Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIK PROFESI NERS

KEPERAWATAN NEUROVASKULAR
TAHUN AKADEMIK 2020-2021

Nama Preceptee : Riska Sopia D


NPM : 20200940100

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU


KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA

Jl. Cempaka Putih Tengah I/1 Jakarta Pusat, Kode Pos 10510
Telp/Faks: 021-42802202
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE
DENGAN GANGGUAN MENELAN (LP 3)

A. Stroke Iskemik

Stroke iskemik merupakan stroke yang terjadi akibat penyumbatan


pembuluh darah serebral yang menyebabkan terjadinya iskemik dan nekrosis di
daerah yang mengalami kekurangan pasokan aliran darah di bawah batas yang
dibutuhkan sel otak untuk tetap bertahan (survive).

B. Patofisiologi Stroke Iskemik

Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam manifestasi klinik dengan


cara:
a. Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi
aliran darah.
b. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya trombus atau
perdarahan aterom
c. Merupakan terbentuknya trombus yang kemudian terlepas sebagai emboli
d. Menyebabkan dinding pembuluh menjadi lemah dan terjadi aneurisma
yang kemudian dapat robek

Suatu penyumbatan total dari aliran darah pada sebagian otak akan menyebabkan
hilangnya fungsi neuron yang bersangkutan pada saat itu juga. Bila anoksia ini
berlanjut sampai 5 menit maka sel tersebut dengan sel penyangganya yaitu sel
glia akan mengalami kerusakan ireversibel sampai nekrosis beberapa jam
kemudian yang diikuti perubahan permeabilitas vaskular disekitarnya dan
masuknya cairan serta sel-sel radang.
Di sekitar daerah iskemik timbul edema gila, akibat berlebihannya H+ dari
asidosis laktat.K+ dari neuron yang rusak diserap oleh sel glia disertai rentensi air
yang timbul dalam empat hari pertama sesudah stroke.Edem ini menyebabkan
daerah sekitar nekrosis mengalami gangguan perfusi dan timbul iskemi ringan
tetapi jaringan otak masih hidup.Daerah ini adalah iskemik penumbra.
Bila terjadi stroke, maka di suatu daerah tertentu dari otak akan terjadi kerusakan
(baik karena infark maupun perdarahan). Neuron-neuron di daerah tersebut tentu
akan mati, dan neuron yang rusak ini akan mengeluarkan glutamat, yang
selanjutnya akan membanjiri sel-sel disekitarnya. Glutamat ini akan menempel
pada membrane sel neuron di sekitar daerah primer yang terserang. Glutamat
akan merusak membrane sel neuron dan membuka kanal kalsium (calcium
channels). Kemudian terjadilah influks kalsium yang mengakibatkan kematian
sel. Sebelumnya, sel yang matiini akan mengeluarkan glutamt, yang selanjutnya
akan membanjiri lagi neuron-neuron disekitarnya. Terjadilah lingkaran setan.
Neuron-neuron yang rusak juga akan melepaskan radikal bebas, yaitu charged
oxygen molecules (seperti nitric acida atau O), yang akan merombak molekul
lemak didalam membrane sel, sehingga membrane sel akan bocor dan terjadilah
influks kalsium.
Stroke iskemik menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak yang
menyebabkan kematian sel.
Faktor resiko terjadinya stroke di bagi atas ;
 Yang tidak dapat di ubah, seperti; usis, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga,
riwayat TIA atau stroke sebelumnya, penyakit jantung coroner, fibrilasi atrium
 Yang dapat di ubah, sepert hipertensi, diabetes mellitus, merokok,
penyalahgunaan obat dan alcohol, kontrasepsi oral, hematocrit yang
meningkat, bruit karotis asimtomatis, hiperurisemia dan dyslipidemia.
1) Hipertensi

Merupakan factor resiko yang potensial, karena pada hipertensi dapat


meyebabkan pecahnya atau menyempitnya pembuluh darah otak. Jika
pembuluh darah otak pecah maka terjadi perdarahan dan jika menyempit akan
menyebabkan penurunan aliran darah ke otak sehingga sel otak dapat
mengalami kematian.
2) Diabetes mellitus

Pada pasien diabetes mellitus akan terjadi penebalan dinding pembuluh darah
otak yang berukuran besar. Hal ini jelas akan mengganggu aliran darah otak ,
yang pada akhirnya menyebabkan infark sel otak.
3) Penyakit Jantung

Penyakit jantung koroner dengan infark jantung, penyakit jantung rematik,dan


gangguan irama jantung dapat menimbulkan GPDO dengan jalan
menimbulkan hambatan aliran darah ke otak, karena jantung melepaskan
gumpalan darah atau sel-sel jaringan yang mati ke dalam aliran darah yang
disebut emboli.
4) Hiperkolesterolemia

Tingginya kadar kolesterol LDL dengan rendahnya HDL dapat meningkatkan


terjadinya aterosklerosis, penebalan dinding pembuluh darah yang diikuti
dengan penurunan elastisitas pembuluh darah, akibatnya terjadi gangguan
aliran darah ke otak.
5) Merokok

Merokok dapat meningkatkan konsenterasi fibrinogen. Hal ini akan


memudahkan terjadinya penebalan dinding pembuluh darah dan peningkatan
viskositas pembuluh darah, yang akhirnya mempengaruhi aliran darah ke otak.
Selain itu, merokok dapat menyebabkan resiko infark jantung.
6) Lain-lain, diantaranya obesitas, peningkatan asam urat, penyakit paru,
dan penyakit darah

C. Klasifikasi Stroke Iskemik

Berdasarkan onset penyakitnya stadium stroke iskemik terbagi atas:


a. Serangan iskemia atau Transient Ischemic Attack (TIA). Pada bentuk ini
gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak
akan menghilang dalam waktu 24 jam.
b. Defisit Neurologik Iskemik Sepintas atau Reversible Ischemic
Neurological Defisit (RIND). Gejala neurologik yang timbul akan
menghilang dalam waktu lebih lama 24 jam. Tapi tidak lebih seminggu.
c. Stroke Progresif (Progresive Stroke atau Stroke in evolution). Gejala
neurologik makin lama makin berat.
d. Stroke Komplet (Completed Stroke atau Permanent Stroke), gejala klinis
sudah menetap. Terdiri dari:
- Non-hemorrhagic stroke (infark), baik karena trombus atau embolus.
- Hemorrhagic completed stroke

Berdasarkan penyebab stroke iskemik terbagi atas :


a. Stroke iskemik thrombosis
a) Definisi : Sumbatan pembuluh darah serebral oleh thrombus yang
kebanyakannya berasal dari arterosklerotik.
b) Etiologi : Etiologi yang paling banyak adalah aterosklerosis tapi
bisa juga disebabkan oleh trauma, trombosis obliterans, polisitemia vera
dan penyakit kolagen.
c) Gejala klinis:
 Onset penyakit ini perlahan-lahan, keluhan sering timbul pada pagi
hari saat bangun tidur.
 Biasanya didahului oleh gejala prodromal berupa vertigo, sakit
kepala, kesemutan, afasia serta gangguan mental dan tidak berasa
pada ujung-ujung ekstremitas.
 Gejala umum berupa kesadaran baik, hemiparese atau hemiplegi,
disatria, afasia, mulut mencong kadang-kadang hemianopsia,
dengan gejala fokal otak lainnya.
 Neurogenic bladder
b. Stroke iskemik emboli
a) Definisi : Sumbatan pembuluh darah serebral oleh embolus yang
berasal dari jantung.
b) Etiologi : Atrium fibrilasit (50%), gangguan atau penyakit katub,
kardiomiopati, infark miokard, terutama 4 minggu setelah serangan,
stenosis dan regurgitasi katub mitral, endocarditis infeksiosa dan lain-lain.
c) Gejala klinis:
 Onset serangan ini mendadak, keluhan sering pada waktu
menjalankan aktivitas.
 Gangguan motorik atau sensorik sesuai lesi.
 Apabila emboli besar, bisa menyebabkan delirium, pingsan,
gelisah, kejang dan kesadaran menurun.
D. Manifestasi Klinis

Gambaran klinis utama yang dikaitkan dengan insufisiensi aliran darah otak dapat
dihubungkan dengan tanda serta gejala di bawah ini :
a. Arteri vertebralis
 Hemiplegi alternan
 Hemiplegi ataksik
b. Arteri karotis interna (sirkulasi anterior ; gejala-gejalanya biasanya unilateral).
Lokasi lesi yang paling sering adalah pada bifurkasio arteria karotis komunis
menjadi arteria karotis interna dan eksterna. Gejala-gejala yaitu :
 Buta mutlak sisi ipsilateral
 Hemiparese kontralateral
c. Arteri Basilaris
 Tetraplegi
 Gangguan kesadaran
 Gangguan pupil
 Kebutaan
 Vertigo
d. Arteria serebri anterior (gejala primernya adalah perasaan kacau)
 Kelemahan kontralateral lebih besar pada tungkai. Lengan bagian
proksimal mungkin ikut terserang. Gerakan voluntar pada tungkai
terganggu.
 Gangguan sensorik kontralateral.
 Demensia, refleks mencengkeram dan refleks patologis
e. Arteria serebri posterior (dalam lobus mesencepalon atau talamus)
 Koma.
 Hemiparesis kontralateral.
 Afasia visual atau buta kata (aleksia).
 Kelumpuhan saraf otak ketiga –hemianopsia, koreoatetosis.
f. Arteria serebri media
 Monoparesis atau hemiparesis kontralateral (biasanya mengenai
tangan).
 Kadang-kadang hemianopsia kontralateral (kebutaan).
 Afasia global (kalau hemisfer dominan yang terkena) ; gangguan
semua fungsi yang ada hubungannya dengan percakapan dan
komunikasi.
 Disfagia.

E. Diagnosis

Diagnosis didasarkan atas hasil :


1. Penemuan klinis

Anamnesis :
1) Terutama terjadinya keluhan / gejala defisit neurologi yang mendadak
2) Tanpa trauma kepala
3) Adanya faktor resiko GPDO

Pemeriksaan Fisik :
1) Adanya defisit neurologi fokal
2) Ditemukan faktor resiko (hipertensi, kelainan jantung, dan lain-lain)
3) Bising pada auskultasi atau kelainan pembuluh darah lainnya
Skoring :
1) Siriraj Stroke Score (SSS)

Variabel yang dinilai adalah tingkat kesadaran, muntah, sakit kepala,


tekanandistolik dan petanda ateroma.
Rumus : (2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x sakit kepala) + (0,1 x tekanan
distolic) –(3 x petanda ateroma) – 12Nilai > 1 menunjukkan stroke
hemoragik, nilai < 1 menunjukkan stroke iskemik, sedangkan nilai antara
memerlukan pemeriksan CT scan.
2) Algoritma Score Gajah Mada

Variabel yang dinilai adalah penurunan kesadaran, nyeri dan reflek babinski.

F. Pemeriksaan Penunjang

Stroke dengan oklusi pembuluh darah dapat dilakukan pemeriksaan:


1. CT Scan

Untuk menetapkan secara pasti letak dan kausa dari stroke.CT scan menunjukkan
gambaran hipodens.
2. Ekokardiografi

Pada dugaan adanya tromboemboli kardiak (transtorakal, atau transesofageal)


3. Ultrasound scan arteri karotis

Bila diduga adanya ateroma pada arteri karotis. Disini dipakai prinsip doppler
untuk menghasilkan continuous wave untuk mendeteksi derajat stenosis secara
akurat, serta juga pulsed ultrasound device yang dikaitkan dengan scanner (duplex
scan)
4. Intra arterial digital substraction angiografi

Bila pada ultrasound scan terdapat stenosis berat


5. Transcranial Doppler

Dapat untuk melihat sejauh mana anastomosis membantu daerah yang tersumbat
6. Pemeriksaan darah lengkap

Perlu untuk mencari kelainan pada cairan darah sendiri


G. Penatalaksanaan

Pengobatan secara umum:


1. Breathing : menjaga jalan nafas dengan sedikit mengekstensikan kepala, menjaga
lidah agar tidak jatuh ke belakang, pemberian oksigen 2-3 L/menit.
2. Blood : kontrol tekanan darah dan nadi, posisi kepala 30º dari bidang
horizontal untuk menjamin aliran darah yang adekuat ke otak dan aliran balik
vena dari otak ke jantung.
3. Brain : mengurangi edema, memenuhi intake cairan dengan larutan isotonis
seperti: Ringer Laktat 12 jam/kolf, atasi kejang dan gelisah.
4. Bladder : pasang kateter untuk menjaga pengosongan vesika urinaria.
5. Bowel : memenuhi asupan makanan, kalori dan elektrolit.

Pengobatan secara khusus :


a. Anti edema
- Gliserol

Diberikan per infus dalam larutan 10% dengan dosis 1-1,5 mg/kgBB selama 6-
8 jam, untuk 5-7 hari. Dapat diberikan peroral 3-4 x 150 cc sehari.
- Manitol

Dalam larutan 15-20% infus manitol diberikan untuk menurunkan tekanan


intrakranial, misalnya bila ada tanda-tanda herniasi.
Dosis 1 - 1,5 mg/kgBB dalam waktu 1 jam. Lama kerja manitol kurang dari 4
jam, kemudian bisa timbul efek rebound, oleh karena itu perlu diberi infus
ulang, atau kombinasi dengan anti edema lain seperti gliserol.
b. Obat anti agregasi

Khasiat pentoksifilin yang dapat mencegah agregasi eritrosit dan trombosit, serta
asetosal dan dipiridamol sebagai anti agregasi trombosit dapat mengurangi
viskositas darah dan memperbaiki mikrosirkulasi. Contoh :
Asetosal 100-300 mg/hari, Dipiridamol 3×75 mg
c. Metabolik aktivator/ ionotropik

Dapat diberikan piracetam, pentoksifilin, flunarizin atau citicholin.


Contoh : Piracetam 3×800-6000 mg dan Pentoksifilin 3×400 mg
d. Sitoprotektif

Nimodipin 120-180 mg/hari atau 2-2,5 ml/jam dengan stringe pump


e. Rehabilitasi (fisioterapi)

Pada prinsipnya rehabilitasi dilakukan sedini mungkin secara bertahap baik secara
pasif maupun aktif.Pasien dengan stroke harus dimobilisasi dan dilakukan
fisioterapi bila kondisi klinis neurologis dan hemodinamik stabil. Untuk fisioterapi
pada pasien yang belum boleh bergerak, perubahan posisi badan dan ekstremitas
dilakukan setiap 2 jam untuk mencegah dekubitus. Latihan gerakan sendi anggota
badan secara pasif 4 kali sehari untuk mencegah kontraktur.

H. Konsep teori gangguan menelan


1. Pengertian

Gangguan menelan merupakan abnormal fungsi mekanisme menelan yang


dikaitkan dengan defisit struktur atau fungsi oral, faring, atau esofagus.
Gangguan menelan adalah suatu gejala yang disebabkan oleh berbagai faktor
antara lain stroke, trauma lokal, kerusakan jaringan, dan obstruktif saluran
makanan dan cairan.

2. Tanda dan gejala


- Air liur yang mengalir berlebihan
- Batuk atau tersedak saat makan
- Terkumpulnya makanan pada pipi, dibawah lidah, atau pada palatum
durum
- Suara serak
- Suara cegukan setelah makan atau minum
- Sulit mengontrol gerakan lidah
- Kelemahan otot wajah
- Waktu mengunyah lebih lama

3. Patofisiologi
Stroke mengakibatkan sel neuron mengalami nekrosis atau kematian jaringan,
sehingga mengalami gangguan fungsi. Gangguan fungsi yang terjadi bergantung
pada bersarnya lesi dan lokasi lesi, pada stroke akut pasien dapat mengalami
gangguan menelan yang diakibatkan oleh edema otak, ganggua tingkat kesadaran
atau diaschisis dan biasanya bersifat reversibel. Apabila lesi terjadi di daerah
batang otak kemungkinan pasien akan mengalami disfagia permanen.

4. Komplikasi
- Aspirasi
- Pneumonia
- Malnutrisi
- Dehidrasi
- Obstruksi jalan napas, bila bolus berukuran cukup besar memasuki jalan
napas
- Kematian

5. Pengelolaan gangguan menelan pada stroke

Prinsip pengelolaan gangguan menelan adalah mengangani sedidi mungkin guna


menghindari komplikasi yang berat. Pengelolaan keperawatan gangguan menelan
pada stroke dilakukan dengan mengajarkan latihan menelan atau swallowing terapi
pada pasien.
PROGRAM
STUDIKEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA
Jl. Cempaka Putih Tengah I/1 Jakarta, Telp/Faks: 021-42802202

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN (KASUS RESUME 3)

Nama Preceptee : Riska Sopia D


Tempat Praktek :
Tanggal Pengkajian : 17 Oktober 2021

A. Identitas diri pasien

Nama inisial Pasien : Bpk. I Sumber informasi :Keluarga :


Tempat/Tgl Lahir : Bandung, 01-12-1961 Diagnosa Medik : Stroke Iskemik
Tanggal masuk RS : 17 Oktober 2021
Umur : 59 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Suku : Betawi
Status Perkawinan : Sudah menikah
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jl. Tembaga , Jakarta Pusat

A. Data Fokus

Data Subjektif :

- Klien mengatakan badannya lemas


- Klien mengatakan kaki dan tangan kanannya sulit digerakkan
sejak 3 hari yang lalu
- klien mengatakan sulit menelan dan hanya makan bubur /
makanan yang lunak dan lauk dipotong kecil-kecil agar bisa
tertelan
- Klien mengatakan nyeri kepala dan memiliki riwayat darah
tinggi sejak 6 tahun yang lalu dan jarang kontrol

Data Objektif :
- Kesadaran Compos Mentis, GCS : E4M6V5
- Pasien tampak lemah
- TTV :
TD : 160/80 mmHg N : 95 x/menit
S : 36˚C Rr : 18 x/menit
- Kekuatan otot
2222 5555
2222 5555
Ket :
5 = Dapat melawan gravitasi dan dapat melawan tahanan yang berat
2 = Mampu melakukan gerakan tanpa adanya tahanan
- Nervus Kranialis :
- N.V :
Sensori : klien mampu membedakan benda tumpul dan tajam
Motorik : Mata klien yang kanan tidak bisa mengedip, klien
kesulitan menelan
- N.VII : klien tidak bisa mngembungkan mulut, tersenyum tidak
simetris, tidak bisa mengerutkan alis
- N.IX :
sensori : klien masih bisa membedakan rasa asin, manis Motorik
:refleks GAG (-), klien mampu menelan makanan namun lama
dan terkadang makanan ada yang beberpa jatuh dari mulutnya.
- N. X : klien berbicara kurang jelas
- N. XII : klien kesulitan menggerakkan lidah ke kanan, kiri, dan
menjulurkan lidahnya kebawah.

B. DATA PENUNJANG

Nama Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Hemoglobin 14 g/dl 12 – 16
Hematokrit 30 % 30 – 40
Leukosit 9200 /uL 5-10.000
Ureum 20 Mg/dl 20 – 40
Kolesterol total 179 Mg/dl < 200
LDL 125 Mg/dl < 100
HDL 50 Mg/dl >60
Ct-Scan : Infark pada Korteks Frontal

C. PENATALAKSANAAN

- IVFD RL 20 tetes/menit
- Captopril 12,5 mg 2x1 tablet
- CPG 75mg peroral
- Antorvastatin 20 mgx 1 peroral
- NGT terpasang

D. PATOFLOW

Hipertensi, usia,

Arterosklerosis (elastisitas pemb. Darah menurun)

sirkulasi serebral terganggu

Penurunan aliran darah dan O2 ke otak Resiko perfusi serebral


tidak efektif
Hipoksia serebri

Kerusakan pusat gerakan motorik di lobus frontalis

Kelemahan fisik Penurunan reflek menelan

Gangguan mobilitas Gangguan Menelan


fisik

ANALISA ILMIAH

N FAKTOR RISIKO, TANDA, ANALI


O GEJALA, SA
DIAGNOSTIK,
PENATALAKSANAAN
FAKTOR RISIKO
1 Hipertensi 4 tahun yang lalu Hipertensi bisa menyebabkan pembuluh darah
menyempit, bocor, pecah atau tersumbat, hal ini
dapat mengganggu aliran darah yang membawa
oksigen dan nutrisi ke otak. Maka jika terjadi, sel-
sel dan jaringan otakpun akan mati dan
menyebabkan terjadi stroke
2
TANDA DAN GEJALA
1 Kelemahan pada otot tangan dan kaki Berkurangnya kontraksi otot disebabkan karena
suplai darah ke otak berkurang, lalu terjadi
kerusakan jaringan otak pada salah satu sisi otak.
2 Klien tampak lemah Karena kondisi sakit dapat menyebabkan keadaan
umum pasien menjadi lemah.
Dan pasien mengalami hemiparise pada tangan
dan kaki kiri
3 Pusing, TD 160/80 mmHg Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan
pembuluh darah otak mengeras (arteriosklerosis),
sehingga aliran darah di otak menjadi kurang
lancar. Dalam jangka Panjang dan tidak
ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan stroke
4 Kesulitan menelan,hanya Klien mengalami infark di area frontal yaitu
mengkonsumsi makann yang lunak dimana bagian frontal terdapat korteks motorik
promer (girus presental)yang merupakan pusat
gerak, dan klien mengalami gangguan/ masalah
pada saat dilakukan pengkajian Nervus
V,VII,IX,X,XII
5
DIAGNOSTIK
1 Hemoglobin 14 g/dl Hemoglobin adalah metaloprotein di dalam sel
darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut
oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh.
2 Hematokrit 30 % Ht menunjukan jumlah presentase perbandingan
sel darah merah terhadap volume darah. Sel darah
merah memiliki peran penting yaitu sebagai
pembawa oksigen dan nutrisi keseluruh tubuh
3 Leukosit 9200 uL Pemeriksaan leukosit berfungsi untuk mendeteksi
infeksi pada tubuh dan mengetahui kondisi medis
lain, seperti penyakit outoimun, gangguan daya
tahan tubuh serta kelainan darah.
4 Ureum 20 Mg/dl Ureum merupakan zat sisa dari pemecahan
protein dan asam amino di dalam hati
5 Kolesterol total 179 Mg/dl Pemeriksaan medis untuk mengukur jumlah total
lemak dalam darah
6 LDL 125 v Mg/dl Low Density Lipoprotein (Kolesterol jahat) salah
satu penyebab utama pembentukan ateroma
(menumpuknya lemak di dinding pembuluh
darah).
Ateroma menyebabkan terjadinya arterosklerosis
atau pengerasan pembuluh darah akibat
6 HDL 50 Mg/dl High Density Lipoprotein (Kolesterol baik)
berfungsi untuk mencegah terjadinya ateroma
atau penyempitan pembuluh darah akibat lemak
7 Ct-Scan : Infark Korteks Frontal Ct-scan Kepala, untuk mendeteksi jaringan yang
mati akibat stroke, tumor, pengerasan jaringan,
pendarahan, dan trauma kepala, odem dan posisi
hematoma. Infark pada lobus frontal pada pasien
mengenai korteks motorik primer (girus
presental) yang merupakan pusat gerak dan klien
mengalami kesulitasn menelan dan pergerakan
lidah terganggu.
PENATALAKSANAAN
1 Captopril 12,5 mg 2x1 tablet Untuk menangani hipertensi, dengan cara
menghambat produksi zat di dalam tubuh yang
menyebabkan pembuluh darah menyempit. Maka
pembuluh darah akan rileks sehingga tekanan
darah menurun dan suplai darah dan O2 ke
jantung akan meningkat
2 CPG 75mg peroral Obat untuk menghambat pembentukan trombus
dan untuk mengencerkan darah. Efek samping :
diare, mudah memar, gengguan pencernaan, nyeri
perut
3 Antorvastatin 20 mgx 1 peroral Untuk menurunkan kolesterol jahat (LDL),
trigliserida, serta eningkatkan kolesterol baik
(HDL) di dalam darah. Dengan cara menghambat
produksi kolesterol di hati.
4 RL Ringer Laktat merupakan jenis cairan kristaloid
yang mengandung kalsium, kalium, laktat,
natrium,klorida dan air.
5 NGT Tujuan pemasangan selang Nasogastrik Tube
untuk membantu pemberian makanan dan obat
kepada pasien yang kesulitan atau tidak bisa
mengunyah makanan. Agar nutrisi bisa terpenuhi.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1 Resiko perfusi serebral tidak efektif DO:
b/d Hipertensi - Kesadaran Compos Mentis,
GCS : E4M6V5
- Pasien tampak lemah
- TTV : TD : 160/80 mmHg N : 95 x/menit

S : 36˚C Rr : 18 x/menit
- Nervus Kranialis :
- N.V :
Sensori : klien mampu membedakan
benda tumpul dan tajam
Motorik : Mata klien yang kanan
tidak bisa mengedip, klien kesulitan
menelan
- N.VII : klien tidak bisa
mngembungkan mulut, tersenyum
tidak simetris, tidak bisa
mengerutkan alis
- N.IX :
Sensori : klien masih bisa
membedakan rasa asin, manis
Motorik :refleks GAG (-), klien
mampu menelan makanan namun
lama dan terkadang makanan ada
yang beberpa jatuh dari mulutnya.
- N. X : klien berbicara kurang jelas
N. XII : klien kesulitan menggerakkan
lidah ke kanan, kiri, dan menjulurkan
lidahnya kebawah

- Ct-Scan : kesan : infark pada korteks frontal

DS :
- Klien mengatakan lemes
- Klien mengatakan kaki dan tangan
kanannya sulit digerakkan sejak 3 hari
yang lalu
- Klien mengatakan nyeri kepala dan

memiliki riwayat darah tinggi sudah 6

tahun dan jarang kontrol


2 Gangguan Menelan b/d kerusakan DS :
pada syaraf Kranial
- klien mengatakan sulit menelan dan hanya
makan bubur / makanan yang lunak dan
lauk dipotong kecil-kecil agar bisa tertelan
Do :
- Terdapat gangguan pada Nervus
Kranialis :
- N.V :
Sensori : klien mampu membedakan
benda tumpul dan tajam
Motorik : Mata klien yang kanan
tidak bisa mengedip, klien kesulitan
menelan
- N.VII : klien tidak bisa
mngembungkan mulut, tersenyum
tidak simetris, tidak bisa
mengerutkan alis
- N.IX :
Sensori : klien masih bisa
membedakan rasa asin, manis
Motorik : refleks GAG (-), klien
mampu menelan makanan namun
lama dan terkadang makanan ada
yang beberpa jatuh dari mulutnya.
- N. X : klien berbicara kurang jelas
- N. XII : klien kesulitan menggerakkan
lidah ke kanan, kiri, dan menjulurkan
lidahnya kebawah
- Hasil Ct-Scan : Infark pada Korteks
Frontal
3 Gangguan mobilitas fisik b/d DS :
Penurunan kekuatan otot
- Klien mengatakan kaki dan tangan
kanannya sulit digerakkan sejak 3 hari
yang lalu
DO :
- Kekuatan otot :
2222 5555
2222 5555
Ket :
5 = Dapat melawan gravitasi dan dapat
melawan tahanan yang berat
2 = Mampu melakukan gerakan tanpa
adanya tahanan
- Hasil Ct-Scan : Infark pada Korteks
Frontal
SUMBER:
Tim.Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
: Dewan Pengurus Pusat PPN

Anda mungkin juga menyukai

  • Kti Kartika P. Elodea PDF
    Kti Kartika P. Elodea PDF
    Dokumen68 halaman
    Kti Kartika P. Elodea PDF
    Nanik Susanti
    Belum ada peringkat
  • Materi Dan Satuan Acara Penyuluhan Mobilisasi Post Operasi
    Materi Dan Satuan Acara Penyuluhan Mobilisasi Post Operasi
    Dokumen15 halaman
    Materi Dan Satuan Acara Penyuluhan Mobilisasi Post Operasi
    Clara Mutiara
    Belum ada peringkat
  • Narasi Masalah Kesehatan
    Narasi Masalah Kesehatan
    Dokumen1 halaman
    Narasi Masalah Kesehatan
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir 1
    Daftar Hadir 1
    Dokumen2 halaman
    Daftar Hadir 1
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Askep Anak Kel 2
    Askep Anak Kel 2
    Dokumen23 halaman
    Askep Anak Kel 2
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Skenario Post Conference & Handover
    Skenario Post Conference & Handover
    Dokumen4 halaman
    Skenario Post Conference & Handover
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Askep Keluarga 1
    Askep Keluarga 1
    Dokumen28 halaman
    Askep Keluarga 1
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Lembar Balik Hipertensi
    Lembar Balik Hipertensi
    Dokumen16 halaman
    Lembar Balik Hipertensi
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • LP Pembidaian
    LP Pembidaian
    Dokumen7 halaman
    LP Pembidaian
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Resume Fraktur Ankle
    Resume Fraktur Ankle
    Dokumen9 halaman
    Resume Fraktur Ankle
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Acuan Pengkajian Keluarga Yang Baik Dan Benar
    Acuan Pengkajian Keluarga Yang Baik Dan Benar
    Dokumen14 halaman
    Acuan Pengkajian Keluarga Yang Baik Dan Benar
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • LP Pembidaian
    LP Pembidaian
    Dokumen7 halaman
    LP Pembidaian
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • LP Gagal Nafas
    LP Gagal Nafas
    Dokumen9 halaman
    LP Gagal Nafas
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Bahan KGD Syok
    Bahan KGD Syok
    Dokumen117 halaman
    Bahan KGD Syok
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Kontrak Program
    Kontrak Program
    Dokumen1 halaman
    Kontrak Program
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • 1 Kasus
    1 Kasus
    Dokumen11 halaman
    1 Kasus
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • IP Dikonversi
    IP Dikonversi
    Dokumen90 halaman
    IP Dikonversi
    emmazain
    Belum ada peringkat
  • Catatan Kecil
    Catatan Kecil
    Dokumen9 halaman
    Catatan Kecil
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Kasus Pemicu MTBS 1
    Kasus Pemicu MTBS 1
    Dokumen2 halaman
    Kasus Pemicu MTBS 1
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Askep CKB
    Askep CKB
    Dokumen81 halaman
    Askep CKB
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Kasus 01 Auliana
    Kasus 01 Auliana
    Dokumen15 halaman
    Kasus 01 Auliana
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Kisi Kisi Jiwa
    Kisi Kisi Jiwa
    Dokumen5 halaman
    Kisi Kisi Jiwa
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Laporan BT
    Laporan BT
    Dokumen76 halaman
    Laporan BT
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Nutrisi
    Laporan Pendahuluan Nutrisi
    Dokumen30 halaman
    Laporan Pendahuluan Nutrisi
    Ona Utari
    Belum ada peringkat
  • Kasus MTBS 1
    Kasus MTBS 1
    Dokumen6 halaman
    Kasus MTBS 1
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Kasus MTBS 2
    Kasus MTBS 2
    Dokumen6 halaman
    Kasus MTBS 2
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Kasus MTBS 3
    Kasus MTBS 3
    Dokumen6 halaman
    Kasus MTBS 3
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Pencatatan Bayi Muda Kurang 2 Biulan
    Pencatatan Bayi Muda Kurang 2 Biulan
    Dokumen1 halaman
    Pencatatan Bayi Muda Kurang 2 Biulan
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat
  • Perawat Pelaksana 030921
    Perawat Pelaksana 030921
    Dokumen3 halaman
    Perawat Pelaksana 030921
    Lhellye Hayley'rezpecth VolturyParamoriztic
    Belum ada peringkat