Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM V

Topik : Amphibi
Tujuan : Mengidentifikasi ciri-ciri morfologi dan karakterisitik
kelas amphibi
Hari/Tanggal : Rabu/ 1 April 2021
Tempat : Lingkungan Kampus Universitas Lambung Mangkurat

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Senter/Headlamp
2. Sungkup
3. Baki
4. Plastik sample
5. Jarum pentul
6. Sterofoam
7. Milimeter blok
8. Kapas
9. Kertas HVS/ Koran bekas
10. Penggaris/ Meteran baju
11. Alkohol
12. Alat bedah
13. Alat dokumentasi (Handphone)
B. Bahan
1. Katak
2. Katak
3. Kodok
4. Kodok
II. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mencari berbgai jenis hewan amphibi disekitar parkiran PMIPA
3. Menentukan jenis amphibi yang telah ditemukan.
4. Mengamati morfologi dan mengukur pada hewan ampihibi tersebut.
5. Mengisi table pengamatan sesuai dengan hasil pengamatan yang telah
dilakukan.
6. Mendokumentasikan hasil pengamtan.

III. TEORI DASAR


Tubuh amphibia khususnya katak, terdiri dari kepala, badan, dan leher
yang belum tampak jelas. Caput: Bentuk kepala segitiga, terdapat celah
mulut dan rongga mulut, Bentuk hidung (nares anterior), Alat penglihatan
(organum visus), Membrana timpani. Amphibia dewasa memiliki mulut
lebar dan lidah yang lunak yang melekat pada bagian depan rahang bawah.
Cervix (leher) tidak nyata dan Truncus (badan) sebelah caudal caput. Tubuh
katak bentuknya hampir serupa pada masing-masing anggota katak,
bentuknya menjadi lebih pendek. Hal ini disebabkan katak tidak mempunyai
bagian ekor (Dharmono dkk, 2021).
Bagian leher atau batas antara daerah caput (kepala) dan truncus
(badan) tidak jelas. Bagian caput ujungnya tumpul, tanpa dilengkapi dengan
moncong yang menonjol, pada bagian ini juga memiliki rima oris (mulut)
yang bentuknya lebar biasanva berfungsi untuk memasukkan makanan.
Pada bagian dorsal dari moncong terdapat sepasang nares atau lubang
hidung yang kecil dan berfungsi dalam pernapasan (Dharmono dkk, 2021).
Sepasang mata atau disebut juga organon visus yang bulat ukurannya
cukup besar dan bentuknya bulat menonjol. Organon visus atau mata
dilengkapi juga dengan alat-alat, seperti: a. palpebra superior, yaitu berupa
lipatan kulit tebal pada bagian tepi atas dari mata; b. palpebra inferior, yaitu
berupa lipatan kulit tebal pada bagian tepi bawah dari mata; c. membrana
nictitans adalah berupa lipatan kulit yang tipis dan transparan terletak pada
bagian tepi bawah mata, ini dapat ditarik hingga dapat menutupi seluruh
permukaan mata. Matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut
membran niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam, pernafasan pada
saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernafasannya
berupa paru-paru dan kulit yang hidungnya mempunyai katup yang
mencegah air masuk kedalam rongga mulut ketika menyelam, dan
berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang
jantan di luar tubuh induknya atau pembuahan eksternal (Dharmono dkk,
2021).
Amphibia mempunyai struktur gigi, yaitu gigi maxilla dan gigi
palantum. Sifat karakteristik katak, kulit licin mempunyai 2 lubang hidung
yang berhubungan dengan rongga mulut, lidah dapat dijulurkan. Pada
bagian dekat sebelah caudal dari organ mata terdapat bagian yang membulat
yang berupa kulit disebut membrana tympani, organ ini merupakan bagian
dari alat pendengaran dan tidak dimiliki oleh kelompok ikan. Bagian truncus
atau badan dari katak bentuknya pendek. Adapun lubang kloaka terletak di
bagian terakhir dari badan (Dharmono dkk, 2021).
Seperti pada jenis hewan vertebrata terrestrial yang lain, tubuh katak
mempunyai dua pasang extremitas, yaitu sepasang extremitas anterior yang
bentuknya pendek, tetapi mempunyai bagian-bagian yang jelas karena
dilengkapi dengan adanya persendian. Bagian-bagian extremitas anteriornya
adalah: a. brachium (lengan atas); b. antebrachium (lengan bawah); c.
manus (telapak tangan); d. carpus (pergelangan tangan) yang dilengkapi
dengan metacarpus dan phalangus atau digiti, yaitu merupakan jari-jari yang
jumlahnya masing-masing ada 5 buah. Di antara jari-jari biasanya terdapat
selaput yang berfungsi untuk berenang dan disebut webs (selaput renang).
Kemudian, pada bagian belakang terdapat extremitas posterior yang
bentuknya lebih besar, bila dibandingkan dengan extremitas anterior
(Dharmono dkk, 2021).
Adapun bagian-bagian dari extremitas posterior adalah sebagai
berikut. a. femur (paha); b. crus (betis), c. pes (telapak kaki) yang terdiri
dari metatarsus dan phalangus atau jari-jari disebut juga sebagai digiti yang
jumlahnya 5 buah. Dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat
selaput renang yang terdapat diantara jari-jari kakinya dan kakinya
berfungsi untuk melompat dan berenang. Ciri-ciri umum anggota amphibia
sebagai berikut, memiliki anggota gerak yang secara anatomis
pentadactylus, kecuali pada apoda yang anggota geraknya tereduksi, tidak
memiliki kuku dan cakar, tetapi ada beberapa anggota amphibi yang ujung
jarinya mengalami perandukan membentuk kuku dan cakar, contoh Xenopus
sp. (Dharmono dkk, 2021).
IV. HASIL PENGAMATAN
PERTELAAN AMPHIBI
Spesies ke-: 1 Nama Lokal:Kongkang Gading Nama Spesies: Hylarana erythraea
Ciri-Ciri Hasil Pengamatan Pustaka
1. Kepala
a. Panjang Kepala 1,3 cm 10-18 mm****
b. Lebar Kepala 1 cm 10-14 mm****
c. Lebar Pupil Tidak teramati 3-5 mm****
d. Cabang Lidah Tidak teramati Tidak memiliki****
2. Badan
a. Panjang lengan 2 cm 15-19 mm****
b. Panjang Tangan 1,2 cm 5-15 mm****
c. Selaput Renang Ada Ada**
d. Panjang Kaki 8 cm 33-34 mm****
e. Panjang jari kaki Tidak teramati 5-7 mm****
f. Ujung Jari Ada Ada**
g. Warna punggung Kuning kehitaman Kuning sedikit
kecoklatan**
h. Warna dada Putih kekuningan Keputihan***
i. Panjang Badan 3 cm 65-85 mm****
j. Lebar badan 1 cm 20-28 mm****
k. Tekstur Kulit Licin Licin**
3. Kondisi Habitat Dipinggiran Kolam air Hutan primer dan hutan
saat ditemukan sekunder, daerah
pemukiman pada air
berarus tenang atau
berarus lambat*
Klasifikasi
Phyllum :Chordata**
Class :Amphibia**
Ordo : Anura*
Famili : Ranidae*
Genus : Hylarana*
Spesies : Hylarana
erythraea*
Pustaka :
* Wanda, I. F.(2021)
** Idrus, M. R. (2020)
*** Kellie Whittaker
(2014)
****Syarif, M. A (2018)

Foto/Gambar Foto Literatur


Pengamatan

(Sumber: Wanda, I. F.
(Sumber: Dokumentasi 2012)
kelompok V, 2021)
Spesises ke- : 2 Nama Lokal : Kodok Sawah Nama Spesies : Fejervarya cancrivora

Ciri-Ciri Hasil Pengamatan Pustaka

1. Kepala

a. Panjang kepala 1,4cm 10-15 mm (*)

b. Lebar kepala 1 cm 8-12 mm (*)

c. Lebar pupil 0,2 cm 2-3 mm (*)

d. Cabang lidah Tidak ada Cabang lidah tidak ada (**)

2. Badan

a. Panjang lengan 1,7 cm 15-19 mm, (**)

b. Panjang tangan 1 cm 5-15 mm (**)

c. Selaput renang Terdapat pada kaki Terdapat selaput renang pada


bagian kakinya (**)

d. Panjang kaki 4,2 cm 40-50 mm (*)


e. Panjang jari kaki 0,9 cm 8-10 mm (*)

f. Ujung jari Berkuku Berkuku (**)

g. Warna punggung Berwatna hijau dengan memiliki warna punggung


bercak hitam berwarna hijau dengan loreng
berwarna cokelat tua (*)

h. Warna dada Putih berbecak hijau warna dadanya krem penuh


bintil (**)

i. Panjang badan 3,5 cm 60-65 mm (*)

j. Lebar badan 2,8 cm 12-15 mm (*)

k. Tekstur kulit Kasar Tekstur kulit kasar berbintik


banyak (**)

3. Kondisi habitat saat Rerumputan yang lembab kodok ini berlindung di balik
ditemukan rerumputan atau celah di
pematang saluran air, kerap
ditemukan di sawah,
lapangan berumput, tegalan,
hutan jati dan di kebun-kebun
karet. Juga kerap ditemukan
di tepi-tepi saluran air (*)

Klasifikasi (***)

Phyllum : Chordata

Class : Amphibia

Ordo : Anura

Famili : Ranidae

Genus : Fejervarya
Spesies : Fejervarya cancrivora

Pustaka :

(*) Zaini, M., Dharmono, Supramono , Saufari M., B., & Hardiansyah (2012).
(**) Syarif, M., A., & Maulana F. (2018).
(***) Gravenhorst, J. L. C. (1829)
Foto/Gambar

(Sumber : Dupont, Bernard, 2001)

Bagian atas

(Sumber : Dokumentasi
Kelompok, 2021)
V. ANALISIS DATA
Amfibi merupakan binatang berdarah dingin, memiliki kemampuan
hidup di air maupun dan darat (Hamid, 2010). Saat berudu kelompok hewan ini
bernafas menggunakan insang, lalu bermetamorfosis menjadi juvenile (anak
katak) dan akhirnya dewasa, pada masa ini hewan tersebut bernafas
menggunakan paru-paru dan beberapa tidak. Ada jenis amfibi yang tidak
pernah keluar dari siklus hidup di air dan ada juga yang bahkan tidak pernah di
air selama masa hidupnya. Adapula jenis amfibi yang tidak pernah memiliki
paru-paru, bernafas hanya dengan permukaan kulit. Oleh karena itu kulit
amfibi selalu lembab, basah dan juga berlendir (Ainul Khotimah. 2018).

Menurut Iskandar (1998) amfibi dipercaya mempunyai peranan penting


sebagai salah satu penyusun ekosistem. Dari sisi ekologis amfibi merupakan
secondary consument artinya berperan dalam memangsa hewan golongan
konsumen primary baik hewan-hewan kecil, serangga maupun invertebrata
lainnya.. Potensi lain amfibi adalah, amfibi dapat menjadi musuh alami
(predator) atau pengendali hama serangga yang mengganggu pertanian, karena
makanan kebanyakan amfibi merupakan serangga (Ainul Khotimah. 2018).

Umumnya amfibi banyak keluar pada malam hari karena merupakan


hewan nokturnal atau saat musim hujan. Dan juga selalu berhubungan dengan
air, sehingga tidak jarang ditempat berair hewan ini mudah ditemukan. Selain
di air, sebagain besar amfibi juga banyak ditemukan di area hutan. Biasanya,
hutan memiliki kelembapan yang dibutuhkan amfibi yakni sekitar 75-85%
sehingga amfibi mampu memproteksi diri dari cuaca ekstrim (Ainul Khotimah.
2018) .

1. Kongkang Gading (Hylarana erythraea)

Klasifikasi
Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Class : Amphibia

Ordo : Anura

Famili : Ranidae

Genus : Hylarana

Spesies : Hylarana erythraea)

(Sumber : Wanda, I. F. 2021)

Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan dilapang ditemukan


spesies katak Hylarana erythraea atau dikenal dengan nama kongkang gading.
Spesies ini ditemukan pada pinggiran air kolam Universitas lambung mangkurat
dengan ciri-ciri morfologi warna punggung kuning kehitaman dan warna dada
putih kekuningan katak Hylarana erythraea atau katak kongkang gading
berdasarkan hasiil observasi pada bagian badan hewan ini memiliki Panjang
badan 3 cm dengan lebar badan 1 cm. katak Hylarana erythraea atau katak
kongkang gading memiliki tekstur kulit yang licin yang bertujuan untuk
Membantu Menyerap oxigen dan Sebagai Udara Pernafasan si katak tersebut.
Pada bagian lengan berdasarkan hasil observasi diketahui katak Hylarana
erythraea atau katak kongkang gading memiliki Panjang lengan 2 cm dan Panjang
tangan 1,2 cm, memiliki selaput renang yang terletak di jari-jari si katak dan
berfungsi untuk membantu katak berenang. katak Hylarana erythraea atau katak
kongkang gading memiliki Panjang kaki 8 cm, utnuk bagian Panjang jari kaki
tidak termati karna kertebatasan alat saat di lapangan, katak ini memiliki ujung
jari yng bisa di lihat dengan alat bantu lup. Pada pengamatan bagian kepala
diketahui katak Hylarana erythraea atau katak kongkang gading memiliki
Panjang kepala 1,3 cm dengan lebar kepala 1 cm. pada bagian lebar pupil dan
cabang lidah tidak dapat teramati karna terbatasan alat pada saat di lapangan.
Berdasarkan sumber literatur (Hidayah, A. 2018 ) diketahui bahwa katak
Hylarana erythraea atau katak kongkang gading tergolong ke dalam famili
Ranidae yang dimana Famili ini termasuk dalam Superfamili Ranoidea. Hewan
ini dikenal dengan nama “Katak” (Frogs) yang mudah dikenal dengan
mempunyai kaki yang berkembang baik, kaki belakang lebih panjang daripada
kaki depan, yang berfungsi untuk melompat. Katak ini penyebarannya luas, dapat
dijumpai pada setiap benua, kecuali Antartika. Hewan ini mempunyai gelang bahu
yang berkembang baik, tanpa tulang rawan, epicoracoidnya saling bertemu
ditengah (firmisternal). Sacral diapophysis silindris. Jari-jari kaki lebar atau
bebas, ujung jari lancip atau mebentuk piringan (discs), tetapi jarang membentuk
cakar dan tidak mempunyai tambahan intercalary (Iskandar, 2002). Famili
Ranidae (katak sejati) merupakan salah satu famili yang paling melimpah
keberadaannya di alam. Famili ini banyak dijumpai di sekitar aliran sungai.
(Hidayah, A. 2018)

Untuk bagian-bagian kepala dan badan katak Hylarana erythraea atau


katak kongkang gading berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Syarif,
M. A., & Maulana, F. 2018) diketahui bahwa katak Hylarana erythraea atau
katak kongkang gading memiliki panjang kepala yaitu berkisar antara 10-18 mm.
Lebar kepala berkisar antara 10-14 mm. Lebar pupil berkisar antara 3-5
mm.Cabang lidah tidak ada. Panjang lengan berkisar antara 15-19 mm, sedangkan
panjang tahannnya 5-15 mm. Terdapat selaput renang pada bagian kakinya.
Panjang kaki berkisar antara 33-34 mm, sedangkan untuk panjang jari kakinya
berkisar antara 5-7 mnm. Ujung jarinya berkuku. Warna punggungnya hijau atau
kekuningan sedangkan warna dadanya krem keputihan . Panjang badan berkisar
antara 65-85 mm dan lebar badan 20-28 mm. Ekor tidak terlihat jelas, memiliki
habitat di tepi rawa. Umumnya di jumpai sepanjang sungai yang lebar sampai
anak sungai yang lebar, hidup di hutan skunder dan hutan dataran rendah. (Syarif,
M. A., & Maulana, F. 2018)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Idrus, M. R. 2020) diketahui


bahwa katak Hylarana erythraea atau katak kongkang gading memiliki warna
hijau terang dibagian dorsal. Lipatan dorsolateral pada Hylarana erythraea
berwarna krem kekuningan dan garis yang berwarna coklat kehitaman, badan
ramping, kulit yang licin, kaki panjang. Hylarana erythraea mempunyai nama
lokal kongkang gading. Tangan dan kaki pada Hylarana erythraea berwarna
kuning coklat muda dan discs kurang melebar dengan selaput renang mencapai
pangkal. Hylarana erythraea memiliki badan yang panjang dan ramping. Individu
jantan Hylarana erythraea berukuran SVL 30-45 mm sedangkan individu betina
berukuran 50-75 mm. Hylarana erythraea memilik moncong lancip, timpanum
terlihat jelas dan lipatan dorsolateral berwarna kuning sedikit coklat krem. (Idrus,
M. R. 2020).

Tungkai Hylarana erythraea berwarna kuning , kulit licin, tungkai panjang,


digiti melebar, dics jari-jari kaki mengecil dan selaput renang mencapai pangkal
dics, kecuali pada jari ke-IV. Hylarana erythraea memiliki dua ruas bebas dari
selaput dan satu metatarsal tuberkel. Hylarana erythraea biasa ditemukan di
kolam-kolam terbuka, tepi telaga, tepi sawah, hutan hujan tropis dan aliran sungai
cukup besar sehingga termasuk kedalam Anura akuatik yang aktif pada malam
hari. Ancaman bagi Hylarana erythraea adalah pencemaran air yang akan
berkurangnya jumlah individu dalam populasi kawasan tersebut. Distribusi dari
Hylarana erythraea adalah Kalimantan, Sumatra, Sulawesi Utara, Jawa, Filipina,
Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand
dan Vietnam. (Idrus, M. R. 2020).

2. Kodok Sawah (Fejervarya cancrivora)

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan ditemukan kodok Fejervarya


cancrivora ditemukan morfologi yaitu pada bagian kepala, panjang kepala 1,4
cm dan memiliki lebar 1 cm, lebar pupil 0,2 cm. Menurut Zaini (2012) untuk
bagian caput memiliki panjang kepala yaitu berkisar antara 10-15 mm. Lebar
kepala berkisar antara 8-12 mm. Lebar pupil berkisar antara 2-3 mm. Pada
spesies ini tidak memiliki cabang lidah. Syarif (2018) juga berpendapat bahwa
pada spesies kodok ini tidak memiliki cabang lidah.
Pada bagian badan terdapat morfologi panjang lengan 1,7 cm, panjang
tangan 1 cm, selaput renang terdapat pada kaki, panjang kaki 4,2 cm, panjang
jari kaki 0,9 cm, ujung jari berkuku, warna punggung berwatna hijau dengan
bercak hitam, warna dada putih berbecak hijau, panjang badan 3,5 cm, lebar
badan 2,8 cm, dan tekstur kulit kasar. Menurut Zaini (2012) panjang badan 60-
65 mm, lebar badan 12-15 mm, panjang kaki 40-50 mm, panjang jari kaki 8-10
mm, dan warna punggung pada kodok ini memiliki warna punggung berwarna
hijau dengan loreng berwarna cokelat tua. Menurut literatur panjang lengan 15-
19 mm, panjang tangan 5-15 mm, selaput renang terdapat selaput renang pada
bagian kakinya, ujung jari berkuku, warna dada warna dadanya krem penuh
bintil, dan tekstur kulit tekstur kulit kasar berbintik banyak (Syarif, 2018).
Kondisi habitat saat ditemukan iyalah pada rerumputan yang lembab di
tepi kolam. Menurut litertur kodok ini berlindung di balik rerumputan atau
celah di pematang saluran air, kerap ditemukan di sawah, lapangan berumput,
tegalan, hutan jati dan di kebun-kebun karet. Juga kerap ditemukan di tepi-tepi
saluran air (Zaini, 2012).

VI. KESIMPULAN

1. katak Kokang Gading (Hylarana erythraea) tergolong dalam ordo


anura dan family Ranidae

2. Untuk habitat Katak kokang gading (Hylarana erythraea) dapat


ditemukan pada pinggiran air kolam Universitas lambung mangkurat
dengan ciri-ciri morfologi warna punggung kuning kehitaman dan
warna dada putih kekuningan

3. katak Hylarana erythraea atau katak kongkang gading memiliki


tekstur kulit yang licin yang bertujuan untuk Membantu Menyerap
oxigen dan Sebagai Udara Pernafasan si katak tersebut.

4. Katak kokang gading (Hylarana erythraea)memiliki selaput renang


yang terletak di jari-jari si katak dan berfungsi untuk membantu katak
berenang.

5. Hylarana erythraea mempunyai nama lokal kongkang gading.


Tangan dan kaki pada Hylarana erythraea berwarna kuning coklat
muda dan discs kurang melebar dengan selaput renang mencapai
pangkal.

6. Kodok Sawah (Fejervarya cancrivora) tergolong kedalam famili


Ranidae dan genus Fejervarya

7. Kodok Sawah (Fejervarya cancrivora) pada bagian kepala, memiliki


panjang kepala 1,4 cm dan memiliki lebar 1 cm, serta lebar pupil 0,2
cm.

8. Kodok Sawah (Fejervarya cancrivora) terdapat selaput renang yang


terletak pada kaki, ujung jari berkuku.

9. Kodok Sawah (Fejervarya cancrivora) memiliki warna punggung


berwarna hijau dengan bercak hitam, warna dada putih berbecak
hijau, dan tekstur kulit kasar

10. Habitat Kodok Sawah (Fejervarya cancrivora) terdapat di balik


rerumputan atau celah di pematang saluran air, kerap ditemukan di
sawah, lapangan berumput, tegalan, hutan jati dan di kebun-kebun
karet. Juga kerap ditemukan di tepi-tepi saluran air.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Dupont, Bernard. (2001). Crab-eating Frog (Fejervarya cancrivora).


https://www.flickr.com/photos/berniedup/14136733284/. Pada 17 Mei 2021.
Gravenhorst, J. L. C. 1829. Fejervarya cancrivora. Diakses melalui
http://research.amnh.org/vz/herpetology/amphibia/Amphibia/Aura/Dicroglo
ssidae/Dicroglossinae/Fejervarya/Fejervarya-cancrivora. Pada 17 Mei 2021.
Hidayah, A. (2018). Keanekaragaman Herepetofauna di kawasan Wisata Alam
Coba Putri Desa Tlekung Kecamatan Junrejo Batu Jawa Timur(Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Idrus, M. R. (2020). Diversitas Ordo Anura di kawasan Air Terjun Tancak
Kembar Kabupaten Bondowoso (Doctoral dissertation, UIN Sunan
Ampel Surabaya).
Kellie Whittaker (2014) Species Account Citation: Amphibia (Hylarana
erythraea): Green Paddy Frog. University of California, Berkeley, CA
diakses pada https://amphibiaweb.org/species/5028 tanggal 10-Mei-2021
Syarif, M. A., & Maulana, F. (2018). Keanekaragaman Jenis Dan
Kemelimpahan Amfibi Di Desa Muning Dalam Kecamatan Daha
Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Jurnal Pendidikan Hayati,
4(4).
Wanda, I. F., Novarino, W., & Tjong, D. H. (2012). Jenis-Jenis Anura
(Amphibia) Di Hutan Harapan, Jambi. Jurnal Biologi Unand, 1(2).
Zaini, M., Dharmono, Supramono , Saufari M., B., & Hardiansyah. (2012).
WAHANA –BIO Jurnal Biologi dan Pembelajarannya. Jurnal Wahana-Bio,
Volume VIII, ISSN : 2085-8531.

Anda mungkin juga menyukai