Anda di halaman 1dari 12

RANGKUMAN TWK

1. PANCASILA

- GARUDA PANCASILA

Jumlah Emas: Kejayaan


Bulu: Perisai:
17 sayap Kekuatan/Pertahanan
8 ekor Kepala ke kanan: Etika
19 kaki Garis tebal pd perisai:
45 leher Garis khatulistiwa
Pencetus : Sultan Hamid II

- ASAL KATA PANCASILA


Dari bahasa sansekerta yaitu:
PANCA: LIMA
SYILA:DASAR
SYIILA: PERATURAN TINGKAH LAKU YANG BAIK
Diambil dari kitab negara KERTAGAMA
Ditulis : EMPU PRAPANCA – KERAJAAN MAJAPAHIT
Pencetus: MUH. YAMIN

- DASAR NEGARA

RUMUSAN
1. MUH. YAMIN – 29 MEI 2. DR. SOEPOMO – 31 MEI 3. IR. SOEKARNO – 1 JUNI
1945 1945 1945
(HARI LAHIR PANCASILA)
2. Peri Kebangsaan 1. Persatuan 1. Kebangsaan
3. Peri Kemanusiaan 2. Kekeluargaan 2. Internasionalisme
4. Peri Ketuhanan 3. Keseimbangan Lahir Batin 3. Mufakat
5. Peri Kerakyatan 4. Musyawarah 4. Kesejahteraan social
6. Peri Kesejahteraan Rakyat 5. Keadilan rakyat 5. Ketuhanan yang
Berkebudayaan
4. PIAGAM JAKARTA – 22 JUNI 1945
TRISILA
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi 1. Sosio-Nasionalisme
pemeluk-pemeluknya 2. Sosio-Demokrasi
2. Kemanusiaan yang adil dan beradap 3. Ketuhanan
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam EKASILA
permusyawaratan/perwakilan 1. ketuhanan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila pertama kemudian diganti menjadi “KETUHANAN YANG MAHA ESA” oleh MOH.HATTA atas
usul A.A MARAMIS agar kemerdekaan dirasakan oleh rakyat pemeluk agama selain Islam.

PANITIA SEMBILAN
9 anggota BPUPKI ditunjuk sebagai panitia kecil yang bertugas untuk menamung dan menyelaraskan usul-
usul anggota BPUPKI yang telah masuk. Persetujuan yang dilakukan oleh Panitia Sembilan tercantum
dalam sebuah dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Daasar” atau Piagam Jakarta (oleh Moh. Yamin).

1. Soekarno (KETUA)
2. Moh. Hatta (NASIONALIS)
3. Ahmad Soebardjo (NASIONALIS)
4. Muhammad Yamin (NASIONALIS)
5. A.A. Maramis (NASIONALIS)
6. H. Agoes Salim (ISLAM)
7. KH A. Wachid Hasyim (ISLAM)
8. Abikusno Tjokrosuyoso (ISLAM)
9. Abdoel Kahar Moezakkir (ISLAM)

RUMUSAN
5. BUPKI – 14 JULI 1945 6. PPKI – 18 AGUSTUS 1945 7. KONSTITUSI RIS – 14
(usul dari Ki Bagus Hadikusumo) DESEMBER 1949
1. Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi 1. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa 1. Ke-Tuhanan Yang Maha
pemeluk-pemeluknya 2. Kemanuasiaan yang adil dan Esa
2. Menurut dasar kemanusiaan beradap 2. Perikemanusiaan
yang adil dan beradap 3. Perstauan Indonesia 3. Kebangsaan
3. Persatuan Indonesia 4. Dan kerakyatan yang dipimpin oleh 4. Kerakyatan
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam 5. Dan keadilan sosial
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
permusyawaratan/perwakilan 5. Serta dengan mewujudkan
5. Dengan mewujudkan keadilan keadialan social bagi seluruh rakyat
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Indonesia

8. UUD Sementara- 9. UUD 1945 – 5 JULI 10. Versi berbeda – 11. Versi Populer – MPR
15 Agustus 1950 1945 (balik lg ke PPKI) MPRS no. No. II/MPR/1978
XX/MPRS/1996
1. Ke-Tuhanan Yang 1. Ke-Tuhanan Yang 1. Ketuhanan Yang Maha
Maha Esa Maha Esa 1. Ketuhanan Yang Esa
2. Perikemanusiaan 2. Kemanuasiaan yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yg adil
3. Kebangsaan adil dan beradap 2. Kemanusiaan yang dan beradap
4. Kerakyatan 3. Perstauan Indonesia adil dan beradap 3. Persatuan Indonesia
5. Dan keadilan 4. Dan kerakyatan yang 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang
sosial dipimpin oleh hikmat 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perw
perwakilan permusyawaratan/per akilan
5. Serta dengan wakilan 5. Keadilan social bagi
mewujudkan keadialan 5. Keadilan sosial seluruh rakyat
social bagi seluruh Indonesia
rakyat Indonesia

- PANCASILA SEBAGAI FILOSOFI DAN IDEOLOGI


Filosofi berasal dari bahasa Yunani, yaitu:
Philos : cinta
Sophein : kebijaksanaan

Ideologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu :


Idein : melihat
Logos : ajaran
- KEDUDUKAN PANCASILA
1. Sebagai Falsafah Hidup : keyakinan yang memiliki kebenaran
2. Sebagai Pedoman Hidup : way of life, pedoman umum dalam bersikap dan bertingkah laku
3. Sebagai Sistem Filsafat: harus dipahami secara totalitas, satu kesatuan berdasar hierarkis pyramidal
4. Sebagai perjanjian luhur : dibuat oleh founding father bangsa Indonesia
5. Sebagai Dasar Negara : dasar mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan negara
6. Sebagai sumber dari segala sumber tertib hukum

2. UNDANG-UNDANG DASAR 1945

- Konstitusi adalah hukum dasar yg memuat aturan pokok atau aturan-aturan dasar./ keseluruhan system
aturan yang menetapkkan dan mengatur kehidupan kenegaraan melalui system pemerintahan negara dan
tata hubungan secara timbal balik antarlembaga negara dan antara negara dan warga negara.
1. Konstitusi tertulis disebut UUD
2. Konstitusi tidak tertulis disebut KONVENSI

Sifat konstitusi berdasarkan jumlah pasalnya:

1. Fleksibel (luwes) artinya pasal-pasal dalam konstitusi jumlahnya sedikit sehingga mudah diubah dan
disesuaikan dengan perkembangan zaman
2. Rigid (kaku) artinya asal-pasal dalam konstitusi jumlahnya banyak dan sulit diubah-ubah.

- UUD Tahun 1945


Adalah hukum dasar tertulis, konstitusi pemerintahan RI saat ini.

 UUD 1945 sebagai dasar negara disahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945
 Tanggal 27 Desember 1949 di Indonesia berlaku Konstitusi RIS
 Tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950
 Tanggal 5 Juli 1959 Dekret Presiden kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara
aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959
 Tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen), yang mengubah susunan
lembaga-lembaga dalam system ketatanegaraan RI

- Naskah UUD 1945

SEBELUM AMANDEMEN SESUDAH AMANDEMEN

- PEMBUKAAN - PEMBUKAAN
- BATANG TUBUH - PASAL-PASAL
16 Bab - 20 BAB
37 Pasal - 73 PASAL
65 Ayat - 194 AYAT
- 16 ayat berasal dari 16 pasal yg haya terdiri - 3 PASAL ATURAN PERALIHAN
dari 1 ayat - 2 PASAL ATURAN TAMBAHAN
- 49 ayat berasal dari 21 pasal yg terdiri dari 2
ayat atau lebih
4 pasal Aturan Peralihan
2 ayat Aturan Tambahan
- PENJELASAN
- Periode berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)

UUD 1945 ditetapkan dan disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945. Sistematikanya terdiri dari:
 Pembukaan: empat alinea
 Batang tubuh: 16 bab, 37 pasal, 4 ayat aturan peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan
 Penjelasan: penjelasan umum dan penjelasan pasal demi pasal

 Bentuk negara Indonesia adalah kesatuan


 bentuk pemerintahanya adalah Republik berdasarkan (pasal 1 ayat 1 UUD 1945)
 Sistem pemerintahan adalah kabinet presidensial
 Presiden sbg kepala negara sekaligus kepala pemerintaha dan dibantu oleh wapres dan para menteri.

- Periode berlakunya Konsirusi RIS 1949 (27 Desember 1949 – 17 Aagustus 1950)
Sistematikanya:
 Mukadimah terdiri atas empat alinea
 Batang tubuh terdiri atas 6 bab dan 197 pasal

 Bentuk negara Indonesia adalah serikat atau federasi


 Bentuk pemerintahan adalah republik (pasal 1 ayat 2 Konstitusi RIS)
 Sistem pemerintahan adalah cabinet parlementer
 Presiden sebagai kepala negara dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan

- Periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)


Sistematikanya:
 Mukadimah terdiri atas empat alinea
 Bab I : Negara Republik Indonesia
 Bab II : Alat-alat kelengkapan negara
 Bab III : Tugas alat-alat kelengkapan negara
 Bab IV : Pemerintahan dan daerah-daerah swapraja
 Bab V : Konstituante
 Bab VI : Perubahan, ketentuan-ketentuan peralihan, dan letentuan-ketentuan penutup

 Bentuk negara Indonesia adalah kesatuan (pasal 1 ayat 1 UUDS 1950)


 Bentuk pemerintahan adalah republik (pasal 1 ayat 1 dan mukadimah alinea IV UUDS 1950)
 Sistem pemerintah adalah cabinet parlementer degan demokrasi liberal yang bersifat semu
 DPR dapat membubarkan kabinet, sedang presiden memiliki kedudukan yang kuat dan dapat
membubarkan DPR

- UUD 1945 hasil Dekret Presiden (UUD 1945 periode kedua/ 5 Juli 1959-1966)
Tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden yang berisi memberlakukan
kembali UUD 1945. Ketentuan mengenai bentuk negara, pemerintahan, pembagian kekuasaan, dan
system pemerintah sama seperti yang tercantum dalam UUD 1945.

- Periode kembalinya ke UUD 1945 (5 Juli 1959-1966)


Menggantikan UUDS 1959 yang berlaku pada waktu itu. Terdapat penyimpangan UUD 1945 yaitu:
 Presiden mengangkat ketua dan wakil ketua MPR/DPR dan MA serta wakil ketua DPA menjadi
menteri Negara
 MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup
- Proses Amandemen UUD 1945
(penambahan atau perubahan pada sebuah konstitusi)

Tahap amandemen diputuskan dalam Sidang MPR


1. Pertama - 19 Oktober 1999
2. Kedua – 18 Agustus 2000
3. Ketiga – 9 November 2001
4. Keempat – 10 Agustus 2002

- SILA-SILA yang DIAMANDEMENKAN

PERTAMA : MAJULAN GAPATMAJU DUPUDUSAT (5,7,9,13,14,15,17,20,21)

KEDUA : PANLANLAS DUPU DUMANAMJUPAN TIPUTINAM (18,19,20,22,25,26,27,28,30,36)

KETIGA : SATGANAMJUPAN LASJULAS DUDADUGADUPAT (1,3,6,7,8,11,17,22,23,24)

KEEMPAT: DUNAMPAN LASNAMLAS GAPAT TUAGAPATJU (2,6,8,11,16,23,24,31,32,33,34,37)

Aturan Peralihan, Aturan Tambahan, Bab IV dihapus

- SILA-SILA yang TIDAK DIAMANDEMENKAN

4, 10, 12, 29,35

- PASAL-PASAL

Bentuk Negara MPR PRESIDEN PRESIDEN


PASAL 1 PASAL 3 PASAL 5 PASAL 7
1. Kesatuan-Republik 1. Mengubah UUD 1. Presiden mengajukan Masa 5 tahun
2. Kedaulatan Rakyat 2. Mengangkat RUU ke DPR dapat dipilih
3. Negara Hukum pres/wapres 2. Presiden menetapkan kembali 1 kali
3. Hanya dapat PP
PASAL 2 berhentikan PASAL 7a
1. MPR=DPR+DPD(Pemilu) presiden dlm masa PASAL 6 1. Pres/Wapres
2. Sidang min. 1 X /5 thn jabatannya 1. Syarat calom dapat
3. Putusan = suara terbanyak presiden/wapres diberhentikan
PASAL 4 2. Dll, duu (?) jika melanggar
1. Presiden hukum
memegang kausa
pemerintahan PASAL 7b
2. Dibantu 1 wapres 1. Usul DPR ->
MK memeriksa
2. Usul DPR ->
fungsi
pengawasan
3. > 2/3 jml
dukungan
4. MK wajib
memeriksa max
90 hari
5. Jika terbukti,
DPR sidang
paripurna
6. MPR siding
max 30 hari
setelah diterima
7. Siding : >3/4
hadir ; 2/3
setuju

PASAL 7c
Presiden tdk dapat
membubarkan
DPR
PRESIDEN PRESIDEN PRESIDEN PRESIDEN
PASAL 8 PASAL 9 PASAL 12 PASAL 15
1. Presiden -> Wapres 1. Sumpah/janji 1. Menyatakan keadaan Memberi
sampai habis pres/wapres bahaya gelar/tanda jasa
2. Wapres ->2 calon dr Pres 2. Jika tidak sidang - PASAL 13 PASAL 16
-> sidang MPR max 60 > janji dihadapan 1. Mengangkat Wantimpres ->
hari pimpinan duta/konsul memberi nasehat
3. 3. Pres/Wapres -> MPR+MA 2. Pertimbangan DPR
Menlu+Mendagri+ (mengangkat)
Mentan; Max 30 hari -> 2 PASAL 10 3. Pertimbangan DPR
pasang calon 1. Kuasa presiden (menerima)
atas AD/AL/AU
PASAL 14
PASAL 11 1. Grasi/rehabilitasi (MA)
1. Menyatakan 2. Amnesti/Abolisi (DPR)
perang/damai
(DPR)
2. Membuat
perjanjian
internasional
(DPR)
3. …
MENTERI PEMDA PEMDA DPR
PASAL 17 PASAL 18 PASAL 18a PASAL 19
1. Presiden dibantu menteri 1. NKRI = 1. Hub pusat daerah 1. Anggota dari
2. Menteri diangkat/dipecat Prov+Kab/Kota memperhatikan pemilu
presiden 2. Daerah emngurus kekhususan/keberagam 2. Sususan diatur
3. Satu menteri untuk satu sendiri an daerah UU
urusan pemerintahab 2. Hub pusat daerah 3. Sidang min
4. … 3. DPRD melalui secara adil dan selaras 1kali/tahun
pemilu
4. Gub/Walkot/Bup PASAL 18b PASAL 20
dipilih secara 1. Mengakui daerah 1. Membentuk
demokratis Otsus/Istimewa UU
5. Otonomi seluas- 2. Mengakui hokum adat 2. Membahas
luasnya sesuai NKRI RUU dengan
6. Berhak presiden
menetapkan Perda 3. Tidak disetujui
7. …. -> tidak
diajukan lagi
4. Mengesahkan
RUU ->UU
5. Sah meski
tidak ada ttd
presiden dalam
30 hari
DPR DPR DPR DPR
PASAL 20a PASAL 21 PASAL 22 PASAL 22a
1. Fungsi Legislasi, Anggota berhak 1. Presiden menetapkan Pembentukan UU
anggaran, pengawasan mengajukan RUU Perpu
2. Hak interpelasi, angket, 2. PP mendapat PASAL 22b
pendapat Pemberhentian
persetujuan DPR
3. Hak pertanyaan, usul DPR
pendapat, imunitas 3. Jika tdk setuju PP
4. … dicabut
DPD PEMILU HAL KEUANGAN BPK
PASAL 22c PASAL 22e PASAL 23 PASAL 23e
1. Anggota dari setiap prov 1. 5tahun sekali, 1. APBN tiap tahun, untuk 1. Memeriksa
(pemilu) Luber Jurdil kemakmuran rakyat PTJKN
2. Tidak > 1/3 jumlah DPR 2. Memilih DPR, 2. RUU diajukan Presiden, 2. Hasil
3. Siding min 1x/thn DPD, DPRD, dibahas DPR diserahkan
4. Susunan Presiden/Wapres 3. Tidak setuju, pakai tahun DPR, DPRD,
3. Peserta DPR, lalu DPD
PASAL 22d DPRD: Parpol 3. Hasil
1. Mengajukan RUU 4. Peserta DPD: PASAL 23a ditindaklanjuti
2. Ikut membahas RUU Individu Pajak
3. Pengawasan atas 5. KPU Nasional: KEHAKIMAN
pelaksanaan UU tetap mandiri PASAL 23b PASAL 24
4. Pemberhentian 6. … Mata Uang 1. Merdeka
menegakkan
PASAL 23c hokum/keadilan
Keuangan 2. MK+MA
(Umum,
PASAL 23d agama,...)
Bank Sentral 3. Badan lain

MAHKAMAH AGUNG KOMISI MAHKAMAH MAHKAMAH


PASAL 24a YUDISIAL KONSTITUSI KONSTITUSI
1. Kasasu, menguji peraturan PASAL 24b PASAL 24c PASAL 25
terhadap UU 1. Mengusulkan 1. Wewenang: uji UU Syarat hakim
2. Integritas, professional, hakim agung terhadap UUD,
pengalaman 2. Pengetahuan, membubarkan parpol, WARGA
3. Calon hakim agung dari pengalaman, memutuskan sengketa NEGARA
Komisi Yudisial kpd DPR integritas pemilu/Lembaga negara PASAL 25a
disahkan presiden 3. Anggota diangkat 2. Memberikan putusan Wilayah negara
4. Ketua/wakil dari/oleh presiden atas DPR atas usul DPR tentang
Hakim Agung 4. … pelanggaran PASAL 26
5. … presiden/wakil 1. Warga negara
3. Anggota 9: 3 presiden + adl…
3 DPR + 3 MA 2. Penduduk
4. Ketua/wakil dipilih adl…
dari/oleh hakim 3. …
konstitusi
5. Integritas, menguasai
konstitusi, tidak rangkap

WARGA NEGARA WARGA NEGARA HAM PERTAHANAN


PASAL 27 & KEAMANAN
1. Hak kedudukan sama PASAL 28c PASAL 28h PASAL 30
dimata hokum Mengembangkan diri Hidup sejahtera lahir-batin 1. Wn berhak dan
2. Hak pekerjaan dan wajib dalam
penghidupan layak PASAL 28d PASAL 28i hankam
3. Hak+kewajiban membela Pengakuan sama di Perlindungan, pemajuan, 2. Sishankamrata:
negara depan hukum penegakan dan pemenuhan TNI-POLRI-
HAM -> tanggung jawab Rakyat
PASAL 28 HAM pemerintah 3. TNI –
Kebebasan berserikat PASAL 28e Pertahanan
Bebas memeluk PASAL 28j 4. Polri –
WARGA NEGARA agama Menghargai hak orang lain keamanan
PASAL 28a 5. …
Hak untuk hidup PASAL 28f AGAMA
Berkomunikasi PASAL 29
PASAL 28b 1. Ketuhanan YME
Membentuk keluarga PASAL 28g 2. Menjamin kebebasan
Perlindungan diri beragama
pribadi
PENDIDIKAN PEREKONOMIAN PASAL 35 PEUBAHAN
PASAL 31 PASAL 33 Bendera UUD
1. Berhak mendapatkan 1. Ekonomi asas PASAL 37
Pendidikan kekeluargaan PASAL 36 1. Usul
2. Wajib Pendidikan dasar 2. Cab. Produksi Bahasa amandemen
3. Sisdiknas dikuasai negara oleh 1/3 MPR
4. Anggaran min. 20% -> 3. Bumi/air dikuasai PASAL 36a 2. Setiap usul
Pendidikan negara untuk Lambing diajukan
5. Memajukan Iptek-imtaq rakyat tertulis+alas an
4. Berdasarkan PASAL 36b 3. Dalam
KEBUDAYAAN demokrasi Lagu amandemen,
PASAL 32 ekonomi dihadiri 2/3
1. Memajukan kebudayaan PASAL 36c MPR
2. Menghormati Bahasa KESEJAHTERAAN Ketentuan lebih lanjut 4. 50%+1 MPR ->
daerah PASAL 34 setuju
1. Fakir miskin 5. Bentuk NKRI
dipelihara negara tidak dapat
2. Jaminan social diubah
3. Fasilitas pelayanan
kesehatan
PASAL PERALIHAN PASAL
1. Peraturan dulu tetap TAMBAHAN
berlaku 1. Tinjauan TAP
2. Lembaga dulu tetap MPR/S hingga
berlaku tahun 2003
3. MK ada sebelum 17 2. UUD= Pembukaan
Agustus 2003 + pasal-pasal

- TUJUH KUNCI POKOK SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA (PENJELASAN UUD 1945)


1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
2. Sistem Konstitusional.
3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi di bawah Majelis Permusyawaratan
Rakyat.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada
Dewan Perwakilan Rakyat.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
3. BHINNEKA TUNGGAL IKA
Mpu Tantular – Kitab Sutasoma – Kerajaan Majapahit

Diresmikan sebagai semboyan negara :


- Tanggal 17/08/1950
- PP No 66/1951
- UUD 1945 PASAL 36A

4. NEGARA KESATUAN RI
- SISTEM TATA NEGARA INDONESIA
1.Hakikat Demokrasi
Yunani – Demos (rakyat) dan kratos (pemerintahan)
Pemerintahan yang berasal dari rakyat, rakyat memeiliki proporsi yang sangat penting dan melibatkan
rakyat dalam pemerintahan negara.
 John Locke – Inggris (1632-1704)
hak dasar manusia, Ha atas Hidup, Kebebasan, Kepemilikan
 Montesquieu – Prancis (1968-1755)
TRIAS POLITIKA – Sistem yang dapat menjamin hak-hak politik dengan pembatasan kekuasaan
agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang antarlembaga negara

a. Prinsip-Prinsip Demokrasi
- Pemerintahan berdasarkan konstitusi
- Pemilihan umum yang bebas dan jurdil
- Terjaminnya hak asasi manusia
- Persamaan kedudukan di depan hokum
- Peradilan yang bebas dan tidak memihak
- Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan public
- Kebebasan berserikan atau berorganisasi dan mengeluarkan pendapat
- Kebebasan pers atau media massa

b. Macam-Macam Demokrasi
- Demokrasi Langsung – melibatkan rakyat secara langsung
- Demokrasi Perwakilan/modern – dijalankan melalui suatu Lembaga perwakilan

- Demokrasi barat/liberal/konstitusional – yang menitikberatkan pd kebebasan individu/alisme


- Demokrasi timur/parlementer/rakyat – yang dianut oleh negara yang berpaham Marxisme-
Komunisme
- Demokrasi Pancasila – yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila
- Pancasila sila ke-4
- Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4
- UUD 1945 pasal 1 ayat 2
- UUD 1945 pasal 2 ayat 1

c. Pelaksanaan Demokrasi
1. Demokrasi Liberal/Parlementer (3 November 1945 – 5 Juli 1959)
- Menteri diangkat dan bertanggung jawab pd parlemen atau DPR
- System multipartai
- Over power legislative/partai politik
- Keterbatasan/eksekutif
2. Demokrasi terpimpin (1959-1965)
- Over power presiden/eksekutif
- Keterbatasan hak pesertaan rakyat/legislative
- Berkembangnya pengaruh komunis
- Meluasnya peranan TNI sebagai unsur social politik
3. Demokrasi pancasila (1965-sekarang)
- Keseimbangan tuntutan masyarakat
- Keseimbangan kekuasaan kelembagaan negara
- Stabilitas masyarakat
- Pesertaan rakyat
- Persamaan hak warga negara di dalam hokum, pemerintahan, berserikat/berkumpul dan
mengeluarkan pendapat

- Landasan pelaksanaan kedaulatan rakyat


- Landasan idiil – pancasila
- Landasan konstitusional – undang-undang dasar 1945

- Sistem Pemerintahan Indonesia


a. Macam-macam system pemerintahan
1. Presidensial system pemerintahan negara reublik – kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan
terpisah dari kekuasaan legislative
Ciri-ciri:
- presiden sbg kepala negara dan kepala pemerintahan
- dipilih langsung oleh badan/dewan pemilih
- tidak memegang kekuasaan legslatif dan tidak dapat memerintahkan pemilu
- tidak dapat membubarkan legislative
- tidak memiliki hak prerogative untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang
memimpin departemen dan nondepartemen
- menteri bertanggung jawab kepada presiden
2. Parlementer system yang parlemennya memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Parlemen
berwenang mengangkat perdana menteri dan dapat menjatuhkan pemerintahan.
Ciri-ciri:
1. Kabinet dipimpin oleh seorang perdana menteri yang dibentuk berdasarkan kekuaasaan yang
menguasai parlemen
2. Anggota kabinet sebagaian atau seluruhnya berasal dari anggota parlemen
3. Perdana menteri bersama kabinet bertanggung jawab kepada parlemen
4. Kepala negara (raja/ratu atau presiden) dengan saran atay nasihat perdana menteri dapat
membbarkan parlemen dan memerintahkan diadakan pemilihan umum

3. Semipresidensial system yang menggabungkan system presidensial dan system parlemeter, sering
disebut dualism eksekutif atau kepemimpnan rangkap karena memimpin presiden dan perdana
Menteri.
Ciri-ciri:
1. Presiden dipilih melalui pemuli
2. Memiliki kekuasaan yang cukup besar
3. Perdana Menteri mengepalai cabinet yang bertanggung jawab kepada parlemen dan parlemen
dapat menjatuhkan perdana Menteri melalui mosi tidak percaya

- SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA


- Kedaulatan ada di tangan rakyat (UUD 1945 pasal 1 ayat 2)
- Negara yang berdasarkan hokum (UUD 1945 pasal 1 ayat 3)
- Anggota MPR (DPR dan DPD), presiden dan wapres, anggota DPRD, dan kepala daerah dipilih
olrh rakyat melalui pemilu (UUD 1945 pasal 4 ayat 1)
- Presiden tidak dapat membubarkan DPR, kekuasaan DPR dan presiden sejajar (UUD 1945 Pasal
7c)
- Menteri-menteri negara sebagai pembantu presiden diangkat dan diberhentikan oleh presiden
(UUD 1945 Pasal 17 ayat 1 dan 2)
- DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang (UUD 1945 pasal 20 ayat 1)

- PERAN LEMBAGA NEGARA SEBAGAI PELAKSANA KEDAULATAN RAKYAT


1. MPR
- Mengubah dan menetapkan UUD
- Melantik presiden dan wapres
- Memberhentikan presiden dan wapres dalam masa jabatannya menurut UUD

2. PRESIDEN
- Menjalankan UU - Memberi gelar dan tanda jasa
- Mengangkat dan memberhentikan Menteri
- Mengajukan RUU
- Membentuk Perpu
- Mengajukan RAPBN
- Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan perang
- Menetapkan perang dengan persetujuan DPR
- Mengangkat duta dan konsul
- Menerima duta dari negara lain
- Memberi :
GRASI - Tindakan meniadakan hukuman yang telah diputuskan oleh hakim kepada seseorang.
REHABILITASI - Tindakan mengembalikan hak seseorang yang telah hilang karena suatu
keputusan hakim yang ternyata dalam waktu berikutnya terbukti tidak bersalah.
AMNESTI - Suatu pernyataan terhadap orang banyak yang terlibat dalam suatu tindak pidana
untuk meniadakan suatu akibat hukum pidana yang timbul dari tindak pidana tersebut.
ABOLISI - Merupakan suatu keputusan untuk menghentikan pengusutan dan pemeriksaan suatu
perkara, dimana pengadilan belum menjatuhkan keputusan terhadap perkara tersebut.
3. DPR
- Menetapkan RAPBN Bersama presiden
- Menetapkan RUU
- Mengawasi jalannya pemerintahan

4. BPK
- Memeriksa tanggung jawab keuangan negara
- Hasil pemeriksaan BPK dilaporkan kepada DPR, DPD, DPRD

5. MA
- Mengawasi jalan UU
- Memberi sanksi atas pelanggaran UU
- Mengadili pada tingkat kasasi

6. MK
- Menguji kekuatan UU terhadap UUD
- Memutus sengketa kewenangan Lembaga negara
- Memutuskan pembubaran partai politik
- Memutus perselisihan hasil pemilu

7. DPD
- Mengajukan RUU kepada DPR berkaitan dengan otonomi daerah
- Ikut membahas UU yang berkaitan dengan otonomi daerah
- Memberikan masukan kepad DPR atas RUU APBN pajak, Pendidikan, dan agama
- Mengawasi pelaksanaan UU yang berkaitan dengan otonomi daerah

8. KPU
- Merencanakan penyelenggaraan pemilu
- Menetapkan organisasi dan tata cara semua tahapan pelaksanaan pemilu
- Mengordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan pemilu
- Penetapan peserta pemilu
- Menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi, dan calon anggota DPR, DPD, DPRD Prov, DPRD
Kab/kota
- Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilu
- Melaksanakan tugas dan kewenangan lain yang diatur undang-undang

9. KOMISI YUDISIAL
- Mengawasi perilaku hakim agung
- Mengusulkan pengangkatan hakim agung
- Mengusulkan nama calon hakim agung
- Ikut menjaga dan menegakkan kehormatan dan martabat hakim

Anda mungkin juga menyukai