Anda di halaman 1dari 15

BUKU LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI REPRODUKSI

Disusun oleh :

Dr. Bambang Fajar Suryadi, S.Si., M.Si.


Dr. Galuh Tresnani, S.Si., M.Mol.Biol.

NAMA MAHASISWA : NUR INTAN OKTAVIANI


NIM : G1A019057
KELOMPOK : 5A
NAMA CO-ASS : DINDA TRI CAHYANA

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS MATARAM
2021
LAPORAN ACARA I
METAMORFOSIS SERANGGA

Kelompok : 5A
1. Muhammad Apria Iswara (G1A019053)
2. Nining Fujidiar (G1A019055)
3. Nur Intan Oktaviani (G1A019057)
4. Nurul Hidayatul Hikmah (G1A019059)
5. Qothrunnada Amira Salma (G1A019061)

Tanggal mulai : Selasa, 14 Oktober 2021


Jenis serangga : Lalat daging
Tahapan serangga : Dewasa
Hasil dokumentasi dan pengamatan

NO TAHAP GAMBAR WAKTU KETERANGAN


Dewasa (induk) Hari ke-1 Tubuh berwarna abu-abu
1. 14 Oktober 2021 kecokelatan, bagian toraks
terdapat 3 garis berwarna hitam.

2. Telur Hari ke-1 Telurnya yang berwarna putih


14 Oktober 2021 tersebar di atas permukaan
3-4 jam setelah lalat dewasa daging.
dimasukkan kedalam toples.

3. Larva instar 1 Hari ke-2 Larva berbentuk simetris bilateral,


15 Oktober 2021 berwarna putih sedikit
1 hari setelah bertelur kekuningan. Terdapat bagian
berwarna hitam pada kedua
ujungnya yang dihubungkan oleh
jaringan berwarna keabuan.
Bagian ini diduga berfungsi
sebagai sistem pencernaan (mulut-
organ pencernaan-anus).
4. Larva instar 2 Hari ke-3 Larva memasuki moulting ketiga,
16 Oktober 2021 peralihan dari instar ke-3 ke pupa.
1 hari setelah menjadi larva Terlihat bahwa sebagian badan
instar 1. larva sudah berwarna kehitaman,
sementara ujungnya berwarna
kekuningan.

5. Pupa merah Hari ke-7 Pupa tahap pertama berbentuk


20 Oktober 2021 simetris bilateral, berwarna
4 hari setelah menjadi larva cokelat kemerahan dan terdapat
instar 2 garis-garis melingkar di seluruh
bagian pupa tersebut. Tekstur
permukaan terlihat bergelombang
mengikuti garis yang ada. Panjang
sekitar 0,5-1 cm.
6. Pupa hitam Hari ke-8 Pupa kedua berbentuk simetris
21 Oktober 2021 bilateral, warna hitam, terdapat
1 hari setelah menjadi pupa garis-garis melingkar di seluruh
merah. bagian pupa tersebut. Tekstur
permukaan terlihat bergelombang
mengikuti garis yang ada. Panjang
sekitar 0,5-1 cm
7. Lalat dewasa Hari ke-13 Lalat dewasa yang berhasil
(anakan) 26 Oktober 2021 tumbuh. Berwarna abu-abu
5 hari setelah menjadi pupa kecokelatan dengan bagian toraks
hitam. memiliki 3 garis hitam.
Antenanya hitam, tebal. Mata
berwarna oranye-kecokelatan.
Gap antara mata terdapat rambut
halus yang sejajar dan
berhadapan. Ada rambut halus di
seluruh badan.

PEMBAHASAN :
Pada praktikum kali membahas tenttang metamorphosis pada serangga khususnya pada lalat daging.tujuan praktikum
metamorphosis serangga ini yaitu untuk melihat proses perkembangan yang terjadi pada serangga. Metamorfosis adalah suatu proses
perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan dan/atau struktur setelah kelahiran atau penetasan.
Perubahan fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan differensiasi sel atau proses yang terlihat dalam organisme multisel yang secara
radikal berbeda. Metamorphosis dibagi menjadi dua yaitu metamorphosis sempurna dan metamorphosis tidak sempurna.
Metamorphosis sempurna adalah suatu proses metamorphosis yang mempunyai empat tahap pertumbuhan yaitu telur, larva, pupa, dan
dewasa. Sedangkan metamorphosis tidak sempurna adalah metamorphosis yang hanya mempunyai tiga tahap pertumbuhan yaitu telur,
nimva, dan dewasa. Metamorfosis yang terjadi pada lalat daging adalah mettamorfosis sempurna yaitu metamorfosis yang mempunyai
empat tahap pertumbuhan, seperti telur, larva, pupa dan dewasa
Lalat adalah ordo diptera, yang artinya serangga yang memiliki dua sayap (sepasang sayap) atau inekta yang bisa terbang.
Sayap tersebut terdiri dari sayap bagian depan dan sayaap bagian belakan. Sayap bagian belakang tidak berkembang dan mereduksi
menjadi alat keseimbangan (halter). Tubuh relatif lunak, antenna pendek dan mata majemuk besar. Lalat daging sangat menyukai
adanya darah dalam makanan karena akan mempengaruhi produksi telur dan matturasi seksual. Lalat daging sendiri memiliki ciri
dengan warna coklat kehitaman dengan tiga garis kelabu ppada bagian toraks dan mempunya arista telanjang atau hanya separuh dasar
yang plumosa. Lalat daging yang digunakan pada praktikum ini diikembangbiakkan pada media berupa pasir yang sudah disangrai.
Kemudiaan diletakkan potongan daging ayam di atas permukaan pasir tersebut. Lalat daging ini memerlukan waktu 13 hari sampai
berubah menjadi lalat dewasa. Berdasarkan teori yang ada diketahui bahwa siklus hidup dari lalat daging ini dimulai dari telur, larva
instar1, larva instar 2, larva instar 3, pupa, dan lalat dewasa. Pada saat pengamatan siklus hidup yang dapat teramati adalah telur, larva
instar 1, larva instar 2, pupa, dan lalat dewasa. Klasifikasi lalat daging yang dapat diamati pada praktikum ini terhenti pada genus yaitu
:

Kingdom : Animalia

Divisi : Arthropoda

Class : Insecta

Subfamily : Sarcophaginae

Genus : Sarcophaga
Hasil diskusi / tugas rumah (jawaban dari soal-soal tugas rumah):
1. Perbedaan metamorfosis sempurna dan tidak sempurna, yaitu pada metamorfosis
sempurna serangga ditandai dengan adanya fase yang disebut kepompong atau pupa.
Bentuk larva dan dewasa serangga pada kelompok ini tidak memiliki kemiripan. Stadium
yang dilewati pada proses metamorfosis sempurna umumnya berjumlah empat, yakni
stadium telur, stadium larva, stadium pupa, dan stadium imago. Contoh hewannya yaitu
kupu-kupu, lalat, dan nyamuk. Sedangkan pada metamorfosis tidak sempurna serangga
mengalami perubahan bentuk dari telur hingga dewasa yang tidak mencolok dalam daur
hidupnya. Bentuk larva atau bentuk pradewasanya disebut nimfa. Pada metamorfosis
tidak sempurna tidak terbentuk tahap pupa. Stadium yang dilewati pada proses
metamorfosis tidak sempurna hanya berjumlah tiga, yakni stadium telur, stadium larva
atau nimfa, dan stadium imago. Contohnya belalang, jangkrik.
2. Proses pergantian kulit atau moulting adalah proses ketika serangga melepaskan
eksoskeletonnya dan menumbuhkan kulit yang baru. Pada lalat, proses ini terjadi
sebanyak 3 kali selama fase belatung/larva. Yakni dari tahap instar ke-1 ke tahap instar
ke-2, dari tahap instar ke-2 ke tahap instar ke-3, dan dari tahap instar ke-3 ke tahap pupa.
3. Ada tiga hormone yang mengatur metamomorfosis pada serangga, yakni hormon otak,
hormon molting, dan hormon juvenil. ormon otak disebut juga ecdysiotropin, disimpan
didalam corpora cardiace, sedangkan hormon molting (Ekdison) dihasilkan oleh kelenjar
protoraks, yaitu suatu segmen pada tubuh serangga yang mempunyai pasangan kaki
terdepan dari ketiga pasangan kaki terdepan erangga, oleh karena itu maka hormon ini
juga dinamakan hormon protoracic gland atau disingkat menjadi PGH, hormon juvenil
(JH) dihasilkan oleh corpora allata, yaitu sepasang kelenjar endokrin yang terletak di
dekat otak.
4. Faktor yang memengaruhi metamorfosis diantaranya yaitu gen, hormon, ketersediaan
nutrisi, air, oksigen, dan suhu.
5. Lalat daging.
6. Siklus hidup berdasarkan literatur adalah telur, larva instar ke-1, instar ke-2, instar ke-3,
pupa, dan imago.
7. Siklus hidup berdasarkan pengamatan adalah telur, larva, pupa, dan imago. Siklus hidup
utama lalat antara literatur dan berdasarkan pengamatan tidak jauh berbeda. Hanya saja
pada pengamatan, larva tidak tidak diidentifikasi apakah sudah menjadi instar ke-1, instar
ke-2, atau instar ke-3.
LAPORAN ACARA II
EMBRIOLOGI AYAM

Kelompok : 5A
1. Muhammad Apria Iswara (G1A019053)
2. Nining Fujidiar (G1A019055)
3. Nur Intan Oktaviani (G1A019057)
4. Nurul Hidayatul Hikmah (G1A019059)
5. Qothrunnada Amira Salma (G1A019061)

Tanggal mulai pengeraman : 21 Oktober 2021


Suhu yang digunakan : 37˚C-38˚C
Setelah melakukan serangkaian proses pengeraman telur selama 21 hari, maka dapat dilihat hasil pengamatan dalam tabel berikut ini :
TABEL HASIL PENGAMATAN
EMBRIO AYAM

NO LAMA INKUBASI GAMBAR KETERANGAN


1. 1 Hari Pada hari pertama telur diletakkan dalam
(21 Oktober 2021) incubator pada suhu antara 37˚C-38˚C.

2. 8 Hari Pada hari kedelapan embrio sudah terlihat,


(29 Oktober 2021) dibuktikan dengan adanya bagian yang lebih
gelap melintang didalam telur.

3. 11 Hari Pada bagian dalam telur terlihat seperti


(1 November 2021) terbagi menjadi 3 bagian. Bagian paling gelap
adalah letak embrio nya. Trelihat perubahan
letak embrio pada hari ke-8 dan ke-11, yang
semula berada ditengah menjadi berada
dibagian ujung/kutub telur.

4. 15 Hari Bagian paling gelap adalah letak embrionya.


(5 November 2021) Letak embrio masih sama dengan hari ke-11.

5. 22 Hari Pengeraman seharusnya berakhir pada tanggal


(12 November 2021) 11 Novembar 2021, tetapi telur dibuka pada
tanggal 12 November 2021. Berdasarkan hasil
pengamatan saat pengupasan telur terlihat
beberapa bagian yang mulai terbentuk yaitu
otak, bakal mata, jantung, dan tulang
belakang.

PEMBAHASAN :
Pada praktikum kali ini membahas tentang embriologi pada telurr ayam khususnya telur ayam kampung.  Embrio
adalah sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal dari perkembangan dalam organisme yang berkembang biak
secara seksual.  Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan
perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat
sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. Secara umum, sel embriogenik tumbuh dan berkembang melalui
beberapa fase, antara lain sel tunggal (yang telah dibuahi), blastomer, blastula, gastrula, neurula dan embrio / janinPerkembangan
embrio ayam terjadi di  luar tubuh  induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur
berupa kuning telur, albumen, dan kerabang telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar.  Dalam perkembangannya,
embrio dibantu  kantung oleh  kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning  yang telur dindingnya dapat menghasilkan
enzim. Enzim ini  mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois
berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio,menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat
dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois, serta membantu mencerna albumen.
Pada pengamatan embrio telur ini dilakukan selama 21 hari di dalam inkubator dengan suhu 37ºC. Praktikum dilakukan
dengan cara menyiapkan sediaan telur yang telah dibuahi oleh ayam jantan dan betina, kemudian dierami di dalam mesin inkubator
dan diatur suhunya menjadi 37ºC. Pengamatan perkembangan embrio dilakukan pada selama 21 hari kecuali hari libur, dengan
memutar telur tersebut searah jarum jam yang berfungsi untuk mencegah menempelnya embrio pada cangkang telur yang akan
ditetaskan. Hasil pengamatan dicatat dan dibandingkan dengan hasil hari yang satu dengan hari sebelumnya. Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan, pada hari ke-2 sampai hari ke-7 setelah peletakan telur embrio pada telur belum bisa teramati.
Pada hari ke-8 ketika diamati menggunakan senter menunjukkan adanya embrio dengan posisi melintang didalam telur yang
ditandai dengan adanya sisi yang lebih gelap ketika telur diberi cahaya dari senter. Kemudian dilanjutkan pengamatan, pada hari
ke-11 embrio yang tadinya ada diposisi melintang berpindah kebagian ujung/kutub telur. Dilakukan pengamatan pada hari ke-15,
posisi embrionya masih sama seperti pada hari ke-11. Kemudian pada tanggal 11 November seharusnya telur akan menetas, akan
tetapi telur tidak menetas dengan sendirinya. Akhirnya, pada tangga 12 November dilakukan pengupasan cangkang telur dan
didapatkan hasil seperti pada tabel. Hasil embrio ayam tersebut terjadi fertilisasi namun tidak terjadi perkembangan pada embrio..
Perkembangan embrio terhenti sekitar pada minggu kedua inkubasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan embrio ayam adalah suhu, keberhasilan gastrulasi dan kondisi
lingkungan. Semakin tinggi suhu maka semakin cepat proses perkembangan embrio ayam berlangsung. Namun, perkembangan
embrio ayam juga memiliki suhu optimal inkubasi. Apabila suhu telalu tinggi maka akan merusak embrio tersebut. Keberhasilan
perkembangan embrio selanjutnya karena gastrulasi merupakan proses yang paling menentukan dalam perkembangan embrio.
Kondisi lingkungan yang buruk mengganggu perkembangan embrio ayam. Percobaan pada praktikum yang dilakukan tidak
berhasil dikarenakan telur ayam yang seharusnya menetas tapi tidak menetas. Kegagalan dalam percobaan ini dapat disebabkan
oleh berbagai faktor seperti suhu yang tidak stabil, kelembapan yang tidak stabil, dan atau guncangan yang terjadi pada telur. Suhu
pada inkubator terkadang mengalami kenaikan ataupun penurunan suhu. Suhu pada inkubator dapat berubah karena pada saat
pengamatan inkubator sering dibuka tutup sehingga suhu didalam inkubator dapat berubah. Kelembapan dalam inkubator juga
sering mengalami kenaikan yang seharusnya kelembapan normal maksimal 60% tetapi pada saat praktikum kelembapan sempat
naik sampai 81%. Faktor lainnya adalah guncangan pada telur setiap kali pengamatan untuk difoto ditempat gelap sehingga dapat
merusak kondisi telur yang masih rentan atau sensitive terhadap guncangan.

DISKUSI :
1. Berhasilkah percobaan Anda? Jika tidak, faktor apa yang kira-kira mempengaruhinya? Jelaskan
2. Pada hari ke berapakah Anda sudah melihat tumbuhnya bulu?
3. Dari manakah asal perkembangan bulu pada ayam?
4. Kapankah mulai terbentuknya calon organ kaki dan sayap?
Jawaban:
1. Tidak. Walaupun sudah dilakukan pengeraman selama 21 hari, tetapi pertumbuhan embrio terhenti pada hari kelima.
Pertumbuhan embrio hanya terlihat seperti pada gambar. Hanya terlihat otak, bakal/calon mata, jantung, dan tulang belakang
yang membuat embrio membentuk huruf C. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya adalah lingkungan fisik
(suhu dan kelembapan) selama pengeraman yang tidak stabil, telur yang tidak dibolak-balik setiap saat, dan faktor gastrulasi
yang gagal dari embrio itu sendiri.
2. Berdasarkan hasil, tidak ditemukan adanya pertumbuhan bulu pada embrio ayam yang sudah dierami. Namun, berdasarkan
literatur, tumbuhnya bulu ayam mulai pada hari ke-12, yakni ditandai dengan tumbuhnya tunas bulu pada bagian punggung.
3. Hampir seluruh tubuh ayam ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh. Secara embriologis bulu
ayam bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis sehingga terbentuklah bulu penutup tubuh
(plumae).
4. Menurut literatur, calon organ kaki dan sayap mulai tumbuh kuntumnya sejak 64-69 jam sejak pengeraman, di mana kuntum
kaki lebih besar daripada sayap dan akan semakin membesar seiring waktu inkubasi. Lalu kaki dan sayap akan mulai tampak
pada hari ke-8-10 pengeraman.

Anda mungkin juga menyukai