Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Stase Keperawatan Jiwa

Disusun oleh:
Niluh Miftahul Janah 24.20.1466
Mega Muslima 24.20.1467
Rachmad Jaka Pangestu 24.20.1468
Nurhafni 24.20.1469
Maria Giovani Sa Longa 24.20.1470

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANSURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2021
PROPOSAL
RENCANA PELAKSANAAN TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK):
DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. PELAKSANAAN
Topik : Defisit Perawatan Diri
Sasaran : Pasien dengan Defisit Perawatan Diri
Hari/Tanggal : Jum’at , 28 Mei 2021
Jam : 09.00s/d selesai
Tempat : RSJ Grashia
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum : Klien mampu memahami tentang cara mencuci tangan yang
benar
2. Tujuan khusus :
a. Klien mampu menyebutkan manfaat cuci tangan
b. Klien mampu menyebutkan alat dan bahan cuci tangan
c. Klien mampu mempraktekkan 7 langkah cara memcuci tangan dengan benar
d. Klien mampu menyebutkan 5 moment untuk mencuci tangan
C. TINJAUAN TEORI
1. Definisi TAK
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang bertujuan
mengubah perilaku pasien dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Cara ini
cukup efektif karena di dalam kelompok akan terjadi interaksi satu dengan yang
lain, saling memengaruhi,saling bergantung, dan terjalin satu persetujuan norma
yang diakui bersama, sehingga terbentuk suatu sistem sosial yang khas yang di
dalamnya terdapat interaksi, interelasi, dan interdependensi. Terapi aktivitas
kelompok (TAK) bertujuan memberikan fungsi terapi bagi anggotanya, yang
setiap anggota berkesempatan untuk menerima dan memberikan umpan balik
terhadap anggota yang lain, mencoba cara baru untuk meningkatkan respons
sosial, serta harga diri. Keuntungan lain yang diperoleh anggota kelompok yaitu
adanya dukungan pendidikan, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah,
dan meningkatkan hubungan interpersonal (AH Yusuf, dkk. 2015).
2. Definisi Defisit Perawatan Diri
Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya dan
kesejahteraannya sesuai dengan kondisi kesehatannya . Klien dinyatakan
terganggu perawatan dirinya ikatidak dapat melakukan perawatan dirinya
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalai kelainan
dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan
sehari – hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur,
tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan
tidak rapi.
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam : kebersihan dir,
makan, berpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang air besar atau kecil sendiri
(toileting).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada pasien
gangguan jiwa. Pasien gangguan iwa kronis sering mengalami ketidakpedulian
merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan
pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat.

3. Rentang Respon Neurobiologi

Adaptif Maladaptif

Pola Kadang Tidak


perawatan perawatan melakukan
diri diri kadang perawatan
seimbang tidak diri

Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor
danmampu untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang
dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan
stresor kadang – kadang klien tidak memperhatikan perawatan
dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak
peduli dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.
4. Klasifikasi
Menurut Nanda-I (2012), jenis perawatan diri terdiri dari :
a. Defisit perawatan diri: Mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
b. Defisit perawatan diri: Berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berias untuk diri sendiri.
c. Defisit perawatan diri: Makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
sendiri.
d. Defisit perawatan diri: Eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikanaktivitas
eliminasi sendiri.
D. KLIEN
1. Karakteristik
a. Klien yang tidak mengalami gangguan fisik.
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang
c. Klien yang mudah mendengarkan dan dapat mempraktekkannya.
d. Klien dapat diajak kerjasama (kooperatif).
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK
e. Menjelaskan tujuan TAK pada klien
f. Menjelaskan tempat dan waktu kegiatan
g. Membuat perjanjian mengikuti peraturan dalam terapi aktivitas kelompok
h. Menjelaskan akan bergabung dengan klien lain dalam kelompok
i. Klien terdiri dari 5 orang
1. Ny
2. Ny
3. Ny
4. Ny
5. Ny
E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu : 09.00 s/d selesai
2. Tim Terapis :
a. Leader : Niluh Miftahul Janah
Tugas:
1) Analisa dan mengobservasi pola- pola komunikasi kelompok
2) Tetapkan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan di mulai
3) Menjelaskan prosedur terapi aktivitas kelompok
4) Motivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
5) Mampu memimpin kegiatan dengan tertib
b. Co Leader : Mega Muslima
Tugas
1) Sampaikan informasi atau pesan dari fasilitator ke leader
2) Ingatkan leader jika kegiatan menyimpang
c. Fasilitator 1 dan 2 : Nurhafni dan Jaka
Tugas :
1) Ikut serta dalam kelompok sebagai anggota
2) Fasilitasi klien yang kurang aktif
3) Menjadi model bagi klien selama kegiatan
4) Atur alur permainan
d. Observer : Maria
Tugas
1) Observasi jalannya kegiatan ( jumlah peserta, peserta yang keluar dan
tidak kembali, ketepatan waktu, keaktifan peserta, kondisi lingkungan
sekitar
2) Catat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan
3) Berikan motivasi dan pijian pada situasi yang tepat
4) Menyimpulkan jalannya kegiatan TAK
e. Setting Tempat

