampai 80

Fase minyak
Emulsi utama W/O 80
Fase air luar
Tagat S2 1
W/O/W
Karbopol 940 0,057
Emulsi ganda
Trietanolamine 0,04
add aquadest sampai 100

Tabel V. Formula modifikasi

Bahan Formulasi
Fase minyak
Span 80 5g
Asam stearat 8,5 g
Parafin cair 8g
Pewangi 5 tetes

Fase air
W/O
Ekstrak cair daun jambu biji 0,60 g
Gliserin 9g
Trietanolamine 5 tetes
Nipagin 0,10 g
Karbopol 0,4 g
Aquadest 61 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29

Tabel VI. Formula rancangan desain faktorial parafin cair dan gliserin

Formulasi
Bahan
1 a b ab
Fase minyak
Span 80 5g 5g 5g 5g
Asam stearat 8,5 g 8,5 g 8,5 g 8,5 g
Parafin cair 5g 8g 5g 8g
Pewangi 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes

Fase air dalam


Ekstrak 0,60 g 0,60 g 0,60 g 0,60 g
Gliserin 6g 6g 9g 9g
Trietanolamine 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes
Nipagin 0,10 g 0,10 g 0,10 g 0,10 g
Karbopol 0,4 g 0,4 g 0,4 g 0,4 g
Aquadest 61 ml 61 ml 61 ml 61 ml

b. Cara kerja pembuatan formula

1. Preparasi

Karbopol 940 dikembangkan dalam 21 ml aquadest sehari

sebelum pembuatan formula. Selanjutnya asam stearat dileburkan di

atas waterbath sebelum pencampuran dengan mixer.

2. Pembuatan emulsi W/O

Span 80 dan parafin cair (fase minyak) dicampur lalu

dipanaskan pada suhu 60-80°C. Gliserin dicampur dengan sisa

aquadest (40 ml) yang juga dipanaskan pada suhu 60-80°C.

Selanjutnya campuran gliserin dan aquadest ditambah ekstrak, nipagin,

dan karbopol (fase air) sebelum pencampuran dengan mixer.

Campuran fase minyak dimasukkan dalam wadah lalu

ditambahkan asam stearat sambil diaduk dengan mixer dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30

kecepatan terendah. Lalu segera ditambahkan campuran fase air dan

diaduk dengan mixer dengan kecepatan tertinggi selama 30 menit.

TEA dan pewangi ditambahkan pada menit ke-5.

4. Uji kualitatif krim tipe W/O

Krim yang sudah jadi diambil 1 g lalu ditambah 5 tetes metilen biru

yang sebelumnya sudah diencerkan dengan aquadest 1:7 dan diaduk. Lalu

dilakukan pengamatan kualitatif, untuk tipe emulsi W/O maka krim tidak akan

dapat tercampur dengan metilen biru.

5. Uji pH

Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan indikator universal

setelah sediaan krim sunscreen daun jambu biji dibuat. Nilai pH yang

diinginkan ada pada rentang 4-7, dimana tidak mengiritasi kulit.

6. Uji viskositas, daya sebar , dan pergeseran viskositas

a. Uji viskositas dan pergeserannya. Pengukuran viskositas mengunakan alat

viskometer seri VT 04 RION-Japan dengan cara yaitu krim dimasukkan

dalam wadah dan dipasang pada portable viscotester dengan rotor nomer 2.

Viskositas krim diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk

viskositas. Uji ini dilakukan 2 kali yaitu hari ke-2 setelah krim selesai

dibuat dan yang kedua setelah disimpan selama 30 hari. Data pada hari ke-2

dapat digunakan pula untuk viskositas dan viskositas awal untuk pergeseran

viskositas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31

b. Uji daya sebar. Uji daya sebar krim dilakukan hari ke-2 setelah pembuatan

dengan cara menimbang krim seberat 1 gram, diletakan ditengah horizontal

double plate. Diatas krim diletakkan horizontal double plate lain dan

pemberat 125 gram, diamkan selama 1 menit, kemudian dicatat diameter

penyebarannya.

G. Analisis Hasil

Data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa uji sifat fisik meliputi

daya sebar dan viskositas serta stabilitas krim berupa pergeseran viskositas. Efek

parafin cair, gliserin, dan interaksinya dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas

krim sunscreen ekstrak daun jambu biji dapat dihitung dengan metode desain

faktorial.

Analisis data menggunakan R-3.1.0 dengan uji two-way ANOVA pada

tingkat kepercayaan 95%. Hasil analisis akan menghasilkan nilai p (probability

value). Apabila nilai p kurang dari 0,05 maka faktor dan interaksi berpengaruh

signifikan terhadap respon.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Ekstraksi Daun Jambu Biji

Pengumpulan daun jambu biji dilakukan oleh peneliti sendiri di daerah

Berbah, Sleman, sehingga standardisasi simplisia tidak menjadi masalah. Daun

yang dipilih utuh, segar, dan hijau untuk menghindari rusak atau berkurangnya

kandungan kimia. Kondisi tanaman saat pengambilan yaitu tanaman sedang tidak

berbunga maupun berbuah, pengambilan dilakukan pada tanaman yang sama agar

hasil kandungan seragam. Selanjutnya, dilakukan determinasi untuk memastikan

kebenaran spesiesnya. Determinasi dilakukan dengan membandingkan

karakteristik morfologi tanaman dengan kunci determinasi diacu dari pustaka

(Cullen, 2006). Hasilnya menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan adalah

Psidium guajava L. (Lampiran 1).

Daun dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran-kotoran di permukaan

daun. Dari hasil sortasi basah didapatkan daun sebanyak 340 g. Daun yang sudah

bersih dioven 600C selama 3,5 jam karena dirasa kering selama waktu tersebut.

