Parasitoid
Parasitoid
LAPORAN
OLEH :
Latar Belakang
Salah satu hama utama yang menyerang tanaman pisang adalah ulat penggulung
Salah satu hama yang menyerang tanaman pisang adalah Erionata thrax
L.. Hama ini menyerang bagian daun pisang dan dikenal sebagai ulat penggulung
daun pisang. Apabila dibiarkan, tanaman akan menjadi gundul dan hanya tampak
tulang daunnya. Serangan pertama hama penggulung daun pisang terjadi
diperkebunan pisang Hawaii pada bulan Agustus 1973. Saat ini hama tersebut
telah tersebar luas dan menyebabkan kerusakan serta kerugian yang cukup berarti
di Asia Tenggara terutama di Thailand, Malaysia, Philipina, Guam, India dan
Indonesia. ( Kalshoven, 2011).
Larva berwarna hijau muda dan ditutupi lapisan tepung berwarna
putih,dan panjangnya sekitar 7 cm. Telur berwarna kuning dan diletakkan oleh
serangga betina dewasa di bagian tepi permukaan bawah daun. Larva yang keluar
dari telur akan memotong lamina daun mulai dari pinggir dan menggulungnya.
Imago dewasa berwarna coklat, dan aktif pada sore dan pagi hari. Kerusakan
yang berat terutama terjadi pada musim kemarau. Pertanaman pisang di tempat
yang terlindungi dari angin kerusakannya akan semakin berat (Susiawan, 2016).
Ulat penggulung daun, E. thrax merupakan hama yang serangan dan
kepadatannya cukup tinggi. Kerusakan yang disebabkan serangan hama ini
bervariasi antara 34-47% dengan kepadatan populasi perpohon pisang 1,73-5,47
ekor. Dari pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan hama
ulat penggulung daun pisang sangatlah penting sangat penting, hal ini
dikarenakan intensitas serangan hama tersebut akan sangat berpengaruh terhadap
hasil dari tanaman pisang yang akan didapatkan sehingga perlu dilakukan
penelitian tentang perhitungan intensitas serangan ulat penggulung daun pisang E.
thrax yang nantinya akan dapat ditentukan perlakuan yang tepat untuk
meminimalisir disebabkan oleh OPT tersebut. (Soemargono et al., 2019).
Tujuan Praktikum
parasitasi dan jenis parasitoid ulat pengulung daun pisang Erionata thrax L. di
kebun yang berlokasikan Durin Tunggal, Kec. Pancur Batu, Kabupaten Deli
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan dari laporan ini adalah sebagai salah satu
dengan ketinggian ± 32 mdpl pada hari Senin, 06 Februari 2023 pada pukul 08.00
Adapun alat yang digunakan adalah gunting untuk memotong kain kasa
dan daun pisang yang berlebihan, wadah plastik berbentuk silinder dengan
diameter 27 cm sebagai tempat pengamatan pupa dan tempat pupa hingga berubah
menjadi imago, botol vial sebagai tempat pengawetan basah imago atau parasitoid
Erionata thrax L., serta kamera untuk mendokumentasikan kegiatan dan hasil
praktikum, kain kasa sebagai penutup wadah plastik, karet untuk mengikat kain
tile pada wadah plastik, kertas dan alat tulis untuk mencatat hasil praktikum,
Adapaun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tisu sebagai
alas penempatan gulungan daun berisi pupa, alkohol sebagai bahan untuk
mengawetkan basah imago atau parasitoid Erionata thrax L., serta gulungan
Prosedur Percobaan
sebagai berikut:
berdiameter 20 cm
2. Dipotong kain kasa dengan gunting dan disesuaikan hingga dapat
menutup sempurna wadah plastic agar udara bias masuk kedalam wadah
3. Disiapkan karet yang cukup panjang dan kuat untuk mengikat kain kasa
pada wadah plastic agar ulat penggulung daun pisang tidak keluar
6. Diamati perubahan dan hasil akhir yang terjadi pada pupa,diamati pupa
kamera
9. Dicatat jenis dan persentase parasitasi yang didapat kan dari lahan
perkebunan
Hasil
pekat.
pada larva
sebagai berikut:
kehitaman
tubuh pupa
lain
Ciri-ciri parasitoid
sekitar 10-14 mm
hitam
= 7/10×100%
= 70 %
= 7/10×100%
= 70 %
= 1/10×100%
= 10 %
Pembahasan
yang menggulung sudah layu atau kuning kecoklatan (kering), dan rekatannya
lebih kuat dibandingkan dengan gulungan yang berisi larva. Pupa yang ditemukan
di lapngan ada yang berwarna kuning dan ada berwarna hitam kecoklatan, Pupa
yang berwarna kuning biasanya tidak terparasit dan apabila disentuh pupa akan
bergerak. Pupa yang tidak bergerak jika disentuh sudah pasti terparasit. Pada saat
vase pupa yaitu Bracymeria lasus, tubuh dari pupa tersebut berlubang-lubang.
Jumlah parasitoid ditentukan dari segi ukuran pupa, berkisar antara 1-20
serangga, berdasarkan hasil praktikum di dapat kan bahwa pupa yang terparasit
ada sebanyak 1 pupa dengan jumlah parasitoid nya sebnayak 1 ekor. Gejala yang
muncul akibat serangan musuh alami dari spesies Xanthopimpla yaitu tubuh pupa
berwarna coklat dan tidak bergerak, apabila dibedah Xanthopimpla akan terlihat
dan tubuhnya masih menguncup. Hal ini sesuai dengan literature Hidayat (2013)
pupa terparasit diantara nya adalah Faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya
sudah menyebar ke daerah yang lain. Selain itu, disebabkan oleh jumlah makanan
pada kedua sayapnya. Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan didapat bahwa
pupa yang berubah menjadi imago sebanyak 4 pupa, dengan ciri ciri yaitu
berwarna coklat dan terdapat bintik kuning. Hal ini sesuai dengan literature
7.5 cm. Imago menghisap madu atau nektar bunga pisang. Imago aktif pada sore
Pupa E. thrax terdiri dari dua warna apabila pupa berwarna kekuningan
kemungkinan pupa akan berubah menjadi imago, namun apabila pupa berwarna
kehitaman dan tidak bergerak saat disentuh dengan adanya lubang disekitar tubuh
hal ini menandakan bahwa pupa tersebut kemungkinan terserang oleh parasitoid,
dari hasil praktikum yang dilakukan ditemukan bahwa terdapat pupa sebanyak 5
pupa dengan ciri ciri pupa berwarna kekuningan dan masih banyak nya lapisan
Kesimpulan
2. Imago Erionata thrax L. yang sehat memiliki tubuh berwarna cokelat pada
bagian atas dengan sayap depan memiliki tiga bercak kuning agak terang
memiliki ciri berupa perubahan warna menjadi hitam, keras, dan tidak
Saran
Erionata thrax L. Pada tanaman pisang di daerah Durin Tunggal, Kec. Pancur
Kalshoven LGE. 2018. The Pest Of Crops In Indonesia. Laan PA van der,
penerjemah. Jakarta: Ichtiar Baruvan Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen
van de Cultuurgewassen in Infonesie