KONSTRUKSI
Laba bruto usaha dalam suatu tahun pajak yang diterima atau diperoleh
wajib pajak yang mempunyai usaha di bidang jasa konstruksi yang proses
pekerjaan fisik meliputi masa beberapa tahun pajak dihitung berdasarkan
metode persentase tingkat penyelesaian pekerjaan.
Lanjutan…
Perhitungan PKP tetap dilakukan dengan mengaitkan biaya dengan
pendapatan (matching cost against revenue).
Khusus WP dalam negeri dan BUT yang berusaha dibidang jasa konstruksi
yang mengerjakan proyek dengan jangka waktu >1 tahun, perhitungan PKP
menggunakan metode lain yang lazim digunakan dalam praktik akuntansi
seperti metode persentase penyelesaian.
2016
Akumulasi biaya sampai dengan akhir tahun buku = Rp400.000.000
Perkiraan sisa biaya penyelesaian proyek = Rp450.000.000
Lanjutan…
2017
Akumulasi biaya sampai dengan akhir tahun buku = Rp600.000.000
Perkiraan sisa biaya penyelesaian proyek = Rp250.000.000
2018
Akumulasi biaya sampai dengan akhir tahun buku = Rp750.000.000
Perkiraan sisa biaya penyelesaian proyek = Rp100.000.000
2019
Total biaya proyek = Rp875.000.000
(Total perkiraan semula Rp850.000.000)
Perhitungan Laba Bruto Usaha Setiap Tahun
2015
Harga Kontrak Rp1.000.000.000,00
Akumulasi biaya s.d. akhir tahun 2015 Rp150.000.000,00
Perkiraan sisa biaya penyelesaian
Rp700.000.000,00
proyek
Rp850.000.000,00
Perkiraan laba bruto usaha proyek Rp150.000.000,00
Account Receivable -
Billing on CIP -
(To record progress billing)
Cash -
Account Receivable -
(To record cash collections)
CIP Rp26,470,588.24
Construction Expense Rp150,000,000.00
Revenue from Long-Term Contract Rp176,470,588.24
(To recognized revenue and gross profit)
AYAT JURNAL 2019 PENYELESAIAN
Construction in Progress (CIP) Rp875,000,000.00
Material, Cash, etc. Rp875,000,000.00
(To record costs of construction)
Account Receivable -
Billing on CIP -
(To record progress billing)
Cash -
Account Receivable -
(To record cash collections)
Kas Rp108.000.000
PPh Final Rp2.000.000
PPN Keluaran Rp10.000.000
Pendapatan Rp100.000.000
LINGKUP PEKERJAAN LAINNYA DAN ATURAN
PERALIHAN HUBUNGAN KEBESARAN TIDAK STANDAR
Yang tidak termasuk dalam pengertian pekerjaan jasa konstruksi adalah sebagai
berikut:
1. Pekerjaan seperti perawatan berupa pembersihan dan pengecatan bangunan
atau bentuk fisik lainnya yang dilakukan oleh bukan pengusaha jasa
konstruksi;
2. Pekerjaan pemasangan dan pemeliharaan/perbaikan mesin dan peralatan
mekanik atau elektrik serta komponen-komponen bangunan siap pasang
(prefabricated) sebagai pelayanan purnajual (after sales service) yang
dilakukan langsung oleh pabrikan atau pemasok mesin dan peralatan
tersebut;
3. Pekerjaan jasa teknik, desain interior, dan pertamanan yang dilakukan oleh
bukan pengusaha jasa konstruksi.
LINGKUP PEKERJAAN LAINNYA DAN ATURAN PERALIHAN
HUBUNGAN KEBESARAN TIDAK STANDAR
Dalam pemberlakuan ketentuan baru, pekerjaan jasa konstruksi melibatkan lebih
dari 1 periode akuntansi. Ditegaskan untuk:
1. Pembayaran kontrak / bagian dari kontrak sampai dengan tanggal 31
Desember 2008, pengenaan PPh berdasarkan Peraturan Pemerintah No.140
tahun 2000 tentang PPh dari Usaha Jasa Konstruksi.
2. Pembayaran kontrak / bagian dari kontrak setelah tanggal 31 Desember
2008, pengenaan PPh berdasarkan Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2008
tentang PPh dari Usaha Jasa Konstruksi.
Lanjutan…
3. PPh atas Jasa Konstruksi yang telah dipotong dan disetor berdasarkan PP
No.10 Tahun 2000 dapat dipindahbukukan menjadi pembayaran PPh Final
atas Jasa Konstruksi sesuai PP No.51 tahun 2008 sepanjang memenuhi syarat
ketentuan:
1) Pemotongan dan penyetoran PPh tersebut dilakukan terhadap
penghasilan dari usaha jasa konstruksi berdasarkan kontrak yang di tanda
tangani sejak tanggal 1 Januari 2008, dan
2) Pembayaran kontrak / bagian dari kontrak sebagaimana tersebut pada
angka 1 dilakukan paling lama sampai dengan akhir bulan ditetapkannya
peraturan menteri keuangan.
KESIMPULAN
Akuntansi kontrak konstruksi telah diatur dalam PSAK 34 revisi 2010 dengan
tujuan yaitu untuk memberikan gambaran perlakuan akuntansi pendapatan
dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi.
Undang-undang perpajakan menggunakan istilah jasa konstruksi yaitu layanan
jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, dan layanan konsultasi pengawasan konstruksi dan atas
pajak penghasilannya diatur dalam Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 2007
dengan tarif PPh Final yaitu sebesar:
o 4% dari jumlah bruto yang diterima WP penyedia jasa perencanaan
konstruksi;
o 2% dari jumlah bruto yang diterima WP penyedia jasa perlaksanaan
konstruksi; atau
o 4% dari jumlah bruto yang diterima WP penyedia jasa pengawasan
konstruksi.
REFERENSI
Kieso (2014) Intermediate Accounting Second Edition. United States: John
Wiley & Sons, Inc
Waluyo (2016) Akuntansi Pajak Edisi 6. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
TERIMA KASIH