0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian air susu ibu (ASI) yang merupakan makanan terbaik untuk bayi karena mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi seperti sel darah putih, protein, dan zat kekebalan. Dokumen juga membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI seperti frekuensi menyusui, berat lahir bayi, umur kehamilan, umur dan paritas ibu, stres, gizi ibu
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian air susu ibu (ASI) yang merupakan makanan terbaik untuk bayi karena mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi seperti sel darah putih, protein, dan zat kekebalan. Dokumen juga membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI seperti frekuensi menyusui, berat lahir bayi, umur kehamilan, umur dan paritas ibu, stres, gizi ibu
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian air susu ibu (ASI) yang merupakan makanan terbaik untuk bayi karena mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi seperti sel darah putih, protein, dan zat kekebalan. Dokumen juga membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI seperti frekuensi menyusui, berat lahir bayi, umur kehamilan, umur dan paritas ibu, stres, gizi ibu
(ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. Asi eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan, tanpa menambahkan dan mengganti dengan makanan atau minuman lain kecuali obat, vitamin dan mineral (Kemenkes, 2017).
ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibody
karena mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi resiko kematian pada bayi. Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga. Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein dan laktosa lebih sedikit dibandingkan dengan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih tinggi dengan warna susu lebih putih. Selain mengandung zat-zat makanan, ASI juga mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan mengganggu di usus (Kemenkes, 2017).
2. Etiologi
Menurut Nugroho, (2011) beberapa faktor yang
memepengaruhi produksi ASI antara lain:
a. Frekuensi penyususan
Penyusuan direkomendasikan sedkittnya 8 kali
perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormone dalam kelenjar payudara.
b. Berat lahir
Berat lahir yang berkaitan dengan kekuatan untuk
menghisap, frekuensi dan lamanya penyusuan yang kemudian akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI
c. Umur kehamilan saat melahirkan
Bayi yang lahir prematur (umur kahamilan
kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehinggaa produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi prematur disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.
d. Umur dan paritas
Ibu yang melahirkan bayi lebih dari 1 kali,
produksi ASI pada hari keempat setelah melahirkan lebih tinggi dibanding ibu yang melahirkan pertama kali.
e. Stress dan penyakit akut
Pengeluaran ASI akan berlangsung baik apabila
ibu merasa rileks dan nyaman. Keadaan ibu yang cemas dan stress akan mengganggu proses laktasi karena produksi ASI terhambat. Penyakit infeksi kronik dan akut dapat mempengaruhi produksi ASI.
f. Makanan ibu
Seorang ibu yang kurang gizi akanmengakibatkan
turunya jumlah ASI dan pada akhirnya produksi ASI dapat terhenti. Hal ini disebabkan pada masa kehamilan jumlah pangan dan gizi yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemakdalam tubuhnya yang kelak akan digunkaan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber energy selama proses menyusui.
g. Pendidikan
Pendididkan akan membuat seseorang terdorong
untuk ingi tahu, mencari pengalamam sehingga informasi yang didaptkan akan menjadi pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki akan membentuk keyakinan untuk berperilaku. Ibu dengan pendidikan tinggi akan lebih muda menerima suatu ide baru dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah. Sehingga informasi dan promosi tentang ASI akan lebih mdah diterima dan silaksanakan Haryono & Setyaningsih, (2014)
h. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil simulasi informasi.
Informasi bisa berasal dari pendidikan formal maupun non formal, percakapan, membaca, mendengarkan radio, menonton televisi dan pengalaman hidup. Jika pengetahuan ibu lebih luas dan mempunyai pengalaman tentang ASI eksklusif baik yang dialami sendiri maupun dilihat dari tema, tetangga atau keluargamakan ibu akan lebib terinspirasi untuk mempraktekannya. Pengalaman dan pendidikan wanita semenjak kecil akan mempengaruhi sikap dalam kaitannya dengan menyusui di kemudian hari. Seorang wanita yang dalam keluarga atau lingkungan sosialnya secara teratur mempunyai kebiasaan menyusui/ sering melihat wanita yang menyusui bayinya secara teratur akan mempunyai pendangan yang positif tentang pemberian ASI Haryono & Setyaningsih, (2014).