Anda di halaman 1dari 22

Tanggal Percobaan : 25 Mei 2021

Tanggal Pengumpulan : 8 Juni 2021

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL SEMESTER 114

RANGKAIAN CLOCK (ASTABIL MULTIVIBRATOR)

NAMA : Galih Muhammad Ghufron


NRM : 1306619059
KELOMPOK :-
DOSEN PENGAMPU : Dewi Muliyati, S.Pd, M.Si, M.Sc

ASISTEN LABORATORIUM:
Abdul Fatah Dendi 1306618010
Yolanda Natasya M S 1306618036

Laporan Awal Laporan Akhir Kinerja Total

Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Jakarta
2021
RANGKAIAN CLOCK (ASTABIL MULTIVIBRATOR)
A. Tujuan
1. Mengetahui astabil multivibrator dalam rangkaian clock.
2. Mengetahui hubungan antara kapasitor dan lebar pulsa.
3. Mengetahui hubungan antara kapasitor 1 dan periode.
4. Mengetahui hubungan antara lebar pulsa dan periode.
5. Mengetahui bentuk gelombang pada rangkaian astabil multivibrator.

B. Dasar Teori
Multivibrator merupakan osilator, sedangkan osilator adalah rangkaian
elektronika yang menghasilkan perubahan keadaan pada sinyal output.Osilator dapat
menghasilkan clock/sinyal pewaktu untuk sistem digital seperti komputer.Osilator
juga bisa menghasilkan frekuensi dari pemancar dan penerima radio.
Multivibrator adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua buah piranti aktif
dengan keluaran yang saling berhubungan dengan masukan yang lain. Umpan balik
positif yang dihasilkan menyebabkan piranti yang satu harus di cut off, sedangkan
piranti yang lain dipaksa melakukan penghantaran. Multivibrator dikelompokkan
kedalam bistabil, monostabil, dan astabil.[ CITATION Ramadhan \l 14345 ]
Multivibrator astabil mempunyai dua keadaan, namun tidak stabil pada salah
satu keadaan diantaranya dengan perkataan lain. Multivibrator akan berada pada salah
satu keadaanya selama sesaat dan kemudian berpindah ke keadaan yang lain. Disini
Multivibrator tetap untuk sesaat sebelum kembali ke keadaan semula, perpindahan
pulang pergi berkesinambungan ini menghasilkan suatu gelombang segiempat dengan
waktu bangkit yang sangat cepat. Karena tidak dibutuhkan sinyal masukan untuk
memperoleh suatu keluaran.
Kerja rangkaian dasar Multivibrator astabil seperti pada flip flop RS salah satu
transistor jenuh pada saat yang lainnya terpancung, perpindahan dari suatu keadaan ke
keadaan yang lainnya akibat adanya pandangan kapasitor, maka keadaan tersebut tidak
stabil dengan begitu kapasitor akan mengisi dan mengosongkan muatan selama sesaat
dan mengakibatkan salah satu transistor menghantar, kemudian transistor lainnya.
Pengatur waktu NE 555 adalah sebuah IC dengan berbagai fungsi yang berlainan,
termasuk operasi astabil. Rangkaian ini bekerja bebas pada frekuensi yang ditentukan
oleh dua buah resistor dan 1 buah kapasitor.
Tm (mark time) = 0,7 x (RA+RB) x C (2.2)
Ts (space time) = 0,7 x RB x C (2.3)
dengan Tm = waktu aktif (detik) dan Ts = waktu mati (detik), RA, RB = resistor (Ω),
C = kapasitor.[ CITATION Les12 \l 14345 ]
Rangkaian multivibrator astable menggunakan timer 555 sebagai pembangkit
gelombang pulsa. Saat digunakan pada mode ini, timer 555 tidak mempunyai keadaan
stabil, yang berarti bahwa keadaaan tetap untuk jangka waktu yang tidak tentu. Atau
dengan kata lain, mode ini akan berisolasi ketika beroperasi di mode astabil dan akan
menghasilkan sinyal keluaran rectangular.

Gambar di atas menunjukkan timer 555 yang digunakan pada mode astabil. Seperti
dilihat, keluaran adalah deretan pulsa rectangular. Karena tidak ada masukan trigger
yang digunakan untuk memperoleh keluaran.[ CITATION Wah09 \l 14345 ]
Ada banyak cara untuk menyusun rangkaian multivibrator astabil, diantaranya
dengan menggunakan transistor, gerbang logika dan menggunakan IC 555.
Multivibrator Astabil yang akan dijelaskan pada modul ini adalah yang disusun
menggunakan IC 555. (Wasitoh: 1996)
IC NE555 merupakan pengendali yang sangat stabil yang mampu
menghasilkan pulsa waktu yang akurat. IC ini dapat dikonfigurasi sebagai
multivibrator astabil dan monostabil. Pada operasi monostabil, time delay
dikendalikan oleh satu resistor eksternal dan satu kapasitor. Pada operasi astabil,
frekuensi dan duty cycle dikontrol secara akurat oleh dua buah resistor dan satu
kapasitor. Pada prinsipnya, IC ini terdiri dari dua pembanding tegangan, satu flip-flop,
satu penguat akhir, satu transistor dan tiga resistor tetap masing-masing 5 kΩ.
Tegangan acuan yang dihasilkan oleh ketiga resistor terhadap pembanding tegangan
adalah 1/3 Vcc dan 2/3 Vcc. (Millman Jacob dan Halkias Christos C: 1985)

C. Komponen
1. IC pewaktu 555
2. CRO (oscilloscope)
3. Batteray 5 volt (catu daya )
4. Resistor Ra = Rb = 10 KΩ, R = 220 Ω
5. Condensator 0,1 F , 1 F , 4,7 F , 10 F , 47 F , 100 F .
6. LED warna merah
7. Breadboard
8. Kabel penghubung

D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Menyusun rangkaian seperti gambar berikut:
3. Menghubungkan catu daya 5 volt DC, kemudian mengamati apa yang terjadi pada
LED (pin 3 sebagai output).
4. Mengamati dengan CRO untuk bentuk gelombang pada pin 3 dan pin 6 5.
5. Menggambarkan bentuk gelombang tersebut dan mencatat harga W dan T dalam
satuan detik, serta harga amplitudo dalam satuan Vpp.
6. Mengulangi percobaan ini dengan menggantikan kondensator C yang lain,
kemudian melaksanakan langkah 4 dan 5.
7. Membuat laporan lengkap dengan kesimpulannya, berdasaarkan hasil praktek.

E. Pertanyaan
1. Apa definisikan dari rangkaian clock?
Jawab : Rangkaian clock merupakan sebuah rangkaian yang menghasilkan output
berlogika 1 dan 0 atau tinggi-rendah secara bergantian dengan interval dan jeda
waktu yang telah ditentukan. Sehingga sering disebut rangkaian pembangkit
gelombang kotak.

2. Sebutkan fungsi rangkaian clock!


Jawab : Fungsi dari rangkaian clock yaitu untuk membangkitkan output berupa
pulsa/gelombang kotak secara terus-menerus dan rangkaian ini tidak mempunyai
kondisi stabil/setimbang. 

3. Jika periode waktu T = 0.1 milidetik, Hitung besanya frekuensi?


Jawab :
Diketahui: T =0,1 ms=10−4 s
Maka, frekuensinya adalah:
1 1
f = = − 4 =104 Hz
T 10

4. Periode T ditentukan oleh komponen apa saja? sebutkan!


Jawab :
Berdasarkan formula pada persamaan pada Teori, maka:
T = 0,7 × RB × C
Maka komponen yang memengaruhi Periode (T) adalah RB (Resistor), dan C
(Kapasitor).
F. Data Pengamatan

C1 C2 CRO
0.1 μF 1 μF

0.1 μF 4.7 μF

0.1 μF 10 μF
0.1 μF 47 μF

0.1 μF 100 μF

1 μF 0.1 μF
4.7 μF 0.1 μF

10 μF 0.1 μF

47 μF 0.1 μF
100 μF 0.1 μF

1 μF 4.7 μF

1 μF 10 μF
1 μF 47μF

1 μF 100 μF

4.7 μF 10 μF
4.7 μF 1 μF

10 μF 1 μF

47 μF 1 μF
100 μF 1 μF

10 μF 4.7 μF

4.7 μF 47 μF
4.7 μF 100 μF

10 μF 47 μF

10 μF 100 μF
47 μF 100 μF

47 μF 4.7 μF

100 μF 4.7 μF
47 μF 10 μF

100 μF 10 μF

100 μF 47 μF
G. Pengolahan Data & Perhitungan
- Pengolahan Data
Tidak ada pengolohan data pada praktikum modul ini.

- Perhitungan
1. Mencari Lebar Pulsa (W)
Rumus Mencari W :
W = 0.693 × (Ra +Rb) × Ctotal
 Ketika C1 = 0,1 μF, dan C2 = 1 μF
W = 0.693 × (Ra +Rb) × Ctotal
= 0.693 × (20000) × (1.1x10-6)
= 0.015246
 Ketika C1 = 0,1 μF, dan C2 = 4.7 μF
W = 0.693 × (Ra +Rb) × Ctotal
= 0.693 × (20000) × (4.8x10-6)
= 0.066528
 Ketika C1 = 0,1 μF, dan C2 = 10 μF
W = 0.693 × (Ra +Rb) × Ctotal
= 0.693 × (20000) × (10.1x10-6)
= 0.139986
 Ketika C1 = 0,1 μF, dan C2 = 47 μF
W = 0.693 × (Ra +Rb) × Ctotal
= 0.693 × (20000) × (47.1x10-6)
= 0.652806
 Ketika C1 = 0,1 μF, dan C2 = 100 μF
W = 0.693 × (Ra +Rb) × Ctotal
= 0.693 × (20000) × (100.1x10-6)
= 1.387386
 Ketika C1 = 1 μF, dan C2 = 4.7 μF
W = 0.693 × (Ra + Rb) × Ctotal
= 0.693 × (20000) × (5.7 × 10-6 )
= 0.079002
 Ketika C1 = 1 μF, dan C2 = 10 μF
W = 0.693 × (Ra + Rb) × Ctotal
= 0.693 × (20000) × (11 × 10-6 )
= 0.15246
 Ketika C1 = 1 μF, dan C2 = 47 μF
W = 0.693 × (Ra + Rb) × Ctotal
= 0.693 × (20000) × (48 × 10-6 )
= 0.66528
 Ketika C1 = 1 μF, dan C2 = 100 μF
W = 0.693 × (Ra + Rb) × Ctotal
= 0.693 × (20) × (101 × 10-6 )
= 1.39986
 Ketika C1 = 4.7 μF, dan C2 = 10 μF
W = 0.693 × (Ra + Rb) × Ctotal
= 0.693 × (20000) × (14.7 × 10-6 )
= 0.203742
 Ketika C1 = 4.7 μF, dan C2 = 47 μF
W = 0.693 × (Ra + Rb) × Ctotal
= 0.693 × (20000) × (51.7 × 10-6 )
= 0.716562
 Ketika C1 = 4.7 μF, dan C2 = 100 μF
W = 0.693 × (Ra + Rb) × Ctotal
= 0.693 × (20000) × (104.7 × 10-6 )
= 1.451142
 Ketika C1 = 10 μF, dan C2 = 47 μF
W = 0.693 × (Ra + Rb) × Ctotal
= 0.693 × (20000) × (57 × 10-6 )
= 0.79002
 Ketika C1 = 10 μF, dan C2 = 100 μF
W = 0.693 × (Ra + Rb) × Ctotal
= 0.693 × (20000) × (110 × 10-6 )
= 1.5246
 Ketika C1 = 47 μF, dan C2 = 100 μF
W = 0.693 × (Ra + Rb) × Ctotal
= 0.693 × (20000) × (147 × 10-6 )
= 2.03742
2. Mencari Perioda (T) :
Rumus mencari T :
T = 0.693 × Rb × C1
 Ketika C1 = 0,1 μF
T = 0.693 × Rb × C1
= 0.693 × 10000 × (0.1x10-6)
= 0.000693 s
 Ketika C1 = 1 μF
T = 0.693 × Rb × C1
= 0.693 × 10000 × (1 × 10-6 )
= 0.00693 s
 Ketika C1 = 4.7 μF
T = 0.693 × Rb × C1
= 0.693 × 10000 × (4.7 × 10-6 )
= 0.032571 s
 Ketika C1 = 10 μF
T = 0.693 × Rb × C1
= 0.693 × 10000 × (10 × 10-6 )
= 0.0693 s
 Ketika C1 = 47 μF
T = 0.693 × Rb × C1
= 0.693 × 10000 × (47 × 10-6 )
= 0.32571 s
 Ketika C1 = 100 μF
T = 0.693 × Rb × C1
= 0.693 × 10000 × (100 × 10-6 )
= 0.693 s
H. Pembahasan
Praktikum kali ini menggunakan dua kapasitor, kapasitor C1 terhubung dengan
pin nomor 6 dan pin nomor 2 yang merupakan resistor A dan B, untuk kapasitor C2
terhubung dengan pin nomor 5 dengan besar kapasitor yaitu (0.1; 1; 4.7; 10; 47; 100)
µF. Tiap kapasitor dihubungkan satu sama lain dengan syarat C1 tidak sama dengan
