Anda di halaman 1dari 3

Diagnosis Keperawatan Terkait dan Rasionalisasi Tindakan Untuk Menyelesaikan

Masalah Keperawatan

1. Nyeri Akut
Nyeri akut merupakan suatu sensori atau emosional tidak menyenangkan yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau tidak
dapat diprediksi dengan durasi waktu kurang dari 3 bulan (SDKI, 2017).

Tanda dan Gejala Nyeri Akut dalam buku SDKI, 2017:


 Mengeluh nyeri
 Gelisah
 Bersikap protektif (mis. waspada posisi menghindari nyeri)
 Menarik diri

Rasionalisasi:
Gangguan rasa nyaman yang berkaitan dengan diagnosis nyeri akut merupakan salah
satu gangguan yang sering ditemukan dalam keluhan pasien. Berbagai faktor penyebab
seperti karena adanya cedera, gatal, demam, dan bengkak baik pre-bedah atau pasca-bedah
menjadikan intervensi "Manajemen kompres dingin atau hangat" sebagai pilihan utama
intervensi non-farmakologi para medis. Melihat kembali penyebab nyeri dan etiologi dari
nyeri akut ini perlu diperhatikan kembali. Apabila nyeri akut ditandai dengan memar,
bengkak, atau mengalami luka terbuka sebaiknya berikan kompres dingin sebagai distraksi
manajemen nyeri pasien dan mengurangi pelebaran yang lebih luas dalam pembuluh darah.
Namun, apabila nyeri akut ditandai dengan tanpa adanya pelebaran pembuluh darah (seperti,
dermatitis, thrombosis vena dalam, dll) maka berikan intervensi kompres hangat. Sehingga
distraksi melalui pengurangan nyeri dengan memberikan sesasi yang baru dalam tubuh pasien
yang sesuai SOP menjadi terpenuhi dan membantu pemenuhan kebutuhan pasien (Andrian,
2020).

2. Nyeri Kronis
Nyeri kronis merupakan suatu sensori atau emosional tidak menyenangkan yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial dengan durasi waktu lebih dari 3 bulan
(SDKI, 2017).

Tanda dan Gejala Nyeri Akut dalam buku SDKI, 2017:


 Mengeluh nyeri
 Merasa depresi (tertekan)
 Gelisah
 Bersikap protektif (mis. posisi menghindari nyeri)
 Pola tidur berubah
 Fokus menyempit
Rasionalisasi:
Gangguan rasa nyaman yang lebih sakit diatas nyeri akut ini menjadi hal yang juga sering
ditemukan dalam keluhan pasien. Sama halnya dengan rasionalisasi manajemen kompres
dingin dan hangat pada nyeri akut, hal ini juga bisa diaplikasikan kepada pasien dengan
diagnosis nyeri kronis dengan memperhatikan tanda dan etiologi penyebab nyeri, apakah
mengalami pelebaran pembuluh darah atau tidak dengan teliti. Distraksi memberikan sensasi
baru pada tubuh pasien menggunakan kompres dingin atau hangat ini diduga juga dapat
merelaksasikan pasien mengatasi rasa nyeri yang dialaminya (Andrian, 2020).

3. Hipertermia
Hipertermia merupakan suhu tubuh di atas rentang normal (SDKI, 2017).

Tanda dan Gejala dalam buku SDKI, 2017:


 Suhu tubuh di atas normal
 Kulit merah
 Kulit terasa hangat

Rasionalisasi:
Manajemen kompres hangat pada pasien gangguan rasa nyaman hipertermia merupakan salah
satu intervensi non-farmakologi yang dapat dilakukan para medis. Peningkatan suhu yang
menyebabkan demam ini membuat manajemen kompres hangat menjadi pilihan. Pemberian
kompres hangat pada daerah pembuluh darah besar adalah upaya memberikan rangsangan
pada area preoptik hipotalamus agar menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa
oleh darah ini menuju hipotalamus akan merangsang area preoptik mengakibatkan
pengeluaran sinyal oleh sistem efektor. Sinyal ini akan menyebabkan terjadinya pengeluaran
panas tubuh yang lebih banyak melalui dua mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah perifer
dan berkeringat (Potter & Perry, dalam Fadli, 2018). Keringat yang dihasilkan dalam tubuh
akan membawa suhu tubuh menjadi normal kembali. Namun, dalam hal ini juga perlu
diperhatikan kembali mengenai ke sterilannya alat dan bahan kompres hangat, dikarenakan
hipotermia terjadi karena infeksi.

4. Hipotermia
Hipotermia merupakan suhu tubuh berada di bawah rentang normal (SDKI, 2017).

Tanda dan Gejala dalam buku SDKI, 2017:


 Kulit teraba dingin
 Menggigil
 Suhu tubuh di bawah normal
Rasionalisasi:
Manajemen kompres hangat jenis panas kering merupakan intervensi yang dapat diberikan
bagi pasien yang mengalami hipotermia. Kompres hangat jenis panas kering dapat berupa
bantal pemanas, selimut pemanas, sauna, sinar inframerah, dan lain-lain. Alasan pemberian
kompres hangat jenis panas kering ini adalah dikarenakan pasien hipotermia mengalami
kurangnya kelancaran pada pembuluh darah yang biasanya ditemukan pada tanda sianosis
dan apabila diberikan kompres hangat jenis panas basah maka akan memicu berkembangnya
virus dan menggigil pada pasien. Sehingga pemberian kompres hangat jenis panas kering ini
menjadi pilihan bagi pasien hipotermia agar tubuh dapat kembali normal dan terpenuhi akan
kebutuhannya (Willy, 2019)

Referensi:
Andrian, K. (2020). Jenis Kompres dan Aturan Pakainya. [Alodokter]. Diakses pada 30
Agustus 2021. Dari: https://www.alodokter.com/jenis-kompres-dan-aturan-pakainya

Fadli, Hasan, A. (2018). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Pada
Pasien Febris. Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, 7(2), 78-79.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Willy, T. (2019). Hipotermia. [Alodokter]. Diakses pada 30 Agustus 2021. Dari:


https://www.alodokter.com/hipotermia

Anda mungkin juga menyukai