Anda di halaman 1dari 4

Modul Akuntansi Pajak Atas Perolehan Aset Tetap, Penyusutan dan Revaluasi Aset

Perolehan Aset Tetap Secara Tunai

PT A melakukan pembelian mesin pada tahun 2022 untuk memproduksi kain dengan harga
Rp15.000.000 ditambah PPN sebesar 11%. Atas transaksi tersebut maka perusahaan membuat jurnal
sebagai berikut

Mesin kain Rp15.000.000

PPN Masukan Rp1.650.000

Kas Rp16.650.000

Perolehan Aset Tetap Secara Angsuran

PT A Membeli Mesin X yang bukan digunakan untuk kegiatan operasional secara angsuran dalam 10x
angsuran dengan perolehan tunai Rp240.000.000 dengan bunga 10% per tahun. Jurnal saat
pembelian aset sebagai berikut

Jurnal saat pembelian aset

mesin x Rp240.000.000

PPN Masukan yg belum difakturkan Rp26.400.000

utang usaha Rp266.400.000

Jurnal saat pembayaran angsuran

utang angsuran Rp24.000.000

beban bunga Rp2.000.000

kas Rp26.000.000

ppn masukan Rp2.640.000

ppn masukan yg belum difakturkan Rp2.640.000

Perolehan Aset Tetap Dengan Membangun Sendiri

Pada tahun 2022 PT A mendirikan gedung kantornya di daerah Bandung, dengan menggunakan PT B
sebagai kontraktornya (PT B telah dikukuhkan menjadi PKP). Nilai kontrak yang disetujui sebesar
Rp250.000.000. Selain itu PT A juga membayar biaya perencanaan kepada PT B sebesar
Rp100.000.000 dan biaya pengawasan sebesar Rp150.000.000. Maka pencatatan yang dilakukan oleh
A adalah sebagai berikut

Perolehan Nilai Gedung


Nilai kontrak Rp250.000.000
Biaya Perencanaan Rp100.000.000
Biaya pengawasan Rp150.000.000
Total Rp500.000.000

Jurnal

Gedung Rp500.000.000

PPN Masukan Rp55.000.000

Kas Rp555.000.000

Waktu dan Metode Penyusutan Sesuai Ketentuan Perpajakan

Gedung pabrik dibeli 1 Januari 2008 dengan harga perolehan Rp600.000.000. Masa manfaat
komersial selama 30 tahun. Menurut fiskal 20 tahun

Komersial = Rp600.000.000/30 tahun = Rp20.000.000

Fiskal = Rp600.000.000 x 5% = Rp30.000.000

Jurnal

Beban penyusutan gedung Rp20.000.000

Akumulasi penyusutan gedung Rp20.000.000

Atas perbedaan tersebut tidak perlu membuat jurnal penyesuaian. Perbedaan tersebut menimbulkan
beda waktu saja. Pada saat mengisi SPT Tahunan diperlukan koreksi fiskal saja. (Rp10.000.000).

TUKAR MENUKAR HARTA

Harga mesin A yaitu Rp 50.000.000 dan penyusutannya Rp 10.000.000, lalu ditukar dengan mesin B
seharga Rp 60.000.000 dan tidak ada penambahan uang.
Asumsi, Pertukaran aktiva sejenis, laba tidak diakui

Mesin (baru) Rp 40.000.000

Akumulasi Penyusutan mesin (lama) Rp 10.000.000

Mesin (lama) Rp 50.000.000

Asumsi, Pertukaran aktiva tidak sejenis, laba diakui

Mesin (baru) Rp 60.000.000

Akumulasi Penyusutan Mesin (lama) Rp 10.000.000

Mesin (lama) Rp 50.000.000

Laba pertukaran Rp 20.000.000

Cara yang diperbolehkan dalam perpajakan adalah atas transaksi yang mengakui adanya laba,

sehingga untuk laba pertukaran Rp 20.000.000 termasuk dalam objek pajak yang harus digabungkan

dengan penghasilan lain di dalam laporan laba rugi.

KERUGIAN DAN SELISIH LEBIH PENILAIAN KEMBALI

PT Baruna Jaya pada tahun 2005 mempunyai aktiva dengan nilai buku sebesar Rp1.000.000.000,
yang menurut jasa appraisal dinilai sesuai harga pasar aktiva tersebut sebesar Rp 100.000.000.000.

Selain itu, PT Baruna Jaya juga punya rugi fiskal yang belum dikompensasikan sebesar Rp
50.000.000.000.

Maka besar PPh final adalah 10% x (Rp 100.000.000.000 - Rp 1.000.000.000 - Rp 50.000.000.000) =
Rp 4.900.000.000

Penghasilan tersebut tidak perlu lagi diakui sebagai penghasilan kena pajak dalam akhir tahun pajak
karena sudah dikenakan PPh final

PENYUSUTAN YANG REVALUASINYA DITOLAK

Contoh Kasus Revaluasi Aset Tetap PT. ABC telah mempertahankan aset dengan biaya sampai saat ini.
Pada 31 Januari 2022, diputuskan untuk merevaluasi aset.

Biaya awal perolehan aset tersebut adalah Rp30.000.000, dan nilai buku pada tanggal tersebut
adalah Rp20.000.000. Nilai revaluasi aset pada 31 Januari 2022 adalah Rp25.000.000.

Oleh karena itu perlu membuat jurnal untuk mencatat revaluasi aset tetap yakni selisih antara nilai
revaluasi aset dan nilai buku:

Jurnal

Aset Rp5.000.000
Surplus Revaluasi Aset Tetap Rp5.000.000

Sesuai IFRS, kelebihan nilai revaluasi bukanlah keuntungan dalam kegiatan bisnis biasa, dan
karenanya akan dicatat hal yang sama di bawah akun surplus revaluasi aset tetap

Anda mungkin juga menyukai