Anda di halaman 1dari 26

SUCI RIDMADHANTI, S.ST, M.

KES
Kala tiga persalinan dimulai dari setelah lahirnya
bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan
selaput ketuban. Batasan waktu kala III : Rata-
rata lama kala III berkisar 10 menit, baik pada
primipara maupun multipara.
A. Fisiologi kala III
1. Mekanisme pelepasan plasenta
2. Fase-fase pelepasan plasenta
a. fase pelepasan plasenta
b. fase pengeluaran plasenta
Pada kala III persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi
mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba
setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi placenta.
Karena tempat implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan
ukuran placenta tidak berubah, maka placenta akan menekuk,
menebal, kemudian dilepaskan dari dinding uterus. Setelah
lepas placenta akan turun ke bagian bawah uterus.
Terdapat dua selaput ketuban yang melapisi
permukaan fetal:
 Korion
 Amnion

Tali pusat memiliki 3 pembuluh darah:


 1 vena

 2 arteri
a. Fase pelepasan plasenta

Kontraksi Rahim akan mengurangi area perlekatan placenta ini, karena


rahim bertambah kecil dan dindingnya bertambah tebal beberapa
sentimeter. Kontraksi tadi menyebabkan bagian yang longgar dan
lemah dari ujung Plasenta pada dinding rahim, bagian ini akan
terlepas, mula-mula sebagian dan kemudian seluruhnya dan tinggal
bebas dalam kavum uteri. Kadang-kadang ada sebagian kecil Placenta
yang masih melekat pada dinding rahim.
a. KUSTNER
Dengan meletakkan satu tangan disertai tekanan pd / diatas simfisis,
dengan tangan kiri tali pusat ditegangkan, bila tali pusat masuk, berarti
belum lepas, diam atau maju, berarti sudah lepas.
b. STRASSMAN
Tegangkan tali pusat, bila tali pusat bergetar, berarti belum lepas, jika
tidak bergetar, berarti sudah lepas
c. KLEIN
Sewaktu ada his, rahim kita dorong sedikit, bila tali pusat kembali,
berarti belum lepas, jika diam atau turun, berarti sudah lepas
 SCHULTZE
Lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini
paling sering terjadi (80%). Yg lepas dahulu adalah
bagian tengah, lalu terjadi retroplasental hematoma
yg menolak uri mula2 bagian tengah, kemudian
seluruhnya. Perdarahan biasanya tidak ada sebelum
uri lahir & banyak setelah uri lahir
 DUNCAN

~ Lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri


lahir dahulu (20%). Darah akan mengalir keluar
antara selaput ketuban

~ Serempak dari tengah & pinggir plasenta


 Adanya darah yg keluar atau menyembur secara
tiba –tiba
 Tali pusat tampak memanjang di introitus vagina
 Bentuk uterus globuler seiring dengan kontraksi
uterus itu sendiri
 Uterus naik ke abdoment akibat plasenta pada
SBR atau bagian atas vagina menggeser uterus
keatas
b. Fase pengeluaran plasenta

 Setelah plasenta lepas, dengan adanya retraksi &


kontraksi maka plasenta terdorong ke dlm SBR
atau ke dlm bagian atas dari vagina. Selanjutnya
plasenta didorong ke luar oleh tenaga mengejan,
shg plasenta akan keluar atau dilahirkan.
Tujuan :
Untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih
efektif sehingga dapat memperpendek waktu kala
tiga persalinan dan mengurangi kehilangan darah
dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis.
 Kala tiga persalinan yang lebih singkat
 Mengurangi jumlah kehilangan darah
 Mengurangi terjadinya retensio plasenta

Manajemen aktif kala III terdiri dari…


~ Pemberian suntikan oksitosin
~ Penegangan tali pusat terkendali (PTT)
~ Masase fundus uteri
 Memberikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi
untuk mempercepat pelepasan plasenta.
 Selambat2nya dalam waktu dua menit setelah bayi lahir, segera
suntikan oksitosin 10 unit IM pada 1/3 bawah paha kanan
bagian luar.
 Jika oksitosin tidak tersedia, minta ibu untuk melakukan SPS
atau menganjurkan ibu untuk menyusukan dengan segera. Ini
akan menyebabkan pelepasan oksitosin secara alamiah.
 Bila 15 menit plasenta belum lahir, maka berikan oksitosin ke-
2, evaluasi kandung kemih apakah penuh. Bila penuh lakikan
kateterisasi.
 Klem dipindahkan 5-10 cm dari vulva
 Tangan kiri diletakkan di atas perut memeriksa
kontraksi uterus. Ketika menegangkan tali pusat
tahan uterus.
 Saat ada kontraksi uterus, tangan di atas perut
melakukan gerakan dorso cranial dengan sedikit
tekanan. Cegah agar tidak terjadi inversion uteri
 Ulangi lagi bila plasenta belum lepas
 Pada saat plasenta belum lepas, ibu dianjurkan
sedikit meneran dan penolong sambil terus
mengangkat tali pusat.
 Bila plasenta sudah tampak lahir di vulva,
lahirkan dengan kedua tangan. Perlu diperhatikan
bahwa selaput placenta mudah tertinggal maka
plasenta ditelungkupkan dan diputar dengan hati-
hati searah dengan jarum jam
1. Tangan diletakkan diatas fundus uteri.
2. Gerakan tangan dengan pelan, sedikit ditekan,
memutar searah jarum jam. Ibu diminta bernafas
dalam untuk mengurangi ketegangan atau rasa sakit.
3. Kaji kontraksi uterus 1-2 menit, bimbing pasien dan
keluarga untuk melakukan masase uterus.
4. Evaluasi kontraksi uterus setiap 15 menit selama 1
jam pertama dan 30 menit pada jam ke-2.
Terdapat 2 permukaan plasenta
1. Permukaan maternal : permukaan yang menghadap
dinding uterus.
~ Bentuk placenta yang normal hampir bulat
~ berwarna merah dan terbagi-bagi oleh celah-
celah/sekat-sekat berjumlah16-20 kotiledon.
~ selaput ketuban utuh/tidak
~ diameter cm
~ tebal 1,5-3 cm
~ berat 500 gram
2. Permukaaan fetal :
permukaan yang menghadap ke janin
~ warnanya keputih-putihan
~ licin karena tertutup oleh amnion
~ nampak pembuluh-pembuluh darah kecil2
~ keadaan selaput utuh/ tidak
~ warna tali pusat
~ pembuluh darah tali pusat (AVA)
~ insersi tali pusat
~ panjang tali pusat
1. Perdarahan : jumlah darah ±500 cc ada bekuan/tidak
2. Kontraksi baik, teraba keras dan globuler, TFU 2 jari bawah
pusat
3. Laserasi jalan lahir (mukosa vagina sampai ke otot vagina)
derajat 1 dan 2 perineum yang boleh di lakukan heeting oleh
bidan
4. Tanda-tanda vital :
~ Tekanan darah mungkin mengalami sedikit penurunan
dibandingkan ketika kala I dan II
~ nadi normal
~ suhu tidak lebih dari 37,5 derajat
~ respirasi normal.
~ periksa kandung kemih
~ periksa setiap 15 menit sekali
5. Personal hygiene
~ pastikan ibu nyaman,
~ bersihkan dari darah dan lendir,
~ ganti baju dan anjurkan BAK serta celana dalam.
6. Pemberian cairan dan nutrisi sesuai keinginan
ibu, untuk memulihkan tenaga.
1. Dukungan mental dari bidan atau keluarga atau 
pendamping.
2. Penghargaan terhadap proses kelahiran janin yang telah
dilalui.
3. Informasi yang jelas mengenai keadaan pasien sekarang
dan tindakan apa yang akan dilakukan
4. Penjelasan mengenai apa yang harus ia lakukan untuk
membantu mempercepat kelahiran plasenta, yaitu kapan
saat meneran dan posisi apa yang mendukung untuk
plepasan dan kelahiran plasenta.
5. Bebas dari rasa risih akibat bagian bawah yang basah oleh
darah dan air ketuban.
6. Hidrasi. 
7. Ketertarikan ibu pada bayi
8. Perhatian pada dirinya
9. Tertarik pada plasenta
10. Cemas
11. Rileksasi
12. Nutrisi
1. Lama kala III
2. Pemberian oksitosin berapa kali
3. Bagaimana pelaksanaan Penegangan Tali Pusat
Terkendali
4. Perdarahan
5. Kontraksi uterus
6. Adakah laserasi jalan lahir
7. Vital sign ibu
8. Keadaan BBL

Anda mungkin juga menyukai