Rev Ines Fitriana Aminah - H0821056 - Lapsem Acara 1
Rev Ines Fitriana Aminah - H0821056 - Lapsem Acara 1
5. Serangga : Belalang
Keterangan:
1. Antena
2. Mata
3. Sayap
4. Abdome
n
5. Thorax
6. Kepala
Sundep
Beluk
Gambar 1.12 Gejala Serangan Penggerek Batang Padi Kuning (Scirpophaga
incertulas Wlk.)
Sistematika :
Ordo : Lepidoptera
Famili : Crambidae
Genus/Spesies : Scirpophaga incertulas Wlk.
Deskripsi : Penggerek Batang Padi Kuning (Scirpophaga
Morfologi Hama incertulas Wlk.) merupakan salah satu hama yang
banyak ditemukan pada tanaman padi. Pada fase
hidup telur penggerek batang padi kuning
memiliki bentuk bulat lonjong dan tertutup oleh
bulu-bulu halus berwarna kekuningan. Pada fase
kehidupan larva, penggerek batang padi kuning
memiliki tubuh yang berwarna kekuningan
dengan kepala yang berwarna coklat dan ruas
abdomen atau perutnya berwarna putih. Panjang
tubuh larva penggerek batang padi kuning sekitar
15-25 mm dan terdiri dari 6 nistar. Pada fase
kehidupan pupa panjang tubuhnya berkisar 15-25
mm dengan warna coklat kekuningan dan
bentuknya bulat serta labrumnya tidak memiliki
sekat. Menurut Armando et al. (2020), pada fase
kehidupan imago atau penggerek batang padi
kuning dewasa yang betina memiliki sayap
berwarna kuning jerami dengan bintik hitam yang
tampak jelas sedangkan pada imago jantan
berwarna bintik bintik hitam ditengah sayap
tampak samar. Panjang sayap jika membuka 21
mm pada penggerek batang padi kuning dan
sebesar 30 mm untuk betina. Tipe mulut serangga
dewasa adalah penghisap sedangkan tipe mulut
pada fase larva adalah penggigit.
Tipe Metamorfosis : Metamorfosis bertipe sempurna (Holometabola)
Deskripsi Gejala : Gejala serangan dari Penggerek Batang Padi
Serangan Kuning (Scirpophaga incertulas Wlk.) dikenal
dengan sundep dan beluk. Gejala sundep terjadi
pada fase vegetatif yang disebabkan oleh larva
dari penggerek batang padi kuning menggerek di
dalam pangkal batang sehingga menyebabkan
daun menggulung dan batang yang diserang mati,
namun tanaman masih dapat memunculkan
kembali batang yang baru. Gejala sundep sendiri
sering dilhat dengan titik tumbuh tanaman padi
yang mati kering seperti gambar pada contoh
gejala kerusakan. Gejala yang ditimbulkan dari
penggerek batang padi kuning juga dapat berupa
malai putih hampa atau lebih dikenal dengan
gejala beluk. Menurut Uguy et al. (2021), Beluk
merupakan gejala serangan pada stadia generatif
yang menyebabkan muncul malai putih dan
hampa tidak berisi.
7. Serangga : Penghisap Batang Padi
Keterangan:
1. Mata
2. Antena
3. Thorax
4. Kaki
5. Abdome
n
6. Sayap
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal M, Choiriyah D, Febriana D et al. 2021. Strategi pengendalian hama
wereng di Desa Pagedangan Udik. J Adibrata 3(1): 154-158.
Agustian A. P. 2020. Kepadatan populasi dan intensitas serangan wereng batang
coklat (Nilaparvata Lugens. Stal) pada budidaya padi pandanwangi
dengan penerapan organik dan anorganik. J Pro-Stek 2(1): 49-56
Ardjanhar A, Muharni M. 2017. Inventarisasi hama pada tanaman hortikultura di
taman agroinovasi Bptp Sulawesi Tengah.
Armando R, Yunita, W. 2020. Eksplorasi penggerek batang padi dan parasitoid di
balai Benih Induk (Bbi) Sukajaya. J Gema Agro 25(1): 53-63.
A'yunin, N. Q. 2019. Keanekaragaman serangga aerial di perkebunan apel
semiorganik Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu Dan Desa
Poncokusumo Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang (Doctoral
Dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Bajber N, Toana M, Asrul, A. 2020. Populasi walang sangit Leptocorisa Acuta
Thunberg. (Hemiptera: Alydidae) serta produksi dua varietas tanaman padi
Di Kecamatan Toribulu. Agrotekbis: E-J Ilmu Pertanian 8(6): 1274-1282.
Fitriah E, Sahrir D, Umami, M. 2019. Panduan Praktikum Zoologi Avertebrata.
Hadi M, Santosa S, Siswadi S. 2019. Inventarisasi hama akibat perlakuan macam
pupuk kandang terhadap tiga jenis padi (Oryza Sativa L.). Innofarm: J
Inovasi Pertanian 21(1): 7-13.
Jatmiko E, Sulaiman E, Santoso S et al. 2022. Keanekaragaman mollusca yang
terdapat di Kecamatan Batik Nau Kabupaten Bengkulu Utara. J Riset Dan
Inovasi Pendidikan Sains (Jrips) 1(1): 1-9.
Khotimah N, Wijaya I, Sritamin M. 2020. Perkembangan populasi nematoda puru
akar (Meloidogyne Spp.) dan tingkat kerusakan pada beberapa tanaman
familia Solanaceae. J Agroekoteknologi Tropika 9(1): 23-31.
Muzuna W, Wardana W. 2021. Penyuluhan pengembangan dan pengendalian
organisme penganggu tanaman hortikultura di Desa Lawela Kabupaten
Buton Selatan. J Pengabdian Pada Masyarakat Membangun Negeri 5(1):
288-300.
Noer L, Handiwibowo G, Syairudin, B. 2020. Pemanfaatan alat pengusir burung
untuk meningkatkan produktifitas pertanian Di Kecamatan Sukolilo
Surabaya. J Sewagati 4(1): 38-42.
Paputungan A, Pelealu J, Kandowangko D et al. 2020. Populasi dan intensitas
serangan hama walang sangit (Leptocorisaoratorius) pada beberapa
varietas tanaman padi sawah Di Desa Tolotoyon Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan. In Cocos 6(6): 1-12.
Pariyanto P, Sulaiman E. 2021. Studi populasi tikus sawah (Ratus Argentiventer)
di areal persawahan Desa Sukabumi Kecamatan Lebong Sakti Kabupaten
Lebong. J Kependidikan 2(1): 12-25.
Ratonamo R. 2021. Sistem pakar diagnosa hama dan penyakit bawang putih
menggunakan metode dempster shafer. In Seminar Nasional & Konferensi
Ilmiah Sistem Informasi, Informatika & Komunikasi: 36-42.
Ridho M, Tarmadja S, Santi I. 2018. Uji efektivitas pengendalian uret kumbang
tanduk (Oryctes Rhinoceros) dengan menggunakan ekstrak daun tembakau
dan belerang. J Agromast 3(1): 1-6.
Santo E, D Djamilah, E Inoriah. 2019. Efektivitas nematisida daun jarak pagar
(Jatropha Curcas L.) dalam menghambat serangan nematoda puru akar
(Meloidogyne Spp.) pada tanaman tomat. J Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia.
21(1): 1–8.
Setlight M, Meray E, Lengkong M. 2019. Jenis dan serangan hama lalat buah
(Bactroceradorsalis) pada tanaman tomat (Solanumlycopersicum. L) di
Desa Taraitak Kecamatan Langowan Utara Kabupaten Minahasa. In Cocos
2(6): 1-8.
Siregar H, Priyambodo S, Hindayana D. 2020. Preferensi serangan tikus sawah
(Rattus Argentiventer) terhadap tanaman padi. Agrovigor: J
Agroekoteknologi 13(1): 16-21.
Suarmustika I, Suartini N, Subagio, J. N. 2018. Variasi morfometri dan karakter
morfologi keong mas (Pomacea Canaliculata) pada sawah di Desa
Abiansemal Badung-Bali. Simbiosis 6(2): 60-64.
Suhardjadinata S, Iskandar R, Ningtiyas D. 2019. Efikasi ekstrak babadotan
(Ageratum Conyzoides L.) yang ditambah surfaktan terhadap kutu daun
persik (Myzus Persicae Sulz.). Media Pertanian 4(2): 40-47
Sumayanti H. I. 2021. Identifikasi hama tanaman padi sawah (Oryza Sativa L.)
dan musuh alami di Kecamatan Curug Kota Serang Provinsi Banten. J
Ilmu Pertanian Tirtayasa, 3(1): 229-241.
Tampubolon K, Sihombing F, Purba Z et al. 2018. Potensi metabolit sekunder
gulma sebagai pestisida nabati Di Indonesia.
Kultivasi 17(3): 683–693.
Uguy O, Montong V, Kaligis J. 2021. Serangan hama penggerek batang padi
kuning (Scirpophaga Incertulas Wlk.) pada tanaman padi sawah (Oryza
Sativa L.) di Desa Liwutung Ii Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa
Tenggara. In Cocos 3(1): 1-1
Wicaksana R, Setyawan D, Resdianningsih K et al. 2020. Jenis jenis burung di
kawasan Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. J Riset
Daerah Kabupaten Bantul 20(3): 3745-3766.
Widhiarti P. 2017. Efektivitas penggunaan ekstrak daun pepaya (Carica Papaya
L) dalam upaya pengendalian hama thrips (Thrips Parvispinus Karny)
pada tanaman cabai (Capsicum Annum L) (Doctoral Dissertation, Fkip
Unpas).