Anda di halaman 1dari 1

Renungan singkat.

Mat 11:25-30

“Cinta yang betepuk sebelah tangan”

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, aku akan memberikan
kelegaan bagimu”. Saudara-saudara yang terkasih, injil pada hari ini dengan jelas menunjukkan
betapa Allah mencintai kita, betapa Allah sebenarnya senantiasa ada di dekat kita, menguatkan kita,
membimbing kita dengan Roh-Nya, dan bahkan seperti ayat yang baru saja saya bacakan, Allah
dengan senang hati ingin kita menyandarkan kepala kita kepada-Nya , mencurahkan segala kelu
kesah di pundak-Nya. Cinta Allah ini tidak merupakan cinta yang paling sejati, namun sayang
bertepuk sebelah tangan

Dalam kehidupan sehari-hari kita jauh dengan Allah. Di saat berbagai masalah datang kita
kerap kali menyibukan diri dengan mempersalahkan diri orang lain, mengasihani diri kita, membenci
orang-orang di sekitar kita, bahkan membenci diri kita sendiri. Tak jarang kita sibuk dengan mencari
solusi dengan pikiran kita sendiri. Ketika masalah bertambah buruk pun, kita justru pertama-tama
mencurahkan masalah, perasaan, dan keluh kesah kita sosmed, atau pun sibuk mecari teman curhat
yang sebenarnya jauh dari kita. Kita lupa akan satu-satunya orang yang menyayangi dan mencintai
kita lebih dari siapapun, lebih mengerti kita dari siapapun juga, serta selalu hadir dan akan setia
mendengarkan keluh kesah kita. Saudara-saudara yang terkasih ALLAH MENCINTAI KITA. Namun
bagaimankah kita membalas cinta Allah itu?. Tak Jarang cinta Allah harus bertepuk sebelah tangan.

Allah sebebanrnya selalu siap memberikan pundaknya untuk disandarkan, namun kita
menyandarkan pundak kita pada orang lain. Ia sealau siap untuk mendengarkan semua cerita kita,
namun kita tidak pernah 5 menit setia untuk bercerita dengannya, Ia selalu ada untuk kita, namun
kita jarang ada untuk dia. Ia senantiasa mencintai kita, namun kita sering kali menyakiti-Nya. Cinta
Allah itu pun bertepuk sebelah tangan. Allah senantiasa mau mengampuni dosa kita, namun kita
yang jarang untuk datang kepada-Nya.

Malam hari ini Allah pun mengungkapkan cinta-Nya secara pribadi dengan mengundang kita,
untuk masuk dan merasakan cintanya dalam rupa sakramen tobat. Dalam menyongsong
kelahirannya, Allah menginginkan kita untuk membalas cinta-Nya, setidaknya dengan menyesali
betul dosa-dosa kita, melakukan tobat di hadapannya, dan merasakan kelegaan cintanya dalam
sakramen tobat.

Setelah merasakan cintnya dalam sakramen tobat Allah pun meminta kita untuk membalas
cintnya dengan memikul “kuk” yang diberinya. Dalam pengertian biblis “kuk” dapat diartikan dengan
taurat, atau perintah Allah. Perintahnya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mengasihi dia, lewat
doa-doa kita, lewat cinta kita kepada sesama, kepada lingkungan, dan kepada diri kita sendiri. Kasih
Allah meneyertai kita sekalian, Amin.

Anda mungkin juga menyukai