Pengeringan bertujuan mencegah tumbuhnya jamur, mikroba, maupun reaksi

enzimatis yang mengakibatkan daun membusuk. Daun tidak dikeringkan dengan

bantuan panas matahari karena dikhawatirkan akan mengurangi kandungan zat

sunscreen dan antioksidan dalam daun jambu biji. Zat antioksidan dan sunscreen

dapat terdegradasi oleh sinar matahari sehingga dapat berkurang khasiatnya. Hasil

sortasi kering sebanyak 185 g. Daun yang sudah kering diserbuk sampai halus

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

agar luas permukaannya lebih besar saat ekstraksi sehingga penarikan zat yang

diinginkan dari serbuk simplisia daun jambu biji lebih efektif. Serbuk yang

didapat yaitu sebanyak 160 g.

Serbuk daun jambu biji yang sudah ada dimaserasi dengan etanol 70%.

Menurut Daud, Sadiyah, Rismawati (2011), ekstraksi daun jambu biji dengan

metode maserasi dengan etanol 70% lebih banyak didapatkan senyawa

antioksidan terutama kuersetin dibanding dengan metode ekstraksi sinambung

soxhlet dengan etanol 70%. Etanol juga dapat berfungsi sebagai disinfektan,

dimana membunuh kontaminan yang ada pada simplisia seperti jamur atau

bakteri. Remaserasi dilakukan karena kemungkinan masih terdapat senyawa yang

diinginkan yang tertinggal pada ampas karena kesetimbangan antara pelarut

dengan yang terlarut. Selanjutnya dilakukan pemekatan untuk menghilangkan

kandungan etanol dalam ekstrak. Suhu pemekatan yang digunakan pada rentang

70-800C karena titik didih etanol sebesar 78,370C. Hasil pemekatan berupa cairan

berwarna cokelat tua berbau khas sebanyak 294 g.

B. Penetapan SPF Ekstrak Daun Jambu Biji

Menurut Casagrande (2006), kuersetin dapat bertindak sebagai agen

sunscreen karena gugus-gugus fungsi pada strukturnya dapat mendonorkan

elektron pada cincin benzena sehingga meningkatkan jumlah resonansi. Penetapan

nilai SPF dari ekstrak daun jambu biji pada penelitian ini menggunakan

spektrofotometer UV dan dihitung dengan persamaan matematika yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34

dikembangkan oleh Mansur et al. (1986) berdasarkan penelitian sebelumnya oleh

Sayre et al. (1979).

Nilai SPF yang didapat yaitu sebesar 1,0718. Banyak ekstrak yang

dimasukkan ke dalam formula agar mencapai SPF 30 dihitung dengan

menghitung pengenceran yang dilakukan. Kandungan ekstrak pada larutan uji

yaitu 200 g/100 ml dengan nilai SPF 1,0718. Maka digunakan rumus

perbandingan SPF 30 dibagi SPF 1,0718 dikali dengan 200 g/100 ml sehingga

didapat bobot ekstrak yang digunakan sebanyak 0,60 g.

C. Formulasi Krim Sunscreen Ekstrak Daun Jambu Biji

Formula yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil modifikasi

dari formula krim W/O/W dalam penelitian Vlaia et al. (2009). Krim W/O/W

tidak sesuai digunakan sebagai sunscreen karena cenderung membawa bahan aktif

menuju sistemik, padahal sunscreen bekerja pada lapisan kulit. Krim W/O lebih

sesuai untuk sunscreen karena tidak mudah terbilas oleh air selain itu lebih

meningkatkan kelembaban lebih baik daripada krim O/W. Bahan-bahan formula

terdiri dari fase minyak dan air. Fase minyak terdiri span 80 sebagai surfaktan tipe

emulsi W/O, asam stearat sebagai agen pengemulsi, parafin cair sebagai emolien.

Fase air terdiri dari dari ekstrak cair daun jambu biji sebagai agen sunscreen,

gliserin sebagai humektan, Trietanolamine (TEA) sebagai pembasa, karbopol

sebagai penstabil emulsi, nipagin sebagai pengawet, aquadest, dan pewangi.

Rentang penggunaan bahan-bahan formulasi yang digunakan selain mengikuti


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35

formula krim Vlaia et al. (2009) juga mengacu dari rentang umum yang

dipergunakan dari Rowe et al. (2009)

Span 80 memiliki nilai HLB 4,3 digunakan karena merupakan emulgator

jenis emulsi W/O yang memiliki HLB rendah berkisar 4-6 (Griffin, 1949). Bagian

hidrokarbon molekul span akan berada dalam globul minyak dan radikal sorbitan

akan berada pada fase air. Asam stearat selain sebagai agen pengemulsi juga

membantu membentuk penampilan krim yang bagus yaitu kaku dan mengkilap.

Parafin cair sebagai emolien akan menutup permukaan lapisan korneum sehingga

dapat menahan kandungan air di dalam lapisan korneum. Gliserin sebagai

humektan akan menjaga kandungan air di kulit dengan menarik air ke dalam kulit.

Karbopol 940 berupa polimer sintetis yang dapat mengembangkan rantai-

rantai polimernya membentuk struktur random coil jika berada di dalam air

sehingga bisa digunakan sebagai penstabil emulsi. Karbopol bersifat asam

sehingga dapat menyebabkan iritatif maka digunakan TEA sebagai pembasa.

Selain itu pada pH netral, pada karbopol akan terjadi proses saling tolak menolak

oleh ion pada gugus karboksilat sehingga polimer menjadi kaku dan viskositas

meningkat (Osborne dan Amann, 1990).

Pengawet yang digunakan yaitu nipagin untuk mencegah timbulnya jamur

dan mikroorganisme pada sediaan krim. Pencampuran kedua fase dilakukan

dalam kondisi panas karena mempermudah pembentukan emulsi akibat adanya

energi yang membantu pendispersian yang lebih baik dari satu fase ke fase

lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

D. Uji Organoleptis, Kualitatif Krim Tipe W/O, dan Uji pH

Krim yang dihasilkan berwarna putih mengkilap sedikit kecoklatan dan

berbau harum dari pewangi. Pembuktian bahwa krim yang dihasilkan memiliki

tipe W/O maka digunakan metode pengenceran dengan bantuan pewarnaan

metilen biru. Dalam metode ini sediaan dilarutkan dalam air, jika larut maka

termasuk tipe O/W dan jika tidak larut termasuk tipe W/O. Metilen biru sifatnya

larut air dan ditambahkan untuk mempermudah pengamatan kelarutan. Hasil uji

tipe krim yaitu krim tidak larut dengan air maka termasuk tipe W/O.

Selain itu diuji juga pH krim. Seluruh formula dalam sediaan krim pada

penelitian ini memiliki pH antara 5-6 dengan menggunakan indikator pH

universal. Pengujian ini juga dapat digunakan sebagai parameter kenyamanan dan

keamanan saat penggunaan karena pH kulit berkisar 4-7 (Lambers, Piessens,

Bloem, Pronk, Finkel, 2006).

E. Penentuan Level Parafin Cair dan Gliserin

Pada penelitian ini dilakukan optimasi parafin cair sebagai emolien dan

gliserin sebagai humektan. Parafin cair dapat digunakan sebagai emolien jika

digunakan sebesar 1-32% dan gliserin dapat digunakan sebagai humektan jika

digunakan sebesar <30% (Rowe et al., 2009). Penentuan level diperkirakan dari

sisa jumlah keseluruhan bahan-bahan formulasi selain parafin cair dan gliserin

agar persentase aquadest di atas 60% dimana syarat sediaan krim sendiri. Hasil

perhitungan sebanyak 24 gram, sehingga untuk orientasi dibuat level tinggi

orientasi 12 g untuk parafin cair maupun gliserin.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37

1. Penentuan level parafin cair

Penentuan level dilakukan dengan membuat krim sebanyak 9 formula,

dengan variasi jumlah parafin cair yang berbeda. Selanjutnya dilakukan

pengukuran yaitu viskositas dan daya sebar sesudah 2 hari.

Gambar 10. Grafik penentuan level parafin cair berdasarkan respon


viskositas

Gambar 11. Grafik penentuan level parafin cair berdasarkan respon


daya sebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

Dari grafik 10 dan 11, dipilih level rendah 5 g dan level tingginya 8 g.

Level tersebut dipilih karena antara 5-8 g memiliki respon daya sebar yaitu 4-

6 cm dan viskositas yang diinginkan yaitu 170-240 dPa s (Lubrizol, 2007;

Elizabeth, 2011; Lubrizol, 2011).

2. Penentuan level gliserin

Gambar 12. Grafik penentuan level gliserin berdasarkan respon


viskositas

Gambar 13. Grafik penentuan level gliserin berdasarkan respon daya


sebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39

Penentuan level dilakukan dengan membuat krim sebanyak 9 formula,

dengan variasi jumlah gliserin yang berbeda. Selanjutnya dilakukan

pengukuran yakni viskositas dan daya sebar sesudah 2 hari.

Dari gambar 12 dan 13, dipilih level rendah 6 g dan level tingginya 9

g. Level tersebut dipilih karena antara 6-9 g memiliki respon daya sebar yaitu

4-6 cm dan viskositas yang diinginkan yaitu 170-240 dPa s.

F. Uji Sifat Fisik Sediaan Krim Sunscreen

Krim harus memenuhi kriteria yang baik agar mudah diterima dan

digunakan masyarakat. Parameter yang dapat digunakan yaitu daya sebar dan

viskositas yang diuji 48 jam sesudah pembuatan. Pengujian dilakukan setelah 48

jam karena setelah rentang waktu tersebut sistem emulsi sudah terbebas dari

pengaruh gaya geser dan energi yang diakibatkan selama proses pembuatan, hal

tersebut dapat mempengaruhi besar viskositas.

Daya sebar adalah kemampuan penyebaran atau pemerataan sediaan saat

diaplikasikan pada kulit. Daya sebar bertanggung jawab akan kemudahan

penggunaan, penghantaran obat ke tempat aksi, pengeluaran sediaan dari

kemasan, dan penerimaan oleh pengguna. Kemudahan pengaplikasian ditunjukkan

ketika sediaan menyebar dengan baik saat dioleskan tanpa tekanan terlalu kuat.

Daya sebar yang diinginkan yaitu 4-6 cm. Daya sebar pada umumnya berbanding

terbalik dengan viskositas, sehingga daya sebar akan meningkat jika viskositas

makin rendah (Grag et al., 2012).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk

mengalir, dimana semakin besar tahanan maka viskositas juga makin tinggi

(Martin, Swarbick, Cammarata, 1993). Viskositas dapat mempengaruhi

kemudahan krim saat dituang dari kemasan maupun saat proses filling.

Pengukuran dilakukan 48 jam sesudah pembuatan bertujuan membebaskan sistem

dari pengaruh gaya geser dan energi yang ada sesudah pembuatan dimana

mempengaruhi besar viskositas. Viskositas yang diinginkan yaitu 170-240 dPa s.

Tabel VII. Hasil uji sifat fisik dan stabilitas krim

Pergeseran
Formula Viskositas (dPa s) Daya sebar (cm)
viskositas (%)
1 24013,23 4,370,15 8,474,64
a 2205,00 4,700,10 7,582,64
b 2455,00 4,400,10 7,434,08
ab 19010,00 4,530,25 9,667,59

Berdasarkan tabel VII, untuk viskositas tertinggi adalah formula b dan

yang terendah adalah formula ab. Seiring dengan peningkatan penggunaan parafin

cair, baik pada level rendah maupun tinggi gliserin cenderung menurunkan respon

viskositas krim karena viskositas parafin cair cenderung mengencerkan krim.

Sementara, peningkatan penggunaan gliserin, pada level rendah parafin cair

cenderung meningkatkan viskositas dan pada level tinggi parafin cair cenderung

menurunkan viskositas. Untuk daya sebar, daya sebar terbesar adalah formula a

dan yang terkecil adalah formula 1. Seiring dengan peningkatan penggunaan

parafin cair, baik pada level rendah maupun tinggi gliserin cenderung menaikkan

respon daya sebar krim. Sementara, peningkatan penggunaan gliserin, pada level
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41

rendah parafin cair cenderung meningkatkan viskositas dan pada level tinggi

parafin cair cenderung menurunkan daya sebar.

