Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Arfan Ibrahim

Nim : 02011181520055
Fakultas : Hukum
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia(A)

Peran Keluarga mencegah Seks Bebas Terhadap Anak

Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti
“anggota” dan “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang
masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti (”nuclear family”) terdiri dari ayah, ibu,
dan anak-anak. Keluarga memiliki fungsi yaitu sebagai sarana pendidikan, sosialisasi anak,
perlindungan, memberikan kasih sayang, dll. Dalam sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,
dan anak memiliki fungsinya masing-masing. Peran dari seorang Ayah yaitu ayah sebagai suami
dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi
rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
Sedangkan peran seorang Ibu ialah sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya. Dan peran seorang Anak ialah anak-anak melaksanakan peranan
psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Di zaman modern ini banyak sekali terjadinya seks bebas di kalangan anak-anak
terutama di Indonesia. Khususnya anak-anak yang masih remaja atau masih sekolah karena
mereka masih rentan akan hal-hal yang berbau seks. Dari data yang dilakukan oleh Komite
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Kementrian Kesehatan, (Kemenkes) pada Oktober
2013. Grafik tersebut memaparkan bahwa sekitar 62,7% remaja di Indonesia telah melakukan
hubungan seks di luar nikah . 20% dari 94.270 perempuan yang mengalami hamil di luar nikah
juga berasal dari kelompok usia remaja dan 21% diantaranya pernah melakukan aborsi.Lalu
pada kasus terinfeksi HIV dalam rentang 3 bulan sebanyak 10.203 kasus, 30% penderitanya
berusia remaja. Fenomena ini sebenarnya merupakan lanjutan dari begitu banyak kemudahan
yang diterima anak-anak, bahkan yang berasal dari para orangtua mereka sendiri, untuk
mengakses konten-konten porno di medsos via gadget yang diperoleh pada usia terlalu dini
tanpa dibekali aturan yang tepat dalam penggunaannya.
Keluarga sangat penting dalam mengahadapi kasus ini. Keluarga bisa menjadi solusi agar
seks bebas tidak terjadi terhadap anak-anaknya. Solusinya yaitu dengan membatasi
penggunaan media elektronik seperti handphone, perkuat kehadiran Allah SWT dalam diri
anak, perkenalkan pada konsep harga diri yang baik, tanamkan kebiasaan mandiri dan
bertanggung jawab kepada anak.

Dalam kasus ini menurut saya orang tua sangatlah berperan penting dalam menjaga
anaknya atau dalam proses pertumbuhan anak tersebut. Penyebab seks bebas ini bisa dari
pergaulan anak tersebut dan juga kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anaknya.
Sebagai orang tua pasti tau apa yang terbaik buat anaknya.Jangan membiarkan hal buruk
terjadi kepada anak-anak karena hal ini bisa merugikan masa depan dari anak-anak tersebut.
Semua orangtua pasti berharap agar buah hati mereka bertumbuh menjadi manusia-manusia
baik yang bahagia dan pandai bersyukur sepanjang hayat. Maka dari itu sebagai orang tua harus
bisa menjaga dan mengawasi anak sebaik mungkin.

Anda mungkin juga menyukai