Anda di halaman 1dari 2

Analisis UU Nomor 5 Tahun 1999

Pasal 34
(Point 1-4) Tidak menggunakan pendekatan Perse maupun Rule Of Reason, karena di pasal dan
point tidak terdapat kata dilarang, patut diduga, dapat mengakibatkan rusaknya persaingan, dan
memerlukan analisis terlebih dahulu.
Pasal 35
(Point 1,2,3,5) Menggunakan Rule Of Reason, karena di pasal dan point tersebut memerlukan
analisis terlebih dahulu untuk mengevaluasi apakah suatu perjanjian/perbuatan itu
mengakibatkan rusaknya persaingan, dan terdapat kata patut diduga dan dapat mengakibatkan.
(Point 4,6,7) Tidak menggunakan pendekatan Perse maupun Rule Of Reason, karena di pasal
dan point tidak terdapat kata dilarang, patut diduga, dapat mengakibatkan rusaknya persaingan,
dan memerlukan analisis terlebih dahulu.
Pasal 36
(Point 1-8) ) Menggunakan Rule Of Reason, karena di pasal dan point tersebut memerlukan
analisis terlebih dahulu untuk mengevaluasi apakah suatu perjanjian/perbuatan itu
mengakibatkan rusaknya persaingan, dan terdapat kata patut diduga dan dapat mengakibatkan.
Pasal 37
Tidak menggunakan pendekatan Perse maupun Rule Of Reason, karena di pasal dan point tidak
terdapat kata dilarang, patut diduga, dapat mengakibatkan rusaknya persaingan, dan memerlukan
analisis terlebih dahulu.
Pasal 38
(Point 1) Menggunakan Rule Of Reason, karena di pasal dan point tersebut memerlukan analisis
terlebih dahulu untuk mengevaluasi apakah suatu perjanjian/perbuatan itu mengakibatkan
rusaknya persaingan, dan terdapat kata patut diduga dan dapat mengakibatkan.
(Point 2-4) Tidak menggunakan pendekatan Perse maupun Rule Of Reason, karena di pasal dan
point tidak terdapat kata dilarang, patut diduga, dapat mengakibatkan rusaknya persaingan, dan
memerlukan analisis terlebih dahulu.
Pasal 39
(Point 1-5) Tidak menggunakan pendekatan Perse maupun Rule Of Reason, karena di pasal dan
point tidak terdapat kata dilarang, patut diduga, dapat mengakibatkan rusaknya persaingan, dan
memerlukan analisis terlebih dahulu.
Pasal 40
(Point 1) Menggunakan Rule Of Reason, karena di pasal dan point tersebut memerlukan analisis
terlebih dahulu untuk mengevaluasi apakah suatu perjanjian/perbuatan itu mengakibatkan
rusaknya persaingan, dan terdapat kata patut diduga dan dapat mengakibatkan.
(Point 2) Tidak menggunakan pendekatan Perse maupun Rule Of Reason, karena di pasal dan
point tidak terdapat kata dilarang, patut diduga, dapat mengakibatkan rusaknya persaingan, dan
memerlukan analisis terlebih dahulu.
Pasal 41
(Point 1-3) Tidak menggunakan pendekatan Perse maupun Rule Of Reason, karena di pasal dan
point tidak terdapat kata dilarang, patut diduga, dapat mengakibatkan rusaknya persaingan, dan
memerlukan analisis terlebih dahulu.
Pasal 42
(Point 1-5) Tidak menggunakan pendekatan Perse maupun Rule Of Reason, karena di pasal dan
point tidak terdapat kata dilarang, patut diduga, dapat mengakibatkan rusaknya persaingan, dan
memerlukan analisis terlebih dahulu.
Pasal 43
(Point 1-4) Tidak menggunakan pendekatan Perse maupun Rule Of Reason, karena di pasal dan
point tidak terdapat kata dilarang, patut diduga, dapat mengakibatkan rusaknya persaingan, dan
memerlukan analisis terlebih dahulu.
Pasal 44
(Point 1-5) Tidak menggunakan pendekatan Perse maupun Rule Of Reason, karena di pasal dan
point tidak terdapat kata dilarang, patut diduga, dapat mengakibatkan rusaknya persaingan, dan
memerlukan analisis terlebih dahulu.
Pasal 45
(Point 1-4) Tidak menggunakan pendekatan Perse maupun Rule Of Reason, karena di pasal dan
point tidak terdapat kata dilarang, patut diduga, dapat mengakibatkan rusaknya persaingan, dan
memerlukan analisis terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai