Anda di halaman 1dari 6

Dasar Hukum Keistimewaan/otonomi khusus yang diberi pemerintah

Pembentukan Provinsi pusat untuk Provinsi

Pemberian otonomi khusus atau kewenangan khusus oleh


pemerintah pusat kepada Provinsi Aceh melalui konsep
desentralisasi asimetris, yang bertujuan untuk merangkul Provinsi
Aceh agar tetap berada dalam kesatuan NKRI dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Aceh

UU No. 18 Tahun 2001 pada prinsipnya mengatur kekhususan


kewenangan pemerintahan di Provinsi Aceh yang berbeda dari
kewenangan pemerintah daerah lainnya sebagaimana yang diatur dalam
UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25
Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Undang-Undang No. 24 Pusat dan Daerah. Hal mendasar dari UU ini adalah:
Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah
Otonom Propinsi Aceh dan 1. Pemberian kesempatan yang lebih luas untuk mengatur dan
Perubahan Peraturan mengurus rumah tangga sendiri termasuk sumber-sumber ekonomi,
menggali dan memberdayakan sumber daya alam, dan sumber daya
Pembentukan Propinsi manusia
Sumatera Utara
2. menumbuh kembangkan prakarsa, kreativitas dan demokrasi,
meningkatkan peran serta masyarakat, menggali dan
mengimplementasikan tata bermasyarakat yang sesuai dengan nilai
luhur kehidupan masyarakat Aceh

3. Memfungsikan secara optimal Dewan Perwakilan Daerah Provinsi Aceh


dalam memajukan penyelenggaraan pemerintahan di Provinsi Aceh

4. Mengaplikasikan syariat Islam dalam kehidupan bermasyarakat


Provinsi : Aceh

Nama Peraturan daerah tingkat


Kewenangan yang diberi penuh kepada Pro
Provinsi Kab/Kota

Lahirnya status otonomi khusus bagi daerah Aceh, juga telah me


kewenangan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat. Pemeri
berwenang penuh pada beberapa hal yaitu pertahanan dan keaman
pendidikan, dan Politik luar negeri. Selain dari kewenangan tersebut d
pemerintah daerah.

Aceh memiliki kewenangan yang bersifat khusus antara

1. Dalam hal rencana persetujuan internasional yang berkaitan langsung d


Aceh yang dibuat oleh Pemerintah Pusat harus dilakukan dengan konsulta
DPRA.

2. Dalam hal rencana pembentukan Undang-undang oleh DPR yang berka


Qanun Aceh Pemerintahan Aceh dilakukan dengan konsultasi dan pertimbangan DPRA

3. Dalam hal kebijakan administratif yang berkaitan langsung dengan Pem


seperti pemekaran wilayah, pembentukan kawasan khusus, perencanaan
perubahan peraturan perundang-undangan yang berkaitan langsung deng
akan dibuat oleh Pemerintah Pusat dilakukan dengan konsultasi dan perti
Aceh.

4. Pemerintah Aceh dapat mengadakan kerja sama secara langsung denga


badan di luar negeri sesuai kewenangannya, kecuali yang menjadi kewena
Pusat. Dalam naskah kerja sama tersebut harus dicantumkan frasa “Peme
bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

5. Pemerintah Aceh dapat berpartisipasi secara langsung dalam kegiatan


olahraga internasional.
6. Pemerintah Aceh dan pemerintah Kabupaten/Kota dapat membentuk l
dan/atau komisi menurut UU 11/2006 dengan persetujuan DPRA/DPRK, y
diatur dengan Qanun.
Proses pemilihan/pengangkatan kepala daerah
penuh kepada Provinsi
Gebernur Bupati/Walikota

rah Aceh, juga telah mengikis beberapa Berdasarkan Pasal 1 Qanun Aceh No. 12 Tahun Berdasarkan Pasal 1 Qanun Aceh No.
merintah pusat. Pemerintah pusat hanya 2016 tentang Pemilihan Gebernur, Bupati dan 2016 tentang Pemilihan Gebernur, Bu
pertahanan dan keamanan, agama, fiskal, Wakil Bupati, Serta Walikota dan Wakil Walikota Wakil Bupati, Serta Walikota dan Waki
kewenangan tersebut dapat dilakukan oleh menjelaskan bahwa gubernur adalah kepala menjelaskan bahwa Bupati/Walikota
daerah. Pemerintah Aceh yang dipilih melalui suatu kepala pemerintah daerah kabupaten/
proses demokratis yang dilakukan berdasarkan dipilih melalui suatu proses demokr
asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan dilakukan berdasarkan asas langsung
adil. bebas, rahasia, jujur dan adil

