Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 7

Nama Anggota:
1. Angel Grassia Panjaitan (205030407111025)
2. Kamilatul ‘Ilmi Laily (205030401111029)
3. Talitha Surya Zabrina (205030407111017)

RESUME MATERI 7: ANALISIS MANFAAT DAN BIAYA

a. Present Value (PV)

Merupakan jumlah nilai yang memang harus diinvestasikan pada saat ini bila kita
menginginkan sejumlah nilai tertentu pada masa yang akan datang. Sedangkan Future
Value (FV) adalah sejumlah nilai di masa depan yang akan datang dari nilai jumlah yang
diinvestasikan pada saat ini.

b. Nilai bersih sekarang atau Net Present Value (NPV)

Merupakan perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas yang masuk dan nilai sekarang dari
arus kas keluar pada sebuah waktu periode. Net Present Value (NPV) adalah alat yang berguna
untuk menentukan apakah suatu proyek atau investasi akan menghasilkan laba atau rugi bersih.
Net present value yang positif menghasilkan laba, sedangkan yang negatif menghasilkan
kerugian. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu:

 Mampu menghitung seluruh arus kas masuk dan tidak mengabaikan aliran kas selama
investasi sedang berlangsung.
 Mampu memperhitungkan time value of money 
 Akan mempermudah Anda dalam mengetahui apakan nilai investasi yang akan dilakukan
mampu meningkatkan nilai perusahaan dan memberikan keuntungan ataukah tidak.
 Mempertimbangkan risiko arus kas yang masa pada masa depan sehingga pengembalian
modal akan bisa terlihat lebih jelas.

Rumus NVP adalah sebagai berikut:

NPV = ( C1 / 1 + r ) + ( C2 / ( 1 + r )2 ) + ( C3 / (  1 + r )3 ) + … + ( Ct / ( 1 + r )t ) – C0

Atau
Keterangan :
 NPV = Net Present Value ( dalam rupiah )
 Ct = Arus kas per tahun pada periode t
 C0 = Nilai investasi awal pada tahun ke 0 ( dalam rupiah )
 r = Suku bunga atau discount rate ( dalam % )

Selain itu, juga ada rumus yang menggunakan tabel PVIFA ( Present Value Interest Factor
for an Annuity), kemudian masukan hasil nya ke persamaan atau rumus NPV berikut:

NPV = ( Ct x PVIFA ( r ) ( t ) ) – C0

c. Internal rate of return 

Merupakan indikator tingkat efisiensi dari sebuah investasi. IRR juga dikenal sebagai metode
untuk menghitung tingkat bunga suatu investasi dan menyamakannya dengan nilai investasi saat
ini berdasarkan penghitungan kas bersih di masa mendatang. Apabila penghitungan internal rate
of return  menunjukkan angka lebih besar daripada modal yang dikeluarkan, maka sebaiknya
investasi dilakukan. Begitu pula sebaliknya, jika hasil penghitungan IRR kurang dari biaya
modal, sebaiknya hindari investasi tersebut. 

Kelebihan IRR:

1. Dengan menggunakan metode penghitungan IRR, kita bisa mengetahui apakah


investasi yang dilakukan layak atau tidak
2. Metode ini mempertimbangkan setiap arus yang ada
3. Metode ini mempertimbangkan konsep time value of money serta risiko arus masuk di
kemudian hari untuk pengembalian modal investasi.

Kekurangan IRR:

1. Dibutuhkan nilai cost of capital ketika menghitung menggunakan metode IRR


2. Keputusan yang dihasilkan tidak selalu tepat
3. Metode IRR hanya bisa menunjukkan hasil maksimal ketika suatu investasi
memiliki capital berupa rasio

Rumus IRR (Internal Rate of Return):

IRR= i1+ NPV1NPV1– NPV2 i2–i1
Keterangan:
IRR= Internal Rate of Return
i1 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV+
i2 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV –
NPV 1 = Net Present Value positif
NPV 2 = Net Present Value Negatif

d. Benefit Cost Ratio

Secara teoritis,  merupakan sebuah perbandingan antara semua nilai benefit terhadap semua
nilai pengorbanan atau biaya. Secara matematis, dapat dituliskan melalui persamaan sebagai
berikut :

BCR = (Present Value dari Manfaat / Present Value dari Pengorbanan atau biaya)

Nilai present value ini dapat kita hitung menggunakan persamaan sebagai berikut :

PV = Fn/ ( 1 + r ) n

Dimana :
Fn = Future value ( nilai pada akhir tahun ke n )
PV = ( Nilai sekarang ( nilai pada tahun ke 0 )
r = Suku bunga
n = Jumlah Waktu ( tahun )

Sedangkan pengambilan keputusan terhadap kelayakan dapat dilihat dari nilai BCR yang
ditentukan sebagai berikut :

 Jika BCR ≥ 1, maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut lebih besar daripada
pengorbanan yang dikeluarkan. Sehingga proyek tersebut dapat diterima atau layak
(feasible).
 Sebaliknya jika BCR <1 maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut lebih kecil
daripada pengorbanannya atau proyek tersebut tidak layak (not feasible).

e. Langkah-langkah dalam mengevaluasi suatu proyek: Penentuan manfaat dan biaya


proyek serta menghitung manfaat dan biaya dalam rupiah

1. Identifikasi Manfaat dan Biaya Proyek.


Manfaat dari suatu proyek dapat dibedakan antara manfaat langsung dan manfaat tidak
langsung.
2. Mengitung Manfaat dan Biaya dalam Rupiah
Dalam hal ini yang dilakukan adalah menghitung nilai dari manfaat proyek tersebut
secara tidak langsung.

3. Perbedaan Analisis Manfaat dan Biaya dengan Biaya Proyek Pemerintahan.


Pada analisis manfaaat dan biaya proyek pada swasta manfaat umum yang diukur dengan
cara mengalikan jumlah barang yang dihasilkan dengan perkiraan harga barang. Biaya
yang diperhitungkan adalah semua biaya yang langsung digunakan dalam proyek tersebut
berdasarkan harga pembelianya.

f. Perbedaan Analisis Manfaat dan Biaya Proyek Pemerintah


Pada analisis manfaaat dan biaya proyek pada swasta, manfaat umum diukur dengan cara
mengalikan jumlah barang yang dihasilkan dengan perkiraan harga barang. Biaya yang
diperhitungkan ini adalah semua biaya yang langsung digunakan dalam proyek tersebut
berdasarkan harga pembelianya.

Sedangkan, pada analisis manfaat dan biaya proyek pemerintah, pada umumnya
mengukur manfaat penggunaan sumber-sumber ekonomi dengan harga pasar, karena harga pasar
pada pasar persaingan sempurna mencerminkan nilai sesungguhnya dari sumber-sumber
ekonomi yang digunakan. Apabila tidak terdapat persaingan sempurna, maka harga-harga pasar
tidak menunjukkan nilai sumber-sumber ekonomi yang sesungguhnya. Dalam hal ini yang harus
dilakukan adalah menyesuaikan harga sumber ekonomi dengan menggunakan harga bayangan
(shadow prices).

g. Keadaan Monopoli
Harga monopoli mencerminkan nilai barang/input bagi konsumen sedangakan biaya
produksi marginal menunjukkan tambahan biaya karena tambahan output. Harga mana yang
digunakan dalam evaluasi proyek pemerintah tergantung dari dampak penggunaan input dalam
proyek tersebut. Apabila dengan digunakannya suatu barang sebagai input dalam suatu proyek
pemerintah menyebabkan produksi barang tersebut bertambah sebanyak input yang digunakan
dalam proyek pemerintah maka biaya oportunitas masyarakat adalah nilai dari tambahan input
yang digunakan untuk menghasilkan tambahan barang tersebut, yaitu biaya produksi marginal.

Sebaliknya, apabila jumlah barang di pasar tidak bertambah maka nilai input pada proyek
pemerintah adalah harga pasar karena penggunaan input tersebut dalam proyek pemerintah
bersaing dengan konsumen lainnya yang menilai barang tersebut menurut harga pasar. Apabila
dampak penggunaan input di pasar untuk proyek pemerintah merupakan kombinasi kedua
dampak diatas maka penentuan harga input untuk tujuan evaluasi proyek adalah dengan
menggunakan bobot (weight) antara harga pasar dan biaya produksi marginal.
h. Adanya Pajak
Apabila suatu barang dikenakan pajak, maka harga yang dibayar oleh pembeli lebih
tinggi daripada harga yang diterima produsen, karena sebagian harga dibayarkan kepada
pemerintah. Apabila proyek pemerintah yang dievaluasi membeli suatu barang yang dikenakan
pajak penjualan, maka untuk tujuan evaluasi proyek kasusnya sama seperti pada kasus monopoli.
Jika jumlah produksi meningkat, maka yang dipakai adalah harga yang diterima produsen.
Sedangkan jika jumlah barang atau input diperkirakan tidak akan bertambah maka harga pasarlah
yang dipakai.

i. Pengangguran
Suatu proyek mungkin menggunakan tenaga kerja yang sedang menganggur dengan tak
dikehendaki (involuntary unemployed), karena penggunaan tenaga kerja yang sedang
menganggur ini tidak menyebabkan berkurangnya produksi barang dan jasa lain dalam
perekonomian. Maka, upah yang mereka terima tidak mencerminkan biaya oportunitas
penggunaan tenaga kerja yang nilainya lebih rendah daripada upah yang diterima apabila
terdapat pengangguran tak dikehendaki (involuntary unemployed). Ada dua masalah dalam
menghitung upah tenaga kerja yang menganggur dengan tak dikehendaki ini :

a. Apabila pemerintah melaksanakan kebijakan stabilisasi untuk mempertahankan


tingkat penggunaan tenaga kerja maka penggunaan tenaga kerja yang sedang bekerja
dalam suatu proyek menyebabkan tenaga kerja dan output di sektor lain menjadi
berkurang. Dalam hal ini biaya tenaga kerja yang dipakai dalam evaluasi proyek
tersebut adalah upah yang berlaku di pasar (upah sebenarnya).

b. Apabila tenaga penganggur yang dipakai dalam suatu proyek mungkin sebenarnya
tidak menganggur secara tidak dikehendaki (involuntary unemployed) selama
pembangunan proyek yang bersangkutan, maka yang dipakai dalam evaluasi proyek
adalah upah bayangan (shadow prices).

j. Surplus Konsumen
Surplus konsumen merupakan nilai kerelaan seseorang untuk membayar suatu barang
dikurangi nilai yang sebenarnya dibayarkan olehnya. Surplus konsumen merupakan ukuran
manfaat (benefit), baik dalam arti uang (monetary gain) ataupun kesejahteraan (welfare), atau
kepuasan (satisfaction), yang diperoleh seorang sebagai hasil dari membeli dan mengkonsumsi
barang atau pelayanan. Harga tertinggi yang rela dibayarkan orang dalam mendapatkan sesuatu
disebut Penentuan Tingkat Bunga.

Menurut Boediono 1992, teori tingkat bunga ada tiga macam :


1. Liquidity Prefence
Tingkat suku bunga akan selalu naik, dengan semakin lama kita pinjam atau meminjami.
Dalam hal ini, teori Keynes mengatakan bahwa seseorang ingin liquid dengan hal inilah yang
mendorong seseorang atau masyarakat untuk menanamkan sebagian pendapatannya kedalam
bentuk simpanan.

2. The Prefered of Habit Market Theory (Tori Kebebasan Pasar)


Bahwa naik turunnya tingkat suku bunga ditentukan oleh kebebasan pasar, sehingga masing
– masing jangka waktu simpanan mempunyai pasar tersendiri atau dengan kata lain tingkat
bunga lebih dipengaruhi oleh Demand dan supply dari masing – masing jangka waktu, teori ini
didasari oleh teori J. M. Keynes.

3. Rational Expectation ( Harapan Masa Depan Yang Rasional)


Teori ini diilhami oleh teori klasik, bahwa seseorang harus dapat memprediksi atau
meramalakan arah atau keadaan masa depan yang sewaktu – waktu bias berubah atau tidak pasti.

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tingkat Bunga

Perkembangan dari tingkat suku bunga dalam negeri dipengeruhi oleh beberapa faktor,
baik yang berasal dari luar negeri seperti suku bunga internasional, maupun yang berasal dari
dalam negeri seperti, ekspektasi inflasi, kondisi perbankan, serta tindakan otoritas moneter yang
sangat penting. Hubungan tingkat bunga dan simpanan dijelaskan dengan teori loanable funds,
yaitu merupakan sisi supply dari loanable funds menerangkan hubungan positif antara tingkat
bunga dan simpanan, dimana hubungan kedua variabel tersebut bersifat positif.

k. Keuntungan

 Penggunaan sumber-sumber ekonomi lebih efisien


 Penggunaan dana proyek dapat diawasi oleh pemerintah

l. Kelemahan

 Kurang fleksibel ketika diterapkan dimasyarakat


 Dampak tidak langsung tidak dapat dianalisis secara tepat
 Masih banyak faktor yang mempengaruhi dan dapat menimbulkan bertambahnya biaya

Anda mungkin juga menyukai