Anda di halaman 1dari 15

KONSEP TEORITIS MENORRHAGIA

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA


1. ANATOMI

Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul.
Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi.
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi,
pertumbuhan fetus, kelahiran.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon
gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis –
adrenal – ovarium. Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga

1
dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan
sebagainya.

a. GENITALIA EKSTERNA
Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons
pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini
mulai ditumbuhi rambut pubis.
Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.
Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.
Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik
dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak
pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae
externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus
Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.

2
Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat
lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval,
cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek
dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk
fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah
sisa-sisa selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata)
menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di
rongga genitalia interna.
Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian
kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix
disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix
lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang
elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan
untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri,
bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior,
posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan
titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap
stimulasi orgasmus vaginal.
Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma
pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis
transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median
m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang
perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.

3
b. GENITALIA INTERNA
Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks
uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan
serviks uteri.
Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding
dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos,
jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam
rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri
externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan
(nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat
melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks
mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks
menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat
(musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan
viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum
latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos
tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular),
serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan
runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus
intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica
urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi
selama pertumbuhan dan perkembangan wanita (gambar).

4
Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale,
ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum
infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.
Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri
ovarica cabang aorta abdominalis.
Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan,
panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai
cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan
sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars
isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan
karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya
(gambar).Pars isthmica (proksimal/isthmus) Merupakan bagian dengan lumen
tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet. Pars ampularis
(medial/ampula) Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula /
infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di
dinding tuba bagian ini. Pars infundibulum (distal) Dilengkapi dengan fimbriae serta
ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium.
Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan
ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-
kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan
saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan
pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan
terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi
hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus

5
luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui
perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta
abdominalis inferior terhadap arteri renalis.

c. ORGAN REPRODUKSI / ORGAN SEKSUAL EKSTRAGONADAL


Payudara
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri
dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-
lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh
hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui
duktus yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah
laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan.
Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually
responsive organ.
Kulit
Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan
responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam.
Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit
epidermal kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual (androstenol dan
androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur). Pheromone
ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan liur.

2. FISIOLOGI HAID

Haid ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan
(deskuamasi) endometrium.Panjang siklus haid normal atau yang dianggap klasik
adalah 28 hari. Panjang siklus dipengaruhi usia, rata- rata pada gadis usia 12 tahun ialah
25,1 hari, wanita 43 tahun 27,1 dan wanita 55 tahun 51,9 hari. Lama haid biasanya 3- 5
hari dengan jumlah darah 33,2 + 16 cc.

6
Siklus haid dapat dipahami dengan membaginya menjadi fase folikuler, saat
ovulasi dan fase luteal. Perubahan- perubahan kadar hormon sepanjang siklus haid
disebabkan oleh mekanisme umpan balik antara estrogen dan gonadotropin. Tempat
utama umpan balik ini mungkin pada hipotalamus.Pada fase folikuler beberapa folikel
berkembang karena pengaruh FSH yang meningkat. Meningkatnya FSH karena regresi
korpus luteum sehingga estrogen berkurang.Dengan berkembangnya folikel, estrogen
meningkat dan LH juga meningkat yang pada pertengahan siklus mengakibatkan
terjadinya ovulasi. Setelah ovulasi terjadi fase luteal dimana sel- sel granulosa
membesar, membentuk vakuola dan bertumpuk pigmen kuning, folikel menjadi korpus
luteum.Pada korpus luteum diproduksi estrogen dan progesteron.Jika tidak terjadi
pembuahan, setelah 8 hari korpos luteum berdegenerasi dan setelah 14 hari mengalami
atrofi menjadi korpus albikan.

Mekanisme haid belum sepenuhnya diketahui, selain faktor hormonal ada


beberapa faktor yang memegang peranan yaitu :

 Faktor- faktor enzim


Pada fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim hidrolitik dalam
endometrium serta merangsang pembentukan glikogen dan asam
mukopolisakarida.Zat ini berperan dalam pembangunan endometrium khususnya
pembentukan stroma. Pada fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti dengan
akibat mempertinggi permiabilitas pembuluh darah yang mana ini akan
meningkatkan aliran zat makanan ke stroma endometrium sebagai persiapan
implantasi ovum. Jika kehamilan tidak terjadi, enzim hidrolitik dilepaskan dan
merusakkan bagian dari sel- sel yang berperan dalam sintesa protein yang
mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan.
 Faktor- faktor vascular
Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena dan sambungannya dengan
arteri, nekrotis dan perdarahan
 Faktor prostaglandin
Endometrium banyak mengandung prostaglandin E2 dan F2, yang bila terjadi
disintegrasi endometrium ini akan terlepas dan menyebabkan kontraksi miometrium

7
B. KONSEP DASAR MENORRHAGIA
1. DEFINISI
Menorrhagia adalah pengeluaran darah yang terlalu banyak biasanya lebih dari
80ml per menses kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi, terjadi pada
siklus yang teratur (Menurut Kadir & Lee, 2001).
Hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal atau lebih
lama dari normal (> 8 hari).
Menoragia adalah jumlah perdarahan haid yang berlebihan (lebih dari 80 ml).
Pada haid normal, jumlah darah yang keluar tidak lebih dari 40 ml dan berhenti setelah
proses pengelupasan endometrium berakhir.
Hipermenorea adalah perdarahan haid yang banyak dan lebih lama dari normal,
yaitu 6-7 hari dan ganti pembalut 5-6 kali perhari.Haid normal (Eumenorea) biasanya 3-
5 hari (2-7 hari masih normal), jumlah darah rata2 35 cc (10-80 cc masih dianggap
normal), kira2 2-3 kali ganti pembalut perhari.
Menorrhagia biasanya berhubungan dengan nocturrhagia yaitu suatu keadaan
dimana menstruasi mempengaruhi pola tidur wanita dimana waita harus mengganti
pembalut pada tengah malam.Menorrhagia juga berhubungan dengan kram selama haid
yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan.Penderita juga sering merasakan
kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.

2. ETIOLOGI

Pada sebagian besar kasus, penyebab pasti gangguan haid ini tidak diketahui.
Penelitian menemukan adanya bahan kimia tertentu yang berada dalam uterus dan
berkaitan dengan proses haid. Endotelin adalah bahan kimia yang membantu
menghentikan perdarahan haid, pada kasus menoragia kadar endotelin lebih kecil
dibandingkan normal.

Menoragia umumnya disebabkan oleh :


 Hipoplasiauteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia.
 Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang.

8
 Myoma uteri, disebabkan oleh :kontraksiototrahim kurang, cavum uteri luas,
bendungan pembuluh darah balik.
 Hipertensi
 Dekompensio cordis
 Infeksi, misalnya :endometritis, salpingitis.
 Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
 Penyakitdarah, misalnya Werlhoff, hemofili

Etiologi menorrhagia dikelompokan dalam 4 kategori yaitu :

 Gangguan pembekuan,
Walaupun keadaan perdarahan tertentu seperti ITP dan penyakit von willebrands
berhubungan dengan peningkatan menorrhagia, namun efek kelainan pembekuan
terhadap individu bervariasi.Pada wanita dengan trombositopenia kehilangan darah
berhubungan dengan jumlah trombosit selama haid.
 Disfunctional uterine bleeding (DUB), Pada dasarnya peluruhan saat haid bersifat
self limited karena haid berlangsung secara simultan di seluruh endometrium serta
jaringan endometrium yang terbentuk oleh estrogen dan progesterone normal
bersifat stabil. Pada DUB, keadaan ini sering terganggu. DUB dapat terjadi disertai
ovulasi maupun anovulasi. Pada keadaan terjadinya ovulasi, perdarahan bersifat
lebih banyak dan siklik hampir sesuai dengan siklus haid. Pada keadaan anovulasi,
perdarahan bersifat namun dengan siklus yang tidak teratur sehingga sering disebut
menometrorrhagia. DUB dapat disebabkan estrogen withdrawl bleeding,
progesteron withdrawl bleeding, estrogen breakthrough bleeding, progesterone
breakthrough bleeding.Estrogen withdrawl bleeding terjadi pada keadaan setelah
ooparektomi bilateral, radiasi folikel yang matur atau penghentian tiba-tiba obat-
obatan yang mengandung estrogen. Estrogen breakthrough bleeding menyebabkan
lapisan endometrium menjadi semakin menebal namun akhirnya runtuh karena
kurang sempurnanya struktur endometrium karena tidak sebandingnya jumlah
progesterone yang ada dibanding jumlah estrogen. Perdarahan biasanya bersifat
spotting. Estrogen breakthrough bleeding yang berkelanjutan mengacu pada

9
keadaan amenorrhea namun secara tiba-tiba dapat mengakibatkan perdarahan yang
banyak.Progesteron withdrawl bleeding terjadi bila korpus luteum dihilangkan.
Progesteron withdrawl bleeding hanya akan terjadi bila diawali proliferasi
endometrium yang diatur oleh estrogen. Namun bila kadar estrogen meningkat 10-
20 kali lipat, progesteron withdrawl bleeding tidak akan terjadi.Progesterone
breakthrough bleeding terjadi bila kadar progesterone melebihi keseimbangan
dengan estrogen. Dinding endometrium yang menebal akan meluruh sedikit demi
sedikit akibat struktur yang tidak kuat. Hal ini terjadi saat menggunakan pil
kontrasepsi dalam jangka waktu lama. Pada keadaan progesteron withdrawl
bleeding dan estrogen breakthrough bleeding diberikan terapi progesteron sehingga
tercapai keseimbangan jumlah progesterone-estrogen. Progesterone bersifat
antiestrogen dimana menstimulasi perubahan estradiol menjadi estron sulfat yaitu
bentuk tidak aktif estrogen. Progesterone juga menghambat pembentukan reseptor
estrogen. Estrogen juga mencegah transkripsi onkogen yang dimediasi oleh
estrogen.Terapi estrogen diberikan pada Estrogen withdrawl bleeding dan
progesterone breakthrough bleeding untuk memperkuat stroma tempat kelenjar
yang hiperplasia karena dirangsang progesterone. Pada keadaan ini diberikan 25 mg
estrogen terkonjugasi secara intra vena tiap 4 jam hingga perdarahan berhenti atau
selama 24 jam untuk menghindari terbentuknya trombus pada kapiler uterus.
Semua terapi estrogen harus diikuti terapi progesteron dan withdrawl bleeding.
Dapat juga diberikan anti prostaglandin untuk vasokontriksi darah sehingga
perdarahan dapat berhenti.
 Desmopresin asetat (analog sintetik dari arginin vasopresin) digunakan untuk
mengobati DUB pada pasien gangguan pembekuan terutama pada penyakit von
Willebrand’s dan dapat diberikan intranasal maupun intravena. Pengobatan dapat
meningkatkan kadar faktor VIII dan faktor von Willebrands yang berlangsung
sekitar 8 jam.
 Gangguan pada organ dalam pelvisMenorrrhagia biasanya berhubungan dengan
fibroid pada uterus, adenommiosis, infeksi pelvis, polips endometrial, dan adanya
benda asing seperti IUD. Wanita dengan perdarahan haid melebihi 200 cc 50%
mengalami fibroid. 40% pasien dengan adenomiosis mengalami perdarahan haid

10
melebihi 80cc. Menorrhagia pada retrofleksi disebabkan karena bendungan pada
vena uterus sedangkan pada mioma uteri, menorrhagia disebabkan oleh kontraksi
otot yang kurang kuat, permukaan endometrium yang luas dan bendungan vena
uterus.
 Gangguan medis lainnya
 Gangguan medis lainnya yang dapat menyebabkan menorrhea diantaranya
hipotiroid dan sindrom cushing, patifisiologi terjadinya belum diketahui dengan
pasti. Dapat juga terjadi pada hipertensi, dekompsatio cordis dan infeksi dimana
dapat menurunkan kualitas pembuluh darah.Menorrhagia dapat terjadi pada orang
asthenia dan yang baru sembuh dari penyakit berat karena menyebabkan kualitas
miometrium yang jelek.

3. MANIFESTASI KLINIS
 Masa menstruasi lebih dari 8 hari
 Aliran menstruasi yang terus-menerus selama beberapa jam.
 Membutuhkan pelindung wanita secara berlapis
 Membutuhkan penggantian selama tengah malam
 Terdapat gumpalan darah dalam jumlah tidak sedikit
 Pendarahan berat hingga mengganggu aktifitas sehari-hari
 Nyeri terus menerus perut bagian bawah selama masa menstruasi
 Masa menstruasi tidak teratur
 Keletihan, kelelahan dan nafas pendek-pendek (mirip gejala anemia)
Walaupun jarang, indikasi dan gejala menorrhagia mirip dengan kondisi kelainan medis
lain seperti kanker leher rahim atau kanker saluran kencing.

4. PATOFISIOLOGI
Pembesaran uterus pada adenomiosis umumnya difus.Didapat penebalan dinding
uterus dengan dindingposterior biasanya lebih tebal.Uterus biasanya berbentuk simetrik
dengan konsistensi padat dan tidak menjadi lebih besar dari tinjuatau uterus gravidus 12
minggu.Pengetahuan tentang fungsi haid yang normal adalah sangat penting dalam

11
memahami etiologi dari menorrhagia.Empat fase merupakan siklus menstruasi,
follicular, luteal, implantasi, dan menstruasi.Menanggapi gonadotropin-releasing
hormone (GnRH) dari hypothalamus, kelenjar hipofisis mensintesis yang mendorong
ovarium untuk menghasilkan estrogen dan progesteron.Selama fase folikuler, hasil
stimulasi estrogen dalam peningkatan ketebalan endometrium.Ini juga dikenal sebagai
fase proliferatif. Fase luteal rumit terlibat dalam proses ovulasi. Selama fase ini, juga
dikenal sebagai fase sekretori, progesteron menyebabkan pematangan
endometrium.Jika, pembuahan terjadi, fase implantasi dipertahankan.Tanpa
pemupukan, estrogen dan progesteron dalam hasil penarikan menstruasi.

5. MANIFESTASI KLINIS
Perdarahan rahim abnormal yang terjadi bermacam-macam, seperti yang
disebutkan di atas. Sebaiknya seorang wanita menyebutkan karakteristik dari perdarahan
yang terjadi pada petugas kesehatan. Dimulai dari waktu terjadinya, untuk menentukan
apakah ini perdarahan menstruasi atau di luar siklus mentruasi; jumlahnya, yang dapat
digambarkan dari bekuan darah yang terjadi (menandakan jumlah perdarahan yang
banyak), frekuensi penggunaan pembalut dalam sehari, bercak pada pakaian dalam, dan
tanda-tanda anemia.

6. PENATALAKSANAAN
Tindakan khusus pada menorrhagia didasarkan pada beberapa faktor diantaranya:
 Kondisi kesehatan secara menyeluruh dan riwayat kesehatan.
 Stadium lanjut dari kondisi yang diderita
 Penyebab dari kondisi
 Kondisi toleransi tubuh untuk menerima pengobatan, terapi dan prosedur medis.
 Harapan dari bagaimana kemajuan kondisi yang diderita
 Efek dari pengobatan
Terapi Medis
- Suplemen zat besi. Jika kondisi ini disertai dengan anemia, dokter mungkin
merekomendasikan anda untuk mengkonsumsi suplemen zat besi secara teratur.

12
Jika level zat besi didalam tubuh rendah tapi anda belum mengalami anemia, anda
juga mungkin disarankan untuk mengkonsumsi untuk mencegah terkena anemia.
- Kontrasepsi oral. Konstasepsi oral (seperti pil KB) dapat dipilih untuk membantu
keteraturan ovulasi dan mengurangi pendarahan hebat dan jangka waktu lama
menstruasi.
- Obat-obatan yang termasuk dalam NSAID (Nonsteroidal anti-imflammatory drugs)
seperti ibuprofen (advil dan motrin) membantu mengurangi derasnya aliran darah.
- Progesteron. Hormon progesteron dapat membantu mengoreksi ketidaknormalan
hormon dan mengurangi menorrhagia.
Terapi menorrhagia sangat tergantung usia pasien, keinginan untuk memiliki
anak, ukuran uterus keseluruhan, dan ada tidaknya fibroid atau polip. Spektrum
pengobatannya sangat luas mulai dari pengawasan sederhana, terapi hormon, operasi
invasif minimal seperti pengangkatan dinding endometrium (endomiometrial resection
atau EMR), polip (polipektomi) atau fibroid (miomektomi) dan histerektomi (pada
kasus yang refrakter).
Dapat juga digunakan herbal yarrow, nettle’s purse, agrimony, ramuan cina,
ladies mantle, vervain dan raspbery merah yang diperkirakan dapat memperkuat
uterus.Vitex juga dianjurkan untuk mengobati menorrhea dan sindrom pre-
mentrual.Dianjurkan juga pemberian suplemen besi untuk mengganti besi yang hilang
melalui perdarahan. Vitamin yang diberikan adalah vitamin A karena wanita dengan
lehilangan darah hebat biasanya mengalami penurunan kadar vitamin A dan K yang
dibutuhkan untuk pembekuan darah. Vitamin C, zinc dan bioflavinoids dibutuhkan
untuk memperkuat vena dan kapiler.
Terapi menoragia tergantung pada penyebab dan meliputi antara lain :
 Medikamentosa – inhibitor prostaglandin, terapi pengganti hormonal dan
antibiotika
 Dilatase dan Kuretase (D&C)
 Mengganti jenis kontrasepsi
 Pembedahan - pengangkatan tumor, polip, mioma atau terapi kehamilan ektopik.
 Terapi latar belakang penyakit - Hipotiroia atau gangguan pembekuan darah.
 Histerektomi

13
7. KOMPLIKASI
Pendarahan hebat saat menstruasi dapat mengarah pada kondisi medis lain, diantaranya:
 Anemia.
Menorrhagia seringkali menyebabkan anemia pada wanita menjelang menopause.
Diperkirakan sekitar 10 persen dari wanita usia produktif dalam resiko tinggi terkena
anemia. Walaupun pola diet dapat ikut andil penyebab hal ini, problem makin berat
karena pendarahan menstruasi yang berlebih. Mayoritas kasus anemia hanya dalam
kondisi ringan, tapi walaupun ringan, anemia dapat menyebabkan kelematah dan
keletihan pada tubuh. Anemia stadium lanjut menyebabkan nafas pendek-pendek,
detak jantung cepat, nyeri kepala, telinga berdenging dan ketidakseimbangan mental.
Anemia yang tidak mendapat tindakan medis dalam jangka panjang mengarah ke
masalah jantung. Wanita hamil penderita anemia, khususnya 3 bulan pertama
kehamilan, meningkatkan resiko keguguran.
 Infertilitas.
Banyak kondisi terkait ketidaknormalan menstruasi, termasuk pendarahan hebat,
ketikdaknormalan ovulasi, endometriosis, adalah mayoritas yang mempunyai
kontribusi pada infertilitas pada wanita. Siklus menstruasi yang tidak teratur dapat
mempersulit usaha wanita untuk hamil.
 Nyeri hebat.
Pendarahan berlebihan saat menstruasi seringkali disertai dysmenorrhea (kram & nyeri
pada perut bagian bawah yang menyertai menstruasi).

8. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan laboratorium berupa :
1. Pemeriksaan darah serta pemeriksaan kehamilan diperlukan pada kasus ini.
Pemeriksaan lain tergantung dari usia, status ovulasi, risiko PMS (Penyakit Menular
Seksual) dan risiko penyakit lain.

14
2. Pemeriksaan ultrasonografi transvaginal adalah pemeriksaan non-invasif dan
membantu dalam mendeteksi kelainan pada rahim, seperti polip atau mengukur
ketebalan endomentrium.
3. Pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan histeroskopi (memasukkan teropong dalam
rahim) atau biopsi endometrium (mengambil sedikit jaringan endometrium) bila
diperlukan.

9. PENCEGAHAN
Langkah-langkah bisa yang disarankan untuk pencegahan, seperti:
a. Melakukan pemeriksaan USG dan / atau pemeriksaan rahim secara rutin, untuk
deteksi dini ada kista yang bisa menyebabkan terjadinya penebalan dinding rahim.
b. Melakukan konsultasi ke dokter jika mengalami gangguan seputar menstruasi apakah
itu haid yang tak teratur, jumlah mestruasi yang banyak ataupun tak kunjung haid
dalam jangka waktu lama.

15

Anda mungkin juga menyukai