OLEH :
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui kondisi kualitas udara sebelum proyek dilaksanakan
2. Untuk mengetahui Kondisi Kualitas Udara setelah proyek dilaksanakan
3. Untuk mengetahui upaya penanggulangan dari Pemerintah dan Swasta pemilik
Tender untuk menangani kondisi kualitas udara setelah proyek dilaksanakan.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Kondisi Kualitas Udara di Lingkungan Fisik (Alam) pada Kondisi Saat Ini (Sebelum
Pengerjaan Proyek)
Kualitas udara ambien di sepanjang jalan proyek saat ini tidak terlalu tercemar kecuali untuk
parameter jumlah partikel (TSP) seperti debu di sekitar jalan. Oleh karena itu, pada tahun target
2023 kondisi udara akan mengalami perubahan yang cukup signifikan karena adanya buangan
kendaraan yang melintas sepanjang jalan proyek. Besarnya TSP tergantung kepada banyaknya
debu, karena itu jumlah TSP bervariasi berdasarkan musim.
Hasil pengukuran kualitas udara dan kebisingan dicantumkan dalam Tabel 1. Hasil analisis
menunjukkan bahwa komposisi udara saat ini terdiri dari SO2, CO, NO2, O3, HC, PM10, TSp dan
Pb di area studi, namun semua elemen tersebut berada pada batas standar maksimum kecuali pada
satu lokasi persimpangan di Sungguminasa. Khusus untuk CO dan Pb telah lebih baik dengan
adanya penurunan angka pencemaran akhir-akhir ini sehubungan dengan diterbitkannya peraturan
berkaitan dengan buangan gas kendaraan dan peningkatan kualitas Bahan Bakar .
Tabel 1. Hasil Survei Kualitas Udara untuk Proyek Jalan yang Diusulkan
Sumber:
*1) Sulawesi Road M/P & F/S JICA study team data Year 2007
*2) Government Regulation regarding Control of Air Pollution No.41-1999
*3) Governor's Regulation of South Sulawesi Province No. 14-2003
*4) Governor's Dgree of the Minister for Environment concerning Guidekines for Establishment of
Environmental
Quality Standards No.2-1988
*5) Governor's Dgree of South Sulawesi Province No.465-1995
2.1.3 Prospek dan Metode Estimasi
a. Estimasi Kondisi Kualitas Udara di Lingkungan Fisik (Alam) pada Kondisi Setelah
Pengerjaan Proyek
Metode prospek pada kualitas udara sedang dicoba dan diuji di Indonesia. Volume unit
saluran buangan kendaraan pada faktor kualitas udara belum menjamin estimasi
lingkungan. Terlebih lagi, sulit untuk mendapatkan data meteorologi yang memadai untuk
jangka panjang pada tiap titik estimasi. Oleh karena itu, ditetapkan bahwa model Dispersi
Atmosferik (Model Plume-Puff) yang populer tidak mudah untuk dilaksanakan.
Tim Studi mengusulkan metode matematis yang memperkirakan rasio fluktuasi dalam
volume total buangan. Rasio fluktuasi dihitung dengan menggunakan pengaturan buangan
untuk kendaraan. Alur metode matematis untuk estimasi kualitas udara dicantumkan dalam
Gambar 1.
Percobaan perhitungan volume polutan udara pada gas buangan dari kendaraan yang
beroperasi dilaksanakan dengan menggunakan hasil estimasi kebutuhan lalu lintas di atas.
Dalam kasus penghitungan ini, Tim Studi menetapkan kondisi prasyarat sbb:
- Kalkulasi unit volume pencemaran gas dari buangan kendaraan pada tahun 2005
digunakan dengan merujuk pada peraturan sebelum tahun 2003.
- Volume unit polusi gas dari buangan kendaraan pada tahun 2003 merujuk kepada
peraturan baru yang ditetapkan pada tahun 2003.
Tabel 2. Volume Unit Gas Buangan berdasarkan peraturan sebelum tahun 2003
Tabel 3. Volume Unit Gas Buangan berdasarkan Peraturan Baru setelah tahun 2003
Komponen kendaraan yang beroperasi pada tahun 2005 dan 2023 ditetapkan di bawah ini.
Tabel 4. Komponen Kendaraan yang Beroperasi
Rasio akomodasi terhadap peraturan mengenai gas buangan mensyaratkan hal-hal ini di
bawah ini:
- Semua kendaraan yang beroperasi pada tahun 2005 disesuaikan dengan peraturan
mengenai gas buangan yang berlaku sebelum tahun 2003.
- Dalam kasus perkiraan kendaraan tahun 2023, 30% peningkatan kendaraan
disesuaikan dengan peraturan baru yang berlaku (setelah 2003) dan 70% disesuaikan
dengan peraturan lama (sebelum 2003).
Diasumsikan bahwa rata-rata kecepatan mobil/taksi/jeep dan pick up akan mengalami
perubahan dari 40 km/jam ke 50 km/jam dengan pelaksanaan proyek yang diusulkan.
Terkait dengan minibus (pete-pete), bis besar dan truk, kecepatan kendaraan akan
ditingkatkan dari 30 km/jam menjadi 45 km/jam. Untuk bis-bis kecil (Pete-pete) yang
digolongkan sebagai bis disediakan tempat tersendiri, dengan sendirinya rata-rata
kecepatannya akan bertambah. Diharapkan monitoring polusi gas buangan dapat dikurangi
dari sekitar 5%-32% dengan peningkatan kecepatan rata-rata. Namun, untuk kasus tanpa
pelaksanaan proyek, dan tidak terjadi peningkatan kecepatan rata-rata, diperkirakan
kecepatan rata-rata kendaraan yang beroperasi akan mengalami kelambatan.
Tabel 5. Rasio Penurunan Kualitas Udara
Perkiraan kualitas udara adalah metode perbandingan dengan Prinsip Dasar Standar lingkungan
Sumber:
*1) Sulawesi Road M/P & F/S JICA study team data Year 2007
*2) Government Regulation regarding Control of Air Pollution No.41-1999
*3) Governor's Regulation of South Sulawesi Province No. 14-2003
*4) Governor's Dgree of the Minister for Environment concerning Guidekines for Establishment of
Environmental Quality Standards No.2-1988
*5) Governor's Dgree of South Sulawesi Province No.465-1995
3.1 Penutup
Dari paparan pembahasan dapat disimpulkan:
1. Kualitas udara ambien di sepanjang jalan proyek saat ini (saat proyek belum
berjalan) tidak terlalu tercemar kecuali untuk parameter jumlah partikel (TSP)
seperti debu di sekitar jalan. Semua elemen berada pada batas standar maksimum
kecuali pada satu lokasi persimpangan di Sungguminasa.
2. Pada saat proyek sedang dan sudah dilaksanakan, kualitas udara akan berubah.
Dimana pada tahun target 2023 kondisi udara akan mengalami perubahan yang
cukup signifikan karena adanya buangan kendaraan yang melintas sepanjang jalan
proyek.
3. Data kualitas udara setelah pelaksanaan proyek tidak melebihi Standar Lingkungan
kecuali jumlah TSP (Total Suspended Particulate). Dianggap bahwa TSP dapat diawasi
dengan melakukan penyiraman air, penanaman tumbuhan di sisi jalan pembersihan jalan
dan pemeliharaan perkerasan.
4. Sumber utama emisi udara selama selama fase konstruksi dan operasional berasal
dari debu di sekitar jalan dan buangan kendaraan yang melintas sepanjang jalan proyek.
5. Dalam jangka panjang, kepadatan lalu lintas akan meningkat pesat. Oleh karena
itu, monitoring, analisis dan evaluasi yang teratur perlu dilakukan.