C2. Pada rangkaian juga terdapat LED sebagai output. Pada osiloskop channel A+
terhubung dengan pin nomor 3 channel B+ terhubung dengan pin nomor 6. Pada
output dihasilkan garis berwarna hijau yang berbentuk square wave signal untuk garis
berwarna kuning berarti output yang dihasilkan berbentuk kurva. Setiap nilai kapasitor
yang beda akan menghasilkan lebar pulsa yang beda pula.
Dari data yang dihasilkan lebar pulsa dipengaruhi oleh C1, jika nilai C1
semakin besar maka square wave digital akan semakin lebar pulsa, untuk LED-nya
semakin lebar pulsanya maka akan berpengaruh terhadap durasi nyala atau matinya
lampu LED. Hal ini sesuai dengan apa yang ada pada literatur. Untuk menghitung
nilai lebar pulsa menggunakan persamaan W =0.693 ×(R a + Rb )× Ctotal. Dengan C total
merupakan total dari C1+C2. Didapat data seperti berikut:
C1 C2 W (lebar Pulsa)
0.1 μF 1 μF 0.015246
0.1 μF 4.7 μF 0.066528
0.1 μF 10 μF 0.139986
0.1 μF 47 μF 0.652806
0.1 μF 100 μF 1.387386
1 μF 4.7 μF 0.079002
1 μF 10 μF 0.15246
1 μF 47 μF 0.66528
1 μF 100 μF 1.39986
4.7 μF 10 μF 0.203742
4.7 μF 47 μF 0.716562
4.7 μF 100 μF 1.451142
10 μF 47 μF 0.79002
10 μF 100 μF 1.5246
47 μF 100 μF 2.03742
Lalu pada praktikum ini juga mencari nilai periode (T) dan didapat nilai
sebagai berikut:
C1 T (s)
0.1 μF 0.000693
1 μF 0.00693
4.7 μF 0.032571
10 μF 0.0693
47 μF 0.32571
100 μF 0.693
Dari data yang didapat semakin besar nilai C1 maka waktu yang dibutuhkan
untuk 1 gelombang pun semakin lama pula. Dapat disimpulkan juga bahwa hubungan
periode dengan kapasitor berbanding lurus.
I. Kesimpulan
1. Hubungan C dengan lebar pulsa berbanding lurus.
2. Hubungan C1 dengan peridoe berbanding lurus.
3. Hubungan lebar pulsa dengan periode berbanding lurus.
4. Nilai kapasitor yang semakin besar memengaruhi durasi waktu nyala atau matinya
LED.
5. Bentuk gelombang yang dihasilkan pada praktikum kali ini adalah tingular dan
gelombang sinusoidal.
Daftar Pustaka

Lestari, Amanda Ayu. 2012. Modul Simulasi Kerusakan Pergerakan Motor Stepper
(Damage Simulation Module Movement Stepper Motor. Bandung: Politeknik
Negeri Bandung.

Millman Jacob dan Halkias Christos C. 1985. Elektronika Terpadu Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Ramadhan, Ahmad. “Analisis Pembangkit 3 Fasa Dengan Virtual Instrument”.
Journal Of Electrical Power, Instrumentation and Control (EPIC) Teknik
Elektro Universitas Pamulang. Hal. 92-93.

Wahyudi, Eka, Arief Hendra Saptadi, dan Eldia Rantedoping. November 2009.
“Perancangan Rangkaian Charger Telepon Seluler Dengan Sumber Catuan
Handset Lain”. Jurnal Infotel. Volume 1, Nomor 2.

Wasitoh, S. 1996. Kamus Elektronika. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai