Anda di halaman 1dari 6

MAMALIA

PERTELAAN SPESIES / DETERMINASI SPESIES

Spesies ke: 2 Nama Lokal: Kelelawar buah Nama Spesies: Cynopterus minutus
Ciri-ciri Hasil Pengamatan Pustaka
1. Kepala
a. Panjang
Tidak teramati 2,5-3 cm**
kepala/tengkorak
b. Tengkorak(processus
Tidak teramati Postorbitalis**
postorbitalis)
c. Bentuk hidung Berupa lipatan kulit kecil dan
Tidak teramati tunggal, serta tumbuh di
ujung moncong*
d. Rigi palatum Tidak teramati Ada**
e. Gigi geligi Tidak teramati Ada*
f. Lipatan kulit sekitar
Tidak teramati Ada*
lubang hidung
g. Telinga
Tidak teramati Antitragus***
(Tragus/antitragus)
h. Panjang telinga (T) Tidak teramati 1,3-2,3 cm***
i. Panjang kaki
Tidak teramati 0,7-1 cm***
belakang (KB)
j. Panjang lengan
Tidak teramati 5,3-6 cm*
bawah sayap (LB)
k. Cakar/kuku pada jari
Tidak teramati Cakar*
kedua
l. Rambut bagian tubuh
Hitam kecoklatan Hitam kecoklatan*
atas
m. Warna rambut dada
Tidak teramati Coklat oranye**
dan perut
n. Selaput kulit
Tidak teramati Ada***
antarpaha
3. Ekor

o. Panjang ekor Tidak teramati 0,7-0,9 cm***


4. Reproduksi Melahirkan Melahirkan*
5. Habitat Bergelantung di bawah plafon Di bawah cabang pepohonan,
dan atap di gua, atau bangunan*
6. Manfaat Membantu penyerbukan pada Penyerbuk, dan penyebar
tumbuhan biji*
7. Penyebaran Sumatera, Kalimantan, Jawa,
Kalimantan Selatan
dan Sulawesi*
8. Nama daerah Kelelawar buah Codot mini***
9. Klasifikasi

Filum Chordata****
Kelas Mammalia****
Bangsa Chiroptera****
Suku Pteropodidae****
Marga Cynopterus****
Jenis Cynopterus minutus****
Sumber Miller, 1906
10. Gambar

(Dok. Kelompok III B, 2021) (Safitri dkk, 2020)

* Prasetyo, P. N., Noerfahmy, S., & Tata, H. L. (2011). Jenis-Jenis Kelelawar Khas
Agroforest Sumatera. Bogor: World Agroforestry Center Southeast Asia.
** Kitchener, D. J., & Maharadatunkamsi. (1991). Description of a New Species of
Cynopterus (Chiroptera: Pteropodidae) from Nusa Tenggara, Indonesia. Rec. West. Aus.
Mus. 15(2): 307-363.
*** Safitri, Z., Prayogo, H., & Erianto. (2020). Keanekaragaman Jenis Kelelawar
(Chiroptera) di Kawasan Universitas Tanjungpura Kota Pontianak. Jurnal Hutan Lestari.
8(2): 429-440.
**** Andersen, K. (1912). Catalogue of the Chiroptera in the Collection of the British
Museum. London: Taylor and Francis.
Analisis

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Ordo : Chiroptera
Family : Pteropodidae
Genus : Cynopterus
Species : Cynopterus minutus
Sumber : (Miller, 1906)
Berdasarkan hasil pengamatan, kelelawar buah atau codot mini
(Cynopterus minutus) adalah jenis mamalia yang memiliki kemampuan terbang,
memiliki dua sayap yang nampak membungkus badan dari kelelawar saat siang
hari, bereproduksi dengan cara melahirkan. Kelelawar yang kami temukan tengah
tergantung secara terbalik di bawah plafon. Selain kupu-kupu, kelelawar juga ikut
membantu penyerbukan pada tumbuhan.
Menurut Safitri dkk (2020), kelelawar buah yang kami temukan disebut
dengan codot mini memiliki nama ilmiah Cynopterus minutus memiliki ciri
berupa telinga yang antitragus, memiliki selaput kulit antar paha dengan panjang
ekor 0,7-0,9 cm, panjang kaki belakang 0,7-1 cm, dan panjang telinga 1,3-2,3 cm.
Panjang tengkorak dari codot mini berkisar 2,5-3 cm dengan tipe postorbitalis,
memiliki rigi palatum, dan berwarna coklat oranye pada rambut bagian dada dan
perut (Kitchener & Maharadatunkamsi, 2011). Panjang lengan bawah sayap 5,3-6
cm, memiliki noseleaf atau lipatan kulit sekitar hidung yang tunggal, memiliki
gigi geligi, memiliki cakar pada jari kedua, berkembang biak dengan cara
melahirkan, hidup di bawah cabang pepohonan, gua, atau bangunan, dan memiliki
penyebaran di daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi (Prasetyo dkk,
2011).
Kelelawar buah atau codot mini menurut Prasetyo dkk (2011) memiliki
cakar pada jari kedua, hal ini merupakan bentuk adaptasi dari tipe makanannya
yang berupa buah-buahan. Codot mini bersifat omnivora, hal ini dikarenakan
selain memakan buah-buahan, codot mini juga merupakan pemakan serangga, hal
ini dikarenakan rentang panjang lengan bawah nya yang cenderung lebih kecil.
Hal ini juga menyebabkan codot mini memiliki manfaat ganda selain sebagai
penyerbuk dan penyebar biji, juga sebagai pengendali populasi serangga. Bentuk
sayap kelelawar yang tipis menyebabkan kelelawar memiliki kerentanan saat
beraktifitas di siang hari, hal ini menyebabkan kelelawar lebih akitf pada malam
hari atau yang disebut sebagai hewan nokturnal. Apabila kelelawar aktif pada
malam hari, maka pada siang harinya kelelawar akan beristirahat di bawah
pepohonan, gua, atau bangunan dengan posisi terbalik dan menggunakan kakinya
(Prasetyo dkk, 2011). Alasan kenapa kelelawar bergelantungan saat istirahat
adalah karena kaki nya yang berukuran 0,7-1 cm (Safitri dkk, 2020) tidak dapat
melakukan ancang-ancang sebelum terbang, sehingga dengan posisi terbalik maka
kelelawar akan dapat langsung terbang tanpa perlu ancang-ancang. Warna rambut
bagian atas dari codot mini adalah hitam kecoklatan (Prasetyo dkk, 2011) yang
merupakan suatu cara untuk berkamuflase di malam hari. Kelelawar atau codot
mini merupakan salah satu agen penyerbuk tanaman, dimana dalam hal ini codot
mini termasuk penyerbuk. Hal ini dikarenakan selain pemakan buah dan serangga,
codot mini juga memiliki sumber pakan yang berupa polen, hal ini lah yang
menyebabkan kelelawar atau codot mini secara tidak langsung membantu proses
polinasi tumbuhan melalui lidah dan mulut nya yang memindahkan benang sari ke
kepala putik (Maryati dkk, 2008).

DAPUS
Andersen, K. (1912). Catalogue of the Chiroptera in the Collection of the British
Museum. London: Taylor and Francis.
Kitchener, D. J., & Maharadatunkamsi. (1991). Description of a New Species of
Cynopterus (Chiroptera: Pteropodidae) from Nusa Tenggara, Indonesia.
Rec. West. Aus. Mus. 15(2): 307-363.
Maryati., Kartono, A. P., & Maryanto, I. (2008). Kelelawar Pemakan Buah
sebagai Polinator yang Diidentifikasi melalui Polen yang Digunakan
sebagai Sumber Pakannya di Kawasan Sektor Linggarjati, Taman
Nasional Ciremai Jawa Barat. Jurnal Biologi Indonesia. 4(5): 335-347.
Prasetyo, P. N., Noerfahmy, S., & Tata, H. L. (2011). Jenis-Jenis Kelelawar Khas
Agroforest Sumatera. Bogor: World Agroforestry Center Southeast Asia.
Safitri, Z., Prayogo, H., & Erianto. (2020). Keanekaragaman Jenis Kelelawar
(Chiroptera) di Kawasan Universitas Tanjungpura Kota Pontianak. Jurnal
Hutan Lestari. 8(2): 429-440.

Anda mungkin juga menyukai