Anda di halaman 1dari 13

MATERI DAN TUGAS

KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE


RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 04 November 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

Kelompok 3:
 Febian Riza Rhamadhan (1306619032)
 Galih Muhammad Ghufron (1306619059)
 Muhammad Arif (1306619036)
 Muhammad Galuh Wicaksono (1306619053)

4. Diskusi Tugas Kasus


a. Diskusikan efisiensi mesin kalor Carnot, Stirling, Otto, Rankine dan Disesel.
Jawaban:
 Mesin Carnot

Mesin Carnot adalah sebuah mesin teoritis atau hipotetis yang beroperasi berdasarkan apa
yang disebut sebagai “siklus Carnot”. Model dasar untuk mesin ini dikembangkan oleh Nicolas
Leonard Sadi Carnot pada tahun 1824.

Setiap sistem termodinamik, terdapat sebuah kondisi partikular. Sebuah siklus


termodinamika terjadi ketika sistem melewati rangkaian kondisi-kondisi yang pada akhirnya
kembali kepada kondisi inisialnya. Dalam melewati proses tadi, sebuah sistem mungkin
melakukan kerja kepada lingkungannya, sehingga berperan sebagai mesin panas (heat engine).

Model untuk mesin Carnot digambarkan oleh figur di bawah ini.


MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 04 November 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

Siklus Carnot dijabarkan dan diilustrasikan sebagai berikut:

Proses pertama adalah ekspansi thermal yang reversibel. Pada tahap ini, (tahap A ke B),
gas dibiarkan untuk meluas atau mengembang, yang menyebabkannya mampu memberikan kerja
kepada lingkungannya. Suhu dari gas tidak berubah selama proses, sehingga prosesnya adalah
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 04 November 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

isothermal. Ekspansi gas didorong oleh absorpsi energi internal dan entropi dari reservoar yang
panas.

Proses kedua adaah ekspansi gas yang adiabatik. Tahap ini (dari B ke C) menuntut piston
dan silinder yang digunakan terisolasi secara thermal, sehingga ia tidak mendapatkan maupun
kehilangan panas. Karenanya, gasnya terus-menerus meluas dan melakukan kerja terhadap
lingkungannya, dan kehilangan jumlah energi internal yang sepadan, ini merupakan harga yang
harus dibayar oleh sistem pada tahap ini. Perluasan gas ini menyebabkan pendinginan pada
sistem.

Proses ketiga adalah kompresi isothermal dari gas pada suhu rendah (dari C ke D). Kini,
gas terekspos dengan waduk suhu yang dingin, sementara lingkungannya memperlakukan kerja
kepada gas tersebut dengan mengkompresinya, yang dilakukan oleh perantara piston. Tapi,
sepanjang proses kompresi ini, energi panas secara kontinu mengalir ke luar dari gas ke waduk
dingin. Kerja yang dilakukan pada tahap ini lebih sedikit ketimbang kerja yang dihasilkan oleh
tahap satu kepada lingkungan, karena kerjanya pada tahap ini terjadi pada tekanan yang lebih
rendah akibat pelepasan panas yang disingkirkan ke waduk dingin.

Proses keempat adalah kompresi isentropis dari gas (tahap D ke A). Sekalilagi, piston dan
silinder harus diasumsikan berada di sebuah lokasi yang terisolasi secara thermal dan bahwa suhu
dingin pada waduk disingkirkan. Pada tahap ini, lingkungn tetap melakukan kerja untuk
mengkompresi gas lebih lanjut, sehingga suhu dan tekanan meningkat. Kerja tambahan ini
meningkatkan energi internal dair gas, menekannya lagi dan menyebabkan kenaikan suhu sampai
kepada suhu panas. Akhirnya, kita melengkapi perjalanan siklus. Kita kembali ke posisi awal,
tempat kita beranjak.

Tidak lengkap apabila kita tidak melibatkan teorema Carnot dalam perhatian kita,
terutama karena pada teorema Carnot, kita temukan potensi atau kesanggupan yang utuh untuk
mesin Carnot itu sendiri. Pada dasarnya, teorema Carnot adalah sebuah pernyataan formal untuk
fakta ini: tidak ada mesin operator dua waduk panas yang lebih efisien ketimbang mesin Carnot
ketika beroperasi pada dua waduk yang sama. Teoremanya berbunyi:
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 04 November 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

W TC
η I= =1−
QH TH

Dimana η I adalah efisiensi maksimum, W adalah kerja yang dilakukan oleh sistem
(energi yang keluar dari sistem melalui kerja), Q H adalah panas yang ditaruh ke dalam sistem
(energi panas yang masuk ke dalam sistem), T C adalah suhu absolut (dalam skala Kelvin) dari
waduk dingin, dan T H merupakan suhu mutlak untuk waduk panas.

 Mesin Stirling

Mesin Stirling adalah mesin panas yang beroperasi dengan kompresi siklik dan ekspansi
dari udara atau gas lain pada suhu yang berbeda-beda, menghasilkan konversi energi panash
menjadi kerja mekanis. Lebih spesifik lagi, mesin Stirling adalah siklus tertutup regeneratif, yang
berarti bahwa, dalam konteks ini, sebuah sistem termodinamik yang menggunakan sebuah fluida
yang permanen diletakkan di dalam sistem, dan juga mendeskripsikan sebuah tipe spesifik dari
penukar panas internal dan penyimpan thermal, yang akrab disebut sebagai regenerator. Secara
ketat dan kasar, kita bisa katakan bahwa yang membedakan mesin Stirling dengan mesin siklus
tertutup lainnya adalah bahwa mesin Stirling melibatkan penggunaan regenerator.

Siklus Stirling yang ideal terdiri atas empat proses termodinamik yang bekerja pada fluida
aktif. Prosesnya diilustrasikan sebagi berikut:
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 04 November 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

Tahap pertama adalah ekspansi isothermal. Ruang ekspansi dan penukar panas yang
terasosiasikan dengannya ditetapkan pada suhu tinggi yang konstan, dan bahwa gasnya
mengalami ekspansi semi-isothermal dengan menyerap panas dari sumber yang panas.

Tahap kedua adalah proses pengeluaran panas yang dicirikan oleh volume konstan, atau
isokhorik. Gas dilewatkan melalui regenerator, dimana ia didinginkan, mentransfer panas kepada
regenerator, yang disimpan untuk siklus berikutnya.

Tahap ketiga adalah kompresi isothermal. Ruang yang terkompresi atau tertekan, dengan
penukar panas yang terlibat dibiarkan tetap pada kondisi suhu rendah yang konstan, sehingga gas
mengalami kompresi semi-ishothermal, membuang panas ke dalam wadah penerima yang dingin.

Tahap keempat adalah penambahan panas yang terjadi ada kondisi volume konstan atau
isokhorik. Gas kembali melewati regenerator dimana ia akan mengambil kembali panas yang
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 04 November 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

ditransfer dan disimpan pada proses kedua, memanasi sistem dalam perjalanannya menuju ruang
ekspansi.

Efisiensi thermal teoritis dari mesin Stirling sama persis dalam pernyataan matematisnya
sebagaimana mesin Carnot. Namun, meskipun prinsip-prinsip umum sangat berguna dan
membantu untuk mengilustrasikan kinerja serta mekanisme daripada mesin Stirling yang ideal,
acap kali penggambaran atau model yang ideal itu benar-benar dikhianati secara luar biasa oleh
contoh empirisnya, atau dengan kata lain, modelnya sering kali salah menentukan mesin aslinya.

 Mesin Otto
Pada mesin bensin (mesin Otto), siklus mengandung dalam 6 proses, 4 diantaranya
memerlukan gerakan vertikal piston yang disebut sebagai tak (strokes).

1. Langkah Penghisapan. Sistem yang merupakan campuran uap bensin dan udara masuk ke
silinder karena tekanan luar lebih besar dari tekanan pada silinder sehingga campuran
masuk ke ruang bakar.
2. Langkah Pengkompresian. Campuran dikompresi hingga tekanan dan temperaturnya naik,
dinama pistak bergerak naik mengurangi volume ruang bakar.
3. Pembakaran. Pembakaran terjadi sangat cepat, menghasilkan produk dengan tekanan dan
temperatur yang sangat tinggi, tetapi volumenya tetap pada proses singkat ini. Piston tidak
bergerak pada proses ini.
4. Langkah usaha. Produk pembakaran meluas dan mendorong piston mundur, menaikan
volume dan menurunkan tekanan dan temperatur.
5. Pembuangan. Produk pembakaran pada langkah usaha masih memiliki tekanan dan
temperatur yang lebih tinggi dibandingkan lingkunganya. Pipa pembuangan membuang
gas keluar hingga tekanannya turun ke tekanan atmosfir. Piston tidak bergerak pada
proses ini.
6. Langkah pembuangan. Piston mendorong produk pembakaran keluar silinder dengan
mengerahkan tekanan signifikan lebih besar dari tekanan atmosfir.
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 04 November 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

Prilaku dari mesin bensin dapat diaproksimasikan dengan mengasumsikan kondisi ideal
seperti: (1) zat yang bekerja adalah udara yang berprilaku seperti gas ideal dengan kapasitas
panas konstan; (2) semua proses quasi-statik; (3) tidak ada gesekan atau turbulensi; (4) tidak ada
panas yang hilang melalui dinding; (5) proses bersifat reversibel. Asumsi ini kemudian mengarah
pada siklus Otto standar udara yang diidealkan.

Proses 5 ke 1 merepresentasikan langkah penghisapan secara isobarik pada tekanan


atmosfir. Volume pada ruang bakar mengikuti persamaan

P0 V =nR T 1

dimana P0=tekanan atmosfir dan T 1=suhu udara luar .

Proses 1 ke 2 mereprensentasikan langkah kompresi adiabatik, suhu menigkat. Proses ini


menggambarkan bahwa udara dan bahan bakar ditekan/dikompres di dalam piston

Proses 2 ke 3 merepresentasikan peningkatan suhu dan tekanan n mol udara secara


isokorik. Proses ini menggambarkan pembakaran bahan bakar udara di dalam piston.
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 04 November 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

Proses 3 ke 4 merepresentasikan langkah usaha secara adiabatik. Proses ini


menggambarkan hasil pembakaran langkah sebelumya menghasilkan kerja.

Proses 4 ke 1 merepresentasikan pembuangan kalor secara isokhorik. Proses ini


menggambarkan pembuangan gas hasil pembakaran.

proses 1 ke 5 merepresentasikan langkah pembuangan, secara isobarik pada tekanan


atmosfir.

Langkah isobarik 5 ke 1 dan 1 ke 5 saling mentiadakan dan tidak perlu dipertimbangkan


lebih lanjut. Dari 4 proses yang tersisa, hanya 2 yang mengandung aliran panas. Ada Penyerapan
dari ¿ Q H ∨¿ satuan panas pada suhu tinggi dari proses 2 ke 3, dan penolakan ¿ Q L∨¿ satuan
panas pada suhu rendah dari proses 4 ke 1.

Efesiensi termal ηmesin bensin (ideal) dengan siklus Otto adalah

|Q L| T 4 −T 1 T1
η=1− =1− =1−
|QH| T 3 −T 2 T2

dimana T 1 dan T 2 adalah suhu awal dan suhu akhir dari proses langkah kompresi.
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 04 November 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

 Mesin Rankine
Prinsip kerja mesin rankine :

Siklus yang dihasilkan adalah siklus Rankine, yang merupakan siklus ideal untuk
pembangkit listrik tenaga uap. Siklus Rankine yang ideal tidak melibatkan irreversible internal
(gesekan antara fluida dengan pipa diabaikan, dll) dan terdiri dari empat proses berikut:

1-2 Kompresi isentropis dalam pompa


2-3 Penambahan panas secara isobaris dalam boiler
3-4 Ekspansi isentropis dalam turbin
4-1 Pelepasan panas secara isobaris di kondensor

Efisiensi termal siklus Rankine adalah :

w turbin −w pump ( h3−h 4 ) −( h2−h3 )


ηth = =
Q¿ ( h3−h2 )

Kerja netto sama dengan kalor masukan netto, oleh karena itu efisiensi thermal juga dapat ditulis
kan sebagai berikut :
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 04 November 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

Q ¿ −Q out q out
ηth = =1−
Q¿ q¿

Efisiensi siklus Rankine dapat ditingkatkan untuk menghasilkan kerja netto yang sa
ma dengan konsumsi bahan bakar yang lebih sedikit. Efisiensi siklus Rankine ditingkatkan de
ngan cara :
a. Menurunkan Tekanan Operasi Kondensor
b. Pemanasan Uap lanjut (Steam Superheating)
c. Menaikkan Tekanan Kerja Boiler

 Mesin Diesel

Pada mesin diesel, hanya udara yang masuk pada gerakan pernghisapan. Udara dikompres
secara adiabatik hingga temperatur cukup tinggi untuk membakar bahan bakar yang di
semprotkan ke silinder setelah dikompresi. Laju bahan bakar yang masuk disesuaikan sehingga
pembakaran terjadi secara isobarik, piston bergerak mundur saat pembakaran. Siklus selanjutnya,
langkah usaha, pembuangan, dan langkah pembuangan adalah sama seperti pada mesin bensin
(mesin Otto). Menggunakan asumsi kondisi ideal seperti pada mesin Otto, memberikan siklus
yang disebut siklus Diesel standar udara.
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 04 November 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

Garis 2 ke 3 merepresentasikan penyerapan panas secara isobarik dari serangkaian


reversoir external mulai dari suhu T 2 sampai T 3. Proses ini menggambarkan pembakaran bahan
bakar udara di dalam piston. Bahan bakar diesel diinjeksikan ke ruang bakar, sehingga
pembakaran terjadi karena tekanan dan temperatur udara titik dua sangat tinggi

Proses lainnya sama seperti pada mesin Otto yaitu:

Proses 1 ke 2 mereprensentasikan langkah kompresi adiabatik, suhu menigkat. Proses ini


menggambarkan bahwa udara dan bahan bakar ditekan/dikompres di dalam piston
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 04 November 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

Proses 3 ke 4 merepresentasikan langkah usaha secara adiabatik. Proses ini


menggambarkan hasil pembakaran langkah sebelumya menghasilkan kerja.

Proses 4 ke 1 merepresentasikan pembuangan kalor secara isokhorik. Proses ini


menggambarkan pembuangan gas hasil pembakaran.

proses 1 ke 5 merepresentasikan langkah pembuangan, secara isobarik pada tekanan


atmosfir.

langkah isobarik 5 ke 1 dan 1 ke 5 saling mentiadakan dan tidak perlu dipertimbangkan


lebih lanjut. Dari 4 proses yang tersisa, hanya 2 yang mengandung aliran panas. Ada Penyerapan
dari ¿ Q H ∨¿ satuan panas pada suhu tinggi dari proses 2 ke 3, dan penolakan ¿ Q L∨¿ satuan
panas pada suhu rendah dari proses 4 ke 1.

Efesiensi termal ηmesin Diesel (ideal) adalah

1 (T 4−T 1)
η=1−
γ (T 3−T 2)

Perhatikan bahwa, efesiensi siklus Diesel bergantung pada γ , yaitu rasio kapasitas panas.

Persamaan ini dapat diubah menjadi

γ
1 ( r E−1 ) T 1
η=1− ∙
γ ( r E−1 ) T 2

dimana r E adalah rasio ekpansitas (rasio cutoff) dimana

V1
r E=
V2

dan T 1 dan T 2 adalah suhu awal dan suhu akhir dari proses langkah kompresi.
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 04 November 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

Anda mungkin juga menyukai