Dosen Pembimbing
Disusun Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis
i
Daftar Isi
A. Kesimpulan....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika
karena lingkup kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan
masyarakat. Karena itu, selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan,
agar dapat diterima di masyarakat bidan juga harus memiliki etika yang
baik sebagai pedoman bersikap/ bertindak dalam memberikan suatu
pelayanan khususnya pelayanan kebidanan. Agar mempunyai etika yang
baik dalam pendidikannya bidan dididik etika dalam mata kuliah Etika
profesi namun semuanya mata kuliah tidak ada artinya jika peserta didik
tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di masyarakat.
Pada masyarakat daerah, bidan yang di percaya adalah bidan yang
beretika. Hal ini tentu akan sangat menguntungkan baik bidan yang
mempunyai etika yang baik karena akan mudah mendapatkan relasi
dengan masyarakat sehingga masyarakat juga akan percaya pada bidan.
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama diberbagai tempat,
dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan
kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses yang
menyeluruh sehingga membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan
ibu dan keluarganya. Bidan harus berpartisipasi dalam memberikan
pelayanan kepada ibu sejak konseling pra konsepsi, skrening antenatal,
pelayanan intrapartum, perawatan intensif pada neonatal, dan postpartum
serta mempersiapkan ibu untuk pilihannya meliputi persalinan di rumah,
kelahiran seksio sesaria, dan sebagainya. Bidan sebagai pemberi pelayanan
harus menjamin pelayanan yang profesional dan akuntibilitas serta aspek
legal dalam pelayanan kebidanan.
2
B. Tujuan
1. Prinsip etika dalam pelayanan kebidanan
2. Etika moral dan nilai dalam praktik kebidanan
3. Hak dan kewajiban bidan dan pasien
4. Pelayanan Kebidanan
5. Issue etik dalam pelayanan kebidanan
6. Peran, fungsi dan Profesionalisme bidan Indonesia
C. Manfaat
Agar pembaca bisa mengerti dan memahami :
1. Prinsip etika dalam pelayanan kebidanan
2. Etika moral moral dan nilai dalam praktik kebidanan
3. Hak dan kewajiban bidan dan pasien
4. Pelayanan Kebidanan
5. Issue etik dalam pelayanan kebidanan
6. Peran, fungsi dan Profesionalisme bidan Indonesia
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. Kode Etik
Kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap
profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan hidupnya di
masyarakat. Norma tersebut berisi petunjuk bagi anggota profesi
tentang bagaimana mereka menjalankan profesinya dan larangan, yaitu
ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat atau
dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas
profesinya melainkan juga menyangkut tingkah laku pada umumnya
dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat.
Hak bidan :
Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melak-sanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada
setiap tingkat/jenjang pelayanan kesehatan .
Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang
bertentangan dengan peraturan perundangan, dan kode etik profesi.
Bidan berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila nama
baiknya dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain.
Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik
melalui pendidikan maupun pelatihan
Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir
dan jabatan yang sesuai.
9
Kewajiban Bidan :
Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan
hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin
dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai
dengan standar profesi dengan menghormati hak – hak pasien.
Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang
mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien
Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi
oleh suami atau keluarga.
Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk men-
jalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya
Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang seorang pasien
10
Tanggung Jawab adalah sesuatu hal yang menjadi tanggung jawab kita
untuk menanggung semua tugas dengan segala akibat dari tindakan
baik maupun buruk.
Tanggung jawab bidan :
Bidan memiliki tanggung jawab untuk mendapat dan
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan sebagai bidan.
Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan bertanggungjawab
memberi pelayanan kepada klien secara optimal.
Bidan sebagai pembela klien melindungi hak asasi dari klien jika
dibutuhkan
Bidan sebagai pendidik mengadakan konseling dengan klien
Bidan sebagai komunikator mengadakan komunikasi secara baik
dengan sesama bidan, klien, dan keluarga
(UU NO 4 TAHUN 2019 KEBIDANAN BAB VII HAK DAN
KEWAJIBAN)
Bab VI. Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah, Nusa, Bangsa dan Tanah
Air (2 Butir)
1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya
dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga serta masyarakat.
Penerapannya :
a. Bidan harus mempelajari perundang-undangan kesehatan di Indonesia
dengan cara :
1. Menyebarluaskan informasi atau perundang-undangan yang
dipelajari kepada anggota.
2. Mengundang ahli atau penceramah yang dibutuhkan.
b. Mempelajari program pemerintah, khususnya mengenai pelayanan
kesehatan di Indonesia.
c. Mengidentifikasi perkembangan kurikulum sekolah tenaga kesehatan
umumnya, keperawatan dan kebidanan khususnya.
2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan
pelayanan kesehatan, terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
18
Penerapannya :
a. Bidan harus menyampaikan laporan kepada setiap jajaran IBI tentang
berbagai hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas bidan di daerah,
termasuk faktor penunjang maupun penghambat pelaksanaan tugas itu.
b. Mencoba membuat penelitian tentang masalah yang sering terjadi di
masyarakat yang berhubungan dengan tugas profesi kebidanan, misalnya
penelitian mengenai :
1. Berapa biaya standar persalinan normal di suatu daerah
2. Berapa banyak animo masyarakat di suatu daerah terhadap fasilitas
KIA/KB yang telah disediakan oleh masyarakat.
C. Isu Etik
a. Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien,keluarga,masyarakat
Pengertian
Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat
mempunyai hubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu
tindakan. Seorang bidan dikatakan profesional bila ia mempunyai
kekhususan sesuai dengan peran dan fungsinya yang bertanggung jawab
menolong persalinan. Dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja
akan terjadi dalam praktek kebidanan misalnya dalam praktek mandiri,
bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi kesehatan lainnya.
b. Issue Etik yang terjadi antara Bidan dengan Teman Sejawat
c. Issu Etik Bidan dengan Team Kesehatan Lainnya
d. Issue Etik yang terjadi antara Bidan dan Organisasi Profesi.
e. Dan masih banyak yang lainnya
19
D. Dilema Etik
Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana
dihadapkan pada dua alternative pilihan, yang kelihatannya sama atau
hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah. Dilema muncul
karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin, atau pertentangan
antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada.
Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan
tanggung jawab profesional,yaitu:
1) Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan
kesejahteraan pasien atau klien.
2) Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu
bagian [omission], disertai ras tanggung jawab memperhatikan kondisi dan
keamanan pasien atau klien.
3) Konflik moral menurut Johnson adalh bahwa konflik atau dilema pada
dasarnya sama , kenyataannya konflik berada diantara prinsip moral dan
tugas yang mana sering menyebabkan dilema.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika
karena lingkup kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan
masyarakat. Karena itu, selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan,
agar dapat diterima di masyarakat bidan juga harus memiliki etika yang
baik sebagai pedoman bersikap/ bertindak dalam memberikan suatu
pelayanan khususnya pelayanan kebidanan. Agar mempunyai etika yang
baik dalam pendidikannya bidan dididik etika dalam mata kuliah Etika
profesi namun semuanya mata kuliah tidak ada artinya jika peserta didik
tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di masyarakat.
Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehiduapan
sosial yang semakin mempengaruhi munculnya masalah/penyimpangan
etik sebagai akibat kemajuan teknologi/ilmu pengetahuan yang
menimbulkan konflik terhadap nilai. Penerapan kode etik dan etika profesi
sangat dibutuhkan oleh bidan dalam pelayanan kebidanan yang
dilakukannya agar bidan tidak terjerat masalah hukum berkaitan dengan
etik yang akan merugikan bidan itu sendiri.
Sikap profesional dalam pelayanan sangat penting untuk menjaminnya
keamanan dan kenyamanan klien. Jabataan profesional bidan berbeda
pekerjaan yang menuntut dan dapat dipenuhi melalui pembiasaan
melakukan keterampilan tertentu. Menguasai visi yang mendasari
keterampilannya yang menyangkut wawasan filosofi, pertimbangan
rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta
mengembangkan mutu kerja.
DAFTAR PUSTAKA
https://alfanioktarina.wordpress.com/2015/04/03/231/