MIKROTEKNIK HEWAN
Tujuan Praktikum :
1. Melihat bentuk sel hidup (bentuk sel epitel dinding pipi bagian dalam yang pipih)
2. Melihat bagian-bagian sel hidup seperti membrane sel, sitoplasma, nucleus dan organela sel.
3. Melihat miktokondria (jika memungkinkan)
Prosedur Kerja :
1. Berkumurlah dengan air sebelum mengambil cuplikan sampel. Kegiatan ini bertujuan untuk
menghilangkan kotoran yang menempel di dinding pipi di dalam mulut sehingga tidak
mengganggu proses pengamatan.
2. Keroklah dinding pipi bagian dalam secara perlahan dengan cotton bud atau stik es krim yang
telah dibersihkan terlebih dahulu dengan alkohol 70%. Pengerokan dilakukan perlahan tetapi
mantap sehingga sejumlah sel dinding pipi bagian dalam dapat terambil.
3. Letakkan hasil kerokan diatas kaca benda lalu tetesi dengan metilen biru. Homogenkan / aduk
sebentar dengan stik es krim lalu tutup dengan kaca penutup.
4. Buatlah hasil kerokan yang tidak ditetesi dengan metilen biru sebagai pembanding antara yang
diberi pewarna dan tidak.
5. Amati hasil sediaan dibawah mikroskop. Mulailah dari perbesaran lemah lalu semakin kuat
dan setiap hasil pengamatan di dokumentasikan.
6. Berikan keterangan gambar pada saat menyusun laporan
Hasil :
A. Tanpa Pewarna
1. Hasil preparat yang dibuat
Keterangan :
Tidak ada perlakuan pewarnaan,
kondisinya tidak rusak, tetapi tidak
terlihat dengan jelas karena
transparan.
c
4. Hasil dalam perbesaran 40x10
Keterangan :
a. Membrn sel
a b c d b. Organel sel
c. Sitoplsma
d. Inti sel
B. Dengan Pewarna
1. Hasil preparat yang dibuat
Keterangan :
Preparat diberi perlakuan pewarnaan
dengan metilen biru, kondisi preparat
setelah diwarnai tetap bagus atau tidak
rusak.
Keterangan :
a b c d e. Membrn sel
f. Organel-organel sel
g. Sitoplsma
h. Inti sel
Sel yang diwarnai perbesaran 40 x 10
Keterangan :
a. Membrane sel
b. Organel-organel sel
a c. Sitoplasma
b c d. Inti sel
d
Gambar pembanding
Keterangan:
a a. Membrane sel
b. Orgnel sel
c. Sitoplasma
b d. Inti sel
Pada gambar pembanding terlihat jelas organel-organel selnya, sedangkan pada hasil pengamatan
organel-organel selnya tidak terlalu jelas/samar-samar. Selain itu warna dari sel pembanding lebih
jelas dan tajam dibandingkan dengan hasil pengamatan yang warnnya berbeda dan kurang tajam.
Namun dari hasil pengamatan dan gambar pembanding, semua bagian sel bias teramati, meskipun
sulit membedakan mana organel mitokondria, reticulum endoplasa, dan lainnya.
ACARA 2
PEMBUATAN SEDIAAN APUSAN DARAH
Tujuan Praktikum :
1. Melatih keterampilan membuat apusan darah diatas kaca benda.
2. Mengamati sediaan apusan darah dan membedakan serta menyebutkan komponennya
(eritrosit, trombosit dan berbagai jenis leukosit).
Prosedur Kerja :
1. Darah diambil dari probandus laki-laki dan perempuan oleh tenaga ahli
2. Masing-masing praktikan mengambil 2 buah kaca benda yang dicuci bersih dan dikeringkan
atau diusap dengan alkohol 70%.
3. Teteskan sedikit darah pada salah satu ujung kaca benda.
4. Dengan bantuan kaca benda yang lain buatlah apusan setipis mungkin dengan cara :
- Letakkan kaca benda di depan tetesan darah, posisikan dengan membentuk sudut 30 – 40º.
- Tarik ke belakang kaca benda kedua sehingga menempel pada tetesan darah.
- Biarkan darah menyebar ke tepi kaca benda lalu dorong kaca benda ke depan dengan
kecepatan yang stabil hingga membentuk apusan tipis, rata dan berbentuk seperti lidah.
5. Apusan kemudian dikering-anginkan lalu difiksasi dengan merendamnya dalam methanol di
staining jar selama 5 menit.
6. Angkat dan kering-anginkan
7. Tetesi apusan dengan pewarna giemsa hingga tertutup rata dan diamkan sekitar 15 – 20 menit
8. Bilas di air mengalir atau semprotkan aquadest dengan botol penyemprot secara perlahan
sampai seluruh pewarna hilang.
9. Kering-anginkan apusan
10. Amati dibawah mikroskop, mulailah dari perbesaran lemah sampai ke perbesaran 40x10.
Dokumentasikan hasil pengamatan disetiap perbesaran.
11. Catat dan beri keterangan jenis sel-sel darah yang berhasil diamati
Hasil :
A. Laki-laki
1. Hasil preparat yang dibuat
Keterangan :
Preparat yang diamati sebelumnya diberi
perlakuan pewarnaan, yaitu pewarna
giemsa. Setelah diwarnai dengan pewarna
giemsa, kondisi preparat bagus dan setelah
dibilas dengan aquades kondisinya juga
tetap bagus. Selama pembuatan preparat
sedikit ada kendala saat memubuat apusan
darah karena hasil yang didapat terlalu
tebal, sehingga perlu pengulangan
sebanyak 2 kali.
d
g h
f c
e
Hasil :
B. Perempuan
1. Hasil preparat yang dibuat
Keterangan :
Preparat yang diamati sebelumnya diberi
perlakuan pewarnaan, yaitu pewarna giemsa.
Setelah diwarnai dengan pewarna giemsa,
kondisi preparat masih bagus, namun setelah
dibilas dengan aquades kondisinya rusak
pada bagian tengah. Hal ini disebabkan
karena penetesan aquades terlalu deras.
Hasil : Tikus
1. Hasil preparat yang dibuat
Keterangan :
Preparat yang diamati sebelumnya diberi
perlakuan pewarnaan, yaitu pewarna giemsa.
Setelah diwarnai dengan pewarna giemsa,
kondisi preparat bagus dan setelah dibilas
dengan aquades kondisinya juga tetap bagus.
Selama pembuatan preparat tidak ada
kendala, berjalan lancer sesuai petunjuk
kerja
Keterangan :
a. Eritrosit
b. Plasma darah
c. Leukosit
b a
Tujuan Praktikum :
Membuat sediaan organisme atau bagian dari organisme hewan secara utuh.
Prosedur Kerja :
1. Kutu dan pinjal yang diperoleh difiksasi dengan alkohol 70% minimal 2 X 24 jam.
2. Pindahkan kutu dan pinjal dari alkohol ke dalam KOH 10%. Lama perendaman dalam KOH
untuk pinjal ± 6 hari dan untuk kutu ± 1 hari. Rendam dalam tube Eppendorf atau wadah yang
bertutup rapat dan jangan lupa diberi label.
Fungsi perendaman dalam KOH adalah untuk melunakkan eksoskeleton sehingga lebih mudah
untuk dijernihkan dan diwarnai.
3. Setelah direndam dalam KOH, ambil spesimen dari KOH lalu letakkan pada gelas arloji yang
sudah berisi aquadest. Rendam selama 2 menit lalu buang aquadest dan ganti dengan aquaest
baru. Ulangi tahap pencucian ini sebanyak 3 kali.
4. Buang aquadest secara perlahan, lalu dehidrasi spesimen dengan alkohol bertingkat mulai dari
alkohol 30%, 50%, 60%, 70%, 80%, dan 96% masing-masing 10 menit.
Larutan yang digunakan sebagai larutan dehidrasi sebaiknya dimulai dari yang terdekat dengan
larutan awal (dalam hal ini air), oleh sebab itu alkohol bertingkat dimulai dari 30%. Dilakukan
secara bertingkat atau bertahap agar penarikan molekul air dilakukan secara perlahan dan
bertahap sehingga sela tau jaringan tidak mengkerut.
5. Buang alkohol 96% lalu beri spesimen minyak cengkeh sampai terendam dan rendam
spesimen selama ± 15 – 30 menit atau sampai tampak jernih.
Minyak cengkeh merupakan salah satu media / larutan penjernih yang juga sekaligus memberi
kontras warna.
6. Buang minyak cengkeh lalu bilas spesimen dengan xylol beberapa kali (± 3 kali) dan rendam
spesimen dalam xylol selama 10 menit.
Pembilasan dilakukan untuk membuang kelebihan minyak cengkeh yang masih ada di
spesimen.
Perendaman dalam xilol selain membantu menjernihkan juga menjadi media perantara dengan
media penutup yaitu entellan. Entellan hanya larut dalam xilol.
7. Ambil spesimen secara hati-hati dengan kuas, letakkan diatas gelas benda, atur posisi
spesimen, dan tutup dengan entelan dan gelas penutup. Alternatif lain, teteskan entelan pada
kaca benda, lalu ambil dan letakkan spesimen pada tetesan entelan dengan hati-hati dan tutup
dengan kaca penutup.
8. Diamkan preparat selama 2 hari lalu siap diamati.
Hasil :
1. Hasil preparat yang dibuat
Keterangan :
Preparat yang diamati sebelumnya diberi
perlakuan pewarnaan, yaitu minyak
cengkeh. Setelah diwarnai dengan minyak
cengkeh, kondisi preparat bagus dan setelah
dijernihkan dengan xylol kondisinya juga
tetap bagus. Adapun kendala yang dialami
yaitu pada saat meletakkan specimen di atas
gelas benda, harus dilakukan hati-hati
supaya specimen tidak terbalik.
2. Hasil dalam perbesaran 4x10
Keterangan :
f a. Antenna
e b. Kuku tarsus
c. Mata
d
d. Tibia
e. Torax
a f. Abdomen
g. Alat kelamin
g c
b
g
h
d
e
g
c
b