Disusun Oleh:
Kelompok 2
Sem. Genap tahun ke-2/Pendidikan Biologi A
Aini Aulia Zahra (1212060005)
Anggi Sintia Meilani (1212060014)
Anna Halimah (1212060016)
Ari Torik Alfahmi (1212060018)
Deris Alfarizi (1212060024)
A. Landasan Teori
Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi
dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Biji tumbuhan angiospermae
(berbiji tertutup) umumnya dibedakan menjadi dikotil dan monokotil.
Perbedaan ini didasarkan pada keping biji yang dimiliki biji tersebut. Dikotil
adalah biji yang memiliki dua atau lebih keping biji, sedangkan monokotil
adalah biji yang hanya memiliki satu keping biji. Menurut Sutopto (2010),
bagian biji dikotil terdiri dari selubung biji, kotiledon, embrio, epikotil,
plumula, hipokotil, dan radikula. Sedangkan bagian biji monokotil terdiri dari
endosperm, skutelum, embrio, plumula, koleoptil, adikula dan koleorhija.
Biji (semen), yang merupakanperkembangan dari bakal biji, adalah
alatperkembangbiakan utama pada tumbuhan berbiii karena setiap biji
mengandunglembaga (ernbrio) yang merupakan calon individu baru. Biji
mempunyaitiga bagian sebagai berikut:
1. Kulit biji (spermodermis)
Kulit biji pada tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) terdiri dari dua
lapisan, yaitu lapisan kulit luar (testa) dan lapisan kulit dalam (tegmen).
Lapisan kulit luar biasanya kuat dengan permukaan yang bervariasi,
sedangkan lapisan kulit dalam bersifat seperti selaput dan sering kali juga
disebut kulit ari (Tjitrosoepomo, 2009).
2. Tali pusar (funiculus)
Tali pusar atau yang disebut penggantung biji memiliki bentuk yang
bervariasi dan pada umumnya akan mengering dan lepas jika biji telah tua
(Tjitrosoepomo, 2009).
3. Inti biji (nucleus/seminis), dibedakan atas 2 yaitu lembaga (embrio) yang
meliputi akar lembaga (radikula), daun lembaga (kotiledon), batang
lembaga (kaulikula) yang dibedakan menladi hipokotil dan epikotil, pucuk
lembaga (plumula) yang merupakan daun yang pertama kali terbentuk di
ujung batang lembaga. Dan putih lembaga (albumen) yang mengandung
cadangan makanan untuk pertumbuhan kecambah sebelum memiliki
kemampuan membuat makanan sendiri (Tjitrosoepomo, 2009).
C. Langkah Kerja
Hasil identifikasi/observasi
Hasil identifikasi/observasi digambar dan diberikan
dibahas keterangan pada gambar
dengan jelas
D. Hasil Pengamatan
E. Pembahasan
Tumbuhan dibagi menjadi dua kelas, yakni monokotil dan dikotil.
Tumbuhan monokotil adalah yang memiliki biji satu daun lembaga dan
memiliki nama lain monocotyledonae. Ada lima kelompok pada
monokotil, yakni poaceae, zingiberaceae, arecaceae, dan orchidaceae.
Secara ilmiah, yang membedakan kedua kelompok ini adalah dari
banyaknya jumlah kotiledon (daun lembaga). Keberadaan kotiledon
sendiri dapat kita lihat di dalam biji tumbuhan tersebut. Pengelompokkan
tumbuhan seperti ini biasa disebut dengan julukan tumbuhan yang
memiliki biji tunggal dan tumbuhan yang memiliki biji ganda/dua. Ciri-
ciri perbedaan tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil. Tumbuhan
Dikotil memiliki ciri Akar Berupa akar tunggang, Batang Berkambium
dan bercabangcabang, Daun Bertulang daun sejajar atau melengkung,
Bertulang daun menyirip atau menjari, Bunga Umumnya bagian bunga
berjumlah 2, 4 dan 5 atau kelipatannya, Berkas pengangkut pada batang:
Pembuluh kayu dan pembuluh tapis letaknya teratur. Pembuluh kayu
sebelah dalam dari pembuluh tapis. Sedangkan ciri dari tumbuhan
Monokotil yaitu Akar Tersusun atas akar serabut, Batang Tidak
berkambium, Daun berbentuk pita dan panjang, Daun lebar-lebar, dengan
bentuk beraneka ragam, Bunga Umumnya bagian-bagian bunga berjumlah
3 atau kelipatannya, Berkas pengangkut pada batang: Pembuluh kayu dan
pembuluh tapis letaknya tersebar pada batang.
1. Triticum aestivum L
Tumbuhan gandum merupakan tumbuhan termasuk kedalam
tumbuhan monokotil. Habitat gandum dapat tumbuh di berbagai
jenis tanah, cocok ditanah lempung atau berpasir. Gandum
bereproduksi secara seksual dan aseksual. Secara seksual melalui
pembuahan antara sel telur (ovum) dari bakal biji (ovule) dengan
serbuk sari dari bunga jantan. Bereproduksi aseksual dengan
menghasilkan anakan baru dari rimpang atau batang bawah tanah.
Ciri-ciri tumbuhan gandum yaitu batang yang tegak dan kokoh,
daunnya pipih dan panjang, bakar serabut, tingginya mencapai 1-1,5
m dan bunganya terdiri dari bunga jantan dan bunga betina.
Sedangkan ciri-ciri pada biji gandum yaitu bijinya berbentuk bulat
dan pipih, berwarna coklat kekuningan, dan biasanya memiliki
ukuran 6-7mm dan ketebalan 2-3mm. Proses embriogenesis pada
tumbuhan gandum dimulai dari penyerbukan, yaitu ketika serbuk
sari dari bunga jantan jatuh di atas putik bunga betina. Setelah itu,
tabung serbuk sari tumbuh ke dalam putik bunga betina dan
mencapai sel telur. Selanjutnya, inti sel sperma dari serbuk sari
masuk ke dalam sel telur melalui tabung serbuk sari dan terjadi
pembuahan. Setelah pembuahan terjadi, zigot terbentuk dan akan
berkembang menjadi embrio. Embrio yang terbentuk kemudian
mengalami beberapa tahapan perkembangan, yaitu: tahapaglobular,
tahap heart-shaped, tahap torpedo-shaped dan tahap bentuk akhir.
Setelah tahap embriogenesis selesai, embrio akan tumbuh menjadi
biji gandum yang siap untuk berkecambah jika ditanam di dalam
tanah.
Menurut Nurmala (2007), penanaman gandum di dataran
medium menjadi penting karena sampai saat ini tanaman gandum
tidak dapat bersaing dengan komoditas sayuran di dataran tinggi.
Penanaman gandum di lahan kering di dataran medium mempunyai
permasalahan di mana suhu lebih tinggi sehingga menyebabkan
cekaman panas. Menurut Widyawati (2021), struktur bunga tanaman
gandum disebut malai atau spike terdiri atas jumlah spikelet yang
tersusun rapi, menempel pada tangkai malai pada tanaman gandum
tropis varietas dewata rerata panjang malai adalah 12,5 m. Fase
reproduktif tanaman gandum dimulai ketika tunas kuncup berhenti
membentuk daun dan mulai menghasilkan malai suatu proses yang
disebut inisiasi malai (Bowdenetall, 2008). Proses pembentukan biji
gandum diawali dari proses penyerbukan yaitu berpindahnya serbuk
sari dari anther ke stigma. Dua sel generatif yang satu membuahi sel
telur yang ada pada kantong embrio, ke bentuk zigot yang bersifat
diploid (2n) zigot inilah yang akan berkembang menjadi sebuah
embrio atau lembaga dalam biji. Sel sperma lainnya membuahi dua
inti lain sehingga terbentuk sel triploid (3n). Sel ini akan membelah
dan membentuk jaringan endosperm sebagai cadangan makanan
dalam biji.
2. Capsicum annuum L
Cabai merah termasuk pada tumbuhan dikotil dengan
habitatnya didaerah tropis- subtropis dapat tumbuh diberbagai jenis
tanah mulai dari tanah liat, hingga berpasir. Memiliki sistem
reproduksi seksual dimana bunga jantan dan betina terdapat pada
satu tanaman. Polinasi dapat dilakukan oleh angin, serangga dan
hujan. Reproduksi juga dengan aseksual merenggunakan stek atau
cangkokan, ciri-ciri tanaman cabai merah yaitu batang tegak, daun
lancip, dan kecil bunga berbentuk bulat, sedangkan ciri-ciri bijinya
yaitu biji bulat berwarna coklat/ hitam Tekstur kulit luar biji halus
dan tipis bagian dalamnya tebal dan padat. Proses embryogeni pada
cabai merah dimulai dari fertilisasi yang terjadi saat serbuk sari dari
bunga jantan menempel pada kepala putik bunga betina setelah itu
terjadi pembuahan, zigot mulai membelah dan membentuk bola sel
kecil yang disebut kompleks termasuk tunas, daun dan akar.
Menurut Arfin (2015) Secara umum cabai memiliki banyak
kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak,
kabohidarat, kalsium, vitamin A, B1 dan vitamin C. Menurut
Kemala (2005), cabai juga mengandung lasparaginase dan capsaicin
yang berperan sebagai zat anti kanker. Menurut Hapsari (2011),
cabai dapat ditanam dari ketinggian 0-2.000 m dpl dan dapat
beradaptasi dengan baik pada temperatur 24-27°C dengan
kelembaban yang tidak terlalu tinggi. Nawangsih (1999) Ciri-ciri
daunnya ada yang berbentuk membulat telur, melonjong, oval,
bahkan ada yang melanset (Wiryanta, 2002). Warna permukaan
daun bagian atas hijau muda, hijau tua, sampai hijau kebiruan,
sedangkan pada permukaan daun bagian bawah umumnya berwarna
hijau, hijau muda, atau hijau pucat. Permukaan daun ada yang halus
dan ada yang berkerut-kerut. Panjang daun cabai berkisar antara 3-
11 cm, dengan lebar antara 1-5 cm (Zulfitri, 2005). Batang tanaman
cabai berwarna hijau muda, atau hijau tua. Akar cabai merupakan
akar tunggang yang terdiri atas akar utama dan akar samping yang
berupa serabut-serabut akar (Fatmawati, 2008). Bunga berbentuk
bintang, tumbuh pada ketiak daun, dalam keadaan tunggal atau
bergerombol dalam tandan. Satu tandan biasanya terdapat 2-3 bunga
saja. Mahkota bunga warnanya bermacam-macam, ada yang putih,
putih kehijauan, dan ungu. Bunga berdiameter antara 5-20 mm,
merupakan bunga sempurna, yaitu dalam satu tanaman terdapat
bunga jantan dan bunga betina. Buah cabai merupakan bagian
tanaman cabai yang paling banyak dikenal dan memiliki banyak
variasi misalnya bentuk seperti lonceng atau bell.
Menurut Zamzami (2021), proses embryogeni pada
capsicum annuum dapat terjadi jika serbuk sari menempel ke kepala
putik. Proses ini dimulai dengan penyerbukan. Penyerbukan adalah
proses jatuhnya serbuk sari dan menempel ke kepala putik. Jika
prosesnya berhasil, maka akan menghasilkan serbuk sari. Kemudian
butir-butir serbuk sari akan masuk ke bakal biji. Pada bakal biji,
akan terjadi proses pembuahan. Pembuahan adalah proses
meleburnya sel jantan atau serbuk sari dengan sel betina atau kepala
putik pada tumbuhan. Setelah selesai proses penyerbukan maka akan
menghasilkan bakal buah.
F. Kesimpulan