Anda di halaman 1dari 20

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

PARASITOLOGI
(Phylum Nemathelminthes)

BLOK JEJAS DAN RESPONS


IMUN

DISUSUN OLEH :

TIM PARASITOLOGI

LABORATORIUM PARASITOLOGI

1
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2022

BUKU PETUNJUK
PRAKTIKUM
PARASITOLOGI
(Phylum Nemathelminthes)
DISUSUN OLEH :

TIM PARASITOLOGI

IDENTITAS MAHASISWA

NAMA : FEDELITA FADHL A.

NIM : 211610101098

KELOMPOK : VI A

2
KATA PENGANTAR

Dengan terselesainya buku petunjuk praktikum Parasitologi, diharapkan agar


mahasiswa mampu :

 Melihat morfologi yang ada pada Phylum Nemathelminthes, baik secara


makroskopis maupun mikroskopis
 Mengamati ciri ciri khusus yang ada pada masing masing species parasit
 Mengambarkan apa yang dilihat dan diamati di mikroskop kedalam buku
petunjuk praktikum ini
Sehingga mahasiswa mampu menegakkan diagnosa dari infeksi kecacingan
yang banyak ditemukan di Indonesia sebagai negara tropis.

Semoga buku petunjuk praktikum ini bermanfaat bagi mahasiswa yang


sudah menuntut ilmu Kedokteran Gigi Dasar dan berguna sebagai bekal
dalam penelitian- penelitian yang akan dilakukan nanti.

Tim Penyusun

Jember, April 2022

3
NEMATODA

I. Nematoda usus

1. Ascaris lumbricoides

Phylum : Nemathelminthes
Class : Nematoda
Family : Nematodae
Genus : Ascariasis
Species : Ascariasis lumbricoides

Siklus hidup

Pemeriksaan parasitologis :
1. Pemeriksaan tinja : telur, cacing dewasa
2. Pemeriksaan cairan empedu : telur
3. Pemeriksaan bahan muntahan : cacing dewasa
4. Pemeriksaan sputum : larva
5. Pemeriksaan jaringan paru : larva

4
TUGAS MAHASISWA : MENJELASKAN MORFOLOGI (PADA KOTAK
KOSONG)

1. Bentuk telur Fertil Corticated

Berbentuk lonjong, berukuran 45-70 mikron x 35-50


mikron. Berwarna coklat keemasan, dinding telur
terdiri dari tiga lapis yaitu lapis albuminoid yang
bergerigi, lapisan glikogen/ kitin yaitu lapisan yang
transparan, dan lapisan paling dalam yaitu lapisan
lipoidal/ vitelin. Berisi embrio atau larva.

2. Bentuk telur fertile decorticated

Berbentuk lonjong, berukuran 45-70 mikron x 35-50


mikron. Berwarna coklat keemasan, dinding telur terdiri
dari dua lapis yait lapisan glikogen/ kitin yaitu lapisan
yang transparan dan lapisan paling dalam yaitu lapisan
lipoidal/ vitelin. Lapisan paling luarnya sudah hilang.

5
3. Bentuk telur Unfertil corticated

Bentuk lonjong (lebih lonjong dan lebih panjang


jika dibandingkan dengan ukuran telur fertil.
Berukuran 90x50 mikron. Tidak memiliki rongga di
kedua kutubnya. Dinding lebih tipis/ hilang. Berisi
granula.

4. Bentuk telur unfertile decorticated

Bentuk lonjong (lebih lonjong dan lebih panjang jika


dibandingkan dengan ukuran telur fertil). Berukuran
90x50 mikron. Lapisan albumin menghilang. Tidak
memiliki rongga di kedua kutubnya. Dinding lebih tipis/
hilang. Berisi granula.

5. Bentuk cacing dewasa

Mempunyai mulut yang terdiri dari tiga buah bibir


yaitu satu bibir di bagian dorsal dan dua bibir
di bagian subventral.
Jantan: Memiliki ukuran 10-31 cm, ekor melingkar
kearah ventral dan ujungnya meruncing,
mempunyai sepasang spikula (2 spikula)
dengan diameter 2-4 mm digunakan untuk
kopulasi.
Betina: berukuran 22-35 cm, terkadang bisa
mencapai 39 cm. berdiameter 3-6 mm,
memiliki ekor lurus pada bagian 1/3 anterior,
mempunyai cincin kopulasi.

6
2. Enterobius vermicularis
Phylum : Nemathelminthes
Class : Nematoda
Family : Nematodae
Genus : Enterobius
Spesies : Enterobius vermiculalaris

Siklus hidup

7
Pemeriksaan parasitologis :

1. Pemeriksaan tinja : cacing dewasa


2. Pemeriksaan Anal swab : telur
3. Pemeriksaan kotoran kuku : telur

1. Bentuk telur

Berbentuk oval asimetris dengan salah satu


sisinya, memiliki ukuran panjang 50-6- micron
dan lebar 20-32 mikron, mempunyai dua lapis
dinding yang tipis dan transparan, lapisan luar
addalah lapisan albumin yang berwarna bening
atau transparan yang digunakan untuk
mempermudah melekatkan telur satu sama lain,
lepisan dalam yang merupakan lapisan lemak.

2. Bentuk cacing dewasa

Jantan : memiliki ukuran 2-5 mm, ekornya melingkar seperti tanda tanya (?),
spikulum pada ekornya jarang ditemukan, memiliki alae/ sayap (pelebaran
cuticula sebelah leher)
Betina: berukuran 8-13 mm x 0,4 mm. Di ujung anterior terdapat alae yaitu
pelebaran kutikulum seperti sayap, memiliki ekor panjang dan runcing,
bulbus esofagusnya jelas, uterus cacing yang gravid melebar dan hampir
setengah dari tubuhnya dipenuhi dengan telur.

8
3. Trichuris trichiura

Phylum : Nemathelminthes
Class : Nematoda
Family : Nematodae
Genus : Trichuris
Species : Trichuris trichiura

Siklus hidup


Pemeriksaan parasitologis :

1. Pemeriksaan tinja : telur


2. Pemeriksaan mukosa rektum : cacing dewasa
3. Pemeriksaan prolaksus rektum : cacing dewasa

9
1. Bentuk telur

Berukuran kurang lebih 50 x 22 mikron,


berbentuk seperti temayang, memiliki dua ujung
yang menonjol yang disebut mucoid plug/ polar
plug/ clear knop, memiliki 2 lapis dinding
kekuningan di bagian luar dan transparan di
bagian dalam.

2. Bentuk cacing dewasa

Betina : memiliki ukuran panjang 4-5


cm, di bagian anteriornya halus
seperti cambuk, bagian ekor lurus
(membulat) dan berujung tumpul,
anusnya terletak di bagian
posterior, terdapat vulva padad
bagia tubuh yang mulai
membesar.

Jantan : memiliki panjang 3-4 cm,


bagian anteriornya halus (seprti
cambuk, bagian ekornya
melingkar ke arah ventral,
mengandung sebuah spicule.

10
4. N. americanus

Siklus hidup

11
a. Telur cacing tambang

Morfologi: berukuran 60 mikron x 40 mikron,


berbentuk oval. Berdinding tipis dan jernih terdiri dari
lapisan membrane lipoid vitelin yang relative
nonpermeable, lapisan tengahnya terbentuk dari
glikogen dan transparan, dan lapisan luarnya terdapat
tonjolan-tonjolan yang merupakan lapisan albumin
yang berwarna coklat. Berisi larva.

Morfologi: berukuran 60 mikron x 40 mikron,


berbentuk oval, berdinding tipis dan jernih, berisi sel
yang sedang membelah.

Morfologi: berukuran 60 mikron x 40 mikron,


berbentuk oval, berdinding tipis dan jernih, berisi
morula.

b. Larva

Morfologi:
Rhabditiform : merupakan larva yang beru menetas, emmiliki ukuran 275-700
mikron, aktif memakan sisa-sisa pembusukan organic, ukurannya
cepat bertambah (500-700 µ dalam 5 hari), merupakan larva
bentuk pathogen, mari pada suku 45o dalam waktu satu jam.

Filariform : larva yang sudah bergant kulit untuk kedua kalinya, berubah
bentuk menjadi lansing, merupakan larva yang infeksius,

12
c. Cacing dewasa
Anterior end N. americanus

Morfologi:
N. americanus : mempunyai dua pasang lempeng
berbentuk bulan sabit yang disebut dengan cutting plate
terdiri dari sepasang diventral dengan ukuran agak besar
dan sepasang di dorsal berukuran lebih kecil.

d. Ekor N. americnus

Morfologi:
Jantan :Memiliki dua buah spikula yang bergabung/ meyatu dan
homolog dengan penis dengan ujung yang berkaitan,
memiliki dua buah bursa copulatrix yang berfungsi untuk
memegang cacing betina ketika copulasi.
Betina : memiliki ujung tumpul, tidak memiliki caudal spine,
memiliki jarum

13
Ekor A. duodenale
Morfologi:
Jantan : memiliki spikula yang letaknya berjauhan
dengan ujung meruncing, memiliki tiga buah
bursa kopulatrix yang berbentuk seperti jari
dan digunakan sebagai alat pemegang saat
kopulasi.
Betina : memiliki caudal spine, tidak memiliki jarum

Anterior end A. duodenale

Morfologi:
Mempunyai dua pasang gigi yang berada di bagian
ventral dengan ukuran yangn hamper sama besar di
setiap sisinya.

14
TREMATODA
1. F. hepatica

Siklus Hidup

15
Gambar Cacing dewasa :

CIRI/MORFOLOGI CACING DEWASA:


Berbentuk seperti daun atau cephalic cone
dan memiliki bahu, panjangnya 30 mm dan
lebar 13 mm, memiliki mulut yang
meruncing dan dikelilingi alat penghisap,
batil isal perut dan batil isap mulut hampir
sama besarnya dan terletak berdekatan, tidak
memiliki anus dan alat ekskresinya berupa
sel api, memiliki dua buah testis dan
bercabang-cabang kecil (dendritic), disebut
bemafrodit yaitu jantan dan betina dalam
satu tubuh,

16
2. Gambar telur

MORFOLOGI:
Telur berukuran besar dengan panjang 130-150 µm dan lebar 60-90 µm,
berbentuk oval, memiliki overculum, memiliki satu lapis dinding berwarna
kuning kecoklatan.

CESTODA
SIKLUS HIDUP

17
1. T. saginata
telur

Morfologi:
Berbentuk bulat, memiliki ukuran 31-43 mikron,
memiliki embipior yang bergrisr radier yang
mengelilingi embrio heksasan. Memiliki kulit
tebal, halus, dengan garis-garis silang, berisi
masa bulat bbergranula yang diliputi dengan
membrane halus, dengan tiga pasang kait yang
berbentuk latest yang membias.

cacing dewasa, Morfologi:


Terdiri dari skoleks, memiliki leher dan sebuah
strobili yang anjangnya sekitar 35 mm- 6 mm.
ruas-ruas berbentuk segi empat yang menunjang
dengan lebar sekitar 0,5 mm, ruas-ruasnya tidak
jelas dan di dalamnya tidak terlihat struktur.
Segmen pada T. saginata dapaat mencapai 2000
buah. Segmen memiliki ukuran panjang 3-4 kali
ukuran lebar. Segmen gravid paling ujung
memiliki ukuran 0,5 cm x 2 cm.

Scolex,
Morfologi:
Skoleks berbentuk segi empat dengan ukuran 1-
2 mm menyerupai mangkuk dilengkapi dengan
alat penghisap dan tidak memiliki alat kait.

18
2. T. solium

Morfologi;
Berbentuk bulat, dengan garis tengah 1 mm,
memiliki 4 buah batil isap yang disebut dengan
rostrum berdiameter 5 mm dan memiliki
rostellum yaitu alat kait yang melingkar dan
terdiri sebanyak 25-30 buah setiapalat isap.

Morfologi:
Berbentuk seperti pipa, pipih dorsoventral,
terdiri dari skoleks, leher, dan strobili yang
terdiri atas segmen proglotid, dengan jumlah
segmen kurang dari 1000 buah. Berukuran
antara 2-4 meter, dapat hhidup sampai 25 tahun.
Strobilia terdiri dari proglotid yang imatur,
matur, dan gravid. Proglotid imatur lebih lebar
dari pada panjangnya proglotid matang
berbentuk hamper seperti persegi. Dalam
proglotid yang matang terdapat testis yang
berupa folikel yang tersebar di seluruh lubang
genital (terletak di dekat pertengahan segmen),
ovariumnya terletak di bagian posterior,
berbentuku 2 lobus yang simetris, dan uterus
terletak di tengah seperti gada.

19
DAFTAR PUSTAKA

Barus,Louise Gavinella. 2021. Hubungan Infeksi Taenia solium Terhadap


Konsumsi Daging Babi Di Wilayah Simalingkar B. Program Studi
Pendidikan dan Profesi Dokter. Fakultas Kefoktera, Universitas Sumatera
Utara. Medan
Elfered; Arwati, Heny; Suworno. 2016. Gambaran Basofil, TNF-α, dan IL-9 Pada
Petani Terinfeksi STH di kabupaten Kediri. Jurnal Biosains
Pascasarjana. Vol. 18
Endang, Setyaani; Widiastuti, Dyah. 2008. Trichuris Trichiura. BALABA. Ed.007.
no.02
Karnila. 2018. Identifikasi Cacing Fasciola hepatica Pada Hati Sapi di Rumah
Potong Hewan Anggoeya Kecamatan Poasia Kota Kendari. Karya Tulis
Ilmiah. Jurusan Analis Kesehatan. Politeknik Kesehatan Kendari
Octasari, Renisa Ardetya; Fatoni, Imam; Romlu, Leo Yosdimyati. Identifikasi
Cacing Kremi Enterobius Vermicularis pada Anak Usia Di Bawah 10
Tahun Di Dusun Tegalrejo, Desa Pacarpeukm Kecamatan Megaluh,
Kabupaten Jombang.
Rahmahtillah, Qisti. 2017. Identifikasi Morfologi Telur Cacing Diagnosis
Penyakit Kecacingan Berbasis Pencitraan. Tugas Akhir. Jurusan Teknik
Informatika. Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia.
Yogyakarta
Wardani, Anggraeni Kurnia. 2017. Keberadaan Telur Cacing Pita (Taenia
saginata) Melalui Uji Feses Saio Bali (Bos sondaicus) Di Kecamatan
Kaliwates serta Pemanfaatannya Sebagai Lembar Kerja Siswa. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Biologi. Jurusan Pendidikan MIPA. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Jember.

20

Anda mungkin juga menyukai