Anda di halaman 1dari 8

Teknologi Bahan Bakar

“Materi Bahan Bakar GAS”

DISUSUN OLEH :
Nama Kelompok : 1.
2.Muhammad Syachrul
(451804404)
3. Maryani Basri (4518044034)

Jurusan : Teknik Kimia

Dosen Pengampuh : Al Gazali,ST.,MT

FAKULTAS TEKNIK – PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS BOSOWA
2021
BAHAN BAKAR GAS
Bahan bakar gas adalah semua jenis bahan bakar yang berbentuk gas, biasanya bahan
bakar gas ini termasuk golongan bahan bakar fosil. Catatan pertama mengenai pemakaian gas
yang dapat dibakar adalah pada tahun 900 SM di Tiongkok, di mana gas bumi disalurkan
melalui pipa bambu dan digunakan untuk penerangan. Penggunaan modern pertama kalinya,
tercatat dengan mulai diproduksinya gas batubara pada tahun 1665 di Inggris, sedangkan
penggunaan untuk penerangannya dimulai pada tahun 1792. Tidak lama kemudian, terbentuk
perusahaan gas untuk membuat dan memperdagangkannya. Penemuan gas biru pada
tahun 1780 dan gas produser merupakan langkah penting dalam perkembangan industri baru
ini.

 Jenis-Jenis Bahan Bakar Gas.


- Gas Bumi.
Gas bumi atau gas alam bukan saja merupakan gas bakar yang paling penting, tetapi
juga merupakan bahan baku utama untuk berbagai sintesis kimia. Produk dari gas
bumi yang terutama misalnya berbagai hidrokarbon dan LPG. Dengan semakin
naiknya nilai minyak bumi, maka proses pemulihan hasil gas makin ditingkatkan.
- Gas Tanur Kokas
Gas tanur kokas dihasilkan dari hasil sampingan proses distilasi batubara. Biasanya
gas jenis ini banyak digunakan dalan industri baja.
- Gas Produser
Gas produser dihasilkan dengan cara melewatkan udara ke bahan karbon,
misalnya batubara, dan dihasilkan karbon monoksida. Reaksinya eksotermis, dan
dapat dituliskan sebagai berikut:
2C + O2 → 2CO
Nitrogen dalan udara tidak bereaksi dan larut dalam gas hasil, sehingga
mengakibatkan nilai kalori gas menjadi rendah. Gas jenis ini biasa digunakan untuk
tenaga turbin gas yang memang tidak memerlukan bahan bakar dengan nilai kalori
tinggi, tetapi sebelumnya tar dari gas harus diambil terlebih dahulu.
Gas jenis ini cukup berguna, namun harus diperhatikan bahwa kandungan karbon
monoksidanya dapat menimbulkan keracunan.
- Gas Air (Gas Biru).
Gas air kadang-kadang disebut juga dengan gas biru karena jika gas ini dibakar ia
akan memberikan nyala yang berwarna biru. Gas ini dihasilkan dari reaksi antara uap
air dengan batubara atau kokas pijar pada suhu di atas 1000 °C. Reaksi yang terjadi
adalah:
C + H2O → CO + H2
C + 2H2O → CO2 + 2H2
Nilai kalori dari gas ini masih rendah, dan biasanya untuk meningkatkannya
ditambahkan minyak yang diatomisasikan ke dalam gas air panas. Hasilnya adalah
berupa gas air berkarburasi dan mempunyai nilai kalor yang lebih tinggi.

Bahan bakar bentuk gas yang biasa digunakan adalah gas petroleum cair
(LPG), gas alam, gas hasil produksi, gas blast furnace, gas dari pembuatan kokas,
dll. Nilai panas bahan bakar gas dinyatakan dalam Kilokalori per normal meter kubik
(kKal/Nm3) ditentukan pada suhu normal (20 0C) dan tekanan normal (760 mm Hg).
LPG  terdiri  dari  campuran  utama  propan  dan  Butan  dengan  sedikit 
persentase hidrokarbon tidak jenuh (propilen dan butilene) dan beberapa fraksi C2
yang lebih ringan dan C5 yang lebih berat. Senyawa yang terdapat dalam LPG
adalah propan (C3H8), Propilen (C3H6), normal dan iso-butan (C4H10) dan butilen
(C4H8).  LPG merupakan campuran dari hidrokarbon tersebut yang berbentuk gas
pada tekanan atmosfir, namun dapat diembunkan menjadi bentuk cair pada suhu
normal, dengan tekanan yang cukup besar. Walaupun digunakan sebagai gas,
namun untuk kenyamanan dan kemudahannya, disimpan dan ditransport dalam
bentuk cair dengan tekanan tertentu. LPG cair, jika menguap membentuk gas
dengan volum sekitar 250 kali.
Gas  alam  merupakan  bahan  bakar dengan  nilai  kalor  tinggi  yang tidak 
memerlukan fasilitas penyimpanan. Gas ini bercampur dengan udara dan tidak
menghasilkan asap atau jelaga. Gas ini tidak juga mengandung sulfur, lebih ringan
dari udara dan menyebar ke udara dengan mudahnya jika terjadi kebocoran. Metan
merupakan kandungan utama gas alam yang mencapai jumlah sekitar 95% dari
volum total. Komponen lainnya adalah: Etan, Propan, Pentan, Nitrogen, Karbon
Dioksida, dan gasgas lainnya dalam jumlah kecil. Sulfur dalam jumlah yang sangat
sedikit juga ada. Karena metan merupakan komponen terbesar dari gas alam,
biasanya sifat metan digunakan untuk membandingkan sifat-sifat gas alam terhadap
bahan bakar lainnya.
 Karekterisasi Bahan Bakar Gas.
 Komposisi Bahan Bakar Gas

Gas alam sering juga disebut sebagai gas Bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar


fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat ditemukan di ladang
minyak, ladang gas Bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana
diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari
fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat
pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan.

Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang


merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung
molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8)
dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga
merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.

Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global ketika


terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber energi yang
berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi karbon
dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana yang terlepas ke udara relatif hanya
berlangsung sesaat. Sumber metana yang berasal dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari
rayap, ternak (mamalia) dan pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100
juta ton per tahun secara berturut-turut).
Nitrogen,helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air dapat juga
terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah kecil.
Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.

Campuran organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama dari
gas yang harus dipisahkan . Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang signifikan
dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid gas (gas asam)". Gas alam yang
telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan tidak berbau. Akan tetapi, sebelum
gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir, biasanya gas tersebut diberi bau dengan
menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah
diproses itu sendiri sebenarnya tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat
menyebabkan tercekiknya pernapasan karena ia dapat mengurangi kandungan oksigen di
udara pada level yang dapat membahayakan.

Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan
menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung mudah tersebar
di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup, seperti dalam rumah, konsentrasi
gas dapat mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang jika tersulut api, dapat
menyebabkan ledakan yang dapat menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang
berbahaya di udara adalah antara 6% hingga 15%.

Ledakan untuk gas alam terkompresi di kendaraan, umumnya tidak mengkhawatirkan


karena sifatnya yang lebih ringan, dan konsentrasi yang di luar rentang 6 - 15% yang dapat
menimbulkan ledakan.

Komposisi gas alam secara umum:


 Kerapatan Bahan Bakar Gas

Simbol yang digunakan untuk merepresentasikan densitas dalam persamaan


adalah ρ (rho) dengan satuan SI kilogram per meter kubik. Istilah ini adalah balikan
perkalian  dari volume spesifik.

Massa gas biasanya dikarakterisasi melalui densitasnya, karena molekul-molekul gas


dapat bergerak bebas di dalam wadah. Densitas adalah jumlah massa per satuan volume suatu
zat, atau kebalikan dari volume spesifik. Untuk gas, densitasnya bisa bervariasi dalam
rentang yang luas karena partikelnya bebas bergerak mendekat saat terkendala oleh tekanan
atau volume. Variasi densitas ini disebut sebagai kompresibilitas. Seperti tekanan dan suhu,
densitas adalah variabel keadaan gas dan perubahan densitas selama proses apapun diatur
oleh hukum termodinamika. Untuk gas statis, densitasnya sama di seluruh wadah. Oleh
karena itu, densitas merupakan kuantitas skalar. Hal ini dapat ditunjukkan oleh teori
kinetika bahwa densitas berbanding terbalik dengan ukuran wadah di mana ada keterbatasan
massa gas tetap. Dalam kasus massa tetap ini, densitasnya berkurang saat volume meningkat.

Perbedaaan jenis bahan baku sangat mempengaruhi besarnya nilai kerapatan yang
dihasilkan. Bahan baku yang mempunyai kerapatan tinggi akan menghasilkan briket arang
dengan kerapatan tinggi, sedangkan bahan baku yang mempunyai kerapatan rendah akan
menghasilkan beriket arang dengan kerapatan yang rendah, sesuai dengan hasil penelitian
Sudrajat (1984) yang menyatakan bahwa kayu yang mempunyai berat jenis tinggi akan
menghasilkan arang dengan kerapatan yang tinggi, sedangkan kayu yang kerapatan rendah
akan menghasilkan arang dengan kerapatan yang rendah pula. Kerapatan briket arang yang
dihasilkan pada penelitian Djeni Hendra (2007) berkisar antara 0,32 – 0,71 g/cm3 .

Hasil ini sebagian telah memenuhi persyaratan kualitas briket arang Indonesia (0,4407
g/cm3 ), tetapi belum memenuhi persyaratan kualitas briket arang jepang (1 - 2 g/cm3 ),
Inggris (0,84 g/cm3 ), dan Amerika sebesar 1 g/cm3 . Kerapatan bahan bakar sangatlah
mempengaruhi cepat atau tidaknya api dapat menjalar melalui bahan bakar tersebut. Kerpatan
bahan bakar berhubungan dengan kepadatan bahan bakar, sifat-sifat fisik kayu, kerapatan
pori pada kayu, serta suplai oksigen pada bahan bakar. Apabila dikelompokkan, kerapatan
bahan bakar terbagi dalam dua jenis, yaitu: bahan bakar padat (seperti: kayu, cabang kayu,
pohon tumbang, dan kayu keras) dan bahan bakar halus (seperti: alang-alang, semak belukar,
daun, dan kayu lunak). Dalam hal kerapatan bahan bakar, semakin rapat bahan bakar yang
digunakan pada pecobaan atau pada kenyataan di lapangan, akan menyebabkan penjalaran
api yang terjadi semakin sulit untuk merambat pada bahan bakar tersebut.

 Kerapatan Bahan Bakar Gas

Contoh Nilai Kalor secara Teoritis, Nilai kalor LPG adalah jumlah panas atau kalori yang
dihasilkan dari suatu pembakaran bahan bakar LPG tersebut. Komposisi LPG terdiri antara propana
(C3H8) dan butana (C4H10) akan tetapi komposisi lebih didominasi oleh propana. Nilai kalor LPG
secara teoritis memiliki reaksi pembakaran (stoikiometris). C3H8 + ath . (O2 + 3,76 . N2) → x . CO2 +
y . H2O + z . N2 Dengan nilai mol antara reaktan dan produk sebagai berikut : C : 3 = x dengan x = 3 H
: 8 = 2. y dengan y = 4 O : 2. ath = 2.x + y = 2(3) + 4 = 10 dengan ath = 5 H2 : 3,76 . ath = z → Z = 3,76 .
5 dengan z = 18.8 Sehingga jika disetarakan menjadi seperti pada persamaan sebagai berikut : C3H8
+ 5 . (O2 + 3,76 . N2) → 3 . CO2 + 4 . H2O + 18,8 . N2 Untuk 1 kmol C3H8 diketahui sebagai berikut :
Nudara = 5 . 4,76 = 23,8 kmol udara NCO₂ = 3 kmol CO2 NH₂O = 4 kmol H2O NN₂ = 18,8 kmol N2
Selanjutnya untuk mengetahui nilai entalpi pembentukan (hf o ) dari komposisi LPG menggunakan
Tabel A-26 : C3H8 (g) = -103.850 kJ/kmol O2 = 0 N2 = 0 CO2 = -393.520 kJ/kmol H2O (g) = -241.820
kJ/kmol H2O (l) = -285.830 kJ/kmol Sehingga dapat dihitung nilai entalpi reaksi (HR) dari LPG : HR =
NC₃H₈ . hf°C₃H₈ + NO₂ . hf°O₂ + NN₂ . hf°N₂ HR = 1 . (-103.850) + 5 . (0) + 5 . 3,76 . (0) HR = -103.850 kJ
Nilai entalpi produk pada produk H2O dalam fasa gas (HPgas) dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut : HP,gas = NCO₂ . hf°CO₂ + NH₂O (g) . hf°H₂O (g) + NN₂ . hf°N₂ HP,gas = 3 . (-393.520) +
4 . (-241.820) + 18,8 . (0) = -2.147.840 kJ Nilai entalpi produk pada produk H2O dalam fasa cair (HP
liquid) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : HP,liquid = NCO₂ . hf°CO₂ + NH₂O (l) .
hf°H₂O (l) + NN₂ . hf°N₂ HP,liquid = 3 . (-393.520) + 4 . (-285.830) + 18,8 . (0) = -2.323.880 kJ Dari hasil
perhitungan nilai entalpi diatas dapat diketahui nilai kalor C3H8 sebagai berikut : LHV = HP,gas - HR =
-2.147.840 – (-103.850) = 2.043.990 kJ/kmol C3H8 HHV = HP,liquid - HR = -2.323.880 – (-103.850) =
2.220.030 kJ/kmol C3H8 Untuk menghitung nilai LHV dan HHV dalam satuan kJ/kg, maka nilai kalor
harus dibagi dengan massa molar (Mr) C3H8. Massa molar dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut : MrC₃H₈ = 3 . (13) + 8 . (1) = 44 kg/kmol Maka nilai dari LHV dan HHV adalah : LHV =
2.043.990 / 44 = 46.454,31 kJ/kg HHV = 2.220.030 / 44 = 50.455,22 kJ/kg.

Anda mungkin juga menyukai