Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Bahan baku yang digunakan adalah CPO dan hidrogegn dengan laju alir
masing-masing yakni 68.000 kg/jam dan 3.659,44 kg/jam, dengan produk
utama yang dihasilkan adalah biogasoline sebesar 68.000 kg/jam. Proses
produksi menggunakan metode hydrocraking dengan peralatan utama
reaktor Fluidized Bed.
2. Perubahan proses/produksi dilakukan dalam upaya meningkatkan
efisiensi produksi dan mengurangi timbulnya limbah, meliputi :
a. Penambahan alat expander untuk menurunkan tekanan gas (dari 79
atm nejadi 20 atm) produk sehingga efisiensi kondensasi dalam heat
exchanger meningkat
b. Penghilangan kolom aerasi 2 pada unit pengolahan limbah
3. Limbah cair (air terproduksi) yang dihasilkan dari kegiatan pembuatan
biogasoline antara lain adalah kondensat bekas, steam bekas, air cucian
peralatan pabrik, limbah laboratorium, limbah domestik dan limbah
kantor kantor.
4. Air terproduksi (baik kondensat dan air pendingin bekas) adalah limbah
cair terbesar dalam produksi biogasoline. Dimana produksi air terproduksi
yang dihasilkan sebesar 59.321,34 kg/jam, dimana sebanyak 47.457,37
kg/jam akan digunakan kembali sebagai umpan ke ketel uap, sedangkan
sisanya akan di recycle pada WWTP.
5. Limbah cair B3 berasal dari limbah laboratorium dan oli/sludge bekas.
6. Limbah padat B3 berasal dari katalis zeolit bekas produksi, limbah klinis,
aki bekas, mesin produksi yang rusak dan sampah B3 seperti catridge
filter, sarung tangan, tinta, dll.
7. Limbah padat non B3 berasal dari scrap bekas dan kertas bekas.
8. Dalam upaya efisiensi energi, dilakukan beberapa kegiatan anatara lain
penggantian refrigerant, modifikasi kondensat trap, pemasangan fotocell
dan solar cell, pemasangan lampu LED, penggantian lampu mercury, dan

63
pemasangan pembatasan daya dimana penghematan mencapai
1.377.650,4 kWh/tahun.
9. Dalam upaya efisiensi air, dilakukan beberapa kegiatan antara lain
penggunaan tampungan sebagai air baku, upgrading jalur pipa dari sungai
ke WWTP, dan recycle air terproduksi.

5.2 Saran
1. Perusahaan diharapkan dapat terus menerus melakukan kemajuan dalam
pengurangan limbah, terkhusus pada modifikasi proses, upaya
pengelolaan air terproduksi, dan pengelolaan energi sehingga seiring
dengan proses produksi yang berjalan, perbaikan yang berkelanjutan pun
akan terjadi. Ini adalah aspek vital dalam mewujudkan perusahaan yang
mewujudkan sistem produksi bersih.
2. Perlu dilakukan evaluasi ekonomi dan evaluasi lingkungan menyeluruh
terkait dengan dilakukannya program-program dalam upaya pengurangan
limbah dan penerapan produksi bersih diperoleh wujud nyata kegunaan
program tersebut sehingga dapat diterapkan pada perusahaan sejenis
lainnya.

64

Anda mungkin juga menyukai