Pengkajian
Melaksanakan pengkajian secara lengkap yang berhubungan dengan myoma uteri
kepada klien, kemudian dari hasil pengkajian tersebut dapat disimpulkan analisa guna
menentukan perawatan selanjutnya.
Pengambilan data dikelompokkan menjadi dua data, yaitu :
a. Data subjektif
Adalah data yang diperoleh dari pernyataan klien, meliputi :
1. Biodata
Adalah hal yang berkaitan dengan identitas klien untuk penderita myoma uteri yang perlu
diperhatikan dalam mengkaji adalah umur klien, karena kasus myoma uteri banyak
terjadi pada wanita dengan usia 35-45 tahun.
2. Keluhan utama
Keadaan yang dirasakan oleh klien yang paling utama. Untuk mioma uteri yang paling
banyak adalah nyeri perut bagian bawah dan perdarahan abnormal.
3. Riwayat penyakit sekarang
Mulai kapan klien merasakan adanya keluhan, dan usaha apa saja yang telah dilakukan
untuk mengatasi keadaan ini.
4. Riwayat penyakit keluarga
Pengkajian riwayat penyakit keluarga untuk kasus myoma uteri yang perlu dikaji adalah
keluarga yang pernah atau sedang menderita penyakit yang sama (myoma), karena kasus
myoma uteri dapat terjadi karena faktor keturunan.
5. Riwayat penyakit yang lalu
Apakah klien sudah pernah sakit berat sampai opname di rumah sakit, serta apakah klien
pernah mengalami operasi.
6. Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa hari, lama haid,
warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu haid atau tidak. Pada riwayat haid
ini perlu dikaji karena pada kasus myoma uteri, perdarahan yang terjadi kebanyakan
perdarahan diluar siklus haid. Maka dengan kita mengetahui siklus haid klien, maka kita
dapat membedakan dengan jenis perdarahan yang lain sebagai akibat perjalanan myoma
uteri.
7. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat atau tidak, penolong
siapa, nifas normal atau tidak. Pada riwayat ini perlu dikaji karena myoma uteri
submukosum lebih sering terjadi pada wanita nulipara.
8. Riwayat KB
Untuk mengetahui jenis KB yang dipakai oleh klien apakah menggunakan KB hormonal.
Jika memakai KB jenis hormonal khususnya estrogen mempengaruhi perkembangan
myoma tersebut menjadi lebih berbahaya.
9. Keadaan psikologis
Untuk mengetahui keadaan psikologis klien pada penyakitnya, karena myoma uteri
penerima dan keadaan psikologi klien yang baik akan sangat membantu pemberian terapi.
10. Pengetahuan klien tentang penyakitnya
Untuk mengatahui sejauh mana pengetahuan klien tentang penyakit yang diderita. Pada
kasus myoma uteri perlu sekali mengetahui tentang penyakitnya, serta pengobatan apa
saja yang diterima, sehingga klien menjadi siap fisik dan mental dalam melaksanakan
program terapi yang diberikan.
11. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1. Pola nutrisi
Pola makan sehari-hari sebelum sakit dan setelah sakit apakah ada perbedaan,
bagaimana nafsu makannya ada perubahan atau tidak, sehari berapa kali jumlahnya,
jenis makanan yang dimakan tidak untuk kebutuhan tubuh. Begitu juga dengan
kebiasaan setiap harinya berapa banyak jumlahnya, jenis air yang diminum karena
pada kasus myoma uteri jika mendapat terapi kemoterapi kebanyakan nafsu makan
akan menurun dan terjadi mual dan muntah sebagai efek samping dari pengobatan
tersebut.
2. Pola eliminasi
BAK dan BAB apakah ada kelainan sebelum dan sesudah, dihubungkan dengan
kasus myoma uteri, pengkajian ini untuk mengetahui sejauh mana kelainan pada
system eliminasi ini kebanyakan terganggu.
3. Pola istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur sebelum dan setelah sakit apakah ada, berapa jam waktu
istirahat pada malam hari, kalau ada gangguan yang dirasakan.
4. Pola seksual
Bagaimana pola seksual selama ini, frekwensi setiap minggu berapa kali, ada
tidaknya keluhan yang terjadi setelah melakukan hubungan seksual yang sesuai
dengan gejala myoma uteri, yaitu perdarahan post coital.
5. Pola aktifitas pekerjaan
Bagaimana aktifitas pekerjaan sebelum sakit dan sesudah apakah ada gangguan
saat melakukan pekerjaan, apakah beban penyakit yang dirasakan.
6. Pola kebersihan diri dan lingkungan
Bagaimana uaha klien dalam menjaga kebersihan, bagaimana keadaan lingkungan
klien tinggal.
7. Peran pola hubungan
Bagaimana hubungan klien dengan keluarga dan sekitarnya, termasuk juga
hubungan dengan dokter selama berada di rumah sakit. Pola ini perlu dikaji untuk
mengetahui sejauh mana penerimaan klien terhadap saran yang diberikan.
8. Pola pertahanan diri
Bagaimana cara klien dalam menghadapi penyakitnya.