DISUSUN OLEH :
Nama Kelompok : 1.
2.Muhammad Syachrul
(451804404)
3. Maryani Basri (4518044034)
Bahan bakar bentuk gas yang biasa digunakan adalah gas petroleum cair
(LPG), gas alam, gas hasil produksi, gas blast furnace, gas dari pembuatan kokas,
dll. Nilai panas bahan bakar gas dinyatakan dalam Kilokalori per normal meter kubik
(kKal/Nm3) ditentukan pada suhu normal (20 0C) dan tekanan normal (760 mm Hg).
LPG terdiri dari campuran utama propan dan Butan dengan sedikit
persentase hidrokarbon tidak jenuh (propilen dan butilene) dan beberapa fraksi C2
yang lebih ringan dan C5 yang lebih berat. Senyawa yang terdapat dalam LPG
adalah propan (C3H8), Propilen (C3H6), normal dan iso-butan (C4H10) dan butilen
(C4H8). LPG merupakan campuran dari hidrokarbon tersebut yang berbentuk gas
pada tekanan atmosfir, namun dapat diembunkan menjadi bentuk cair pada suhu
normal, dengan tekanan yang cukup besar. Walaupun digunakan sebagai gas,
namun untuk kenyamanan dan kemudahannya, disimpan dan ditransport dalam
bentuk cair dengan tekanan tertentu. LPG cair, jika menguap membentuk gas
dengan volum sekitar 250 kali.
Gas alam merupakan bahan bakar dengan nilai kalor tinggi yang tidak
memerlukan fasilitas penyimpanan. Gas ini bercampur dengan udara dan tidak
menghasilkan asap atau jelaga. Gas ini tidak juga mengandung sulfur, lebih ringan
dari udara dan menyebar ke udara dengan mudahnya jika terjadi kebocoran. Metan
merupakan kandungan utama gas alam yang mencapai jumlah sekitar 95% dari
volum total. Komponen lainnya adalah: Etan, Propan, Pentan, Nitrogen, Karbon
Dioksida, dan gasgas lainnya dalam jumlah kecil. Sulfur dalam jumlah yang sangat
sedikit juga ada. Karena metan merupakan komponen terbesar dari gas alam,
biasanya sifat metan digunakan untuk membandingkan sifat-sifat gas alam terhadap
bahan bakar lainnya.
Karekterisasi Bahan Bakar Gas.
Komposisi Bahan Bakar Gas
Campuran organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama dari
gas yang harus dipisahkan . Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang signifikan
dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid gas (gas asam)". Gas alam yang
telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan tidak berbau. Akan tetapi, sebelum
gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir, biasanya gas tersebut diberi bau dengan
menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah
diproses itu sendiri sebenarnya tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat
menyebabkan tercekiknya pernapasan karena ia dapat mengurangi kandungan oksigen di
udara pada level yang dapat membahayakan.
Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan
menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung mudah tersebar
di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup, seperti dalam rumah, konsentrasi
gas dapat mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang jika tersulut api, dapat
menyebabkan ledakan yang dapat menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang
berbahaya di udara adalah antara 6% hingga 15%.
Perbedaaan jenis bahan baku sangat mempengaruhi besarnya nilai kerapatan yang
dihasilkan. Bahan baku yang mempunyai kerapatan tinggi akan menghasilkan briket arang
dengan kerapatan tinggi, sedangkan bahan baku yang mempunyai kerapatan rendah akan
menghasilkan beriket arang dengan kerapatan yang rendah, sesuai dengan hasil penelitian
Sudrajat (1984) yang menyatakan bahwa kayu yang mempunyai berat jenis tinggi akan
menghasilkan arang dengan kerapatan yang tinggi, sedangkan kayu yang kerapatan rendah
akan menghasilkan arang dengan kerapatan yang rendah pula. Kerapatan briket arang yang
dihasilkan pada penelitian Djeni Hendra (2007) berkisar antara 0,32 – 0,71 g/cm3 .
Hasil ini sebagian telah memenuhi persyaratan kualitas briket arang Indonesia (0,4407
g/cm3 ), tetapi belum memenuhi persyaratan kualitas briket arang jepang (1 - 2 g/cm3 ),
Inggris (0,84 g/cm3 ), dan Amerika sebesar 1 g/cm3 . Kerapatan bahan bakar sangatlah
mempengaruhi cepat atau tidaknya api dapat menjalar melalui bahan bakar tersebut. Kerpatan
bahan bakar berhubungan dengan kepadatan bahan bakar, sifat-sifat fisik kayu, kerapatan
pori pada kayu, serta suplai oksigen pada bahan bakar. Apabila dikelompokkan, kerapatan
bahan bakar terbagi dalam dua jenis, yaitu: bahan bakar padat (seperti: kayu, cabang kayu,
pohon tumbang, dan kayu keras) dan bahan bakar halus (seperti: alang-alang, semak belukar,
daun, dan kayu lunak). Dalam hal kerapatan bahan bakar, semakin rapat bahan bakar yang
digunakan pada pecobaan atau pada kenyataan di lapangan, akan menyebabkan penjalaran
api yang terjadi semakin sulit untuk merambat pada bahan bakar tersebut.
Contoh Nilai Kalor secara Teoritis, Nilai kalor LPG adalah jumlah panas atau kalori yang
dihasilkan dari suatu pembakaran bahan bakar LPG tersebut. Komposisi LPG terdiri antara propana
(C3H8) dan butana (C4H10) akan tetapi komposisi lebih didominasi oleh propana. Nilai kalor LPG
secara teoritis memiliki reaksi pembakaran (stoikiometris). C3H8 + ath . (O2 + 3,76 . N2) → x . CO2 +
y . H2O + z . N2 Dengan nilai mol antara reaktan dan produk sebagai berikut : C : 3 = x dengan x = 3 H
: 8 = 2. y dengan y = 4 O : 2. ath = 2.x + y = 2(3) + 4 = 10 dengan ath = 5 H2 : 3,76 . ath = z → Z = 3,76 .
5 dengan z = 18.8 Sehingga jika disetarakan menjadi seperti pada persamaan sebagai berikut : C3H8
+ 5 . (O2 + 3,76 . N2) → 3 . CO2 + 4 . H2O + 18,8 . N2 Untuk 1 kmol C3H8 diketahui sebagai berikut :
Nudara = 5 . 4,76 = 23,8 kmol udara NCO₂ = 3 kmol CO2 NH₂O = 4 kmol H2O NN₂ = 18,8 kmol N2
Selanjutnya untuk mengetahui nilai entalpi pembentukan (hf o ) dari komposisi LPG menggunakan
Tabel A-26 : C3H8 (g) = -103.850 kJ/kmol O2 = 0 N2 = 0 CO2 = -393.520 kJ/kmol H2O (g) = -241.820
kJ/kmol H2O (l) = -285.830 kJ/kmol Sehingga dapat dihitung nilai entalpi reaksi (HR) dari LPG : HR =
NC₃H₈ . hf°C₃H₈ + NO₂ . hf°O₂ + NN₂ . hf°N₂ HR = 1 . (-103.850) + 5 . (0) + 5 . 3,76 . (0) HR = -103.850 kJ
Nilai entalpi produk pada produk H2O dalam fasa gas (HPgas) dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut : HP,gas = NCO₂ . hf°CO₂ + NH₂O (g) . hf°H₂O (g) + NN₂ . hf°N₂ HP,gas = 3 . (-393.520) +
4 . (-241.820) + 18,8 . (0) = -2.147.840 kJ Nilai entalpi produk pada produk H2O dalam fasa cair (HP
liquid) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : HP,liquid = NCO₂ . hf°CO₂ + NH₂O (l) .
hf°H₂O (l) + NN₂ . hf°N₂ HP,liquid = 3 . (-393.520) + 4 . (-285.830) + 18,8 . (0) = -2.323.880 kJ Dari hasil
perhitungan nilai entalpi diatas dapat diketahui nilai kalor C3H8 sebagai berikut : LHV = HP,gas - HR =
-2.147.840 – (-103.850) = 2.043.990 kJ/kmol C3H8 HHV = HP,liquid - HR = -2.323.880 – (-103.850) =
2.220.030 kJ/kmol C3H8 Untuk menghitung nilai LHV dan HHV dalam satuan kJ/kg, maka nilai kalor
harus dibagi dengan massa molar (Mr) C3H8. Massa molar dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut : MrC₃H₈ = 3 . (13) + 8 . (1) = 44 kg/kmol Maka nilai dari LHV dan HHV adalah : LHV =
2.043.990 / 44 = 46.454,31 kJ/kg HHV = 2.220.030 / 44 = 50.455,22 kJ/kg.