Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UNTUK KIMIA

PENGAMATAN POHON CEMPEDAK

KELOMPOK : 5

AULIA AMILAH SHOLIHAH NIM.18307144022


DERIFASAY SALSABILLA NIM.18307141040
RIO BAGUS SAMUDRA NIM.18307144030
SITI MUSTIKA AYU NIM.18307141048
YUSUF DWIYANTO NIM.18307141032

KIMIA E 2018

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
A. JUDUL
Pengamatan Gejala - Gejala pada Pohon Cempedak

B. LATAR BELAKANG

Pilar utama pengembangan ilmuan biologi adalah aktivitas pengamatan


(sensing) dan penalaran (thinking), walaupun tidak dapat dipungkiri ada pula
kontribusi unsur intuitive di dalamnya. Pengamatan terhadap objek dibutuhkan untuk
mengungkap berbagai gejala biologi. Gejala adalah segala hal yang dapat ditangkap
dengan indera, dengan maupun tanpa alat bantu penginderaan. Manusia mampu
mengamati gejala dengan pancaindra, yakni penglihat (mata), penciuman (hidung),
perasa (lidah), peraba (kulit) dan pendengaran (telinga). Semakin teliti dan lengkap
penggunaan alat indera, gejala objek semakin banyak terungkap. Gejala berat, volum,
panjang dapat diamati dengan bantuan alat bantu pengukuran. Untuk melihat gejala
struktur mikroskopis dapat diamati dengan alat bantu berupa alat pembesar seperti
Loup atau Mikroskop. Pemilihan alat bantu harus tepat dan presisinya tinggi agar
datanya akurat.

Pada objek biologi melekat dua macam gejala, yaitu gejala benda (structural)
dan gejala peristiwa. Gejala benda adalah gejala tentang struktur benda, seperti
bentuk, ukuran, warna. Gejala peristiwa menunjuk pada proses, seperti bernapas,
menghasilkan aroma, tumbuh, senyum, melepaskan O2/ gelembung, kilat atau guntur,
dst.

Gejala-gejala hasil pengamatan dapat direkam dalam bentuk data kuantitatif


maupun data deskriptif kualitatif. Dari banyak pengukuran (ulangan sampel) dapat
diperoleh modus atau rerata, yang menggambarkan kecenderungan umum
karakteristik kelompok objeknya. Komputasi atau pengolahan dengan statistik adalah
alat bantu untuk merumuskan fakta yang dimunculkan, berdasar data-data yang ada.
Bila pengamatan dan pengukuran gejala pada objek dilakukan dengan kaidah-kaidah
ilmiah dan dilandasi sikap ilmiah, maka dihasilkan produk ilmiah. Sebaliknya, tanpa
kaidah ilmiah dan tanpa sikap ilmiah, datanya juga tidak ilmiah dan tidak dapat
dipertanggung jawabkan.

C. TUJUAN

1. Mahasiswa berlatih melakukan pengamatan dengan panca indera


2. Mahasiswa berlatih menemukan gejala-gejala pada objek biologi
3. Mahasiswa mengenal gejala peristiwa dan gejala benda pada objek biologi
D. DASAR TEORI

Setiap objek memunculkan gejala-gejala yang menjadi karakteristikanya dalam


berinteraksi dengan lingkungannya. Walaupun objek di alam menggelar persoalan
yang tak terbatas, seseorang tidak dengan serta merta dapat dengan mudah menangkap
masalah tersebut. Cara pragtis, masalah dapat digali langsung dari gejala-gejala yang
muncul dari objek. Pengalaman empirik tentang fakta dapat menjadi dasar untuk
menangkap permasalahan. Pengenalan pada fakta saja tidak cukup, membutuhkan
kreativitas, penalaran, wawasan teoririk yang cukup dan pemahaman tentang objeknya.

Permasalahan ada yang sangat elementer, dan ada pula permasalahan yang
membutuhkan analisis dan sintesis secara rasional berdasar fakta-fakta atau gejala-
gejala pada objek dan wawasan teori yang memadahi. Permasalahan elementer
(mendasar) adalah sekedar mempertanyakan keadaan pada objek. Misal, apa ciri-ciri
pokok daun, mengapa daun berwarna hijau, ada berapa macam bentuk dan pertulangan
daun, bagaimana struktur daun, bagaimana struktur daun sehingga mampu mendukung
fungsi pertukaran gas, bagaimana daun menguning saat daun menjadi tua, dsb.
(Suyitno Aloysius,2018)

Dalam pengamatan ini kami mengamati gejala – gejala pada objek pohon
Cempedak yang menurut Verheij dan Coronel (1997), kedudukan taksonomi tanaman
cempedak adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Species : Artocarpus integer

E. ALAT DAN BAHAN

1. Kamera Digital
2. Tumbuhan Cempedak
3. Pisau
4. Kertas Hvs
5. Alat Tulis
F. CARA KERJA

1. Amatilah objek tumbuhan cempedak.


2. Lakukan pengamatan dengan macam-macam alat indra yang mungkin.
3. Identifikasilah sebanyak mungkin gejala pada objek. Lakukan dengan alat
bantu bila memang dibutuhkan.
4. Masukkan gejala-gejala yang teridentifikasi ke dalam table yang telah saudara
siapkan.
5. Diskusikan / bahas hasil pengamatan.
6. Buatlah kesimpulan.
7. Susun laporan dan komunikasikan hasilnya.

G. HASIL PENGAMATAN

Penginderaan dengan :
Gejala yang
Objek Penglihat, Pendengar, Gejala ditemukan
ditemukan
Diamati Pengecap, Penciuman, ( tanpa alat bantu )
( dengan alat bantu )
Peraba
1. Akar 1. dengan Penglihatan - -

2. dengan Pendengaran - -

3. dengan Pengecapan - -

4. dengan Penciuman - -

5. dengan Perabaan - -

2. Batang 1. dengan Penglihatan Batang berbentuk -


tabung tidak
beraturan yang
tinggi dan sedikit
memiliki cabang
pada bagian
atasnya. Berwarna
Cokelat dan ada
bercak bercak putih
melingkar
disekujur batang.
2. dengan Pendengaran - -
3. dengan Pengecapan - -

4. dengan Penciuman Harum sedikit -


terasa seperti khas
getah.
5. dengan Perabaan Bertekstur kasar. -

3. Daun 1. dengan Penglihatan Tulang daun -


berbentuk
menyirip, berwarna
hijau tua saat
dewasa, berwarna
hijau muda dan
saat muda,
berwarna jingga
atau coklat saat tua.
2. dengan Pendengaran - -

3. dengan Pengecapan Pahit getir dan -


sepat.

4. dengan Penciuman Berbau getah. -

5. dengan Perabaan Ketebalan saat -


muda hingga tua
semakin tebal
tetapi saat usia tua
daun mongering
dan mudah rapuh.
Tekstur kasar saat
berdaun muda dan
dewasa, tetapi saat
tua daun mengering
dan bertekstur
halus sedikit kasar.
4. Bunga 1. dengan Penglihatan Bunga berbentuk -
lonjong menutupi
bakal biji dan
berwarna hijau
muda sedikit
kekuningan.
2. dengan Pendengaran - -

3. dengan Pengecapan Bunga terasa pahit -


getir sepat getah.

4. dengan Penciuman Berbau harum -


sedikit bau getah.

5. dengan Perabaan Tekstur halus dan -


lembut.

5. Buah 1. dengan Penglihatan Buah berbentuk -


lonjong
menggembung
berisi. Saat muda
buah berwarna
hijau muda menuju
kedewasa berubah
menjadi warna
kuning kecoklatan
hingga menginjak
tua berubah
menjadi coklat
kehitaman. Ukuran
buah relative lebih
kecil dibandingkan
dengan buah
nangka.
2. dengan Pendengaran - -

3. dengan Pengecapan Buah saat masih -


muda terasa pahit
getir sepat getah
menuju dewasa
(matang) buah
terasa manis seperti
buah nangka
namun saat tua
buah berasa manis
kecut dan terasa
pahit.
4. dengan Penciuman Harum semerbak -
dengan sedikit
menyengat khas
bau durian saat
buah matang.

5. dengan Perabaan Saat muda tekstur -


buah sedikit halus,
tidak terasa berduri
dan keras, saat
buah mulai dewasa
tekstur mulai kasar,
berduri, dan sedikit
lunak pada bagian
dalamnya hingga
menuju tua buah
masih kasar dan
berduri namun
buah mudah
benyek dan
lembek.

H. PEMBAHASAN

Cempedak (Artocarpus integer) adalah tanaman buah – buahan yang berasal dari
Semenanjung Malaya, dan menyebar luas mulai dari wilayah Burma, Thailand, dan
sebagian wilayah Indonesia yang meliputi Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi,
hingga Papua. Pohon yang selalu hijau ini biasanya dapat tumbuh hingga mencapai tinggi
20 meter meski kebanyakan hanya belasan meter. Pohon cempedak sendiri jika dilihat
sekilas hampir mirip dengan buah nangka. Mulai dari bentuk kulit, daging, hingga rasa
memang agak mirip dengan buah nangka. Namun ada beberapa bagian yang membedakan
buah cempedak dengan buah nangka, seperti aromanya yang menyengat kuat seperti
durian.

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan tentang pengamatan dari
pohon cempedak. Tujuan dari percobaan kali ini yaitu untuk mengenal gejala-gejala pada
objek biologi berupa pohon cempedak. Alat yang digunakan untuk melakukan percobaan
ini yaitu kamera digital, pisau, kertas hvs, dan alat tulis. Untuk bahannya adalah pohon
cempedak itu sendiri. Berdasarkan data yang kami dapatkan dari pengamatan pohon
cempedak memiliki batang berbentuk tabung menebal tidak beraturan yang tinggi
menjulang dan banyak memiliki cabang pada bagian atas maupun bawah. Pada batang
berwarna cokelat dan ada bercak - bercak putih melingkar disekujur batang dengan bau
harum sedikit terasa seperti khas getah dan bertekstur batang kasar. Pada pengamatan
daun, tulang daun berbentuk menyirip, berwarna hijau muda saat muda menuju dewasa
berwarna hijau tua dan berwarna jingga atau coklat saat tua. Berasa pahit getir dan sepat.
berbau getah. Ketebalan bunga saat muda hingga tua semakin tebal tetapi saat usia tua
daun mengering dan mudah rapuh. Tekstur daun kasar saat berdaun muda dan dewasa,
namun saat tua daun mengering dan bertekstur halus sedikit kasar. Pada pengamatan
bunga, bunga berbentuk lonjong menutupi bakal biji dan berwarna hijau muda sedikit
kekuningan. Bunga berasa pahit getir sepat getah. Berbau harum sedikit bau getah.
Tekstur bunga halus dan lembut. Pada pengamatan buah, buah berbentuk lonjong
menggembung berisi. Saat muda buah berwarna hijau muda menuju kedewasa berubah
menjadi warna kuning kecoklatan hingga menginjak tua berubah menjadi coklat
kehitaman. Buah saat masih muda terasa pahit getir sepat getah menuju dewasa (matang)
buah terasa manis namun saat tua buah berasa manis kecut dan terasa pahit. Harum buah
semerbak dengan sedikit bau menyengat durian saat buah matang. Untuk tekstur Saat
muda buah bertekstur sedikit halus, tidak terasa berduri dan keras, saat buah mulai dewasa
tekstur mulai kasar, berduri, dan sedikit lunak pada bagian dalamnya jika ditekan dan
hingga menuju tua buah masih kasar dan berduri namun buah mudah benyek dan juga
lembek.

I. KESIMPULAN

Pada pohon cempedak di temukan gejala-gejala yang timbul sebagian besar


merupakan pengaruhi oleh faktor genetic (factor bawaan) dari dalam pohon itu sendiri.
Dari hasil pengamatan hanya beberapa gejala-gejala yang di pengaruhi oleh faktor
lingkungan. Gejala – gejala yang timbul pada pohon cempedak terjadi menyeluruh pada
semua bagian pohon meliputi batang, daun, bunga, dan juga buah yang di hasilkan pada
pohon tersebut.

J. DAFTAR PUSTAKA
Aloysius, Suyitno, 2018. Mengenal Biologi sebagai Ilmu. Yogyakarta : UNY
Suhartini, 2017. Buku Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Yogyakarta : UNYVerhij,
E.W.M dan R.E Coronel, 1997. Sumberdaya Nabati Asia Tenggara 2. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama
K. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai