Anda di halaman 1dari 11

MATERI DAN TUGAS

KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE


RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 2 September 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

Kelompok 3:
 Febian Riza Rhamadhan (1306619032)
 Galih Muhammad Ghufron (1306619059)
 Muhammad Arif (1306619036)
 Muhammad Galuh Wicaksono (1306619053)

4. Diskusi Tugas Kasus


a. Diskusikan besaran suhu menurut sudut pandang makroskopik dan mikroskopik dengan meliba
tkan teori kinetik gas dan statistik.
b. Diskusikan penentuan skala pengukuran suhu thermometer serta bahas dan bandingkan jenis-je
nis thermometer dalam penentuan skala suhu absolut.
Jawaban:
a. Peninjauan makroskopis dari suatu zat dicirikan oleh pendekatan terhadap sifat termodinamis da
ri perilaku umum partikel-partikel zat yang menjadi media pembawa energi, ini lah yang disebut
dengan “pendekatan termodinamika klasik”. Pendekatan tentang sifat termodinamis suatu zat ber
dasarkan perilaku kumpulan partikel-partikel disebut tinjauan mikroskopis yang merupakan perk
embangan ilmu termodinamika modern, atau disebut termodinamika statistik.
Secara makroskopis, misalnya temperatur pada sebuah gas dapat diukur secara operasional de
ngan menggunakan alat termometer. Namun, apabila dipandang secara mikroskopis, temperatur
sebuah gas dapat dihubungkan kepada tenaga kinetik translasi rata-rata dari molekul-molekul
yang menyusun gas tersebut.
Termometer gas didasarkan pada temometri gas yang kemudian menjadi hubungan yang dapa
t dipahami antara tekanan, volume dan temperatur yang menjadi hukum gas ideal, yakni
P V =nRT
Di mana P adalah tekanan sistem gas, V adalah volume gas, n adalah jumlah mol gas
dan R adalah konstanta molar gas, serta T adalah Temperatur gas ideal. Temperatur gas ideal
didapatkan dengan menggunakan termometer gas volume konstan.
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 2 September 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

Ukuran temperatur berfungsi untuk mengindikasikan adanya energi panas pada suatu
benda. Prinsip pengukurannya adalah apabila suatu alat ukur ditempelkan pada benda yang ak
an diukur temperaturnya, maka akan terjadi perpindahan panas ke alat ukur sampai terjadi kea
daan seimbang (thermal equilibrium). Dengan demikian temperatur yang tertera pada alat uku
r adalah sama dengan temperatur pada benda yang diukur temperaturnya. Fenomena tersebut
dibakukan menjadi Hukum Termodinamika Ke-0 (zeroth Law of Thermodynamics), yang
menyatakan bahwa apabila dua benda dalam keadaan seimbang termal dengan benda ketiga
maka dua benda tersebut juga dalam keadaan seimbang termal satu sama lain walaupun tidak
saling bersentuhan.
Pada skala Kelvin, terdapat nilai batas bawah yang disebut sebagai “nol mutlak” atau
0 K dan bahwa temperatur-temperatur di bawah nol absolut tidak ada. Pengertian ini mengan
ggap bahwa konsep makroskopik murni mengenai temperatu seluruhnya dihubungkan dengan
konsep mikroskopik mengenai gerakan molekul. Bila kita mencoba membuat sebuah hubung
an seperti itu, maka ternyata kita mendapatkan bahwa sewaktu kita mendekati nol absolut, ma
ka tenaga kinetik molekul-molekul akan mendekati suatu nilai yang terbatas, yang dinamakan
tenaga titik nol. Tetapi, kondisi ini mustahil untuk dicapai, karena—sebagaimana yang
diisyaratkan oleh banyak eksperimen—bahkan pada kondisi paling rendah sekalipun (yakni
mungkin sekitar sepersejuta di atas 0 mutlak) selalu ada energi pada molekul atau partikel.
Mereka tidak bisa diam. Hal ini disebabkan oleh proses dan mekanisme yang bersifat
kuantum, sehingga tidak pada tempatnya apabila diuraikan di sini.
Pada tinjauan mikroskopik suatu sistem dianggap terdiri dari jumlah yang amat besar
(N) partikel, di mana setiap partikel memiliki energi E1, E2... EN. Suatu partikel diasumsikan
dapat berinteraksi antara satu dengan yang lainnya yang berarti terjadi tumbukan, atau ada ga
ya interaksi yang menyebabkan medan. Sistem partikel dapat dibayangkan terisolasi, atau dia
nggap sebagai sekelompok sistem yang sama yang terikat. Sehingga probabilitas matematik d
iterapkan, dan tingkat/derajat persamaan dari sistem tersebut diasumsikan sebagai tingkat/der
ajat dengan probabilitas yang terbesar. Masalah mendasar adalah menemukan jumlah partikel
dalam setiap tingkat energi (tingkat populasi) jika suatu persamaan mampu menjangkau. Mek
anika statistik membantu kita untuk menginvestigasi fenomena-fenomena dalam skala
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 2 September 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

mikroskopis, karena dengannya, kita bisa berbicara tentang besaran-besaran fisika dalam
bentuk rata-rata, dan darinya kita bisa mengambil kesimpulan secara kolektifnya.
Dengan mekanika statistik, kita bisa merepresentasikan kondisi atau keadaan suatu zat
(terutama gas ideal) dalam bahasa “distribusi probabilitas”. Untuk model distribusi klasik,
yang digunakan adalah distribusi Maxwell-Boltzmann yang digunakan untuk
mendeskripsikan kecepatan partikel-partikel yang tersimpan di dalam suatu kontainer statis
tanpa berinteraksi satu dengan yang lainnya, kecuali tumbukan yang amat singkat, saat
dimana mereka bertukaran energi dan momentum kepada sesama partikel ataupun lingkungan
termalnya. Distribusi Maxwell-Boltzmann mengikuti prinsip-prinsip statistika Maxwell-
Boltzmann, terutama dalam penyajian distribusi kecepatannya, yang diekuivalensikan dengan
energi kinetik daripada partikel-partikel. Berikut adalah distribusinya:

Dengan asumsi sistem yang dipertimbangkan mengandung partikel yang amat banyak,
fraksi dari artikel pada elemen kecepatan tiga dimensi adalah d 3 v yang berpusat pada vektor
kecepatan dengan magnitudo v, dengan m sebagai massa, k sebagai konstanta Boltzmann dan
T tidak lain hanyalah suhu termodinamik (dengan Kelvin). Itulah distribusi kecepatan
Maxwell-Boltzmann. Distribusi amat berguna untuk mendeskripsikan kondisi suatu sistem,
karena, sebagaimana yang sudah disebutkan di atas, dalam perspektif mekanika statistik,
pendekatan mikroskopis dan makroskopis “disatukan”, atau dengan kata lain, hasil yang
didapat dari pendekatan mikroskopis—secara langsung atau tidak langsung, eksplisit atau
implisit—membawa kita kepada pengetahuan tentang keadaan secara makroskopisnya.
Begitupun sebaliknya.

b. PENENTUAN SKALA PENGUKURAN SUHU TERMOMETER


Jenis termometer yang paling banyak digunakan adalah termometer zat cair. Termome
ter zat cair bekerja berdasarkan pemuaian zat cair. Maka diperlukan zat cair yang mempunyai
spesifikasi khusus, antara lain dikenai panas cepat memuai, jika panasnya berkurang mudah
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 2 September 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

menyusut. Skala yang digunakan untuk mengetahui derajat panas benda yang diukur dibuat di
antara pemuaian maksimal (titik tetap atas) dengan penyusutan maksimalnya (titik tetap bawa
h). Untuk membuat skala termometer terlebih dahulu harus ditentukan titik tetap atas dan titik
tetap bawahnya, kemudian ditentukan jumlah skalanya. Misalnya, pada termometer Celsius di
tentukan sebagai berikut.

Dengan penjelasan :
 Titik tetap bawah yang digunakan adalah es yang sedang mencair (es yang sedang melebur) p
ada tekanan 1 atm. Titik tetap bawah diberi angka 0 (nol).
 Titik tetap atas yang digunakan adalah air yang sedang mendidih pada tekanan 1 atm. Titik tet
ap atas diberi angka 100.
 Antara angka 0 sampai 100 dibuat skala 100 masing-masing skala mewakili 10C.
Batas bawah dan batas atas yang digunakan pada termometer celcius adalah es yang sedang
melebur dan air yang sedang mendidih, karena pada saat melebur atau mendidih sedang terjad
i perubahan wujud zat. Pada saat perubahan wujud zat suhunya tidak mengalami perubahan (s
uhunya tetap).
Berdasarkan ketentuan batas bawah dan batas atas dari suatu termometer, kita dapat
menentukan skala termometer sesuai dengan keinginan kita dan dapat mengkonversikan ke
dalam skala celcius atau skala termometer yang lain, misalnya untuk termometer celcius
menggunakan 100 skala sedangkan termometer Reamur menggunakan 80 skala. Konversi
suhu termometer celcius dengan reamur perbandingannya adalah:
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 2 September 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

Termometer Celcius = titik atas (100) - titik bawah (0) = 100


Termometer Fahrenheit = titik atas (212) - titik bawah (32) = 180
Termometer Reamur = titik atas (80) - titik bawah (0) = 80
Termometer Kelvin = titik atas (373) - titik bawah (273) = 100

Maka setelah masing-masing nilai dibagi 20, akan mendapatkan perbandingan skalanya :
°C:°F:°R:K = 5:9:4:5

Kita dapat menentukan sendiri skala suatu termometer. Skala termometer yang kita
buat dapat dikonversikan ke skala termometer yang lain apabila pada saat menentukan titik
tetap kedua termometer berada dalam keadaan yang sama. Misalnya, kita akan menentukan
skala termometer X dan Y. Perhatikan gambar berikut ini.

Termometer X dengan titik tetap bawah Xb dan titik tetap atas Xa. Termometer Y
dengan titik tetap bawah Yb dan titik tetap atas Ya. Titik tetap bawah dan titik tetap atas
kedua termometer di atas adalah suhu saat es melebur dan suhu saat air mendidih pada
tekanan 1 atmosfer. Dengan membandingkan perubahan suhu dan interval kedua titik tetap
masing-masing termometer,

diperoleh hubungan sebagai berikut.


MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 2 September 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

Tx – X
Ty – Yb
b =
Xa – Xb Ya – Yb

Keterangan:
Xa = titik tetap atas termometer X
Xb = titik tetap bawah termometer X
Tx = suhu pada termometer X
Ya = titik tetap atas termometer Y
Yb = titik tetap bawah termometer Y
Ty = suhu pada termometer Y

JENIS-JENIS TERMOMETER, KELBIHAN DAN KEKURANGAN, SERTA


PENENTUAN SKALANYA
Zat cair yang paling banyak digunakan untuk mengisi tabung termometer adalah alkohol
dan raksa. Alkohol dan raksa dipilih karena memiliki kelebihan apabila dibandingkan dengan zat
lainnya.
1. Kelebihan alkohol sebagai zat termometrik
a. Pemuaiannya teratur.
b. Memiliki koeisien muai yang besar.
c. Memiliki titik beku yang rendah (-115°C), sehingga mampu untuk mengukur suhu ren
dah.
2. Kelemahan alkohol sebagai zat termometrik
a. Membasahi dinding kaca.
b. Memiliki titik didih rendah (80 °C), sehingga tidak dapat untuk mengukur suhu yang t
inggi.
c. Kalor jenisnya tinggi, sehingga membutuhkan energi yang besar untuk menaikkan suh
u.
3. Kelebihan raksa sebagai zat termometrik
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 2 September 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

a. Warnanya mengilap, sehingga mudah dilihat.


b. Tidak membasahi dinding kaca.
c. Mudah menyesuaikan dengan suhu sekitarnya.
d. Titik didihnya tinggi (357 °C), sehingga dapat digunakan untuk mengukur suhu yang t
ingi.
4. Kelemahan raksa sebagai zat termometrik
a. Harga raksa mahal
b. Tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah.
c. Raksa termasuk zat beracun, sehingga berbahaya jika tabung pecah.
Skala termometer dibuat berdasarkan dua titik acuan, yaitu titik tetap bawah dan titik
tetap atas. Pada umumnya, titip tetap bawah ditentukan berdasarkan titik lebur es murni (suhu
es murni yang sedang mencair). Sementara itu, titik tetap atas didasarkan pada titik didih air
murni (suhu air murni yang sedang mendidih) pada tekanan 1 atmosfer.
Rentang antara titik tetap atas dan titik tetap bawah dibagi menjadi beberapa bagian at
au skala. Terdapat empat macam skala termometer, sebagai berikut.
1.  Skala Celcius
Skala Celcius dibuat oleh Anders Celcius (1701 – 1744). Anders Celcius menentu
kan titik tetap bawah berdasarkan titik lebur es murni pada tekanan 1 atmosfer yang ditan
dai dengan angka 0°C. Sedangkan titik tetap atasnya itentukan berdasarkan titik didih air
murni pada tekanan 1 atmosfer yang ditandai dengan angka 100°C. Anders Celcius memb
agi rentang angka tersebut ke dalam 100 bagian skala dengan setiap bagian (skala) menun
jukkan suhu sebesar 1°C.
2.  Skala Fahrenheit
Skala Fahrenheit dibuat oleh Danile Gabriel Fahrenheit (1686 – 1736). Titik teta
p bawah pada skala Fahrenheit ditentukan berdasarkan titik lebur es murni pada tekanan 1
atmosfer yang ditandai dengan angka 32°F. Sedangkan titik tetap atasnya ditentukan berd
asarkan titik didih air murni pada tekanan 1 atmosfer yang ditandai dengan angka 212°F.
Selanjutnya, rentang angka tersebut dibagi ke dalam 180 bagian (skala) dan setiap skala m
enunjukkan suhu sebesar 1°F.
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 2 September 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

3.  Skala Reamur


Skala Reamur dibuat oleh Rene Antonie Ferchault de Reaumur. Titik lebur es
murni sebagai titik tetap bawah ditandai dengan angka 0°R dan titik didih air murni sebag
ai titik tetap atas ditandai dengan angka 80°R. Rentang antara kedua titik tetap tersebut di
bagi menjadi 80 bagian (skala) dan setiap skala menunjukkan suhu sebesar 1°R.

4.  Skala Kelvin


Berbeda dengan skala yang lain, skala Kelvin dibuat berdasarkan batasan energi ki
netik yang dimiliki oleh benda. Skala tersebut dibuat oleh Lord William Thomson Kelvi
n (1824 – 1907).
Thomson menetapkan skala nol mutlak sebesar -273°C, yaitu berdasarkan gerak p
artikel yang bertambah lambat dan berhenti pada suhu -273°F.
Sehingga 0°K setara dengan -273°C atau 0°C setara dengan 273°K. Setiap satu sk
ala Kelvin sama dengan satu skala Celcius, dengan demikian titik tetap bawah skala Kelvi
n adalah 273°K dan titik tetap atasnya adalah 273°K.

Jenis-jenis Termometer dan Fungsinya


Berdasarkan penggunaannya, terdapat beberapa jenis termometer, yaitu termometer maksim
um-minimum, termometer klinik, pirometer optik, dan termometer laboratorium.
1. Termometer Maksimum-Minimum
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 2 September 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

Termometer maksimum-minimum digunakan untuk mengukur suhu udara sehari-


hari. Termometer ini menggunakan raksa dan alkohol sebagai zat termometrik dalam tab
ung berbentuk U.

2.  Termometer Klinik


Termometer klinik digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia. Termometer i
ni mempunyai skala antara 35 – 42°C sesuai dengan suhu tubuh manusia. Zat termometri
k yang digunakan untuk mengisi tabung termometer ini adalah raksa.
3.  Pirometer Optik
Pada umumnya, pirometer optik digunakan oleh para ilmuwan untuk mengukur su
hu yang sangat tinggi (di atas 1000°C), misalnya mengukur suhu pada peleburan logam.
Cara kerjanya adalah berdasarkan perubahan warna logam akibat perubahan suhu.
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 2 September 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

4.  Termometer Laboratorium


Termometer laboratorium lebih banyak digunakan untuk kepentingan penelitian di
laboratorium.
Termometer Laboratorium digunakan untuk mengukur suhu atau perubahan suhu
dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
Termometer ini biasanya menggunakan zat cair raksa atau alkohol. Jika cairan ter
sebut bertambah panas, maka cairan tersebut akan memuai sepanjang pipa berskala Celciu
s.
MATERI DAN TUGAS
KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVE
RSITAS NEGERI JAKARTA TERMODINAMIKA 115
PRODI FISIKA DAN PEND FISIKA – FMIPA Hari/Tanggal Kamis/ 2 September 2021
Kampus A UNJ Waktu 10.00-12.00
Jl. Rawamangun Muka I Jakarta 13220 Tempat Daring
Kampus B UNJ Rawamangun
Jl. Pemuda No 10 Jakarta 13220 Telp. Prodi Fisika
021-4894909 Dosen Dr. Esmar Budi, M.T.
www.unj.ac.id/fmipa/fisika
Sifat Kelompok

Anda mungkin juga menyukai