Anda di halaman 1dari 34

AKUNTANSI PAJAK ATAS JASA

KONSTRUKSI

Atikah Laila N 00000017330


Ervina Gunawan 00000018168
Selvi Yunika 00000014295
PENDAHULUAN
Akuntansi kontrak konstruksi telah diatur dalam PSAK 34
revisi 2010.
Tujuan dan pernyataan yang tertuang dalam SAK ini adalah
untuk memberikan gambaran perlakuan akuntansi
pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak
konstruksi.
AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI
PSAK 34 revisi 2010 menggunakan istilah kontrak konstruksi sedangkan
ketentuan perpajakan menggunakan istilah jasa konstruksi.
Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara
khusus untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang
berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal
rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan.
KONTRAK KONSTRUKSI
Kontrak pemberian jasa yang berhubungan langsung
dengan konstruksi aset.

Kontrak untuk penghancuran atau restorasi aset dan


restorasi lingkungan setelah penghancuran aset.
LINGKUP USAHA JASA KONSTRUKSI
Surat edaran DJP menyatakan pengertian pekerjaan konstruksi dengan mengacu
pada UU No.18 Tahun 1998 tentang Jasa Konstruksi dan PP No.28 Tahun 2000
tentang Usaha dan Peran Serta Masyarakat Jasa Konstruksi yang berbunyi :

“Keseluruhan / sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau


pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan
arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-
masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan
/ bentuk fisik lain termasuk perawatannya”.
JENIS USAHA KONTRUKSI
Terdiri atas :
1. Usaha perencanaan konstruksi masing-masing dilaksanakan oleh
perencanaan konstruksi.
2. Usaha pelaksanaan konstruksi.
3. Usaha pelaksanaan konstruksi, pelaksana konstruksi dan
pengawas konstruksi.
PERUMUSAN KONTRAK KONSTRUKSI
Dalam perumusannya dapat terbentuk dalam berbagai cara yang digolongkan
sebagai berikut:
1. Kontrak harga tetap
Kontrak harga tetap ini dimaksudkan sebagai kontrak yang diisyaratkan bahwa
kontraktor telah menyetujui nilai kontrak yang telah ditentukan atau tarif tetap yang
telah ditentukan per unit output yang dalam beberapa hal tunduk pada ketentuan-
ketentuan kenaikan biaya

2. Kontrak biaya plus


Pada kontrak ini kontraktor mendapatkan penggantian untuk biaya-biaya yang telah
diizinkan atau telah ditentukan, ditambah imbalan tetap.
PENGGUNAAN METODE PERSENTASE
PENYELESAIAN
Dalam laporan keuangan akan tercermin pendapatan yang diakui
atas dasar penyelesaian kontrak, sehingga diperlukan estimasi biaya
yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan seperti dalam
kontrak.
Terhadap biaya sesungguhnya yang terjadi pada masa pelaksanaan
pekerjaan dibebankan sebagai persediaan, penghasilan, atau laba
yang diakui.
PAJAK PENGHASILAN JASA KONSTRUKSI
Dalam PP No.138 Tahun 2000 tentang Perhitungan Penghasilan Kena Pajak
dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan mengatur penetapan
laba bruto usaha dibidang jasa konstruksi.

Laba bruto usaha dalam suatu tahun pajak yang diterima atau diperoleh
wajib pajak yang mempunyai usaha di bidang jasa konstruksi yang proses
pekerjaan fisik meliputi masa beberapa tahun pajak dihitung berdasarkan
metode persentase tingkat penyelesaian pekerjaan.
Lanjutan…
Perhitungan PKP tetap dilakukan dengan mengaitkan biaya dengan
pendapatan (matching cost against revenue).

Khusus WP dalam negeri dan BUT yang berusaha dibidang jasa konstruksi
yang mengerjakan proyek dengan jangka waktu >1 tahun, perhitungan PKP
menggunakan metode lain yang lazim digunakan dalam praktik akuntansi
seperti metode persentase penyelesaian.

Dengan metode ini, pengakuan penghasilan tahunan berdasarkan atas


perhitungan secara proporsional sesuai dengan tahap penyelesaian pekerjaan.
IMPLEMENTASI
PT Total Bangun Persada merupakan wajib pajak dengan kategori penyedia jasa
perlaksanaan konstruksi, mendapatkan suatu proyek konstruksi yang bernilai
Rp1.000.000.000, dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan tahun 2015
sampai dengan 2019 (5 tahun). Keterangan biaya tiap-tiap tahun
2015
Akumulasi biaya sampai dengan akhir tahun buku = Rp150.000.000
Perkiraan sisa biaya penyelesaian proyek = Rp700.000.000

2016
Akumulasi biaya sampai dengan akhir tahun buku = Rp400.000.000
Perkiraan sisa biaya penyelesaian proyek = Rp450.000.000
Lanjutan…
2017
Akumulasi biaya sampai dengan akhir tahun buku = Rp600.000.000
Perkiraan sisa biaya penyelesaian proyek = Rp250.000.000
2018
Akumulasi biaya sampai dengan akhir tahun buku = Rp750.000.000
Perkiraan sisa biaya penyelesaian proyek = Rp100.000.000
2019
Total biaya proyek = Rp875.000.000
(Total perkiraan semula Rp850.000.000)
Perhitungan Laba Bruto Usaha Setiap Tahun
2015
Harga Kontrak Rp1.000.000.000,00
Akumulasi biaya s.d. akhir tahun 2015 Rp150.000.000,00
Perkiraan sisa biaya penyelesaian
Rp700.000.000,00
proyek
Rp850.000.000,00
Perkiraan laba bruto usaha proyek Rp150.000.000,00

Laba bruto usaha tahun 2015 Rp26.470.588,24


𝑅𝑝 150.000.000,00
× 𝑅𝑝 150.000.000,00
𝑅𝑝 850.000.000,00
Lanjutan…
2016
Harga Kontrak Rp1.000.000.000,00
Akumulasi biaya s.d. akhir tahun 2016 Rp400.000.000,00
Perkiraan sisa biaya penyelesaian proyek Rp450.000.000,00
Rp850.000.000,00
Perkiraan laba bruto usaha proyek Rp150.000.000,00

Laba bruto usaha s.d. tahun 2016 Rp70.588.235,29


𝑅𝑝 400.000.000,00
× 𝑅𝑝 150.000.000,00
𝑅𝑝 850.000.000,00

Laba bruto usaha s.d. tahun 2015 Rp26.470.588,24


Laba bruto usaha tahun 2016 Rp44.117.647,06
Lanjutan…
2017
Harga Kontrak Rp1.000.000.000,00
Akumulasi biaya s.d. akhir tahun 2017 Rp600.000.000,00
Perkiraan sisa biaya penyelesaian proyek Rp250.000.000,00
Rp850.000.000,00
Perkiraan laba bruto usaha proyek Rp150.000.000,00

Laba bruto usaha s.d. tahun 2017 Rp105.882.352,94


𝑅𝑝 600.000.000,00
× 𝑅𝑝 150.000.000,00
𝑅𝑝 850.000.000,00

Laba bruto usaha s.d. tahun 2016 Rp70.588.235,29


Laba bruto usaha tahun 2017 Rp35.294.117,65
Lanjutan…
2018
Harga Kontrak Rp1.000.000.000,00
Akumulasi biaya s.d. akhir tahun 2018 Rp750.000.000,00
Perkiraan sisa biaya penyelesaian proyek Rp100.000.000,00
Rp850.000.000,00
Perkiraan laba bruto usaha proyek Rp150.000.000,00

Laba bruto usaha s.d. tahun 2018 Rp132.352.941,18


𝑅𝑝 750.000.000,00
× 𝑅𝑝 150.000.000,00
𝑅𝑝 850.000.000,00

Laba bruto usaha s.d. tahun 2017 Rp105.882.352,94


Laba bruto usaha tahun 2018 Rp26.470.588,24
Lanjutan…
2019
Harga Kontrak Rp1.000.000.000,00
Akumulasi biaya s.d. akhir tahun 2019 Rp875.000.000,00
Perkiraan sisa biaya penyelesaian proyek
Rp875.000.000,00
Perkiraan laba bruto usaha proyek Rp125.000.000,00

Laba bruto usaha s.d. tahun 2018 Rp132.352.941,18


Laba (rugi) usaha tahun 2019 (Rp7.352.941,18)
AYAT JURNAL 2015
Construction in Progress (CIP) Rp150,000,000.00

Material, Cash, etc. Rp150,000,000.00

(To record costs of construction)

Account Receivable -
Billing on CIP -
(To record progress billing)

