Usaha pembuatan tas dari bahan dasar kain perca milik Ibu Lorisa yang
bertempat di Desa Bamban RT 02, RW 03 ini merupakan usaha yang beliau kelola
sejak tahun 2017 sampai dengan sekarang. Awalnya Ibu Lorisa hanya mengelola
usaha menjahit pakaian, meneruskan usaha ibu beliau sejak dulu. Tetapi, beliau
sempat berpikir bahwasanya percuma jika potongan kain-kain yang tersisa dari hasil
pakaian yang dijahitnya itu dibuang begitu saja. Bukan hanya karena limbah kain
tidak ramah lingkungan, tetapi beliau juga ingin memanfaatkan limbah tersebut
mengolah kain perca menjadi sebuah tas berukuran sedang, menggunakan variasi
kain-kain dengan warna dan motif yang berbeda, namun dengan perpaduan yang
menarik. Sampai pada akhirnya, jika ada banyak kain perca yang masih dapat
digunakan, dan jika ada waktu luang setelah menjahit pakaian, beliau mengolah
berbagai kreasi untuk tas buatannya. Selain beliau menjual tas tersebut kepada orang-
orang yang masih satu wilayah, beliau juga mempromosikan lewat sosial media,
barang siapa ada yang berminat maka bisa langsung pesan pada Ibu Lorisa. Dengan
demikian, usaha menjahit yang dimiliki Ibu Lorisa semakin berkembang setelah
14
15
Ibu Lorisa yang bekerja sebagai seorang wirausaha dibidang menjahit, tentu
mempunyai sebuah alasan yang mendorong salah satunya yaitu dengan berwirausaha
merantau jauh. Dan juga, didaerahnya belum ada penjahit tetap. Ditambah lagi
semenjak beliau membuat dan memasarkan tas dari kain percanya beberapa bulan
Pembuatan tas dari kain perca ini cukup praktis dan tidak memerlukan modal
cukup banyak serta waktu membuatnya untuk tas paling mudah minimal 2 jam, oleh
karena itu bu Lorisa lebih memilih mengolah perca menjadi sebuah tas cantik. Alat
dalam pembuatan tas perca ini antara lain mesin jahit, mesin obras, benang, jarum,
gunting, alat tulis. Sedangkan bahannya membutuhkan potongan kain perca, resleting
dan veseline atau lapisan. Cara pembuatan tas dari kain perca cukup dengan membuat
pola pada veseline atau kain perca, memotong, menyambung dengan menjahit,
kain perca walaupun banyak juga yang menjahitkan kain untuk dijadikan pakaian.
Pendidikan terakhir beliau adalah di SMP dan melanjutkan kursus menjahit di daerah
Wonogiri, maka dari itu beliau telah mendapat banyak wawasan dan keterampilan.
15
Tas dari kain perca ini dijual biasanya dengan harga Rp30.000,00 sampai dengan
keuntungan dan kerugian. Keuntungan yang Ibu Lorisa peroleh di setiap bulannya
tidak menentu, yaitu tergantung banyaknya jumlah pelanggan. Sedangkan jika beliau
mengalami kerugian, itu dianggapnya belum rezeki dan keluarganya pun selalu
mendukung agar usahanya terus berkembang dengan membuka cabang ditempat lain.
Adapun hambatan atau kendala yang pernah dialami, contohnya pada mesin
jahit karena belum terlalu modern dan Bu Lorisa membelinya sudah lumayan lama.
kain perca tetapi ukurannya kecil sehingga susah untuk dibuat pola. Tentunya Ibu
Lorisa mempunyai cara untuk mengatasi kendala tersebut, yang pertama dengan
kemudian dapat untuk membeli mesin jahit baru. Kemudian, untuk mengatasi
minimnya bahan, beliau mencoba mengumpulkan baju atau kain lain yang sudah
1 2 3 4 5 6
7 8
1) Kain perca
2) Resleting
3) Gunting
4) Alat tulis
6) Benang jahit
7) Jarum jahit
4. Meletakkan lapisan atau veseline diatas kain tepatnya dibagian dalam tas, lalu
dijahit dan menyatukan kain perca yang sudah dipotong sesuai pola
15
5. Membuat tali dari kain perca yang disatukan sebanyak 2 buah, lalu
Menurut Ibu Lorisa, usaha pembuatan tas dari kain perca yang beliau jalani
Pendapatan beliau yang semula hanya berasal dari pekerjaan menjahit pakaian saja,
sekarang bertambah karena berkembangnya usaha penjualan tas dari kain perca.
Berikut akan dijelaskan keuntungan yang Ibu Lorisa peroleh dalam proses
No Bahan Harga
1 Kain perca Rp 0
2 Benang Rp 10.000,00
3 Jarum Rp 5.000,00
4 Lapisan Rp 10.000,00
5 Resleting Rp 5.000,00
JUMLAH Rp 30.000,00
Tabel 4.1 Harga alat dan bahan untuk pembuatan tas
15
Dari tabel ,dapat kita ketahui bahwa pengeluaran yang dibutuhkan untuk
membeli alat dan bahan dalam pembuatan 1 buah tas dari kain perca sejumlah Rp
30.000,00. Sementara Ibu Lorisa menjual tas tersebut dengan harga rata-rata Rp
5.000,00 dari setiap tas yang dipasarkan. Dalam 1 bulan Bu Lorisa memproduksi
sebanyak kurang lebih 10 buah tas, sehingga dari 10 buah tas yang dijualnya tersebut
masih ditambah penghasilan dari hasil menjahit pakaian, beliau dapat membantu
penghasilan Bu Lorisa yang hanya diperoleh dari usaha menjahit pakaian, setiap
pembuatan 1 buah pakaian labanya kadang tidak mencapai Rp 5.000,00. Maka dari
itu, pendapatan Bu Lorisa mengalami peningkatan sejak usahanya pembuatan tas dari
kain perca berjalan dan berpengaruh terhadap tingkat perekonomian keluarga beliau.
15