KEPERAWATAN NEUROVASKULAR
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
Jl. Cempaka Putih Tengah I/1 Jakarta Pusat, Kode Pos 10510
Telp/Faks: 021-42802202
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE
DENGAN GANGGUAN MENELAN (LP 3)
A. Stroke Iskemik
Suatu penyumbatan total dari aliran darah pada sebagian otak akan menyebabkan
hilangnya fungsi neuron yang bersangkutan pada saat itu juga. Bila anoksia ini
berlanjut sampai 5 menit maka sel tersebut dengan sel penyangganya yaitu sel
glia akan mengalami kerusakan ireversibel sampai nekrosis beberapa jam
kemudian yang diikuti perubahan permeabilitas vaskular disekitarnya dan
masuknya cairan serta sel-sel radang.
Di sekitar daerah iskemik timbul edema gila, akibat berlebihannya H+ dari
asidosis laktat.K+ dari neuron yang rusak diserap oleh sel glia disertai rentensi air
yang timbul dalam empat hari pertama sesudah stroke.Edem ini menyebabkan
daerah sekitar nekrosis mengalami gangguan perfusi dan timbul iskemi ringan
tetapi jaringan otak masih hidup.Daerah ini adalah iskemik penumbra.
Bila terjadi stroke, maka di suatu daerah tertentu dari otak akan terjadi kerusakan
(baik karena infark maupun perdarahan). Neuron-neuron di daerah tersebut tentu
akan mati, dan neuron yang rusak ini akan mengeluarkan glutamat, yang
selanjutnya akan membanjiri sel-sel disekitarnya. Glutamat ini akan menempel
pada membrane sel neuron di sekitar daerah primer yang terserang. Glutamat
akan merusak membrane sel neuron dan membuka kanal kalsium (calcium
channels). Kemudian terjadilah influks kalsium yang mengakibatkan kematian
sel. Sebelumnya, sel yang matiini akan mengeluarkan glutamt, yang selanjutnya
akan membanjiri lagi neuron-neuron disekitarnya. Terjadilah lingkaran setan.
Neuron-neuron yang rusak juga akan melepaskan radikal bebas, yaitu charged
oxygen molecules (seperti nitric acida atau O), yang akan merombak molekul
lemak didalam membrane sel, sehingga membrane sel akan bocor dan terjadilah
influks kalsium.
Stroke iskemik menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak yang
menyebabkan kematian sel.
Faktor resiko terjadinya stroke di bagi atas ;
Yang tidak dapat di ubah, seperti; usis, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga,
riwayat TIA atau stroke sebelumnya, penyakit jantung coroner, fibrilasi atrium
Yang dapat di ubah, sepert hipertensi, diabetes mellitus, merokok,
penyalahgunaan obat dan alcohol, kontrasepsi oral, hematocrit yang
meningkat, bruit karotis asimtomatis, hiperurisemia dan dyslipidemia.
1) Hipertensi
Pada pasien diabetes mellitus akan terjadi penebalan dinding pembuluh darah
otak yang berukuran besar. Hal ini jelas akan mengganggu aliran darah otak ,
yang pada akhirnya menyebabkan infark sel otak.
3) Penyakit Jantung
Gambaran klinis utama yang dikaitkan dengan insufisiensi aliran darah otak dapat
dihubungkan dengan tanda serta gejala di bawah ini :
a. Arteri vertebralis
Hemiplegi alternan
Hemiplegi ataksik
b. Arteri karotis interna (sirkulasi anterior ; gejala-gejalanya biasanya unilateral).
Lokasi lesi yang paling sering adalah pada bifurkasio arteria karotis komunis
menjadi arteria karotis interna dan eksterna. Gejala-gejala yaitu :
Buta mutlak sisi ipsilateral
Hemiparese kontralateral
c. Arteri Basilaris
Tetraplegi
Gangguan kesadaran
Gangguan pupil
Kebutaan
Vertigo
d. Arteria serebri anterior (gejala primernya adalah perasaan kacau)
Kelemahan kontralateral lebih besar pada tungkai. Lengan bagian
proksimal mungkin ikut terserang. Gerakan voluntar pada tungkai
terganggu.
Gangguan sensorik kontralateral.
Demensia, refleks mencengkeram dan refleks patologis
e. Arteria serebri posterior (dalam lobus mesencepalon atau talamus)
Koma.
Hemiparesis kontralateral.
Afasia visual atau buta kata (aleksia).
Kelumpuhan saraf otak ketiga –hemianopsia, koreoatetosis.
f. Arteria serebri media
Monoparesis atau hemiparesis kontralateral (biasanya mengenai
tangan).
Kadang-kadang hemianopsia kontralateral (kebutaan).
Afasia global (kalau hemisfer dominan yang terkena) ; gangguan
semua fungsi yang ada hubungannya dengan percakapan dan
komunikasi.
Disfagia.
E. Diagnosis
Anamnesis :
1) Terutama terjadinya keluhan / gejala defisit neurologi yang mendadak
2) Tanpa trauma kepala
3) Adanya faktor resiko GPDO
Pemeriksaan Fisik :
1) Adanya defisit neurologi fokal
2) Ditemukan faktor resiko (hipertensi, kelainan jantung, dan lain-lain)
3) Bising pada auskultasi atau kelainan pembuluh darah lainnya
Skoring :
1) Siriraj Stroke Score (SSS)
Variabel yang dinilai adalah penurunan kesadaran, nyeri dan reflek babinski.
F. Pemeriksaan Penunjang
Untuk menetapkan secara pasti letak dan kausa dari stroke.CT scan menunjukkan
gambaran hipodens.
2. Ekokardiografi
Bila diduga adanya ateroma pada arteri karotis. Disini dipakai prinsip doppler
untuk menghasilkan continuous wave untuk mendeteksi derajat stenosis secara
akurat, serta juga pulsed ultrasound device yang dikaitkan dengan scanner (duplex
scan)
4. Intra arterial digital substraction angiografi
Dapat untuk melihat sejauh mana anastomosis membantu daerah yang tersumbat
6. Pemeriksaan darah lengkap
Diberikan per infus dalam larutan 10% dengan dosis 1-1,5 mg/kgBB selama 6-
8 jam, untuk 5-7 hari. Dapat diberikan peroral 3-4 x 150 cc sehari.
- Manitol
Khasiat pentoksifilin yang dapat mencegah agregasi eritrosit dan trombosit, serta
asetosal dan dipiridamol sebagai anti agregasi trombosit dapat mengurangi
viskositas darah dan memperbaiki mikrosirkulasi. Contoh :
Asetosal 100-300 mg/hari, Dipiridamol 3×75 mg
c. Metabolik aktivator/ ionotropik
Pada prinsipnya rehabilitasi dilakukan sedini mungkin secara bertahap baik secara
pasif maupun aktif.Pasien dengan stroke harus dimobilisasi dan dilakukan
fisioterapi bila kondisi klinis neurologis dan hemodinamik stabil. Untuk fisioterapi
pada pasien yang belum boleh bergerak, perubahan posisi badan dan ekstremitas
dilakukan setiap 2 jam untuk mencegah dekubitus. Latihan gerakan sendi anggota
badan secara pasif 4 kali sehari untuk mencegah kontraktur.
3. Patofisiologi
Stroke mengakibatkan sel neuron mengalami nekrosis atau kematian jaringan,
sehingga mengalami gangguan fungsi. Gangguan fungsi yang terjadi bergantung
pada bersarnya lesi dan lokasi lesi, pada stroke akut pasien dapat mengalami
gangguan menelan yang diakibatkan oleh edema otak, ganggua tingkat kesadaran
atau diaschisis dan biasanya bersifat reversibel. Apabila lesi terjadi di daerah
batang otak kemungkinan pasien akan mengalami disfagia permanen.
4. Komplikasi
- Aspirasi
- Pneumonia
- Malnutrisi
- Dehidrasi
- Obstruksi jalan napas, bila bolus berukuran cukup besar memasuki jalan
napas
- Kematian
A. Data Fokus
Data Subjektif :
Data Objektif :
- Kesadaran Compos Mentis, GCS : E4M6V5
- Pasien tampak lemah
- TTV :
TD : 160/80 mmHg N : 95 x/menit
S : 36˚C Rr : 18 x/menit
- Kekuatan otot
2222 5555
2222 5555
Ket :
5 = Dapat melawan gravitasi dan dapat melawan tahanan yang berat
2 = Mampu melakukan gerakan tanpa adanya tahanan
- Nervus Kranialis :
- N.V :
Sensori : klien mampu membedakan benda tumpul dan tajam
Motorik : Mata klien yang kanan tidak bisa mengedip, klien
kesulitan menelan
- N.VII : klien tidak bisa mngembungkan mulut, tersenyum tidak
simetris, tidak bisa mengerutkan alis
- N.IX :
sensori : klien masih bisa membedakan rasa asin, manis Motorik
:refleks GAG (-), klien mampu menelan makanan namun lama
dan terkadang makanan ada yang beberpa jatuh dari mulutnya.
- N. X : klien berbicara kurang jelas
- N. XII : klien kesulitan menggerakkan lidah ke kanan, kiri, dan
menjulurkan lidahnya kebawah.
B. DATA PENUNJANG
C. PENATALAKSANAAN
- IVFD RL 20 tetes/menit
- Captopril 12,5 mg 2x1 tablet
- CPG 75mg peroral
- Antorvastatin 20 mgx 1 peroral
- NGT terpasang
D. PATOFLOW
Hipertensi, usia,
ANALISA ILMIAH
S : 36˚C Rr : 18 x/menit
- Nervus Kranialis :
- N.V :
Sensori : klien mampu membedakan
benda tumpul dan tajam
Motorik : Mata klien yang kanan
tidak bisa mengedip, klien kesulitan
menelan
- N.VII : klien tidak bisa
mngembungkan mulut, tersenyum
tidak simetris, tidak bisa
mengerutkan alis
- N.IX :
Sensori : klien masih bisa
membedakan rasa asin, manis
Motorik :refleks GAG (-), klien
mampu menelan makanan namun
lama dan terkadang makanan ada
yang beberpa jatuh dari mulutnya.
- N. X : klien berbicara kurang jelas
N. XII : klien kesulitan menggerakkan
lidah ke kanan, kiri, dan menjulurkan
lidahnya kebawah
DS :
- Klien mengatakan lemes
- Klien mengatakan kaki dan tangan
kanannya sulit digerakkan sejak 3 hari
yang lalu
- Klien mengatakan nyeri kepala dan