Cash -
Account Receivable -
(To record cash collections)

CIP Rp26,470,588.24
Construction Expense Rp150,000,000.00
Revenue from Long-Term Contract Rp176,470,588.24
(To recognized revenue and gross profit)
AYAT JURNAL 2019 PENYELESAIAN
Construction in Progress (CIP) Rp875,000,000.00
Material, Cash, etc. Rp875,000,000.00
(To record costs of construction)

Account Receivable -
Billing on CIP -
(To record progress billing)

Cash -
Account Receivable -
(To record cash collections)

Construction Expense Rp125,000,000.00


CIP Rp7,352,941.18
Revenue from Long-Term Contract Rp117,647,058.82
(To recognized revenue and gross profit)

Billing on CIP Rp1,000,000,000.00


CIP Rp1,000,000,000.00
(To record completion of the contract)
ATURAN PERPAJAKAN DALAM
MENGHITUNG PPH TERHUTANG
Mengacu pada PP No.51 Tahun 2008 tentang PPh atas penghasilan dan jasa
usaha konstruksi yang diikuti dengan Keputusan Menteri Keuangan
No.187/PMK.03/2008.

Dengan tujuan untuk memberikan kemudahan dan kesederhanaan dalam


menghitung PPh yang diharapkan tidak membebani administrasi WP maupun
DJP

Tetapiselanjutnya diterbitkan kembali PP No.40 Tahun 2009 sebagai


penyempurnaan PP No.51 Tahun 2008
BATASAN DALAM PENGENAAN PAJAK
PENGHASILAN USAHA JASA KONSTRUKSI
1. Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan
konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan
konsultasi pengawasan konstruksi.

2. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan / sebagian rangkaian kegiatan


perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup
pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan
masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan
/ bentuk fisik lain.
Lanjutan…
3. Perencanaan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi / badan
yang dinyatakan ahli yang professional dibidang perencanaan jasa konstruksi
yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan
bangunan fisik lain.
4. Pelaksanaan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan
yang dinyatakan ahli yang professional dibidang pelaksanaan jasa konstruksi
yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil
perencanaan menjadi bentuk bangunan / bentuk fisik lain.
Lanjutan…
5. Pengawasan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi / badan yang
dinyatakan ahli yang professional di bidang pengawasan jasa konstruksi, yang
mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan
pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan
6. Penggunaan Jasa adalah orang pribadi / badan termasuk BUT yang memerlukan
layanan jasa konstruksi
7. Penyedia Jasa adalah orang pribadi / badan termasuk BUT yang kegiatan
usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi baik sebagai perencana
konstruksi, pelaksana konstruksi, dan pengawas konstruksi maupun sub-subnya
8. Nilai Kontrrak Jasa Konstruksi adalah nilai yang tercantum dalam suatu kontrak
jasa konstruksi secara keseluruhan
OBJEK PAJAK USAHA JASA KONSTRUKSI

Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari usaha jasa


konstruksi dikenai pajak penghasilan yang bersifat final
TARIF PPh UNTUK USAHA JASA KONSTRUKSI
Pasal 4 ayat (2) UU PPh telah memberikan wewenang untuk mengatur Pengenaan
Pajak atas Penghasilan Usaha Konstruksi dengan Peraturan Pemerintah.
Dengan Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 2009 untuk usaha jasa konstruksi yang
sifat pengenaannya final:
o 4% dari jumlah bruto yang diterima WP penyedia jasa perencanaan konstruksi,
o 2% dari jumlah bruto yang diterima WP penyedia jasa perencanaan konstruksi;
atau
o 4% dari jumlah bruto yang diterima WP penyedia jasa perencanaan konstruksi.
TATA CARA PEMOTONGAN DAN PENYETORAN
Tata Cara Pemotongan PPh Final atas jasa konstruksi tersebut diatur sebagai berikut:
1. Pemotongan dilakukan oleh pengguna jasa pada saat pembayaran, bila
pengguna jasa merupakan pemotong pajak. Besarnya PPh dipotong sebesar
jumlah pembayaran, tidak termasuk pajak. Pertambahan nilai dikalikan tarif PPh
usaha jasa konstruksi.
2. Penyedia jasa menyetor sendiri PPh Final Jasa Konstruksi, bila pengguna jasa
bukan merupakan pemotong pajak. PPh tersebut disetorkan paling lama tanggal
15 bulan berikutnya setelah penerimaan pembayaran.
Lanjutan…
3. Dalam hal tanggal jatuh tempo penyetoran sebagaimana telah ditetapkan
pada butir 1 dan butir 2 ternyata bertepatan dengan hari libur termasuk hari
Sabtu / hari libur nasional, maka saat penyetorannya dapat dilakukan pada
hari kerja berikutnya.
4. Apabila penyedia jasa tersebut yaitu BUT, maka PPh Final atas jasa konstruksi
tersebut tidak termasuk kategori pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 26
ayat (4) UU PPh.
IMPLEMENTASI
Diketahui dasar pengenaan pajak atas penghasilan jasa konstruksi yang diterima
Rp.100.000.000, tarif PPh Final 2 % .

