Anda di halaman 1dari 20

PENGANTAR

HUKUM PAJAK
PEMATERI

RIZKY CHOIRIZAL
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Aktif sejak Tahun 2008


Tertarik dalam bidang Perpajakan, Bisnis dan Keuangan
PENGERTIAN PAJAK (Pasal 1 angka 1 KUP)

PAJAK adalah
 kontribusi wajib kepada negara
 yang terutang oleh orang pribadi atau badan
 yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
 dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
 digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
DIMENSI SEDERHANA HUKUM PAJAK

Mengambil (memotong
Meliputi wewenang
Keseluruhan Peraturan dan memungut) kekayaan
pemerintah
masyarakat

Mengembalikan kepada
masyarakat
DIMENSI SEDERHANA HUKUM PAJAK

Menelaah keadaan dalam masyarakat

Merumuskan peraturan hukum

Menafsirkan dengan pertimbangan


ekonomis dan keadaan masyarakat
CIRI-CIRI PAJAK

Dipungut berdasarkan undang-undang

Kontraprestasi dari pemerintah tidak secara langsung

Dipungut pemerintah pusat dan/atau daerah

Dialokasikan untuk membiayai pengeluaran pemerintah

Membiayai pengeluaran nonbudgentair


FUNGSI PAJAK

Fungsi Penerimaan (sumber dana membiayai pengeluaran pemerintah)

Fungsi Mengatur (alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial atau
ekonomi)

Fungsi Redistribusi (pemerataan dan keadilan dalam masyarakat)

Fungsi Demokrasi (gotong royong bersama membangun negara)


KEDUDUKAN PAJAK
Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk
Pasal 23 A UUD 1945
keperluan negara diatur dengan undang-undang

 Hukum pajak adalah bagian dari hukum publik (mengatur hubungan


pemerintah (dijalan oleh fiskus) dengan Wajib Pajak/Rakyat)
 Hukum pajak di Indonesia menganut paham imperative. Artinya,
pelaksanaan pemungutan pajak tidak dapat ditunda
 Pemenuhan atas pajak harus didahulukan dalam hal terdapat
pemenuhan kewajiban berupa utang atau pembayaran lainnya
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK
Equality
Equality Pemungutan pajak harus adil dan menyesuaikan dengan
kemampuan serta penghasilan atau tambahan ekonomis
yang diperoleh atau diterima dari Wajib Pajak

Certainty
Pajak harus memberikan kepastian hukum dan dilakukan
secara transparan sesuai dengan hukum yang berlaku

Convenience
Economy Certainty Pemungutan pajak harus memperhatikan kondisi Wajib
Pajak. Pemungutan pajak harus dilakukan pada saat yang
tepat, yaitu pada saat Wajib Pajak memperoleh
tambahan kemampuan ekonomis

Economy
Biaya pemungutan pajak harus seefektif dan seefisien
mungkin. Selain itu, pajak yang dipungut harus
menimbulkan multiplier efek yang mampu
Convenience menggerakkan perkonomian
DASAR PEMUNGUTAN PAJAK

Benefit Principle & Ability Keadilan Horizontal dan Keadilan


Principle Vertikal

 Benefit Principle  Keadilan Horizontal


Membayar sejalan dengan manfaat Pemungutan pajak sama untuk semua
yang dinikmati dari pemerintah WP tanpa membedakan jenis dan
sumber penghasilan
 Ability Principle
Dibebankan kepada Wajib Pajak  Keadilan Vertikal
berdasarkan kemampuan Kondisi ekonomis yang sama
dikenakan pajak yang sama
TEORI PEMUNGUTAN PAJAK
Asuransi
Kontraprestasi tak langsung pemungutan pajak salah
satunya berupa perlindungan kepada masyarakat.
Asuransi Masyarakat terayomi oleh negara dan pemerintah ketika
membayar pajak

Kepentingan
Pemungutan pajak ditujukan untuk membiayai kepentingan
pemerintah yang nantinya akan dikembalikan kepada
masyarakat berupa sarana dan fasilitas
Daya Beli Kepentingan
Gaya Pikul
Pemungutan dan tarif pajak pajak harus memperhatikan
beban pajak yang dapat dipikul/ditanggung masyarakat

Bakti
Pembayaran pajak merupakan bentuk pengabdian dan rasa
terima kasih rakyat kepada negara dan pemerintah karena
telah diberikan perlindungan dan sarana untuk memperoleh
Bakti Gaya Pikul penghasilan

Daya beli
Pemungutan dan tarif pajak pajak harus mampu menjaga
daya beli masyarakat
ASPEK FORMAL DAN MATERIAL DALAM
HUKUM PAJAK
Aspek Formal Aspek Material

 Memuat bentuk atau tata cara mewujudkan  Memuat norma-norma yang menerangkan keadaan
hukum materiil menjadi kenyataan perbuatan
 Aspek formal pajak termuat dalam UU  Peristiwa hukum yang dikenakan pajak, siapa yang
Ketentuan Umum Perpajakan dikenakan pajak
 Berapa besar pajak yang dikenakan
 Segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang
pajak
 Hubungan hukum antara pemerintah dan Wajib Pajak
 Aspek material pajak termuat dalam UU Pajak
Penghasilan dan UU Pajak Pertambahan Nilai
JENIS PAJAK

Golongan Sifat Pemungutan

 Langsung  Subjektif  Pajak Pusat


 Tidak Langsung  Objektif  Pajak Daerah
STRUKTUR PAJAK DI INDONESIA

Pajak

Pusat Daerah

Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Pajak Pemerintah Pajak Pemerintah


Pajak Bea dan Cukai Provinsi Daerah atau Kota

PPh, PPN, PPnBM, Bea Masuk dan Cukai PKB, BBNKB, Pajak PBB (P2), BPHTB, Pajak
PBB (P3), Bea Meterai Bahan Bakar , Pajak Hotel, Pajak Restoran,
Pengambilan dan Pajak Hiburan, Pajak
Pemanfaatan Air Reklame, Pajak
Penerangan Jalan,
Pajak Parkir
STELSEL PAJAK
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

Official
Self Assessment Withholding
Assessment
System System
System

 Sistem yang  Sistem yang memberi  Sistem yang memberi


memberi wewenang wewenang dan wewenang kepada
kepada fiskus untuk kepercayaan kepada pihak ketiga untuk
menentukan wajib pajak untuk memotong dan
besarnya pajak menghitung dan memungut besarnya
melaporkan sendiri pajak yang terhutang
besarnya pajak yang oleh wajib pajak 
harus dibayar
YURIDIKSI PEMUNGUTAN PAJAK

Tempat
Kebangsaan Sumber
tinggal/residensi
TARIF PAJAK

Tarif Marginal Tarif Efektif

 Tarif yang dikenakan pada  Tarif yang efektif diterapkan atas


Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
 Contoh:  Contoh:

Tarif PPh dimana penghasilan DPP PPN atas jasa transportasi adalah
kena pajak hingga 60 juta 10% dari penyerahan, sehingga tarif
efektif PPN nya menjadi 1,1% (Tarif
dikenakan tarif 5%
efektif PPN jasa transportasi 1,1% dari
nilai penyerahan)
STRUKTUR TARIF PAJAK
rate
DPP

Proporsional Persentase tarif yang tetap terhadap jumlah berapapun yang menjadi dasar
pengenaan pajak, misalnya tarif PPN 11%
rate
DPP

Progresif Persentase tarif yang bertambah besar apabila dasar pengenaan pajak
bertambah besar, misalnya tarif PPh Orang Pribadi
rate
DPP

Degresif Persentase tarif yang bertambah kecil apabila dasar pengenaan pajak
bertambah meningkat
rate
DPP DPP

Tetap Tarif yang berupa jumlah yang tetap terhadap berapapun dasar pengenaan
pajak, misalnya tarif bea meterai
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai