27/11/2011
BAB I
PENDAHULUAN
Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata melindungi kornea dan
berfungsi dalam pendisribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna untuk
menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum
lakrimalis.
Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak sampai
keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan
blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau
pun mengancam penglihatan.
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat. Pada kalazion
terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan
kronis tersebut. Biasanya kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan
parut lainnya.
Laporan Kasus ini berisi tentang Anamnesa, pemeriksaan fisik, gejala pasien, serta
penatalaksanaan kalazion. Laporan ini juga membahas sedikit mengenai kalazion secara umum.
– Memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Mata Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Malang RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang.
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 IDENTITAS
Nama : Nn Masudah
Umur : 17 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMA
Suku : Jawa
2.2 ANAMNESA
Keluhan Utama:
Benjolan kecil di kelopak mata kanan dan kiri sejak 2 bulan lalu.
Pasien datang ke poli mata RSUD Kanjuruhan Kepanjen dengan keluhan benjolan di kelopak
mata kanan dan kirinya sejak ± 2 bulan lalu, benjolan awalnya muncul pada kelopak mata kanan
dengan jumlah satu namun selanjutnya bertambah lg menjadi dua pada kelopak mata kanan yang
diikuti munculnya pada kelopak mata bagian kiri, pasien mengatakan setelh ada benjolan ini
sering nerocos (keluar air mata) namun tidak ada kotorannya, pasien mengatakan benjolan ini
terasa nyeri namun ringan, pasien juga mengelak saat ditanyakan pernah menderita mata merah
akhir-akhir ini, pasien juga mengelak saat ditanyakan adakah penglihatan kabur dan penurunan
daya penglihatan.
– Sakit serupa : (+), 1 th lalu pasien pernah mengalami sakit serupa namun hilang
dengan sendirinya.
– Alergi : Pasien mengatakan gatal-gatal saat makan mie dan telor.
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kebiasaan
Status Present
Cukup, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan cukup.
Tanda Vital
Status Ophtalmologis
OD OS
5 5
/5 Tanpa koreksi /5
N/palpasi TIO N/palpasi
Orthophoria Kedudukan Orthophoria
Pergerakan
Edema (-), hiperemi (+), benjolan Edema (-), hiperemi (+), benjolan
(+), ptosis (+/ pseudo), entropion (+), ptosis (+/ pseudo), entropion
(-), ekstropion (-), sikatrik (-), (-), ekstropion (-), sikatrik (-),
Palpebra
spasme (-), lagoftalmus (-), spasme (-), lagoftalmus (-),
pseudopyosis (-), trikiasis (-), pseudopyosis (-), trikiasis (-),
xantelasma(-) xantelasma (-)
Bleeding (-), injeksi (-), secret (-), Konjunctiva Bleeding (-), injeksi (-), secret (-),
pteregium (-), simblefaron (-) pteregium (-), simblefaron (-)
Jernih (+), abrasi (-), sikatrik (-), Kornea Jernih (+), abrasi (-), sikatrik (-),
keratik presipitat (-), infiltrate (+), keratik presipitat (-), infiltrate (-),
ulkus (-), arkus senilis (-) ulkus (-), arkus senilis (-)
Kesan normal, hifema, hipopion, Bilik Mata Kesan normal, hifema, hipopion,
kedangkalan (N) depan kedangkalan (N)
Nodul iris, pigmen iris coklat Iris Nodul iris, pigmen iris coklat
kehitaman, sinekia (-), atropi (-) kehitaman, sinekia (-), atropi (-)
Isokor, reflex pupil (+) Pupil Isokor, reflex pupil (+)
Jernih (+), dislokasi (-), Lensa Jernih (+), dislokasi (-),
2.4 DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja
Kalazion
Diagnosis Banding
– Hordeolum
2.5 Rencana
Medikamentosa :
– antiinflamasi oral
BAB III
TELAAH KASUS
3.1 ANATOMI
Kelopak mata atau palpebra di bagian depan memiliki lapisan kulit yang tipis, sedang di bagian
belakang terdapat selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Pada kelopak terdapat
bagian-bagian berupa kelenjar-kelenjar dan otot. Kelenjar yang terdapat pada kelopak mata di
antaranya adalah kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeiss pada pangkal rambut, dan
kelenjar Meibom pada tarsus yang bermuara pada margo palpebra.
Sedangkan otot yang terdapat pada kelopak adalah M. Orbikularis Okuli dan M. Levator
Palpebra. Palpebra diperdarahi oleh Arteri Palpebra. Persarafan sensorik kelopak mata atas
berasal dari ramus frontal n. V, sedangkan kelopak mata bawah dipersarafi oleh cabang ke II n.
V.
1. 1. Kelenjar :
1. Kelenjar Sebasea
2. Kelenjar Moll atau Kelenjar Keringat
3. Kelenjar Zeis pada pangkal rambut, berhubungan dengan folikel rambut dan juga
menghasilkan sebum
4. Kelenjar Meibom (Kelenjar Tarsalis) terdapat di dalam tarsus. Kelenjar ini
menghasilkan sebum (minyak).
Berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada
dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M.
Orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. Fasialis.
1. M. Levator Palpebra
Bererigo pada Anulus Foramen Orbita dan berinsersi pada Tarsus Atas dengan sebagian
menembus M. Orbikularis Okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Otot ini dipersarafi oleh N.
III yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.
Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan melakukan
eversi kelopak.Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli. Konjungtiva merupakan
membrane mukosa yang mempunyai sel goblet yang menghasilkan musin.
Gerakan palpebra :
3.2 DEFINISI
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat. Pada kalazion
terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan
kronis tersebut. Biasanya kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan
parut lainnya.
3.3 ETIOLOGI
3.4 EPIDEMIOLOGI
Kalazion terjadi pada semua umur; sementara pada umur yang ekstrim sangat jarang, kasus
pediatrik mungkin dapat dijumpai. Pengaruh hormonal terhadap sekresi sabaseous dan viskositas
mungkin menjelaskan terjadinya penumpukan pada masa pubertas dan selama kehamilan.
3.5 PATOFISIOLOGI
Kalazion merupakan radang granulomatosa kelenjar Meibom. Nodul terlihat atas sel imun yang
responsif terhadap steroid termasuk jaringan ikat makrofag seperti histiosit, sel raksasa
multinucleate plasma, sepolimorfonuklear leukosit dan eosinofil.
Kalazion akan memberi gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemik, tidak ada nyeri
tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preaurikuler tidak membesar. Kadang-kadang
mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi
pada mata tersebut.
Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar, kemungkinan karena enzim
dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan mengakibatkan inflamasi. Proses granulomatous
ini yang membedakan antara kalazion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses
piogenik yang menimbulkan pustul), walaupun kalazion dapat menyebabkan hordeolum,
begitupun sebaliknya. Secara klinik, nodul tunggal (jarang multipel) yang agak keras berlokasi
jauh di dalam palpebra atau pada tarsal. Eversi palpebra mungkin menampakkan kelenjar
meibom yang berdilatasi.
1. Benjolan pada kelopaka mata, tidak hiperemis dan tidak ada nyeri tekan.
2. Pseudoptosis
3. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga
terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.
4. Pada anak muda dapat diabsobsi spontan.
1. Hordeoulum.
1. Dermoid Cyst.
3.8 DIAGNOSA
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata. Kadang saluran
kelenjar Meibom bisa tersumbat oleh suatu kanker kulit, untuk memastikan hal ini maka perlu
dilakukan pemeriksaan biopsi.
3.9 PENATALAKSANAAN
Kadang-kadang kalazion sembuh atau hilang dengan sendirinya akibat diabsorbsi (diserap)
setelah beberapa bulan atau beberapa tahun.
1. Dilakukan ekskokleasi isi abses dari dalamnya atau dilakukan ekstirpasi kalazion
tersebut. Insisi dilakukan seperti insisi pada hordeolum internum.
2. Bila terjadi kalazion yang berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan pemeriksaan
histopatologik untuk menghindarkan kesalahan diagnosis dengan kemungkinan adanya
suatu keganasan.
Ekskokleasi Kalazion
Terlebih dahulu mata ditetesi dengan anastesi topikal pentokain.Obat anestesia infiltratif
disuntikan dibawah kulit didepan kalazion. Kalazion dijepit dengan klem kalazion kemudian
klem dibalik sehingga konjungtiva tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak lurus
margo palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas dan
diberi salem mata.
Pada abses palpebra pengobatan dilakukan dengan insisi dan pemasangan drain kalau perlu
diberi antibiotik, lokal dan sistemik. Analgetika dan sedatif diberikan bila sangant diperlukan
untuk rasa sakit.
Catatan :
– Dalam menangani hordeolum dan kalazion, kemudian keganasan jangan dilupakan.
– Apabila peradangan tidak mereda perlu dilakukan pemeriksaan uji resistensi dan dicari
underlying cause.
Penyulit :
3.10 PROGNOSIS
Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang baik. Seringkali timbul lesi
baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi yang sama akibat drainase yang kurang baik.
Kalazion yang tidak memperoleh perawatan dapat mengering dengan sendirinya, namun sering
terjadi peradangan akut intermiten.
3.11 KOMPLIKASI
Rusaknya sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan trichiasis, dan kehilangan bulu
mata. Kalazion yang rekuren atau tampat atipik perlu dibiopsi untuk menyingkirkan adanya
keganasan. Astigmatisma dapat terjadi jika massa pada palpebra sudah mengubah kontur kornea.
Kalazion yang drainasenya hanya sebagian dapat menyebabkan massa jaringan granulasi
prolapsus diatas konjungtiva atau kulit.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Nn.Masuda perempuan 17 tahun datang ke poli mata dengan keluhan ada benjolan pada kelopak
mata kanan dan kiri sejak ± 2 bulan dengan, nyeri tekan (-), fotofobia (-), epifora (+), sekret (-),
gatal (-), lengket (-).
Status ophtalmologis didapatkan ODS: visus: 5/5, TIO: N/palpasi; kedudukan: orthopgoria;
pergerakan: dalam batas normal/tidak ada hambatan; palpebra: ada benjolan hiperemi tanpa nyeri
tekan; konjunctiva: injeksi (-); kornea: jernih (+), infiltrate (-); bilik mata depan: kesan dalam
batas normal; iris: coklat kehitaman, dalam batas normal; pupil: isokor, reflek (+). Berdasarkan
anamnesa dan temuan klinis diatas maka pasien didiganosa konjungtivitis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Balai Penerbit FK UI, Jakarta;2005.
2. Vaughan DG, Asbury T, Riordan Eva P. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya
Medika, 2000.
3. Mansjoer, Arif. Dkk., 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Media Aesculapius,
Jakarta