Keterangan :

: Leader

: Co Leader

: Fasilitator

: Observer

: Klien

3. Setting tempat : RSJ Grashia


4. Metode dan media
a. Metode : Diskusi dan Bercerita
b. Media : HP, Bola
F. PROSES PELAKSANAAN
1. Pra Interaksi
a. Memilih klien dengan masalah defisit perawatan diri
b. Membuat kontrak waktu dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (memakai papan nama)
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaliasi/validasi :
1) Menanyakan perasaan klien pada hari ini
2) Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Penjelasan tujuan dan aturan main :
1) Tujuan kegiatan, agar kita dapat menjaga kebersihan dengan cara
mencuci tangan.
2) Menjelaskan aturan main
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada terapis
b) Lama kegiatan 30 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
d. Kontrak
Topik : Mencuci tangan
Waktu : Jum’at, 28 Mei 2021
Tempat : RSJ Grashia
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu tentang 7 langkah
mencuci tangan yang benar dan perawat akan memperagakannya, untuk itu
diharapkan semua memperhatikan.
b. Setelah itu, nanti saat musik dihidupkan perawat akan memberikan bola yang
akan diputar searah jarum jam. Lalu jika musik berhenti dan bola pun berhenti
pada salah satu diantara klien. Klien yang memengang bola berdiri dan
menyebutkan nama, lalu mempraktekkan 7 langkah mencuci tangan dan 5
moment mencuci tangan.
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
4. Terminasi
a. Evaluasi subyektif dan objektif
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Menganjurkan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif
b. Rencana Tindakan Lanjut (RTL) apa yang akan dilakukan setelah TAK
1) Terapis berharap semua bisa menerapkan cara mencuci tangan 7 langkah
ini sesuai dengan 5 moment yang diharuskan mencuci tangan
c. Kontrak yang akan datang :
Topik : Evaluasi cuci tangan
Waktu : Sabtu, 29 Mei 2021
Tempat : RSJ Grashia
G. EVALUASI DAN DOKUMENTASI
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
Defisit perawatan diri sesi 6, kemampuan yang diharapkan adalah mampu
menyebutkan manfaat, alat dan bahan, mempraktekkan cara cuci tangan 7 langkah
dan menyebutkan 5 moment cuci tangan.
Formulir evaluasi sebagai berikut:

DEFISIT PERAWATAN DIRI


Kemampuan Personal/cara mencuci tangan
Menyebutkan Menyebutkan Mempraktekk Menyebutkan 5
Nama
No manfaat cuci alat dan bahan an cara cuci moment cuci
Klien
tangan cuci tangan tangan tangan
1.

2.

3.

4.

5.

Petunjuk :
 Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
 Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan dalam menyebutkan manfaat cuci
tangan, menyebutkan alat dan bahan cuci tangan, mempraktekkan 7 langkah cuci
tangan dan menyebutkan 5 moment cuci tangan.. Beri tanda √ jika klien mampu
dan berikan tanda X jika klien tidak mampu.
DAFTAR PUSTAKA

Anam Priyatno. 2014. 7 langkah Cara Mencuci Tangan Yang Benar Menurut WHO.
http://www.sditmadani.sch.id/2014/01/7-langkah-cara-Mencuci-tangan-
yang.html.
Arifiyanto. 2008. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
http://creasoft.Wordpress.com/2008/07/29/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-
phbs/.
Arikunto, S. (2002),. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bossemeyer, D, Mcintosh, N, Tierjen, L. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi. Jakarta:
Tridasa Printer.
Depkes RI. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/kota Sehat. Jakarta:
DepkesmRI; 2008.
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Depkes RI. (2007). Profil Kesehatan 2007. Departemen Kesehtan RI. Departemen
Kesehatan RI. (2011). Cuci Tangan Pakai Sabun Dapat Mencegah Berbagai
Penyakit. From http://www.depkes.go.id.
Dinas Kesehatan Magetan. 2014. Cara Mencuci Tangan Yang Benar. Diakses
diwww.dinkes.magetankab.go.id
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia. Diakses di
http//www.depkes.go.id.htm,
Kemenkes RI. Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan sehat. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2010.
Nursalam, (2003). Konsep dan penetapan metodologi penelitian ilmu keperawatan:
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Notoatmojo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Proverawati, A. dan Rahmawati, E. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai