Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MANDIRI I

KATARAK

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

OLEH :

NAMA:ALNIC LAHALLO

NPM:12114201100011

KELA:A KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

AMBON 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang mengakibatkan pandangan
kabur. Pada keadaan normal, lensa yang jernih berfungsi meneruskancahaya ke dalam
mata agar mata dapat memfokuskan benda dari jarak yang berbeda-
beda. Seseorang yang menderita katarak akan melihat benda sepertiditutupi kabut.
Penderita katarak akan melihat seakan-akan melalui kaca mobildengan banyak
butiran air hujan sehingga berada tidak terlihat jelas, melainkan berkabut (Gindjing,
2006).
Masih banyak orang yang menyangka, bahwa katarak merupakan
selapisselaput kulit yang terletak di depan mata. Hal ini tidak benar, karena yang
keruhadalah lensa mata. Kelainan ini juga bukan merupakan pertumbuhan
jaringanmaupun tumor, melainkan berupa kondisi lensa yang menjadi berkabut
(Gindjing,2006).Kekeruhan pada lensa yang kecil tidak banyak menggangu
penglihatan. Namun bila kekeruhannya tebal, penglihatan akan sangat terganggu sehi
ngga perlu dilakukan tindakan pada lensa yang keruh tersebut. Biasanya katarak yang
mengakibatkan penglihatan kabur dapat mengganggu, dapat sampai berkabutsekali,
atau bahkan tidak melihat (Gindjing, 2006).
Kekeruhan ini dapat mengganggu jalannya cahaya yang melewati
lensasehingga pandangan dapat menjadi kabur hingga hilang sama sekali.
Penyebabutama katarak adalah usia, tetapi banyak hal lain yang dapat terlibat
sepertitrauma, toksin, penyakit sistemik (seperti diabetes), merokok dan
herediter(Vaughan & Asbury, 2007).
Pada banyak kasus penyakit katarak sering tidak diketahui penyebabnya.Penyakit
katarak biasanya terjadi pada usia lanjut, tetapi bisa juga menimpa padausia muda dan
bisa bersifat menurun. Katarak senilis merupakan proseskemunduran fungsi lensa
mata secara bertahap. Gejalanya berupa pandangankabur secara bertahap dikarenakan
kekeruhan lensa mata. Apabila katarak inimasih muda yaitu kurang dari 35% masih
bisa diobati dengan pengobatan  tradisional. Namun, bila tingkat keparahannya lebih
dari 40% sebaiknya pengobatan dilakukan dengan operasi. 

Jadi dapat disimpulkan, katarak adalah kekeruhan lensa yang normalnya


transparan dan dilalui cahaya ke retina, yang dapat disebabkan oleh berbagai hal
sehingga terjadi kerusakan penglihatan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.    Definisi
       Definisi katarak menurut WHO adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata,
yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata. Katarak terjadi karena faktor usia,
namun juga dapat terjadi pada anak-anak yang lahir dengan kondisi tersebut. Katarak
juga dapat terjadi setelah trauma, inflamasi atau penyakit lainnya.
       Katarak berasal dari bahasa yunani “kataarrhakies” yang berarti air terjun. Dalam
bahasa Indonesia, katarak disebut bular, yaitu penglihatan seperti tertutup air terjuan
akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang
dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau
akibat keduanya ( Ilyas,1999 cit Anas Tamsuri, 2011 : 54 ).

B.     Etiologi
Katarak disebabkan oleh berbagai factor, antara lain:
a.       Trauma
b.      Terpapar substansi toksik
c.       Penyakit predisposisi
d.      Genetik dan gangguan perkembangan
e.       Iinfeksi virus di masa pertumbuhan janin
f.       Usia
Penuaan merupakan penyebab utama dari katarak (95 %) dan 5 % disebsbkan
kerusakan congenital, trauma,keracunan atau penyakjit sistemik.
Derajat kerusakan yang disebabkan oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi dan densitas
( kepadatan) dari kekeruhan selain karena umur ,pekerjaan gaya hidup dan tempat
tinggal seseorang.
Menurut etiologinya katarak dibagi menjadi :
Ada 4 stadium antara lain :
a.       Katarak insipien : stadium ini kekeruhan lensa sektoral dibatasi oleh bagian lensa
yang masih jernih.
b.      Katarak intumesen : kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa
yang degeneratip menyerap air.
c.       Katarak matur : katarak yang telah menegani seluruh bagian lensa. Katarak ini
dapat diopperasi.
d.      Katarak hepermatur : katarak mengalami proses degenerasi lanjut keluar dari kapsul
lensa sehingga lensa mnegecil, berwarna kuning dan keringf sertya terdapat lipatan
kapsul lensa (Jounole zin kendor). Jika berlanjut diserrtai kapsul yang tebal
menyebabkan kortek yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar sehingga
berbentuk seperti sekantong susu dengan nucleus yang terbenam yang disebut katarak
Morgageeeni.

C.     Patofisiologi
       Katarak umumnya merupakan penyakit usia lanjut dan pada usia diatas 70 tahun,
dapat diperkirakan adanya katarak dalam berbagai derajat, namun katarak dapat juga
diakibatkan oleh kelainan konginental, atau penyulit penyakit mata lokal menahun.
Secara kimiawi, pembentukan katarak ditandai oleh berkurangnya ambilan oksigen
dan bertambahnya kandungan air yang kemudian diikuti dengan dehidrasi.
Kandungan natrium dan kalsium bertambah, sedangkan kandungan kalium, asam
askorbat, dan protein berkurang. Lensa yang mengalami katarak tidak mengandung
glutation. Usaha mempercepat atau memperlambat perubahan kimiawi ini dengan
cara pengobatan belum berhasil dan penyebab maupun implikasinya tidak diketahui.
Akhir – akhir ini, peran radiasi sinar ultraviolet sebagai salah satu faktor dalam
pembentukan katarak senil, tampak lebih nyata. Penyelidikan epidemiologi
mennjukan bahwa di daerah – daerah yang spanjan g tahun selalu ada sinar matahari
yang kuat, insiden kataraknya meningkat pada usia 65 tahun atau lebih. Pada
penelitian lebih lanjut, ternyata sinar ultraviolet memang mempengaruhi efek
terhadap lensa. Pengobatan katarak adalah dengan tindakan pembedahan, lensa
diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensa tanam intraokular. ( Anas
Tamsuri, 2011 : 55 – 56 )

E.     Manifestasi Klinik
       Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif.  Biasanya klien
melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional
sampai derajat tertentu yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi.  Temuan
objektif biasanya meliputi pengembunann seperti mutiara keabuan pada pupil
sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop.  Ketika lensa sudah menjadi
opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi
bayangan terfokus pada retina.  Hasilnya adalah pendangan menjadi kabur atau redup,
mata silau yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam
hari.  Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih.

F.      Pemeriksaan Penunjang
       Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada penderita katarak adalah sebagai
berikut:
1.      Kartu mata snellen/mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan
kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf,
penglihatan ke retina.
2.      Lapang Penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor, karotis, glukoma.
3.      Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg)
4.      Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.
5.      Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glukoma
6.      Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik, papiledema,
perdarahan.
7.      Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
8.      EKG, kolesterol serum, lipid
9.      Tes toleransi glukosa : kontrol DM
10.  Keratometri.
11.  Pemeriksaan lampu slit.
12.  A-scan ultrasound (echography).
13.  Penghitungan sel endotel penting untuk fakoemulsifikasi & implantasi.
14.  USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.

G.    Penatalaksanaan
       Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat  dibantu dengan
menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata
yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi.
       Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa
mata,  tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi. Operasi
katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam
pengelihatan sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari. Operasi
katarak dapat dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan
dengan penyakit mata lainnya, seperti uveitis yakni adalah peradangan pada uvea.
Uvea (disebut juga saluran uvea) terdiri dari 3 struktur:
1.      Iris : cincin berwarna yang melingkari pupil yang berwarna hitam.
2.      Badan silier : otot-otot yang membuat lensa menjadi lebih tebal sehingga mata bisa
fokus pada objek dekat dan lensa menjadi lebih tipis sehingga mata bisa fokus pada
objek jauh
3.      Koroid : lapisan mata bagian dalam yang membentang dari ujung otot silier ke saraf
optikus di bagian belakang mata.
       Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan yang
terbatas pada iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut koroiditis.
Juga operasi katarak akan dilakukan bila berbarengan dengan glaukoma, dan
retinopati diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh lebih
menguntungkan dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin terjadi.
Pembedahan lensa dengan katarak dilakukan bila mengganggu kehidupan social atau
atas indikasi medis lainnya
Indikasi dilakukannya operasi katarak :
a.       Indikasi sosial: jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan dalam
melakukan rutinitas pekerjaan.
b.      Indikasi medis: bila ada komplikasi seperti glaucoma.
c.       Indikasi optik: jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak 3 m
didapatkan hasil visus 3/60

Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan, yaitu:


1.      ICCE ( Intra Capsular Cataract Extraction)
ICCE yaitu dengan mengangkat semua lensa termasuk kapsulnya. Sampai akhir
tahun 1960 hanya itulah teknik operasi yg tersedia. Pada pembedahan jenis ini lensa
diangkat seluruhnya. Keuntungan dari prosedur adalah kemudahan proses ini
dilakukan, sedangkan kerugiannya mata beresiko tinggi mengalami retinal
detachment dan mengangkat struktur penyokong untuk penanaman lensa intraokuler.
Salah satu teknik ICCE adalah menggunakan cryosurgery, lensa dibekukan dengan
probe super dingin dan kemudian diangkat.
2.      ECCE (Ekstra Capsular Cataract Extraction)
Terdiri dari 2 macam yakni:
a.       Standar ECCE atau planned ECCE dilakukan dengan mengeluarkan lensa secara
manual setelah membuka kapsul lensa. Tentu saja dibutuhkan sayatan yang lebar
sehingga penyembuhan lebih lama.
b.      Fekoemulsifikasi (Phaco Emulsification). Bentuk ECCE yang terbaru dimana
menggunakan getaran ultrasonic untuk menghancurkan nucleus sehingga material
nucleus dan kortek dapat diaspirasi melalui insisi ± 3 mm. Operasi katarak ini
dijalankan dengan cukup dengan bius lokal atau menggunakan tetes mata anti nyeri
pada kornea (selaput bening mata), dan bahkan tanpa menjalani rawat inap. Sayatan
sangat minimal, sekitar 2,7 mm.  Lensa mata yang keruh dihancurkan (Emulsifikasi)
kemudian disedot (fakum) dan diganti dengan lensa buatan yang telah diukur
kekuatan lensanya dan ditanam secara permanen. Teknik bedah katarak dengan
sayatan kecil ini hanya memerlukan waktu 10 menit disertai waktu pemulihan yang
lebih cepat.
Pascaoperasi pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik jangka pendek.
Kacamata baru dapat diresepkan setelah beberapa minggu, ketika bekas insisi telah
sembuh. Rehabilitasi visual dan peresepan kacamata baru dapat dilakukan lebih cepat
dengan metode fakoemulsifikasi. Karena pasien tidak dapat berakomodasi maka
pasien akan membutuhkan kacamata untuk pekerjaan jarak dekat meski tidak
dibutuhkan kacamata untuk jarak jauh. Saat ini digunakan lensa intraokular
multifokal. Lensa intraokular yang dapat berakomodasi sedang dalam tahap
pengembangan
Apabila tidak terjadi gangguan pada kornea, retina, saraf mata atau masalah mata
lainnya, tingkat keberhasilan dari operasi katarak cukup tinggi, yaitu mencapai 95%,
dan kasus komplikasi saat maupun pasca operasi juga sangat jarang terjadi.
Kapsul/selaput dimana lensa intra okular terpasang pada mata orang yang pernah
menjalani operasi katarak dapat menjadi keruh. Untuk itu perlu terapi laser untuk
membuka kapsul yang keruh tersebut agar penglihatan dapat kembali menjadi jelas.

H.    Komplikasi
Komplikasi yang terjadi nistagmus dan strabismus dan bila katarak dibiarkan
maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan komplikasi berupa
Glaukoma dan Uveitis.
DAFTAR PUSTAKA
Anas Tamsuri,  2011, Klien Gangguan Mata dan Penglihatan Jakarta. EGC
Sidarta llyas, 2003, Ilmu Penyakit Mata Jakarta FKUI
http://aanborneo.blogspot.com/2013/04/makalah-katarak.html, jam  18:30 tgl 20 – 9 –
2013
http://gexmi.blogspot.com/2012/12/makalah-katarak.html jam 18:30, jam 18:57 tgl
20 – 9 – 2013
http://liriyantoasy.wordpress.com/2012/02/08/makalah-katarak/ jam 19:03 tgl 20 – 9 -
2013

Anda mungkin juga menyukai