Disusun Oleh :
KELOMPOK V B
HALAMAN PENGESAHAN
Mahasiswa
KELOMPOK V B
Mengetahui
Pembimbing Akademik
(Fitri Dian Kurniati, S.Kep., Ns., M.Kep)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring penuaan, serat otot akan mengecil. Kekuatan otot
berkurang seiring berkurangnya masa otot mengakibatkan berkurangnya
aktivitas atau gerakan sehingga menurunkan kualitas hidupnya. Masa
tulang juga berkurang. Lansia yang berolahraga teratur tidak mengalami
kehilangan yang sama dengan lansia yang tidak aktif. Penurunan sistem
muskuloskeletal ini ditandai dengan adanya nyeri pada daerah persendian
salah satunya pada sendi lutut. Nyeri lutut merupakan suatu penyakit
regeneratif sendi dan salah satu tanda dan gejala dari osteoartritis. Salah
satu upaya untuk mengurangi nyeri lutut adalah dengan terapi non
farmakologis dengan senam lansia. Nyeri merupakan gejala yang paling
sering ditemukan pada gangguan muskuloskeletal. Kebanyakan pasien
dengan penyakit atau kondisi traumatik, baik yang terjadi pada otot,
tulang, dan sendi biasanya mengalami nyeri. Rasa nyeri berbeda dari satu
individu ke individu yang lain berdasarkan atas ambang nyeri dan toleransi
nyeri masing-masing pasien (Warsito, 2012 & Helmi, 2014).
Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan mengondisikan
tubuh, meningkatkan kesehatan, dan mempertahankan kebugaran, atau
dapat digunakan sebagai tindakan terapeutik. Program aktivitas fisik
terbaik meliputi kombinasi olahraga yang menghasilkan berbagai manfaat
fisiologis dan psikologis. Olahraga rentang gerak (Range of Motion) yang
disertakan dalam aktifitas harian dapat melibatkan satu atau seluruh sendi
tubuh. Latihan Range Of Motion (ROM) dapat digunakan sebagai terapi
non farmakologis dalam menurunkan nyeri lutut pada lansia yang
mengalami osteoartritis (Bell, 2014).
Pada analisis jurnal kali ini penulis menganalisi jurnal yang
berjudul “Pengaruh Range Of Motion Untuk Menurunkan Nyeri Sendi
Pada lansia Dengan Osteoartritis di Wilayah Puskesmas Godean I Sleman
Yogyakarta”.
B. Tujuan analisis jurnal
Adapun tujuan dari analisis jurnal ini adalah:
1. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan jurnal
2. Untuk mengaplikasikan di lahan praktik hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis
3. Untuk membantu mengurangi nyeri sendi pada lansia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Intrinsik
Ekstrinsik
Pemecahan Perubahan
kondrosit Komponen sendi
6. Pathway
Kolagen Perubahan
Progteogtikasi metabolisme sendi
Proses penyakit Jaringan sub
degeneratif kondrial
yang panjang
MK: Pengeluaran
Kerusakan enzim lisosom
Penatalaksanaan
lingkungan
Kerusakan
Kurang matrik kartilago
kemampuan
mengingat
Kesalahan Penebalan Perubahan
interpretasi tulang sendi fungsi sendi
Penyempitan Deformitas
MK: Kurang rongga sendi sendi
pengetahuan Kontraktur
PenurunanKeku MK: Kerusakan
atan mobilitas fisik
nyeri
Distensi Cairan
MK: Nyeri
akut
7. Komplikasi
Komplikasi yang umum adalah kekakuan sendi dan nyeri
tumpul yang dalam, terutama pada pagi hari. Pemakaian sendi
berulang-ulang cenderung menambah nyeri. Krepitus, suara berderak
akibat permukaan yang terpajan saling bergesekan, sering terdengar
pada kasus yang berat. Biasanya sendi agak bengkak, dan mungkin
terjadi efusi ringan (Winangun, 2019).
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Untuk OA tidak ada pemeriksaan laboratorium yang diagnostik,
tetapi pemeriksan laboratorium yang spesifik dapat membantu
mengetahui penyakit yang mendasari pada OA sekunder.
b. Dengan uji serologik dengan pendeteksian di dalam cairan
sinovium dan/ serum adanya makromolekul (mis,
glikosaminoglikan) yang dilepas oleh tulang rawan / tulang yang
mengalami degenerasi.
c. Sinar-X. Gambar sinar X pada engsel akan menunjukkan
perubahan yang terjadi pada tulang seperti pecahnya tulang rawan.
d. Tes darah. Tes darah akan membantu memberi informasi untuk
memeriksa rematik.
e. Analisa cairan engsel. Dokter akan mengambil contoh sampel
cairan pada engsel untuk kemudian diketahui apakah nyeri/ngilu
tersebut disebabkan oleh encok atau infeksi.
f. Artroskopi. Artroskopi adalah alat kecil berupa kamera yang
diletakkan dalan engsel tulang. Dokter akan mengamati
ketidaknormalan yang terjadi.
g. Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago
sendi sebagai penyempitan rongga sendi
9. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh
akumulasi cairan/proses inflamasi, distruksi sendi.
Hasil yang diharapkan/Kriteria evaluasi
1) Menunjukkan nyeri berkurang atau terkontrol
2) Terlihat rileks, dapat istirahat, tidur dan berpartisipasi dalam
aktivitas sesuai kemampuan.
3) Mengikuti program terapi.
4) Menggunakan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke
dalam program kontrol nyeri.
Intervensi:
1) Kaji keluhan nyeri; catat lokasi dan intensitas nyeri (skala 0 –
10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda
rasa nyeri non verbal
2) Beri matras/kasur keras, bantal kecil. Tinggikan tempat tidur
sesuai kebutuhan saat klien beristirahat/tidur.
3) Bantu klien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur
atau duduk di kursi. Tingkatan istirahat di tempat tidur sesuai
indikasi.
4) Pantau penggunaan bantal.
5) Dorong klien untuk sering mengubah posisi.
6) Bantu klien untuk mandi hangat pada waktu bangun tidur.
7) Bantu klien untuk mengompres hangat pada sendi-sendi yang
sakit beberapa kali sehari.
8) Pantau suhu kompres.
9) Berikan masase yang lembut.
10) Dorong penggunaan teknik manajemen stress misalnya
relaksasi progresif sentuhan terapeutik bio feedback,
visualisasi, pedoman imajinasi hipnotis diri dan pengendalian
nafas.
11) Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi
individu.
12) Beri obat sebelum aktivitas/latihan yang direncanakan sesuai
petunjuk.
13) Bantu klien dengan terapi fisik.
b. Kerusakan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Deformitas
skeletal, Nyeri, ketidaknyamanan, Penurunan kekuatan otot.
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi
1) Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak
hadirnya/pembatasan kontraktor
2) Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi
dari kompensasi bagian tubuh
3) Mendemonstrasikan teknik/perilaku yang memungkinkan
melakukan aktivitas.
Intervensi:
1) Pantau tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi
2) Pertahankan tirah baring/duduk jika diperlukan
3) Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang
terus-menerus dan tidur malam hari tidak terganggu.
4) Bantu klien dengan rentang gerak aktif/pasif dan latihan
resistif dan isometric jika memungkinkan
5) Dorong untuk mempertahankan posisi tegak dan duduk tinggi,
berdiri, dan berjalan.
6) Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan
kursi/kloset, menggunakan pegangan tinggi dan bak dan toilet,
penggunaan alat bantu mobilitas/kursi roda penyelamat
7) Kolaborasi ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis vasional.
c. Gangguan Citra Tubuh/Perubahan Penampilan Peran berhubungan
dengan Perubahan kemampuan melakukan tugas-tugas umum,
Peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi:
1) Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam
kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya
hidup dan kemungkinan keterbatasan.
2) Menyusun tujuan atau rencana realistis untuk masa mendatang.
Intervensi:
1) Dorong klien mengungkapkan mengenai masalah tentang
proses penyakit, harapan masa depan.
2) Diskusikan dari arti kehilangan/perubahan pada seseorang.
Memastikan bagaimana pandangan pribadi klien dalam
memfungsikan gaya hidup sehari-hari termasuk aspek-aspek
seksual
3) Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan,
ketergantungan
4) Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau
terlalu memperhatikan tubuh/perubahan.
5) Susun batasan pada perilaku maladaptif, bantu klien untuk
mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu
koping.
6) Bantu kebutuhan perawatan yang diperlukan klien.
7) Ikut sertakan klien dalam merencanakan dan membuat jadwal
aktivitas.
BAB III
1. Validity
2. Importance
3. Applicability
KESIMPULAN
Lestari, N. F.A. 2019. Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Klien Ny. M dan Tn.K
dengan Depresi yang Mengalami Masalah Keperawatan Ketidakefektifan
Koping di UPT Pelayananan Sosial Tresna Werdha Jember Tahun 2019.
Laporan Tugas Akhir. Jember: Universitas Jember
Taufandas, M., Rosa, E. M., & Afandi, M. 2018. Pengaruh Range Of Motion
Untuk Menurunkan Nyeri Sendi Pada lansia Dengan Osteoartritis di
Wilayah Puskesmas Godean I Sleman Yogyakarta. Jurnal Care Vol .6,
No.1,Tahun 2018. Diunduh pada 20 Maret 2021 <jurnal.unitri.ac.id>