Anda di halaman 1dari 12

Praktikum Ventilasi

Laboratorium Tambang

M - III
SISTEM VENTILASI TAMBANG
Disusun Oleh :

Nama : T Wahyu Rizfaldi

NPM : 10070119060

Shift / Kelompok : IV (Empat)


Hari / Tanggal Praktikum : Kamis / 07 Oktober 2021
Hari / Tanggal Laporan : Kamis / 07 Oktober 2021
Asisten :1. Iswandaru, S.T ., MT
2. Muhammad Farhan Hidayat, S.T
3. Dhia Fahri Hamdan

Acc Laporan Nilai Akhir

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1443 H / 2021 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. WbBismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah
memberikan kita kehidupan didunia yang telah damai ini. Tidak lupa juga kita
berikan shalawat kepada nabi besar kita yaitu nabi Muhammad SAW. Yang telah
membawa kita dari alam kebodohan hingga ke alam yang ber ilmu pengetahuan
seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada abang atau kakak asisten
laboratorium pertambangan universitas islam bandung yang telah sabar dalam
membimbing saya dalam pratikum Ventilasi, dan juga terimakasih kepada dosen
– dosen terkait yang juga telah membimbing saya dalam menyelesaikan laporan
ini juga tak lupa juga kepada teman – teman yang selalu mendukung dan
membantu saya untuk menyeleasaikan laporan ini.
Atas izin dari Nya lah Laporan Pratikum Ventilasi ini bisa saya
selesaikan. Semoga laporan yang saya buat ini bisa menjadi manfaat bagi orang
orang yang membacanya aamiin.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

Bandung, 06 Oktober 2021


Penyusun

T wahyu rizfaldi
NPM 10070119060

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………...…………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan.....................................................................2
1.2.1 Maksud.................................................................................2
1.2.2 Tujuan...................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................3
2.1 Pengertian Ventilasi....................................................................3
2.2 Jenis dan Sistem Ventilasi.............................................................5
BAB III KESIMPULAN.............................................................................8
DAFTAR PUSTAKA……..………………………………………….…............9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


KBerdasarkan UU no 4 tahun 2009 Bahwa Pertambangan merupakan
sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan
dan pengusahaan mineral atau batubara yang rneliputi penyelidikan umum,
eksplorasi, studi kelayakan, kontruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian,
pengangkutan, penjualan, serta kegiatan pasca tambang. Dalam industri
pertambangan metode penambangan dikelompokan menjadi 2 yaitu, Tambang
terbuka dan tambang bawah tanah.
Perbedaan antara tambang terbuka dengan tambang bawah tanah
adalah berhubungan langsung dengan udara bebas terhadap pekerja. Pada
tambang terbuka pekerja dapat kontak langsung dengan udara luar, Sedangkan
pada tambang bawah tanah pekerja tidak dapat berkontak langsung dengan
udara luar. Sehingga perlu adanya sistem ventilasi agar para pekerja dapat
menghirup udara segar serta merasa aman dan nyaman pada saat bekerja.
Dalam Kepmen 555 Ventilasi tambang merupakan suatu sistem yang
mengalirkan udara segar dari permukaan tanah menuju tambang bawah tanah.
Sistem ventilasi tambang mengatur kualitas dan kuantitas udara yang masuk
kedalam tambang bawah tanah. Udara yang dibawa oleh sistem ventilasi
tambang menyediakan oksigen bagi pekerja dan menciptakan kondisi kerja yang
nyaman dan ideal. Dengan terciptanya kondisi kerja yang nyaman dan ideal,
maka produktivitas suatu tambang bawah tanah dapat terjaga bahkan
ditingkatkan.
Pada pengukuran duct praktikum ventilasi tambang merupakan contoh
simulasi pengukuran yang akan dilakukan pada sistem ventilasi tambang
sebenarnya. Pengukuran yang dilakukan meliputi kecepatan udara, data head
(total head, static head, dan velocity head), dan suhu basah serta suhu kering.
Pengukuran yang dilakukan berfungsi bagi keberlangsungan suatu tambang
bawah tanah. Jika kuantitas dan kualitas udara yang dibawa oleh sistem ventilasi
tambang tidak sesuai dengan ketentuan yang ada, maka kondisi yang tercipta
pada tambang bawah tanah tidak ideal dan nyaman bagi pekerja untuk bekerja.

1
2

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari laporan awal yang berjudul “Sistem Ventilasi Tambang”
sebagai bahan bacaan penulis maupun bagi pembaca serta mengetahui acuan
untuk praktikum Ventilasi dan memenuhi syarat kegiatan belajar di laboratorium
tembang..
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Sistem Ventilasi Tambang adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh pengaturan udara terhadap kelembaban relatif.
2. Mengetahui pengaruh percabangan terhadap kondisi aliran udara.
3. Mengetahui pengaruh belokan terhadap aliran udara.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Ventilasi


Ventilasi tambang merupakan suatu kegiatan ppengawasan /
pengontrolan pada udara di tambang yang dilakukan untuk menyalurkan udara
yang bersih dari luar area tambang ke dalam tambang bawah tanah dan
membuang udara-udara yang kotor yang berada di dalam tambang bawah tanah
untuk menunjang produktivitas kerja. Dalam dunia pertambangan ventilasi
digunakan pada tambang tertutup. Karena pada tambang ini tidak ada sirkulasi
pertukaran udara sehingga membutuhkan alat yang disebut dengan ventilasi
tambang. Ventilasi tambang merupakan pengendalian jumlah udara sebagai
sarana utama dan pengendalian kuantitas yang merupakan bagian dari proses
(total air conditioning). Secara umum sejumlah hembusan udara tertentu yang
ada pada aliran udara bahkan jika tidak ada kipas pada jaringan ventilasi
tambang oleh perbedaan kepekatan udara di dalam jaringan (ventilasi alami).
Bagaimana pun hembusan udara tersebut tidak cukup untuk mempertahankan
kondisi lingkungan yang dibutuhkan khususnya pada tambang batubara. Dalam
sistem ventilasi pada tambang memiliki beberapa prinsip yang selalu diterapkan
pada ventilasi itu sendiri berikut ini merupakan prinsip prinsip pada ventilasi
tambang.
Prinsip yang ada pada ventilasi tambang diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Tekanan yang diciptakan harus cukup besar untuk mengatasi tahanan gesek
dan tikungan.
2. Aliran udara bergerak dari tekanan yang lenih tinggi ke tekanan yang lebih
rendah.
3. Tekanan ventilasi tetap mengikuti hukum kuadrat antara volume dan tekanan.
4. Adanya perbedaan tekanan disebabkan karena adanya tekanan antara
intake dan out-take
Tekanan pada ventilasi tetap memperhatikan tekanan atmosfer, bisa
positif atau negatif. Dalam tambang tertutup banyak sekali gas-gas yang

3
4

berbahaya untuk manusia, maka dari itu dibuatlah sistem ventilasi dalam
tambang bawah tanah. Dalam pembuatan ventilasi ini tidaklah mudah. Harus
diketahui persyaratan pembuatan ventilasi agar dapat mengkondisikan kerja
pada tambang tersebut aman. Maka dari itu perlu diperhatikan struktur dari
sebuah trowongan, dan pemasangan ventilasi yang aman. Fungsi Ventilasi
tambang diantaranya adalah :
1. Mengurangi gas-gas berbahaya contohnya : CH4, CO2, CO, H2S, SO2, dan
NO2 serta debu-debu tambang dalam bentuk partikel debu.
2. Pengaturan kualitas udara yang bertujuan unutuk mengatur jumlah aliran
udara dan arah aliran udara.
3. Melarutkan dan membawa keluar segala pengotor dan gas-gas yang ada di
dalam tambang hingga tercapai keadaan kandungan gas dalam udara
tambang yang memenuhi syarat bagi pernafasan.
4. Menyediakan dan mengalirkan udara (O2) bersih kedalam tambang untuk
keperluan pernafasan para pekerja dalam tambang dan proses-proses yang
terjadi didalam tambang.
5. Menyingkirkan debu yang berada dalam udara tambang hingga dibawah nilai
ambang batas yang diperkenankan.
6. Mengatur panas dan kelembapan udara tambang sehingga dapat diperoleh
atmosfir tambang yang nyaman.
Adapun pembagian dari suatu aliran udara mempunyai efek sebagai
berikut :
1. Tahanan ventilasi menjadi kecil karena pembagian, sehingga dengan
memakai kipas angin yang sama dapat dilakukan ventilasi udara lebih
banyak.
2. Dapat mengantarkan udara segar ke setiap permuka kerja di setiap zona.
3. Apabila di jalan udara terjadi kerusakan seperti ambrukan (caving),
pengaruhnya dapat dibatasi pada satu zona saja.
4. Pengaruh kecelakaan seperti kebakaran tambang bawah tanah, semburan
gas, swabakar dan ledakan dapat dibatasi pada satu zona.
5. Dapat mengantarkan udara bertemperatur relatif rendah hingga ke dekat
permukaan kerja

2.2 Jenis dan Sistem Ventilasi


5

Jenis dan sistem ventilasi tambang terbagi dua yaitu :


1. Ventilasi Buatan (Artificial Ventilation)
Ventilasi buatan terdiri dari jenis-jenis berikut :
a. Klasifikasi berdasarkan metode pembangkitan daya ventilasi.
b. Klasifikasi berdasarkan tekanan ventilasi pada ventilasi mesin.
c. Klasifikasi berdasarkan letak jalan udara masuk dan udara buang.
2. Ventilasi Alam (Natural Ventilation)
Setiap kenaikan atau penurunan temperatur sebesar 1°C, sumua jenis gas
akan memuai atau menyusut sebesar 1/273 kali volumenya pada 0°C.
Dengan kata lain, berat per satuan volume akan bertambah atau berkurang
sebesar 1/273 kali. Temperatur di permukaan (di luar tambang bawah tanah)
berubah secara drastis tergantung dari musim (terutama di negara 4 musim).
Dalam satu hari, temperatur di luar tambang bawah tanah juga mengalami
perubahan kecil dari siang ke malam. Tetapi, temperatur di dalam tambang
bawah tanah pada ke dalaman tertentu hampir tidak ada perubahan yang
besar sepanjang 4 musim, atau antara malam dan siang. Temperatur di
dalam tambang bawah tanah yang panas buminya tidak tinggi, pada musim
panas lebih rendah dari pada temperatur udara luar, dan pada musim dingin
lebih tinggi dari pada temperatur udara luar. Sehingga, apabila terdapat
perbedaan temperatur jalan udara masuk dan jalan udara buang yang
ketinggian portal udara masuk dan udara keluarnya berbeda, akan timbul
perbedaan kerapatan udara di dalam dan di luar tambang bawah tanah atau
udara di jalan udara masuk dan jalan udara buang akibat temperatur,
sehingga membangkitkan daya ventilasi. Penyebab yang dapat
membangkitkan daya ventilasi adalah sebagai berikut :
a. Perbedaan tinggi portal udara masuk dan udara buang.
b. Perbedaan temperatur jalan udara masuk dan jalan udara buang.
c. Perbedaan temperatur di dalam dan di luar tambang bawah tanah.
d. Komposisi udara di dalam tambang bawah tanah.
e. Tekanan atmosfir.

3. Ventilasi Utama (Main Ventilation)


6

Ventilasi utama merupakan salah satu jenis ventilasi mekanik (jenis lainnya
adalah ventilasi bantu/auxiliary ventilation). Yang menggunakan kipas angina
utama untuk menggerakan aliran udara ke seluruh bagian kedalam tambang
bawah tanah.
Adapun beberapa jenis sistem ventilasi tambang, di antaranya ialah
sebagai berikut :
1. Sistem hisap (Exhausting Ventilation).
Sistem Hisap merupakan suatu sistem yang bekerja pada ventilasi tambang
bawah tanah yang bekerja untuk mengirimkan udara yang bertekanan negatif
ke area front kerja tambang. Selain itu juga, Tekanan negatif yang dikirimkan
sistem ventilasi ini merupakan suatu tekanan yang ditimbulkan oleh proses
penghisapan udara yang dilakukan oleh kipas (fan) yang terletak dekat front
kerja.
Keuntungan pada sistem ventilasi ini adalah tidak adanya penambahan
panas pada pasokan udara bawah tanah, sedangkan kerugiannya adalah
terjadinya korosi pada daun kipas (fan blades). Oleh partikel partikel debu
dan asap (fumes) yang korosif.

Sumber : Micharchy, 2013


Gambar 3.1
Sistem Hisap (Exhausting System)

2. Sistem Hembus (Forcing Ventilation).


Sistem Hembus merupakan suatu sistem ventilasi tambang bawah tanah
yang memberikan udara bertekanan positif ke area front kerja.Selain itu juga,
Tekanan positif yang dikirimkan merupakan tekanan yang dihasilkan dari
proses penghembusan udara yang dilakukan oleh kipas (fan). Tekanan positif
7

artinya aliran udara yang dikirimkan mempunyai tekanan yang lebih besar
daripada udara atmosfir. Pada ventilasi hembus kipas angin dipasang pada
mulut sumuran turun (down cast shaft).

Sumber : Micharchy, 2013


Gambar 3.2
Sistem Hembus (Forcing System)

3. Sistem Hisap-Hembus (Overlap System).


Sistem Hisap-Hembus merupakan suatu sistem ventilasi tambang gabungan
dari sistem hisap (exhaust system) dan sistem hembus (forcing system).
Pada sistem ini menggunakan dua kipas (fan) sekaligus yang masing-masing
memiliki tugas berbeda, yakni ada yang bertugas untuk memasukkan udara
dengan cara di hembuskan ke area front kerja dan ada juga yang di hisap ke
area front kerja.

Sumber : Micharchy, 2013


Gambar 3.3
Sistem Hisap-hembus (Overlap System).
BAB III
KESIMPULAN

Dari Pendahuluan dan Pengenalan Peralatan yang telah dibahas dapat


disimpulkan diantaranya yaitu:
1. Pengaruh pengaturan udara terhadap kelembaban relative dapat dengan
menggunakan regulator. Dari regulator yang mempunyai dimensi lubang
yang berbeda beda, menjadikan tekanan udara serta kecepataanya akan
berbeda satu sama lain. Jika semakin besar lubang regulator, menyebabkan
tekanan udara semakin kecil yang mengartikan bahwa kelembaban relative
pun kecil.
2. Berdasarkan pengaruh percabangan terhadap kondisi aliran udara dapat
menyebabkan nilai tahanan menjadi lebih besar, hal ini bergantung pada
besar sudut percabangannya. kondisi aliran udara akan terbagi ke
percabangan yang ada dalam suatu duct sehingga aliran udara menjadi tidak
stabil dan bisa saja berkurang. Ketika pembagian aliran udara sangat
ditentukan berdasarkan dari letak percabangannya, apabila suatu
percabangan letaknya yaitu sejajar dengan jalur datangnya aliran udara dan
aliran percabangan lainnya memiliki sudut, maka aliran udara akan mengalir
lebih besar ke percabangan yang sejajar, hal tersebut dapat terjadi
dikarenakan tidak adanya hantaman aliran udara seperti pada percabangan.
3. Berdasarkan pengaruh dari belokan terhadap aliran udara yaitu
mempengaruhi terhadap kecepatan aliran udara. Ketika terdapat sudut
belokan, akan diperoleh maka nilai tahanan aliran udara akan semakin
meningkat. Sehingga dari hal tersebut akan memunculkan aliran turbulensi
yang meningkat. Dari aliran udara akan menghantam belokan-belokan
tersebut akan menghasilkan turbulensi yang dapat menyebabkan kecepatan
dan jumlah udara yang mengalir akan semakin kecil karena terdapatnya
suatu gesekan

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Yusro. 2015. “Pengantar Ventilasi” www.dokumen.tips. (Diakses pada 06


Oktober 2021).

2. Ediyanto, I. 2013. “Pengantar Ventilasi” id.scribd.com. (Diakses pada 06


Oktober 2021)

3. Fiqifauzi. 2017. ”Pengantar Ventilasi Tambang” id.scribd.com. (Diakses


pada tanggal 06 Oktober 2021)

Anda mungkin juga menyukai