lumbricoides
03/11/20 5.27 PM
Ascaris lumbricoides
Kingdom: Animalia
Filum: nematoda
Kelas: secernentea
Ordo: ascaridida
Famili: ascarididae
Genus: ascaris
Spesies: ascaris lumbricoides
Distribution
- Cosmopolitan
- Prevalence 70-90%
- Primarily affects underfives and school children
Morfologi
- Berbentuk silindris
- Berwarna krem/putih muda
- Memiliki panjang mencapai 40 cm.
- Terdapat tiga tonjolan bibir berbentuk segitiga
(satu di bagian dorsal ; dua di ventrolateral)
- Bagian tengahnya terdapat buccal cavity
Cacing jantan:
- Panjang +- 15-31 cm, diameter 2-4 mm, ekor
Adult female and male ascaris lumbricoides melingkar
- Terdapat spikula pada ekor
- Ujung posterior tajam agak melengkung ke
ventral seperti kait
- Memiliki copulatory spicule yang panjangnya
2mm
- Di sekitar anus terdapat sejumlah papillae
Cacing betina:
- Memiliki panjang +- 20-35 cm, diameter 3-6 mm
- Memiliki ekor lancip dan lurus
- Terdapat cincin kopulasi 1/3 badan anterior
- Vulva sangat kecil terletak di ventral antara
pertemuan bagian anterior dan tengah tubuh
- Memiliki tubulus genitalis berpasangan terdiri
dari uterus, saluran telur (oviduk), dan ovarium
Fertilized egg
Decorticated egg:
- Memiliki ukuran 60 x 45 mikron
- Tidak memiliki lapisan albuminoid
decorticated egg
Unfertilized egg:
- Memiliki ukuran 90 x 40 mikron
- Berbentuk oval/lonjong
- Dinding terdiri dari dua lapisan
Lapisan luar : albuminoid
Lapisan dalam : hialin
- Padat, berisi struktur granular kasar
Unfertilized egg
telur matang berisi larva cacing ascaris lumbricoides
Siklus hidup:
LIFE CYCLE
1. Ingestion of mature eggs
2. Hatched in the gaster, larva penetrates the wall of the intestine and enter
into blood curculation
3. To the right heart chamber, into the lungs
4. Alveoli-bronchioles-bronchus-trachea-swallowed
5. Arrived in the intestine and becomes mature adult
2) Adult worm
- Irritations of the mucosal folds
- Blocking of the intestine-ileus
- Erratic migration
- Competes in theabsorption of food and vitamins
- Release of toxic metabolis products
Dalam waktu 3 minggu telur menjadi infektif bagi manusia. Telur dapat bertahan
sampai beberapa tahun.
Epidemiologi
Gejala: rasa tidak enak pada perut, diare, kolik, anoreksia, gejala keracunan,
edema, appendicitis.
Diagnosa
- Telur dalam tinja : dari hapusan langsung/cara konsentrasi
- Larva dalam sputum: gastric washing
- Anamnesa, yaitu keluarnya cacing dewasa melalui mulut, hidung, anus
- Do quantitative lab method to measure level of infection
- Additional: chest x-ray
Pencegahan:
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan
- Cuci, kupas, atau masak sayuran dan buah-buahan sebelum dimakan
- Mengajarkan pada anak-anak jangan bermain di tanah terutama tanah yang
kemungkinan terdapat kotoran manusia.
- Provision of sanitary public bath, wash, and toilet facillities
- Media information and health education
- Routine health check up of children
Pengobatan:
Obat anthelminthic (obat yang membersihkan tubuh dari cacing parasit):
- Albendazole
- Mebendazole
- Pyrantel pamoate
- Oxantel pamoate
- Piperazine
Mass treatment
Based on prevalence of ascariasis in one area:
- Prevalence > 30%, treatment 3x/year
- Prevalence (20-30)%, treatment 2x/year
- Prevalence (10-20)%, treatment 1x/year
- Prevalence <10%, individual treatment in positive cases only