Ayat Jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Kas Rp108.000.000
PPh Final Rp2.000.000
PPN Keluaran Rp10.000.000
Pendapatan Rp100.000.000
LINGKUP PEKERJAAN LAINNYA DAN ATURAN
PERALIHAN HUBUNGAN KEBESARAN TIDAK STANDAR
Yang tidak termasuk dalam pengertian pekerjaan jasa konstruksi adalah sebagai
berikut:
1. Pekerjaan seperti perawatan berupa pembersihan dan pengecatan bangunan
atau bentuk fisik lainnya yang dilakukan oleh bukan pengusaha jasa
konstruksi;
2. Pekerjaan pemasangan dan pemeliharaan/perbaikan mesin dan peralatan
mekanik atau elektrik serta komponen-komponen bangunan siap pasang
(prefabricated) sebagai pelayanan purnajual (after sales service) yang
dilakukan langsung oleh pabrikan atau pemasok mesin dan peralatan
tersebut;
3. Pekerjaan jasa teknik, desain interior, dan pertamanan yang dilakukan oleh
bukan pengusaha jasa konstruksi.
LINGKUP PEKERJAAN LAINNYA DAN ATURAN PERALIHAN
HUBUNGAN KEBESARAN TIDAK STANDAR
Dalam pemberlakuan ketentuan baru, pekerjaan jasa konstruksi melibatkan lebih
dari 1 periode akuntansi. Ditegaskan untuk:
1. Pembayaran kontrak / bagian dari kontrak sampai dengan tanggal 31
Desember 2008, pengenaan PPh berdasarkan Peraturan Pemerintah No.140
tahun 2000 tentang PPh dari Usaha Jasa Konstruksi.
2. Pembayaran kontrak / bagian dari kontrak setelah tanggal 31 Desember
2008, pengenaan PPh berdasarkan Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2008
tentang PPh dari Usaha Jasa Konstruksi.
Lanjutan…
3. PPh atas Jasa Konstruksi yang telah dipotong dan disetor berdasarkan PP
No.10 Tahun 2000 dapat dipindahbukukan menjadi pembayaran PPh Final
atas Jasa Konstruksi sesuai PP No.51 tahun 2008 sepanjang memenuhi syarat
ketentuan:
1) Pemotongan dan penyetoran PPh tersebut dilakukan terhadap
penghasilan dari usaha jasa konstruksi berdasarkan kontrak yang di tanda
tangani sejak tanggal 1 Januari 2008, dan
2) Pembayaran kontrak / bagian dari kontrak sebagaimana tersebut pada
angka 1 dilakukan paling lama sampai dengan akhir bulan ditetapkannya
peraturan menteri keuangan.
KESIMPULAN
Akuntansi kontrak konstruksi telah diatur dalam PSAK 34 revisi 2010 dengan
tujuan yaitu untuk memberikan gambaran perlakuan akuntansi pendapatan
dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi.
Undang-undang perpajakan menggunakan istilah jasa konstruksi yaitu layanan
jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, dan layanan konsultasi pengawasan konstruksi dan atas
pajak penghasilannya diatur dalam Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 2007
dengan tarif PPh Final yaitu sebesar:
o 4% dari jumlah bruto yang diterima WP penyedia jasa perencanaan
konstruksi;
o 2% dari jumlah bruto yang diterima WP penyedia jasa perlaksanaan
konstruksi; atau
o 4% dari jumlah bruto yang diterima WP penyedia jasa pengawasan
konstruksi.
REFERENSI
Kieso (2014) Intermediate Accounting Second Edition. United States: John
Wiley & Sons, Inc
Waluyo (2016) Akuntansi Pajak Edisi 6. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai