Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH ETIKET DAN PENGEMBANGAN DIRI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas ujian tengah semester II

Dosen Pembimbing

Trisna Yuni Handayani S.S.T., MPH

Disusun Oleh :

Siti Nurjanah (526080619010)

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA PERSADA BATAM

PROGRAM STUDI DIPLOMA KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah
“etiket dan pengembangan diri” .

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada dosen pembimbing yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Batam, 09 April 2020

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ..........................................................................................................

BAB I Pendahuluan ...................................................................................................

1. Latar Belakang ........................................................................................


2. Tujuan .....................................................................................................
3. Manfaat ...................................................................................................

BAB II Tinjauan Teori...............................................................................................

A. Etika Profesi Bidan........................................................................................


1. Etika........................................................................................................
2. Etika Profesi Bidan..................................................................................
3. Etika dalam pelayanan Kebidanan...........................................................
4. Kode etik..................................................................................................
5. Kode etik profesi Bidan...........................................................................
6. Prinsip kode etik.......................................................................................
7. Hak, kewajiban dan tanggung jawab bidan..............................................
8. Penerapan etika, norma dan tata karma dalam pelayanan asuhan
kebidanan ................................................................................................
B. Isu Etik...........................................................................................................
C. Dilema Etik....................................................................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika
karena lingkup kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan
masyarakat. Karena itu, selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan,
agar dapat diterima di masyarakat bidan juga harus memiliki etika yang
baik sebagai pedoman bersikap/ bertindak dalam memberikan suatu
pelayanan khususnya pelayanan kebidanan. Agar mempunyai etika yang
baik dalam pendidikannya bidan dididik etika dalam mata kuliah Etika
profesi namun semuanya mata kuliah tidak ada artinya jika peserta didik
tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di masyarakat.
Pada masyarakat daerah, bidan yang di percaya adalah bidan yang
beretika. Hal ini tentu akan sangat menguntungkan baik bidan yang
mempunyai etika yang baik karena akan mudah mendapatkan relasi
dengan masyarakat sehingga masyarakat juga akan percaya pada bidan.
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama diberbagai tempat,
dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan
kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses yang
menyeluruh sehingga membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan
ibu dan keluarganya. Bidan harus berpartisipasi dalam memberikan
pelayanan kepada ibu sejak konseling pra konsepsi, skrening antenatal,
pelayanan intrapartum, perawatan intensif pada neonatal, dan postpartum
serta mempersiapkan ibu untuk pilihannya meliputi persalinan di rumah,
kelahiran seksio sesaria, dan sebagainya. Bidan sebagai pemberi pelayanan
harus menjamin pelayanan yang profesional dan akuntibilitas serta aspek
legal dalam pelayanan kebidanan.
2

B. Tujuan
1. Prinsip etika dalam pelayanan kebidanan
2. Etika moral dan nilai dalam praktik kebidanan
3. Hak dan kewajiban bidan dan pasien
4. Pelayanan Kebidanan
5. Issue etik dalam pelayanan kebidanan
6. Peran, fungsi dan Profesionalisme bidan Indonesia

C. Manfaat
Agar pembaca bisa mengerti dan memahami :
1. Prinsip etika dalam pelayanan kebidanan
2. Etika moral moral dan nilai dalam praktik kebidanan
3. Hak dan kewajiban bidan dan pasien
4. Pelayanan Kebidanan
5. Issue etik dalam pelayanan kebidanan
6. Peran, fungsi dan Profesionalisme bidan Indonesia
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Etika Profesi Bidan


1. Etika
Pengertian etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani Kuno
yakni “ethikos” yang berarti “timbul dari kebiasaan”. etika sendiri
merupakan salah satu cabang utama dalam ilmu filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar
serta penilaian terhadap moral.
Etika adalah suatu disiplin ilmu yangmempelajari tentang baik
buruk sikaptindakan manusia ( sofyan dkk, 2006 )
Etika berpusat pada prinsip dasar dan konsep bahwa manusia
dalam berfikir dan tindakannya didasari nilai-nilai (wahyuningsih,
2006)
2. Etika Profesi Bidan
Etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk
memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat dengan
penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka
melaksanakan tugas berpa kewajiban-kewajiban terhadap masyarakat..
menurut keiser dalam (suhrawardi lubis, 1994:6-7).
Lebih dimengerti sebagai filsafat moral, yaitu suatu sistem
aplikasi/penerapan tentang filosofi moral kedalam situasi nyata dan
berfokus pada prinsip dan konsep yang membimbing manusia berpikir
dan bertindak dalam kehidupan profesinya yang dilandasi oleh nilai-
nilai yang dianutnya.
Pengertian nilai , nilai adalah suatu yang berharga, bermutu,
menunjukkan kualitas dan berguna bagi manusia.
4

Ciri-ciri nilai menurut Bambang Daroeso (1986) :


a. Nilai merupakan suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan
manusia.
b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan,
cita-cita dan keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong atau motivator dan manusia
adalah pendukung nilai.

3. Etika Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan adalah bagian yang tidak bisa dilepaskan dari
pelayanan kesehatan secara umum.
Pelayanan kebidanan tergantung kepada sikap dan kondisi sosial
ekonomi masyarakat dimana bidan bekerja.
Indikator kemajuan sosial ekonomi dalam pelayanan kebidanan adalah:
1. Perbaikan status gizi ibu dan bayi
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan
3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan
4. Menurunnya angka kematian neonatal
5. Cakupan penanganan resiko tinggi
6. Meningkatnya cakupan pemeriksaan antenatal
Dengan meningkatnya kondisi sosial ekonomi masyarakat akan
mempengaruhi pemanfaatan pertolongan persalinan dengan pilihan
utama bidan sebagai penolong persalinan. Bidan sebagai pemberi
pelayanan kebidanan dan keluarga berencana serta pelayanan
kesehatan pada masyarakat luas harus mempersiapkan diri untuk
menghadapi perubahan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kebidanan. Di samping itu keadilan dalam memberikan pelayanan
juga merupakan aspek pokok dalam pelayanan bidan di Indonesia.

Pelayanan yang adil bagi masyarakat diawali dengan pemenuhan


kebutuhan yang sesuai bagi klien, keberadaan sumber daya kebidanan
5

yang selalu siap untuk melayani dan diimbangi dengan penelitian


untuk meningkatkan atau mengembangkan pelayanan serta akses yang
mudah ke tempat pelayanan.
Pelayanan kebidanan diberikan secara komprehenshif dengan
memperhatikan aspek bio, psiko, sosio, kultural yang sesuai dengan
harapan dan kebutuhan masyarakat dengan tujuan untuk kehidupan
dan kelangsungan pelayanan. Untuk dapat memenuhi tuntutan ini
maka diperlukan provider yang memiliki ciri sebagai berikut:
1. Semangat untuk melayani
2. Simpati
3. Empati
4. Tulus ikhlas
5. Memberikan kepuasan
Disamping itu bidan juga harus memperhatikan rasa aman,
kenyamanan, privacy, alami dan tepat. Agar dapat memberikan
pelayanan yang baik maka bidan harus memiliki metode pelayanan
yang sistematis, terarah, terukur yang disebut dengan manajemen
kebidanan yang diawali dengan mengumpulkan data atau pengkajian,
interpretasi data, identifikasi masalah potensial atau antisipasi
tindakan segera baik secara mandiri, kolaborasi atau rujukan,
selanjutnya membuat rencana tindakan, melaksanakan tindakan serta
evaluasi yang berkesinambungan terhadap keberhasilan pelayanan
yang telah diberikan.
Manajemen kebidanan merupakan hal yang memiliki keterkaitan,
oleh sebab itu seluruh rangkaian kegiatan harus terdokumentasi
dengan baik sebagai aspek legal dan informasi dalam asuhan
kebidanan. Dokumentasi yang telah dibuat juga memiki kegunaan
sebagai berikut:
1. Sebagai data atau fakta yang dapat dipakai untuk mendukung
ilmu pengetahuan
6

2. Merupakan alat untuk membuat keputusan, perencanaan dan


sebagai kontrol terhadap suatu masalah
3. Sebagai sarana penyimpanan berkas agar tetap aman dan
terpelihara dengan baik.
Dokumentasi bersifat tertutup dsan terbuka. Tertutup apabila
didalamnya terdapat rahasia yang tidak boleh diperlihatkan,
diungkapkan dan disebarluaskan kepada masyarakat. Bersifat terbuka
artinya dokumentasi selalu berinteraksi dengan lingkungan untuk
menerima dan menyimpan informasi. Format dokumentasi kebidanan
telah dirancang sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan oleh
bidan disemua tempat pelayana kebidanan baik rumah sakit,
puskesmas maupun bidan praktik swasta.

4. Kode Etik
Kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap
profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan hidupnya di
masyarakat. Norma tersebut berisi petunjuk bagi anggota profesi
tentang bagaimana mereka menjalankan profesinya dan larangan, yaitu
ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat atau
dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas
profesinya melainkan juga menyangkut tingkah laku pada umumnya
dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat.

5. Kode Etik Profesi Bidan


Kode etik kebidanan merupakan suatu pernyataan komprehensif
profesi yang menuntut bidan melaksanakan praktik kebidanan baik
yang berhubungan dengan kesejahteraan keluarga, masyarakat, teman
sejawat, profesi dan dirinya. Penetapan kode etik kebidanan harus
dilakukan dalam Kongres Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
6. Prinsip Kode Etik
1. Menghargai otonomi
7

2. Melakukan tindakan yang benar


3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan.
4. Memberlakukan manisia dengan adil.
5. Menjelaskan dengan benar.
6. Menepati janji yang telah disepakati.
7. Menjaga kerahasiaan

7. Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab Bidan


PENGERTIAN HAK, KEWAJIBAN dan TANGGUNG JAWAB
Hak adalah sesuatu hal yang menjadi milik kita sendiri dan
penggunaanya tergantung pada kita sendiri. Menurut pendapat lain hak
adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan
pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas. Orang yang
mempunyai hak bisa menuntut bahwa orang lain akan memenuhi dan
menghormati hak itu.
Jenis – Jenis Hak
Hak terdiri dari 3 jenis yaitu :
a. Hak Kebebasan MenurutForme (1981) Hak mengenai kebebasan
diek-spresikan sebagai hak orang orang untuk hidup sesuai den-gan
pilihannya dalam batas – batas yang ditentukan.
b. Hak Kesejahteraan Hak – hak yang diberikan se-cara hukum
untuk hal – hal yang merupakan standar keselamatan spesifik dalam
suatu bangunan atau wilayah tertentu.
c. Hak Legislatif Hak – hak legislatif diterapkan oleh hukum
berdasarkan konsep keadilan. Badman dan Badman (1976),
menyatakan bahwa hak – hak legislatif mempunyai empat peranan di
masyarakat yaitu membuat peraturan, mengubah pera-turan,
membatasi moral terhadap keputusan yang tidak adil, memberikan
keputusan pen-gadilan atau menyelesaikan perselisihan.

Hak pasien adalah sebagai berikut :


8

Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan


peraaturan yang berlaku di ru-mah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan.
Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan jujur
Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan
profesi bidan tanpa diskriminasi
Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan
profesi bidan tanpa diskriminasi
Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai
dengan keinginannya
Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan,
persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan
Pasien berhak mendapat pendampingan suami selama proses
persalinan berlangsung
Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan
pendapat kritis dan mendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak
luar

Hak bidan :
Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melak-sanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada
setiap tingkat/jenjang pelayanan kesehatan .
Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang
bertentangan dengan peraturan perundangan, dan kode etik profesi.
Bidan berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila nama
baiknya dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain.
Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik
melalui pendidikan maupun pelatihan
Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir
dan jabatan yang sesuai.
9

Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai

Kewajiban adalah sesuatu hal yang dilakukan atau dikerjakan dengan


tanggung jawab. keseimbangan antara hak dan kewajibannya. Tidak
adil jika manusia menuntut haknya, tetapi tidak melaksanakan
kewajibannya
Kewajiban pasien :
Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala
peraturan dan tata tertib rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan,
perawat yang merawatnya.
Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi
semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan, dokter, bidan dan perawat.
Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal – hal
yang perlu disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya

Kewajiban Bidan :
Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan
hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin
dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai
dengan standar profesi dengan menghormati hak – hak pasien.
Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang
mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien
Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi
oleh suami atau keluarga.
Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk men-
jalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya
Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang seorang pasien
10

Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan


yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul
Bidan wajib meminta persetujuan

Tanggung Jawab adalah sesuatu hal yang menjadi tanggung jawab kita
untuk menanggung semua tugas dengan segala akibat dari tindakan
baik maupun buruk.
Tanggung jawab bidan :
Bidan memiliki tanggung jawab untuk mendapat dan
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan sebagai bidan.
Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan bertanggungjawab
memberi pelayanan kepada klien secara optimal.
Bidan sebagai pembela klien melindungi hak asasi dari klien jika
dibutuhkan
Bidan sebagai pendidik mengadakan konseling dengan klien
Bidan sebagai komunikator mengadakan komunikasi secara baik
dengan sesama bidan, klien, dan keluarga
(UU NO 4 TAHUN 2019 KEBIDANAN BAB VII HAK DAN
KEWAJIBAN)

B. Penerapan etika, norma dan tata karma dalam pelayanan asuhan


kebidanan
Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab yaitu:
11

Bab I. Kewajiban Bidan terhadap Klien dan Masyarakat (6 Butir)


1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.
Penerapannya :
a. Bidan harus melakukan tugasnya berdasarkan tugas dan
fungsi bidan yang telah ditetapkan sesuai dengan prosedur ilmu
dan kebijakan yang berlaku dengan penuh kesungguhan dan
tanggung jawab.
b. Bidan dalam melakukan tugasnya, harus memberi pelayanan
yang optimal kepada siapa saja dengan tidak membedakan pangkat,
kedudukan, golongan, bangsa dan negara.
c. Bidan dalam melaksanakan tugasnya tidak akan
menceritakan kepada orang lain dan merahasiakan segala yang
berhubungan dengan tugasnya
d. Bidan hanya boleh membuka rahasia klien apabila diminta
untuk keperluan kesaksian pengadilan
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi
harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
Penerapannya :
a. Pada hakikatnya manusia termasuk klien membutuhkan
penghargaan dan pengakuan yanng hakiki baik dari golongan
masyarakat intelektual, menengah atau masyarakat kurang mampu.
b. Dilandasi sikap menghargai martabat setiap insan, maka bidan
harus memberi pelayanan profesional yang memadai kepada setiap
klien.
c. Memberi pelayanan sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki
dan manusiawi secara penuh tanpa mementingakan kepentingan
pribadi dan mendahulukan kepentingan klien serta menghargai
klien sebagaimana bidan menghargai dirinya sendiri.
12

d. Dalam memberikan pelayanan, harus menjaga citra bidan


sebagai profesi yang memiliki nilai-nilai pengabdian yang sangat
esensial. Pengabdian dan pelayanan bidan adalah dorongan hati
nurani yang tidak mendahulukan balas jasa.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa berpedoman pada
peran, tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat.
Penerapannya :
a. Bidan dalam melaksanakan pelayanan harus sesuai dengan tugas
dan kewajiban yang telah digariskan dalam permenkes No
900/Permenkes/IX/2002.
b. Melayani bayi dan anak pra sekolah termasuk pengawasan
dalam pertumbuhan perkembangan bayi dan anak, pemberian
vaksinasi sesuai dengan usia, melaksanakan perawatan bayi dan
memberi petunjuk kepada ibu tentang makanan bayi, termasuk cara
menyusui yang baik dan benar serta makanan tambahan sesuai
dengan usia anak.
c. Memberi obat-obatan tertentu dalam bidang kebidanan sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi klien.
d. Mengadakan konsultasi dengan profesi kesehatan lainnya dalam
kasus-kasus yang tidak dapat diatasi sendiri.
e. Bidan melaksanakan perannya di tengah kehidupan masyarakat
4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, mendahulukan kepentingan
klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat.
Penerapannya :
Bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang masih
percaya pada kebudayaannya, tidak murni menghilangkan, tetapi
memadukan dengan ilmu kebidanan yang dimilikinya.
13

5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa mendahulukan


kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
Penerapannya :
Ketika ada klien datang, sedangkan bidan mau ada kepentingan
keluarga, bidan harus mendahulukan untuk melayani klien yang datang
tersebut daripada kepentingan pribadinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam
hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
Penerapannya :
a. Bidan harus mengadakan kunjungan rumah atau masyarakat
untuk memberi penyuluhan serta motivasi agar masyarakat mau
membentuk posyandu atau PKMD atau kepada ibu yang
mempunyai balita/ibu hamil untuk memeriksakan diri di posyandu.
b. Bidan dimana saja berada, baik dikantor, puskesmas atau rumah,
ditempat praktik BPM, maupun ditengah masyarakat lingkungan
tempat tinggal, harus selalu memberi motivasi untuk selalu hidup
sehat.

Bab II Kewajiban Bidan terhadap Tugasnya (3 Butir)


1. Setiap bidan senantiasa memberi pelayanan paripurna terhadap klien,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang
dimilikinya berdasarkan pada kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
Penerapannya :
a. Melaksanakan pelayanan yang bersifat pencegahan seperti asuhan
antenatal, memberi imunisasi, KIE, sesuai dengan kebutuhan.
b. Memberi pelayanan yang bersifat pengobatan sesuai dengan
wewenang bidan.
c. Memberi pelayanan bersifat promotif/peningkatan kesehatan.
14

d. Memberi pelayanan bersifat rehabilitatif.


2. Setiap bidan berhak memberi pertolongan dan mempunyai kewenangan
dalam mengambil keputusan dalam tugasnya, termasuk keputusan
mengadakan konsultasi dan atau rujukan.
Penerapannya :
a. Menolong partus di rumah sendiri, di puskesmas, dan di Rumah Sakit.
b. Mengadakan pelayanan konsultasi terhadap ibu, bayi dan KB sesuai
dengan wewenangnya.
c. Merujuk klien yang tidak dapat ditolong ke Rumah Sakit yang memiliki
fasilitas lebih lengkap.
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan
atau dipercayakan kepadanya, kecuali jika diminta oleh pengadilan atau
diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien.
Penerapannya :
Ketika bertugas, bidan tidak dibenarkan menceritakan segala sesuatu yang
diketahuinya kepada siapapun termasuk keluarganya.

Bab III. Kewajiban Bidan terhadap Sejawat dan Tenaga Kesehatan


Lainnya (2 Butir)
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
Penerapannya :
a. Dalam melaksanakan tugas kebidanan baik pemerintah/non
pemerintah, jika ada sejawat yang berhalangan (cuti), bidan dapat
saling menggantikan, sehingga tugas pelayanan tetap berjalan.
b. Sesama sejawat harus saling mendukung, misalnya dengan
mengadakan arisan, piknik bersama, mengunjungi teman yang sakit,
memenuhi undangan perkawinan keluarga, khitanan.
15

2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati


baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
Penerapannya :
a. Dalam menetapkan lokasi BPM, perlu diperhatikan jarak dengan lokasi
yang sudah ada.
b. Jika mengalami kesulitan, bidan dapat saling membantu dengan
mengkonsultasikan kesulitan kepada sejawat.
c. Dalam kerja sama antar teman sejawat, konsultasi atau pertolongnan
mendadak hendaknya melibatkan imbalan yang sesuai dengan kesepakatan
bersama.

Bab IV. Kewajiban Bidan terhadap Profesinya (3 Butir)


1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberi
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
Penerapannya :
a. Menjadi panutan dalam hidupnya.
b. Berpenampilan yang baik.
c. Tidak membeda-bedakan pangkat, jabatan dan golongan.
d. Menjaga mutu pelayanan profesinya sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.
e. Menggunakan pakaian dinas dan kelengkapannya hanya dalam waktu
dinas.
2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Penerapannya :
a. Mengembangkan kemampuan di lahan praktik.
b. Mengikuti pendidikan formal.
16

c. Mengikuti pendidikan berkelanjutan melalui penataran, seminar,


lokakarya, simposium, membaca majalah, buku dan lain-lain secara
pribadi.
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
a. Membantu pembuatan perencanaan penelitian kelompok.
b. Membantu pelaksanaan proses penelitian dalam kelompok.
c. Membantu pengolahan hasil penelitian kelompok.
d. Membantu pembuatan laporan penelitian kelompok.
e. Membantu perencanaan penelitian mandiri.
f. Melaksanakan penelitian mandiri.
g. Mengolah hasil penelitian.
h. Membuat laporan penelitian.

Bab V. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 Butir)


1. Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan
tugas profesinya dengan baik.
Penerapannya :
a. Memperhatikan kesehatan perorangan.
b. Memperhatikan kesehatan lingkungan.
c. Memeriksakan diri secara berkala setiap setahun sekali.
d. Jika mengalami sakit atau keseimbangan tubuh terganggu, segera
memeriksakan diri ke dokter.
2. Setiap bidan harus berusaha terus-menerus untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Penerapannya :
a. Membaca buku-buku tentang kesehatan, kebidanan, keperawatan
pada umumnya bahkan pengetahuan umum
b. Menyempatkan membaca Koran.
c. Berlangganan majalah profesi, majalah kesehatan.
17

d. Mengikuti penataran, seminar, simposium, lokakarya tentang kesehatan


umumnya, kebidanan khususnya.
e. Mengadakan latihan berkala seperti simulasi atau demonstrasi untuk
tindakan yang jarang terjadi, pada kesempatan pertemuan IBI di tingkat
kecamatan, cabang, daerah atau pusat.
f. Mengundang pakar untuk memberi ceramah atau diskusi pada
kesempatan pertemuan rutin, misalnya bulanan.
g. Mengadakan kunjungan atau studi perbandingan ke rumah sakit-rumah
sakit yang lebih maju ke daerah-daerah terpencil.
h. Membuat tulisan atau makalah secara bergantian, yang disajikan dalam
kesempatan pertemuan rutin.

Bab VI. Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah, Nusa, Bangsa dan Tanah
Air (2 Butir)
1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya
dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga serta masyarakat.
Penerapannya :
a. Bidan harus mempelajari perundang-undangan kesehatan di Indonesia
dengan cara :
1. Menyebarluaskan informasi atau perundang-undangan yang
dipelajari kepada anggota.
2. Mengundang ahli atau penceramah yang dibutuhkan.
b. Mempelajari program pemerintah, khususnya mengenai pelayanan
kesehatan di Indonesia.
c. Mengidentifikasi perkembangan kurikulum sekolah tenaga kesehatan
umumnya, keperawatan dan kebidanan khususnya.
2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan
pelayanan kesehatan, terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
18

Penerapannya :
a. Bidan harus menyampaikan laporan kepada setiap jajaran IBI tentang
berbagai hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas bidan di daerah,
termasuk faktor penunjang maupun penghambat pelaksanaan tugas itu.
b. Mencoba membuat penelitian tentang masalah yang sering terjadi di
masyarakat yang berhubungan dengan tugas profesi kebidanan, misalnya
penelitian mengenai :
1. Berapa biaya standar persalinan normal di suatu daerah
2. Berapa banyak animo masyarakat di suatu daerah terhadap fasilitas
KIA/KB yang telah disediakan oleh masyarakat.

BAB VII PENUTUP


Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa
menghayati dan mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia

C. Isu Etik
a. Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien,keluarga,masyarakat
Pengertian
Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat
mempunyai hubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu
tindakan. Seorang bidan dikatakan profesional bila ia mempunyai
kekhususan sesuai dengan peran dan fungsinya yang bertanggung jawab
menolong persalinan. Dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja
akan terjadi dalam praktek kebidanan misalnya dalam praktek mandiri,
bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi kesehatan lainnya.
b. Issue Etik yang terjadi antara Bidan dengan Teman Sejawat
c. Issu Etik Bidan dengan Team Kesehatan Lainnya
d. Issue Etik yang terjadi antara Bidan dan Organisasi Profesi.
e. Dan masih banyak yang lainnya
19

D. Dilema Etik
Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana
dihadapkan pada dua alternative pilihan, yang kelihatannya sama atau
hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah. Dilema muncul
karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin, atau pertentangan
antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada.
Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan
tanggung jawab profesional,yaitu:
1) Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan
kesejahteraan pasien atau klien.
2) Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu
bagian [omission], disertai ras tanggung jawab memperhatikan kondisi dan
keamanan pasien atau klien.
3) Konflik moral menurut Johnson adalh bahwa konflik atau dilema pada
dasarnya sama , kenyataannya konflik berada diantara prinsip moral dan
tugas yang mana sering menyebabkan dilema.

Ada 2 tipe konflik:


1. Konflik yang berhubungan dengan prinsip.
2. Konflik yang berhubungan dengan otonomi.
Dua tipe konflik ini merupakan dua bagian yang tidak dapat dipisahkan.

contoh issue Moral


ISSU MORAL:
seorang bidan melakukan pertolongan persalinan normal.
KONFLIK MORAL:
menolong persalinan sungsang untuk nendapatkan pasien demi persaingan
atau dilaporkan oleh bidan “A”.
DILEMA MORAL:
1) Bidan “B” tidak melakukan pertolongan persalinan sungsang tersebut
namun bidan kehilangan satu pasien.
20

2) Bidan “B” menolong persalinan tersebut tapi akan dijatuhkan oleh


bidan “A” dengan di laporkan ke lembaga yang berwenang.

2. Pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema Etik/ Moral


pelayanan kesehatan
Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih
alternatif yang ada.
Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:
1) Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh
2) Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu
kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap nsuatu
kasus
3) Fakta, keputusan lebih riel, valit dan baik.
4) Wewenwng lebih bersifat rutinitas
5) Rasional, keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
1) Posisi/kedudukan
2) Masalah, terstruktur, tidak tersruktur, rutin,insidentil
3) Situasi:faktor konstan, faktor tidak konstan
4) Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak
5) Tujuan, antara atau obyektif

Kerangka Pengambilan Keputusan


Sistim pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam
praktek suatu profesi. Keberadaan yang sangat penting, karena akan
menentukan tindakan selanjutnya.
Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan sangat penting
karena dipengaruhi oleh 2 hal :
1) Pelayanan ”one to one” : Bidan dan klien yang bersifat sangat pribadi
dan bidan bisa memenuhi kebutuhan.
21

2) Meningkatkan sensitivitas terhadap klien bidan berusaha keras untuk


memenuhi kebutuhan.

( Empat ) Tingkatan Kerja Pertimbangan Moral Dalam Pengambilan


Keputusan Ketika Menghadapi Delima Etik.
TK I
Keputusan dan tindakan : Bidan merefleksikan pada pengalaman atau
pengalaman rekan kerja.
TK II
Peraturan : berdasarkan kaidah kejujuran ( berkata benar), privasi,
kerahasiaan dan kesetiaan ( menepati), Bidan sangat familiar, tidak
meninggalkan kode etik dan
panduan praktek profesi.
TK III
Ada 4 prinsip etik yang digunakan dalam perawatan praktek kebidanan:
1) ANTONOMY, memperhatikan penguasaan diri, hak kebebasan dan
pilihan individu.
2) BENETICENCE, memperhatikan peningkatan kesejahteraan klien,
selain itu berbuat terbaik untuk orang lain.
3) NON MALETICENCE, tidak melakukan tindakan yang menimbulkan
penderitaan apapun kerugian pada orang lain.
4) YUSTICE, memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan
keuntungan. ( Beaucamo & Childrens 1989 dan Richard, 1997)

Bentuk pengambilan keputusan


1) Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi atau pimpinan, rencana
dan masa depan, rencana bisnis dan lain-lain.
2) Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan kebidanan di dunia, klinik, dan
komunitas.
3) Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan yang dipengaruhi oleh
standart praktik kebidanan.
22

Pendekatan tradisional dalam pengambilan keputusan :


1) Mengenal dan mengidentifikasi masalah
2) Menegaskan masalah dengan menunjukan hubungan antara masa lalu
dan sekarang.
3) Memperjelas hasil prioritas yang ingin dicapai.
4) Mempertimbangkan pilihan yang ada.
5) Mengevaluasi pilihan tersebut.
6) Memilih solusi dan menetapkan atau melaksanakannya.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS


Ciri 2nya:
1) Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah
2) Sering menyangkut pilihn yang sukar
3) Tidak mungkin dielakkan
4) Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman,lingkungan sosial
Kesulitan Dalam Mengerti Situasi :
1) Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetauan kita
2) Pengertian kita terhadp situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan,
prasangka dan faktor 2 subyektif lain.
Bagaimana Kita Memperbaiki Pengertian Kita Tentang Situasi:
1) Melakukan penyelidikan yang memadahi
2) Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli
3) Memperluas pandangan tentang situasi
4) Kepekaan terhadap pekerjaan
5) Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain
Tips pengambilan keputusan dalam keadaan kritis :
1) Identifikasi dan tegaskan apa masalahnya, baik oleh sendiri atau dengan
orang lain.
2) Tetapkan hasil apa yang diinginkan.
3) Uji kesesuaian dari setiap solusi yang ada.
23

4) Pilih solusi yang lebih baik.


5) Laksanakan tindakan tanpa ada keterlambatan.

Pengambilan Keputusan Klinis Tergantung:


1) Pengetahuan
2) Latihan Praktek
3) Pengalaman
Pengambilan Keputusan Klinis yang benar dan tepat:
1) Menghindari pekerjan atau tindakan rutin yamng tidak sesuai dgn
kebutuhan klien
2) Meningkatkan efektitivitas dan efesiensi pelayanan yang diberikan
3) Membiasakan Bidan berfikir dan bertindak sesuai standart
4) Memberikan kepuasan pelanggan

TEORI-TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN


1) Teori Utilitarisme:
Ketika keputusan diambil, memaksimalkan kesenangan, meminimalkan
ketidaksenangan.
2) Teori Deontology
Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik bila bertindak baik.
Contoh bila berjanji ditepati, bila pinjam hrus dikembalikan
3) Teori Hedonisme:
Menurut Aristippos , sesui kodratnya, setiap manusia mencari kesenangan
dan menghindari ketidaksenangan.
24

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika
karena lingkup kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan
masyarakat. Karena itu, selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan,
agar dapat diterima di masyarakat bidan juga harus memiliki etika yang
baik sebagai pedoman bersikap/ bertindak dalam memberikan suatu
pelayanan khususnya pelayanan kebidanan. Agar mempunyai etika yang
baik dalam pendidikannya bidan dididik etika dalam mata kuliah Etika
profesi namun semuanya mata kuliah tidak ada artinya jika peserta didik
tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di masyarakat.
Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehiduapan
sosial yang semakin mempengaruhi munculnya masalah/penyimpangan
etik sebagai akibat kemajuan teknologi/ilmu pengetahuan yang
menimbulkan konflik terhadap nilai. Penerapan kode etik dan etika profesi
sangat dibutuhkan oleh bidan dalam pelayanan kebidanan yang
dilakukannya agar bidan tidak terjerat masalah hukum berkaitan dengan
etik yang akan merugikan bidan itu sendiri.
Sikap profesional dalam pelayanan sangat penting untuk menjaminnya
keamanan dan kenyamanan klien. Jabataan profesional bidan berbeda
pekerjaan yang menuntut dan dapat dipenuhi melalui pembiasaan
melakukan keterampilan tertentu. Menguasai visi yang mendasari
keterampilannya yang menyangkut wawasan filosofi, pertimbangan
rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta
mengembangkan mutu kerja.
DAFTAR PUSTAKA
https://alfanioktarina.wordpress.com/2015/04/03/231/

Anda mungkin juga menyukai