g bersifat khusus antara lain:

ang berkaitan langsung dengan Pemerintahan Pasal 11 ayat (1) Qanun Aceh No. 12 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gebernur, Bupati d
lakukan dengan konsultasi dan pertimbangan Bupati, Serta Walikota dan Wakil Walikota menjelaskan Tahapan penyelenggaraan Pe
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dan Pasal 10 ayat (1) meliputi :

ang oleh DPR yang berkaitan langsung dengan


dan pertimbangan DPRA.
a. pendaftaran dan penetapan daftar pemilih;
an langsung dengan Pemerintahan Aceh, b. pengumuman pembukaan pendaftaran pasangan bakal calon Gubernur dan bakal calon
an khusus, perencanaan pembuatan dan Gubernur, pasangan bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati, serta
berkaitan langsung dengan daerah Aceh, yang pasangan bakal calon Walikota dan bakal calon Wakil Walikota;
ngan konsultasi dan pertimbangan Gubernur c. pendaftaran pasangan bakal calon Gubernur dan bakal calon Wakil Gubernur, pasan
bakal calon bupati dan bakal calon Wakil Bupati, serta Pasangan Bakal Calon Walikota da
Calon Wakil Walikota;
d. penelitian persyaratan pasangan Bakal Calon Gubernur dan Bakal Calon Wakil Gubernur
ma secara langsung dengan lembaga atau Bakal Calon Bupati dan Bakal Calon Wakil Bupati, serta pasangan Bakal Calon Walikota dan
ali yang menjadi kewenangan Pemerintah Calon Wakil Walikota;
icantumkan frasa “Pemerintah Aceh sebagai
.

ngsung dalam kegiatan seni, budaya, dan


e. penetapan pasangan Bakal Calon Gubernur dan Bakal Calon Wakil Gubernur, pasangan
Kota dapat membentuk lembaga, badan, Calon Bupati dan Bakal Calon Wakil Bupati, serta pasangan Bakal Calon Walikota dan
rsetujuan DPRA/DPRK, yang pembetukannya Calon Wakil Walikota menjadi pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, pasangan
Bupati dan Wakil Bupati, serta pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota;
f. sengketa Tata Usaha Negara Pemilihan;
g. pelaksanaan kampanye;
h. masa tenang;
i. pelaksanaan pemungutan suara;
j. penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara;
k. penetapan pasangan calon terpilih;
l. penyelesaian pelanggaran dan sengketa hasil Pemilihan;
m. pengusulan pengesahan pengangkatan calon terpilih; dan
n. pelantikan calon terpilih.
k. penetapan pasangan calon terpilih;
l. penyelesaian pelanggaran dan sengketa hasil Pemilihan;
m. pengusulan pengesahan pengangkatan calon terpilih; dan
n. pelantikan calon terpilih.
an kepala daerah

Bupati/Walikota

sarkan Pasal 1 Qanun Aceh No. 12 Tahun


tentang Pemilihan Gebernur, Bupati dan
Bupati, Serta Walikota dan Wakil Walikota
jelaskan bahwa Bupati/Walikota adalah
pemerintah daerah kabupaten/kota yang
h melalui suatu proses demokratis yang
kan berdasarkan asas langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur dan adil.

g Pemilihan Gebernur, Bupati dan Wakil


Tahapan penyelenggaraan Pemilihan
) dan Pasal 10 ayat (1) meliputi :

calon Gubernur dan bakal calon Wakil


wakil bupati, serta
kota;
al calon Wakil Gubernur, pasangan
sangan Bakal Calon Walikota dan Bakal

dan Bakal Calon Wakil Gubernur, pasangan


angan Bakal Calon Walikota dan Bakal

alon Wakil Gubernur, pasangan Bakal


gan Bakal Calon Walikota dan Bakal
dan Wakil Gubernur, pasangan calon
n Wakil Walikota;

an suara;

an

Anda mungkin juga menyukai