Anda di halaman 1dari 5

MAMALIA

PERTELAAN SPESIES / DETERMINASI SPESIES

Spesies ke: 1 Nama Lokal: Kucing kampung Nama Spesies: Felis domestica
Ciri-ciri Hasil Pengamatan Pustaka
1. Kepala
a. Panjang kepala/tengkorak 15 cm 7,11 cm*******
b. Tengkorak(processus
Processus Processus********
postorbitalis)
c. Bentuk hidung Tabung Flatnose**
d. Rigi palatum Ada Ada**
e. Gigi geligi Ada Ada**
f. Lipatan kulit sekitar
Ada Ada**
lubang hidung
g. Telinga
Tragus Tragus**
(Tragus/antitragus)
h. Panjang telinga (T) 4 cm 8,2 cm*
i. Panjang kaki belakang
19 cm 11 cm*
(KB)
j. Panjang lengan bawah
Tidak teramati Tidak ada******
sayap (LB)
k. Cakar/kuku pada jari
Cakar Ada******
kedua
l. Rambut bagian tubuh atas Coklat, coklat terang, putih
Oranye
keperakkan, oranye***
m. Warna rambut dada dan Oranye, coklat, atau
Oranye agak putih
perut putih***
n. Selaput kulit antarpaha Ada Ada**
3. Ekor

o. Panjang ekor 26 cm 10-50 cm****


4. Reproduksi Melahirkan Melahirkan*****
5. Habitat Lingkungan pasca sarjana Sekitar pemukiman***
6. Manfaat Membantu menjaga Memiliki dampak positif
lingkungan dari tikus terhadap kesejahteraan
psikologis dan
menghilangkan
stress*********
7. Penyebaran Lingkungan kampus Perkotaan********
8. Nama daerah Kucing kampung Kucing tabby***
9. Klasifikasi

Filum Chordata******
Kelas Mamalia******
Bangsa Carnivora******
Suku Felidae******
Marga Felis******
Jenis Felis domestica******
Sumber Steenis, 1987
10. Gambar

(Dok. Kelompok III B, 2021)

(Anzila, 2008)
* Rahmawaty, N. (2014). Laporan Praktikum Identifikasi dan Morfologi Mamalia. Laporan.
Universitas Andalas. Padang.
** Mariandayani, H. N. (2012). Keragaman Kucing Domestik (Felis domesticus)
berdasarkan Morfogenetik. 1(1): 10-19.
*** Firdhausi, N. F. (2015). Keanekaragaman Morfogenetik Kucing Domestik (Felis
domesticus) di Wilayah Lingkup Kampus IAIN Ambon. 4(2): 56-66.
**** Ritawati, A. (2016). Perilaku dan Aktivitas Harian Satwa. Universitas Nusa Bangsa.
Bogor.
***** Stornelli, M. A., dkk (2009). Seasonal Changes in Testicular Cell Morphology in
Domestik Male Cats (Felis catus). Reprod. Dom. Anim. 44(2): 287-290.
****** Syifa, N., dkk. (2020). Laporan Praktikum Kerja Lapangan (PKL) Zoologi
Vertebrata. Laporan. Universitas Islam Negeri Antasari. Banjarmasin.
******* Chung, B. S., dkk (2018). Sectioned Images of a Cat Head to Contribute to
Learning of Its Sectional Anatomy. Int. J. Morpho.. 36(2).
******** Canters, K. J., dkk. (2005). The Wildcat (Felis silvestris) Finally Recorded in the
Netherlands. Lutra. 48(2): 67.
********* Okiana, I. (2021). Korelasi antara Kelekatan pada Hewan Peliharaan dan Gaya
Hidup Sehat Pemelihara Kucing dengan Kesejahteraan Psikologis selama Pandemi COVID-
19. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Analisis data

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Carnivora
Family : Felidae
Genus : Felis
Species : Felis domestica
Sumber : (Steenis, 1987)
Berdasarkan hasil pengamatan, kucing kampung yang kami temui
memiliki nama ilmiah Felis domestica, memiliki ciri tengkorak bertipe processus
dengan panjang 15 cm, hidung yang berbentuk tabung, gigi geligi dan rigi
palatum terlihat, telinga tragus dengan panjang 4 cm, memiliki warna rambut
bagian atas oranye dan warna rambut bagian dada dan perut oranye agak putih.
Memiliki empat ekstremitas dimana panjang ekstremitas belakang adalah 19 cm
dan terdapat cakar pada jari kedua, memiliki ekor dengan panjang mencapai 26
cm, bereproduksi dengan cara melahirkan, dan ditemui di sekitar lingkungan
gedung pasca sarjana lama.
Menurut Firdhausi (2015), kucing yang kami dapat kan berupa jenis
kucing tabby yang memiliki warna rambut bagian atas coklat hingga coklat
terang, putih keperakan, atau oranye, dan warna rambut dada serta perut coklat,
oranye, atau putih. Serta pada umumnya dapat dengan mudah ditemui di
pemukiman yang tersebar di perkotaan (Canters dkk, 2005). Memiliki nama latin
felis domestica (Syifa dkk, 2020). Memiliki panjang telinga 8,2 cm dan panjang
ekstremitas belakang adalah 11 cm (Rahmawaty, 2014). Tengkorak bertipe
processus (Chung dkk, 2018), dengan panjang 7,11 cm (Canters dkk, 2005).
Hidung yang flatnose, memiliki rigi palatum dan gigi geligi, telinga yang tragus,
serta memiliki selaput kulit antar paha (Mariandayani, 2012). Kucing memiliki
panjang ekor berkisar 10-50 cm dan bereprodruksi dengan cara melahirkan.
Kucing dijadikan sebagai hewan peliharaan sekaligus berperan sebagai human
substitute yang membuat pemeliharanya dapat menghilangkan stress, sekaligus
menjaga lingkungan dari tikus (Okiana, 2021).
Kucing kampung termasuk ke dalam famili Felidae, dimana merupakan
famili yang sama dengan hewan seperti harimau dan singa yang merupakan
hewan karnivora. Hal ini terlihat dari bentuk gigi, terutama gigi premolar dan
molar yang membentuk sepasang taring di sisi mulut, serta keberadaan cakar yang
dapat disembunyikan di dalam. Kucing yang kami dapatkan merupakan jenis
kucing tabby, dimana kucing tabby sendiri memiliki garis-garis, terutama pada
bagian paha dan keempat ekstremitasnya. Pola pada kucing tersebut dibawakan
oleh lokus T̴ Ta ̴ Tb, sedangkan warna oranye pada rambut kucing dibawa oleh
lokus o̴ O (Anzila dkk, 2008). Rambut kucing sendiri mudah rontok sehingga
sering ditemukan pada tempat yang sebelumnya dia tiduri. Pada umumnya ekor
kuncing cukup panjang, yaitu berkisar 10-50 cm (Stornelli dkk, 2009), dimana
ekor pada kucing ini berfungsi sebagai penyeimbang saat bergerak, atau saat
melompat dan saat mengejar mencari mangsa. Selain itu fungsi ekor kucing juga
sebagai salah satu bentuk komunikasi kucing dengan manusia. Kucing merupakan
hewan yang nokturnal, sehingga beberapa inderanya beradaptasi sepertii pada
mata kucing yang memiliki tapetum lucidum yang memantulkan kembali cahaya,
serta keberadaan misai atau kumis pada kucing yang dapat membantunya dalam
penglihatan jarak dekat (Ali, 2015).

Dapus
Ali. (2015). Vibrisa Kucing, bukan Kumis Biasa. Diakses melalui
https://www.greeners.co. pada tanggal 29 November 2021.
Anzila, F., Nopiyanti, N., & Febrianti, Y. (2008). Morfogenetik Kucing di
Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau. Diakses melalui
http://mahaasiswa.mipastkipllg.com. pada tanggal 29 November 2021.
Canters, K. J., dkk. (2005). The Wildcat (Felis silvestris) Finally Recorded in the
Netherlands. Lutra. 48(2): 67.
Chung, B. S., dkk (2018). Sectioned Images of a Cat Head to Contribute to
Learning of Its Sectional Anatomy. Int. J. Morpho.. 36(2).
Firdhausi, N. F. (2015). Keanekaragaman Morfogenetik Kucing Domestik (Felis
domesticus) di Wilayah Lingkup Kampus IAIN Ambon. 4(2): 56-66.
Mariandayani, H. N. (2012). Keragaman Kucing Domestik (Felis domesticus)
berdasarkan Morfogenetik. 1(1): 10-19.
Okiana, I. (2021). Korelasi antara Kelekatan pada Hewan Peliharaan dan Gaya
Hidup Sehat Pemelihara Kucing dengan Kesejahteraan Psikologis selama
Pandemi COVID-19. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rahmawaty, N. (2014). Laporan Praktikum Identifikasi dan Morfologi Mamalia.
Laporan. Universitas Andalas. Padang.
Ritawati, A. (2016). Perilaku dan Aktivitas Harian Satwa. Universitas Nusa
Bangsa. Bogor.
Syifa, N., dkk. (2020). Laporan Praktikum Kerja Lapangan (PKL) Zoologi
Vertebrata. Laporan. Universitas Islam Negeri Antasari. Banjarmasin.
Stornelli, M. A., dkk (2009). Seasonal Changes in Testicular Cell Morphology in
Domestik Male Cats (Felis catus). Reprod. Dom. Anim. 44(2): 287-290.

Anda mungkin juga menyukai