Dari hasil di tabel VII, hampir semua formula masuk dalam rentang

viskositas dan daya sebar yang diharapkan kecuali viskositas formula b. Tetapi,

jika nilai SD atau standar deviasinya dilihat maka yang semua formulanya masuk

rentang yang diinginkan hanya daya sebar, untuk viskositas hanya formula a dan

ab. Hal tersebut memperlihatkan bahwa hanya formula a dan ab yang memenuhi

kriteria viskositas dan daya sebar yang diinginkan.

G. Uji Stabilitas Fisik Sediaan Krim Sunscreen

Stabilitas fisik krim menunjukkan kemampuan krim menjaga sifat fisik

sesuai kriteria dan menjamin kualitas serta kemurniannya. Stabilitas fisik dapat

dilihat dari perubahan viskositas, warna, bau, pH, ukuran droplet, tekstur,

pemisahan, dan sifat alir selama proses penyimpanan. Pada penelitian ini yang

dilihat adalah pergeseran viskositas secara kuantitatif dan pemisahan secara

kualitatif. Pergeseran viskositas dapat terjadi karena adanya kecenderungan

ketidakstabilan emulsi yaitu koalesen yang dapat menurunkan viskositas.

Pengamatan kualitatif sesudah penyimpanan krim selama satu bulan

menunjukkan tidak adanya pemisahan fase. Hal ini menunjukkan bahwa krim

stabil. Dari tabel VII juga pergeseran viskositas semua formula memenuhi kriteria

dimana dibawah 10%. Pergeseran viskositas merupakan selisih viskositas awal

pembuatan dan viskositas sesudah penyimpanan dibagi viskositas awal dan

dikalikan 100%. Untuk pergeseran viskositas, pergeseran viskositas tertinggi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42

adalah formula ab dan yang terendah adalah formula b. Seiring dengan

peningkatan penggunaan parafin cair, pada level rendah gliserin akan menurunkan

respon pergeseran viskositas dan pada level tinggi gliserin cenderung

meningkatkan respon pergeseran viskositas krim. Sementara, peningkatan

penggunaan gliserin, pada level rendah parafin cair cenderung menurunkan

viskositas dan pada level tinggi parafin cair cenderung meningkatkan viskositas.

Dari hasil di tabel VII, semua formula masuk dalam rentang pergeseran

viskositas yang diharapkan. Tetapi, jika nilai SD atau standar deviasinya dilihat

maka tidak ada formula yang masuk rentang yang diinginkan. Hal tersebut

memperlihatkan bahwa tidak ada formula yang memenuhi semua kriteria yang

diinginkan.

H. Pengaruh Gliserin dan Parafin Cair terhadap Viskositas, Daya Sebar,

dan Pergeseran Viskositas

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan desain

faktorial dengan 2 faktor yaitu parafin cair dan gliserin, dua level yaitu rendah dan

tinggi. Desain faktorial ini bertujuan melihat pengaruh parafin cair dan gliserin,

dan atau kemungkinan adanya interaksi kedua faktor dalam penentuan sifat fisik

krim. Adanya perubahan respon akan perbedaan level dan faktor dinamakan efek.

Nilai efek bertanda positif menandakan peningkatan respon dan sebaliknya,

namun merupakan nilai mutlak.

Uji two-way ANOVA dilakukan untuk mengetahui efek parafin cair,

gliserin, dan interaksinya terhadap sifat fisik krim yaitu viskositas, daya sebar,

maupun pergeseran viskositas. Untuk uji ANOVA sebelumnya terdapat 2 syarat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43

yang perlu dipenuhi terlebih dahulu yaitu data terdistribusi normal dan kesamaan

varians antar kelompok sama. Pertama yang perlu dilakukan adalah mengetahui

normalitas distribusi data masing-masing replikasi formula menggunakan uji

Shapiro-wilk karena sampel kurang atau sama dengan 50. Untuk sampel lebih dari

50 digunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Dahlan, 2008). Dalam uji ini hipotesis

null (H0) adalah “data terdistribusi normal” dan hipotesis alternatifnya (H1) adalah

“data tidak terdistribusi normal”. Pada taraf kepercayaan 95%, maka H0 diterima

dan H1 ditolak jika nilai p tidak kurang 0,05 dan sebaliknya (Istyastono, 2012).

Kedua adalah mengetahui kesamaan variansi formula menggunakan uji

Levene. Variansi data harus sama adalah syarat mutlak untuk 2 atau lebih

kelompok tidak berpasangan (Dahlan, 2008). Kesamaan variansi antarkelompok

ditunjukkan jika nilai Pr(>F) lebih dari 0,05 dan sebaliknya. Persamaan desain

faktorial didapatkan dari uji ANOVA dan dikatakan signifikan memprediksi

respon jika p<0,05 dan multiple R-squared >0,64. Dalam ANOVA, hipotesis null

(H0) adalah “data tidak berbeda” dan hipotesis alternatifnya (H1) adalah “data

berbeda”. Pada taraf kepercayaan 95%, jika nilai Pr (>F) kurang dari 0,05 maka

H0 ditolak dan H1 diterima. Uji-uji statistika pada penelitian ini diolah

menggunakan program R-3.1.0.

1. Viskositas

Tabel VIII. Uji Shapiro-wilk viskositas

Formula Nilai p
1 0,3631
a 1,000
b 1,000
ab 1,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44

Hasil uji normalitas data untuk respon viskositas, keempat formula

memberikan nilai p>0,05, yang artinya data terdistribusi normal. Hasil uji

kesamaan variansi juga memberikan nilai p>0,05 yaitu 0,2579, yang artinya

variansi sama dari sampel populasi.

Persamaan desain faktorial yang didapatkan dari hasil two-way

ANOVA viskositas yaitu y = 146,667 + 16,667 (X1) + 21,111 (X2) – 3,889

(X1)(X2), dengan nilai p = 0,0002746 dan multiple R-squared = 0,8961 yang

artinya persamaan signifikan.

Tabel IX. Nilai efek parafin cair dan gliserin serta interaksinya terhadap
respon viskositas

Faktor Nilai efek


Parafin cair -75,0030
Gliserin -25,0050
Interaksi -35,0010

Dari tabel IX, didapat bahwa semua faktor menurunkan respon

viskositas karena bertanda negatif namun parafin cair adalah faktor yang

memiliki efek paling besar.

Tabel X. Signifikansi efek dengan uji ANOVA viskositas

Faktor Pr(>F)
Parafin cair 9,193. 10-5
Gliserin 0,043047
Interaksi 0,0099892

Pada tabel X baik parafin cair, gliserin, dan interaksinya berpengaruh

signifikan terhadap respon viskositas. Namun yang paling signifikan

berpengaruh adalah parafin cair.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45

2. Daya Sebar

Tabel XI. Uji Shapiro-wilk daya sebar

Formula Nilai p
1 0,6369
a 1,000
b 1,000
ab 0,7804

Hasil uji normalitas data untuk respon daya sebar, keempat formula

memberikan nilai p>0,05, yang artinya data terdistribusi normal. Hasil uji

kesamaan varian juga memberikan nilai p>0,05 yaitu 0,3677, yang artinya

variansi sama dari sampel populasi.

Tabel XII. Nilai efek parafin cair dan gliserin serta interaksinya terhadap
respon daya sebar

Faktor Nilai efek


Parafin cair 0,4667
Gliserin -0,1333
Interaksi -0,2000

Persamaan desain faktorial yang didapatkan dari hasil two-way

ANOVA daya sebar yaitu y = 3,07778 + 0,24444 (X1) + 0,12222 (X2) –

0,02222 (X1)(X2), dengan nilai p = 0,1259 dan multiple R-squared = 0,4921

yang artinya persamaan tidak signifikan. Persamaan yang tidak signifikan

tidak dapat digunakan untuk menentukan pengaruh masing-masing faktor

terhadap respon daya sebar. Maka, pada penelitian ini superimposed contour

plot krim ekstrak daun jambu biji tidak didapatkan karena pada respon daya

sebar didapat model persamaan yang tidak signifikan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46

Dari tabel XII, didapat bahwa gliserin dan interaksi parafin cair dan

gliserin menurunkan daya sebar. Namun, parafin cair merupakan faktor yang

memiliki efek paling besar dan sifatnya menaikkan respon daya sebar karena

nilainya positif.

Tabel XIII. Signifikansi efek dengan uji ANOVA daya sebar

Faktor Pr(>F)
Parafin cair 0,03842
Gliserin 0,49958
Interaksi 0,31981

Pada tabel XIII terlihat hanya parafin cair yang berpengaruh

signifikan terhadap respon daya sebar.

3. Pergeseran Viskositas

Tabel XIV. Uji Shapiro-wilk pergeseran viskositas

Formula Nilai p
1 0,8324
a 0,1489
b 0,4613
ab 0,07046

Hasil uji normalitas data untuk respon pergeseran viskositas, keempat

formula memberikan nilai p>0,05, yang artinya data terdistribusi normal.

Hasil uji kesamaan varian juga memberikan nilai p>0,05 yaitu 0,1911, yang

artinya variansi sama dari sampel populasi.

Persamaan desain faktorial yang didapatkan dari hasil two-way

ANOVA pergeseran viskositas yaitu y = 22,4333 - 2,3767 (X1) - 2,0800 (X2)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47

+ 0,3467 (X1)(X2), dengan nilai p = 0,9411 dan multiple R-squared = 0,04401

yang artinya persamaan tidak signifikan.

Tabel XV. Nilai efek parafin cair dan gliserin serta interaksinya terhadap
respon pergeseran viskositas

Faktor Nilai efek


Parafin cair 1,3413
Gliserin 1,0413
Interaksi 3,1203

Tabel XVI. Signifikansi efek dengan uji ANOVA pergeseran viskositas

Faktor Pr(>F)
Parafin cair 0,8246
Gliserin 0,8634
Interaksi 0,6084

Pada tabel XVI, baik parafin cair, gliserin, dan interaksinya tidak

signifikan berpengaruh terhadap respon pergeseran viskositas. Hal tersebut

menyebabkan tidak bisa didapatkannya faktor yang berpengaruh besar meski

dari tabel XV, terlihat bahwa interaksi parafin cair dan gliserin merupakan

faktor yang memiliki efek paling besar dalam meningkatkan respon

pergeseran viskositas.

I. Optimasi Formula

Optimasi formula bertujuan mencari komposisi optimum parafin cair dan

gliserin dimana menghasilkan krim dengan sifat fisik yang dikehendaki. Dari

masing-masing pengujian sifat fisik krim ekstrak daun jambu biji dibuat suatu

countour plot dan dipilih area yang memenuhi persyaratan sifat fisik krim. Area
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48

tersebut kemudian digabungkan dalam countour plot superimposed. Persyaratan

krim yang baik pada penelitian ini yaitu viskositas yang tidak terlalu tinggi dan

daya sebar yang tidak terlalu rendah karena sulit dikeluarkan dari wadah dan

mempersulit pemerataan sediaan saat digunakan. Maka dari itu perlu dilakukan

optimasi formula optimum.

Gambar 14. Counter plot viskositas krim ekstrak daun jambu biji

Dari hasil penelitian, diperlukan dua respon untuk membuat countour plot

superimposed yaitu respon viskositas dan daya sebar. Persamaan kedua respon

tersebut harus signifikan untuk dapat menentukan countour plot superimposed.

Namun pada respon daya sebar memiliki persamaan yang tidak signifikan

sehingga countour plot superimposed tidak dapat ditentukan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Parafin cair merupakan faktor paling dominan dalam menentukan

viskositas dan daya sebar krim sunscreen ekstrak daun jambu biji.

2. Tidak ditemukan area komposisi optimum parafin cair dan gliserin dalam

krim sunscreen ekstrak daun jambu biji.

3. Sediaan krim sunscreen ekstrak daun jambu biji dapat melindungi kulit

dari dampak negatif sinar matahari.

B. Saran

1. Perlu dilakukan optimasi menggunakan desain faktorial dengan level

tinggi-rendah dengan faktor parafin cair dan gliserin yang berbeda nilai.

2. Suhu pemekatan untuk ekstraksi daun jambu dengan rotary vacuum

evaporator bisa diturunkan sampai <600 C mengikuti aturan Farmakope

Herbal Indonesia edisi I dan juga dilakukan optimasi untuk suhu dan lama

pemekatan.

3. Perlu dilakukan penentuan SPF krim sunscreen ekstrak daun jambu biji

sesudah dibuat.

4. Perlu dilakukan uji safety untuk krim sunscreen ekstrak daun jambu biji.

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, N.A., dan James, K.C., 1996, Pharmaceutical Experimental Design


and Interpretation, Taylor and Francis, USA, pp. 131-132.

Aulton, M. E., 2002, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, 2nd
ed., ELBS, Churchill Livingstone, p. 189.

Bolton, S., 1997, Pharmaeutical Statistic Practical and Clinical Application, 3rd
ed., Marcel Dekker Inc., New York, pp. 324, 326-328.

Casagrande, R., Sandra, R.G., Waldiceu, A.V., Jose, R.J., Maria, J.V.F., 2006,
Evaluation of Functional Stability of Quercetin as a Raw Material and in
Different Topical Formulations by its Antilipoperoxidative Activity, AAPS
PharmSciTech, 7 (1), E64-E71.

ChemCAS, 2014, MSDS : Quercetin, http://www.chemcas.com/material/cas/


archive/117-39-5.asp, diakses tanggal 9 Agustus 2014.

Choquenet, B., Couteau, C., Paparis, E., Coiffard, L.J., 2008, Quercetin and Rutin
as Potential Sunscreen Agents: Determination of Efficacy by an In vitro
Method, J Nat Prod, 71 (6), 1117-1118.

Cullen, J., 2006, Practical Plant Identification, Cambridge University Press,


United Kingdom, pp. 193-195.

Dahlan, M. S., 2008, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, ed. 3, Salemba
Medika, Jakarta, pp. 53,83.

Daud, M.F., Sadiyah, E.R., Rismawati, E., 2011, Pengaruh Perbesaan Metode
Ekstraksi Terhadap aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
(Psidium guajava L.) Berdaging Buah Putih, Prosiding Seminar Nasional
Penelitian dan PKM Sains, Teknologi, dan Kesehatan, Fakultas Farmasi
Universitas Islam Bandung, Bandung.

Elizabeth, K., 2011, Optimasi Komposisi Gliserol dan Propilenglikol sebagai


Humectant dalam Krim Sunscreen Ekstrak Apel Merah (Pyrus malus L.)
dengan Aplikasi : Desain Faktorial, Skripsi, 32, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51

Fahlman, B.M., 2009, UV A and UV B Radiation-Induced Oxidation Products of


Quercetin, Journal of Photochemistry & Photobiology, 97 (3), 123-131.

Fahlman, B.M., 2010, In vitro Studies to Assess The Potential of Quercetin as a


Topical Sunscreen; Photooxidative Properties, Photostability and Inhibition
of UV Radiation-mediated Skin Damage, Fakultas Farmasi dan Nutrisi
Universitas Saskatchewan, Canada.

Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., Singla, A. K., 2002, Spreading of Semisolid
Formulations, Pharmaceutical Technology, Technology North America, 26
(9), pp. 84-102.

Griffin, W. C., 1949, Classification of Surface Active Agents by HLB,


J.Soc.Cosmet.Chem., 1, 311-326.

Harry, R.G., 1982, Cosmeticology, The Principles and Practice of Modern


Cosmetic, 6th ed., Leonard Hill Book, London, pp. 306-320, 702-705.

Ifnudin, M., 2011, Penggunaan Pelembab pada Dermatritis Atopik,


http://anekartikelkesehatan.blogspot.com/2011/05/penggunaan-pelembab
pada-dermatitis.html, diakses pada tanggal 18 Februari 2013.

Indriani, S., 2006, Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.), J.II. Pert.Indon, 11 (1), 13-17.

Istyastono, E. P., 2012, Mengenal Peranti Lunak R-2.14.0 for Windows : Aplikasi
Statistika Gratis dan Open Source, Penerbit USD, Yogyakarta, pp. 21, 34.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Farmakope Herbal Indonesia,


edisi 1, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Lambers, H., Piessens, S., Bloem, A., Pronk, H., Finkel, P., 2006, Natural Skin
Surface pH is on Average below 5, which is Beneficial for Its Resident
Flora, International Journal Cosmet Sci., 28 (5), 357-370.

List, P.H., dan Schmidt, P.C., 1989, Phytopharmaceutical Technology, Hayden &
Son Limited, London, pp. 107-109.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52

Lubrizol, 2007, Light Day Cream with Physical Sunscreen,


http://www.lubrizol.com/PersonalCare/F-0028-Light-Day-Cream-with-
Physical-Sunscreen.pdf, diakses pada tanggal 18 Februari 2014.

Lubrizol, 2011, Very Water Resistant Sun Protective Body Cream - SPF 20,
http://www.lubrizol.com/PersonalCare/SU-0034(LA)-Very-Water-Resistant-
Sun-Protective-Body-Cream-SPF-20.pdf, diakses pada tanggal 18 Februari
2014.

Mansur, J.S., Breder, M.N.R., Mansur, M.C.A., Azulay, R.D., 1986,


Determinação do Fator de Proteção Solar por Espectrofotometria, An. Bras.
Dermatol., 61, 121-124.

Martin, A., Swarbick, J., Cammarata, A., 1993, Physical Pharmacy, 3rd ed., Lea &
Febiger, Philadelphia, pp. 522-537, 1077-1119.

Muth, J. E., 1999, Basic Statistic and Pharmaceutical Statistical Applications,


Marcell Dekker, New York, pp. 265-294.

Okunrobo, L.O., Imafidon, K.E., Alabi, A.A., 2010, Phytochemical, Proximate


and Metal Content Analysis of the Leaves of Psidium guajava Linn
(Myrtaceae), International Journal of Health Research, 3 (4), 217-221.

Osborne, D. W., dan Amann, A. H., 1990, Topical Drug Delivery Formulations,
Marcell Dekker, New York, pp. 383-384.

Parimin, S.P., 2005, Jambu Biji : Budi Daya dan Ragam Pemanfaatannya,
Penebar Swadaya, Jakarta, pp. 11-12.

Rieger, M.M., Rhein, L.D., (Eds.), 1997, Surfactant Science Series Volume 68 :
Surfactans in Cosmetics, 2nd ed., Marcell Dekker, New York, pp. 1, 4, 19,
23, 111, 129, 137, 168, 201.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., (Eds.), 2009, Handbook of


Pharmaceutical Excipients, 6th ed., Pharmaceutical Press, Washington, pp.
283, 445.

Sayre, R.M., Agin, P.P., Levee, G.J., Marlowe, E., 1979, Comparison of In vivo
and In vitro Testing of Sunscreening Formulas. Photochem. Photobiol, 29
(3), 559-566.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53

Sloane, E., 2004, Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, EGC, Jakarta, pp. 85-86.

Sohafy, S.M., Metwalli, A.M., Harraz, F.M., Omar, A.A., 2009, Quantification of
Flavonoids of Psidium guajava L. Preparations by Planar Chromatography
(HPTLC), Phcog Mag, 5 (17), 61-66.

Stanfield, V.L., 2003, Sun Protection : Enhancing Product Functionaly with


Sunscreen, in Schueller, R., dan Romanowski, P., (Eds.), Multifunctional
Cosmetics, Marcell Dekker Inc., New York, pp. 145-150.

Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono, S., dan Donatus, I.A., 2002, Tumbuhan
Obat II : Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan, Pusat Studi Obat
Tradisional UGM, Yogyakarta, pp. 156-161.

Swarbrick, J., dan James, C. B., 2007, Encyclopedia of Pharmaceutical


Technology, 3rd ed., (Vol. 1), Marcel Dekker Inc., USA, pp. 1556-1560.

Syamsuni, H., 2000, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, EGC, Jakarta,
pp. 102-103.

Tachakittirungrod, S., Ikegami, F., Okonogi, S., 2007, Antioxidant Active


Principles Isolated from Psidium guajava Grown in Thailand, Scientia
Pharmaceutica, 75, 179-193.

Tranggono, R.I., dan Latifah, F., 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik, Gramedia, Jakarta, p. 30.

U.S. Environmental Protection Agency, 2010, Screening-Level Hazard


Characterization : Sorbitan Esters Category, http://www.epa.gov/chemrtk/
hpvis/hazchar/Category_Sorbitan%20Esters_June%202010.pdf, diakses
pada tanggal 9 Juli 2014.

Videira, I.F.S., Moura, D.F.L., Magina, S., 2013, Mechanisms Regulating


Melanogenesis, Anais Brasileiros de Dermatologia, 88(1), 76-83.

Vlaia, L., Vlaia, V., et al., 2009, Topical W/O/W Double Emulsions of Piroxicam
: In Vitro Drug Release Study, Pharmacia, 57 (5), 639-647.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54

LAMPIRAN

Lampiran 1. Determinasi Tumbuhan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55

Lampiran 2. Penetapan Nilai SPF

a. Penimbangan Ekstrak Larutan Induk


Langsung ditara = 0,250 g, add 25ml aquadest = 10000 g /ml

b. Seri Pengenceran
 Intermediet
C1 x V1 = C2 x V2
10000 g /ml x 1ml = C2 x 10 ml
C2 = 1000 g/ml

 Sampel Uji
C1 x V1 = C2 x V2
1000 g /ml x 2ml = C2 x 10 ml
C2 = 200 g/ml

c. Tabel Perhitungan (Rumus Mansur)

EE x I
 (nm) Abs Sampel EE x I x A
(sudah ditentukan)
290 0,0150 0,1440 0,002160
295 0,0817 0,1270 0,010376
300 0,2874 0,1120 0,032189
305 0,3278 0,0990 0,032452
310 0,1864 0,0900 0,016776
315 0,0837 0,0780 0,006529
320 0,0180 0,0720 0,001296
 0,101778

SPF = 0,101778 x 10 = 1, 0178


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56

d. Perhitungan Banyak Ekstrak Daun Jambu Biji untuk Formulasi


SPF 200 g/ml ekstrak = 0,02 g/100 ml = 1, 0178
Agar SPF 30 = 30 x 0,02 g = 0,5894 g  0,600 g
1,0178

Lampiran 3. Orientasi Level Kedua Faktor Penelitian

a. Sifat fisik sediaan krim dengan variasi konsentrasi gliserin

Konsentrasi Daya Sebar Viskositas


Gliserin (g) (cm) (dPa s)
4 4,2 250
5 4,4 245
6 4,6 250
7 4,8 215
8 4,8 190
9 4,7 175
10 4,9 165
11 5,0 160
12 5,2 160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57

b. Sifat fisik sediaan krim dengan variasi konsentrasi parafin cair

Konsentrasi Daya Sebar Viskositas


Parafin Cair (g) (cm) (dPa s)
4 4,1 250
5 4,4 245
6 4,4 230
7 4,5 210
8 4,4 180
9 4,4 170
10 4,6 175
11 4,6 165
12 4,9 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58

Lampiran 4. Hasil Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Krim

a. Daya Sebar

Replikasi (cm) Rata- SD


Formula
1 2 3 rata (cm) (cm)
1 4,4 4,2 4,5 4,37 0,15
a 4,6 4,8 4,7 4,70 0,10
b 4,3 4,5 4,4 4,40 0,10
ab 4,8 4,5 4,3 4,53 0,25

b. Viskositas

Replikasi (d Pas) Rata-rata SD


Formula
1 2 3 (dPa s) (dPa s)
1 250 225 245 240,00 13,23
a 220 225 215 220,00 5,00
b 240 245 250 245,00 5,00
ab 190 200 180 190,00 10,00

c. Pergeseran Viskositas
Rumus untuk menghitung pergeseran viskositas adalah b-a x 100 %
a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59

Dimana a = viskositas krim 48 jam setelah pembuatan


b = viskositas krim setelah penyimpanan selama 1 bulan (30
hari)

1. Formula 1

Viskositas Viskositas Pergeseran


Replikasi
(dPa s) (2 hari) (dPa s) (30 hari) Viskositas (%)
1 250 230 8,00
2 225 195 13,33
3 245 235 4,08
Rata-rata 240 220 8,47
SD 13,23 21,79 4,64

2. Formula a

Viskositas Viskositas Pergeseran


Replikasi
(dPa s) (2 hari) (dPa s) (30 hari) Viskositas (%)
1 220 210 4,55
2 225 205 8,89
3 215 195 9,30
Rata-rata 220 203,33 7,58
SD 5,00 7,64 2,64

3. Formula b

Viskositas Viskositas Pergeseran


Replikasi
(dPa s) (2 hari) (dPa s) (30 hari) Viskositas (%)
1 240 230 4,17
2 245 230 6,12
3 250 220 12,00
Rata-rata 245 226,67 7,43
SD 5,00 5,77 4,08
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60

4. Formula ab

Viskositas Viskositas Pergeseran


Replikasi
(dPa s) (2 hari) (dPa s) (30 hari) Viskositas (%)
1 190 155 18,42
2 200 190 5,00
3 180 170 5,56
Rata-rata 190 171,6667 9,66
SD 10,00 17,56 7,59

Lampiran 5. Analisis Statistika Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Menggunakan


R-3.1.0

1. Viskositas

a. Uji normalitas data viskositas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61

b. Uji kesamaan varians

c. Uji two-way ANOVA


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62

d. Signifikansi Efek

e. Perhitungan efek viskositas

Persamaan : y = 146,667 + 16,667 (X1) + 21,111 (X2) – 3,889 (X1)(X2)

Formula Parafin Cair Gliserin Interaksi Respon


1 5 (-) 6 (-) (+) 239,9980
a 8 (+) 6 (-) (-) 219,9970
b 5 (-) 9 (+) (-) 244,9960
ab 8 (+) 9 (+) (+) 189,9940

Perhitungan efek parafin cair, gliserin, dan interaksinya terkait respon

viskositas :

1. Efek parafin cair =

2. Efek gliserin =

3. Efek interaksi gliserin dan parafin cair =


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63

2. Daya Sebar

a. Uji normalitas data daya sebar

b. Uji kesamaan varians


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64

c. Uji two-way ANOVA

d. Signifikansi Efek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65

e. Perhitungan efek daya sebar

Persamaan : y = 3.07778 + 0,24444 (X1) + 0,12222 (X2) – 0,02222


(X1)(X2)

Formula Parafin Cair Gliserin Interaksi Respon


1 5 (-) 6 (-) (+) 4,3667
a 8 (+) 6 (-) (-) 4,7001
b 5 (-) 9 (+) (-) 4,4001
ab 8 (+) 9 (+) (+) 4,5334

Perhitungan efek parafin cair, gliserin, dan interaksinya terkait respon daya

sebar :

1. Efek parafin cair =

2. Efek gliserin =

3. Efek interaksi gliserin dan parafin cair =

3. Pergeseran Viskositas

a. Uji normalitas data pergeseran viskositas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66

b. Uji kesamaan varians

c. Uji two-way ANOVA


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67

d. Signifikansi Efek

e. Perhitungan efek pergeseran viskositas

Persamaan : y = 22,4333 - 2,3767 (X1) - 2,0800 (X2) + 0,3467 (X1)(X2)

Formula Parafin Cair Gliserin Interaksi Respon


1 5 (-) 6 (-) (+) 8,4708
a 8 (+) 6 (-) (-) 7,5813
b 5 (-) 9 (+) (-) 7,4314
ab 8 (+) 9 (+) (+) 9,6621

Perhitungan efek parafin cair, gliserin, dan interaksinya terkait respon daya

sebar :

1. Efek parafin cair =

2. Efek gliserin =

3. Efek interaksi gliserin dan parafin cair =


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68

Lampiran 6. Dokumentasi

1. Pembuatan simplisia

Daun jambu biji Alat penyerbuk simplisia

2. Uji pH dan tipe emulsi

pH sediaan krim Uji tipe emulsi W/O

3. Perbedaan warna krim basis dengan krim dengan ekstrak daun jambu
biji sesudah 1 bulan

Sebelah kiri basis dan sebelah


kanan krim dengan ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69

4. Krim sesudah 2 hari

Formula 1 Formula a

Formula b Formula ab

5. Krim sesudah 1 bulan

Formula 1 Formula a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70

Formula b Formula ab

Replikasi Formula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71

BIOGRAFI PENULIS

Ella Puspitasari, lahir di Magelang pada 16 Desember


1992, merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dan
anak dari pasangan Heri Susanto dan Endang Sriyani.
Penulis menempuh pendidikan di TKK Santa Maria
Magelang pada tahun 1996-1998, SDK Santa Maria
Magelang pada tahun 1998-2004, SMP Tarakanita
Magelang pada tahun 2004-2007, dan SMA Negeri 3
Magelang pada tahun 2007-2010. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di
Program Studi S1 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada
tahun 2010-2014. Selama menempuh pendidikan S1, penulis memiliki
pengalaman sebagai asisten praktikum Farmasi Fisika pada tahun 2012. Penulis
juga aktif dibeberapa kepanitiaan, seperti Sie Konsumsi dalam Pharmacy Day
pada tahun 2012, serta Sie Penerima Tamu dalam Sumpahan Apoteker 23 dan 24
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selain itu, penulis juga pernah mengikuti
Pengabdian Masyarakat yang didanai Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
tahun 2012 dan menjadi kelompok Program Kreativitas Mahasiswa bidang
Pengabdian kepada Masyarakat yang didanai DIKTI pada tahun 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Anda mungkin juga menyukai